Bara memarkirkan mobilnya di garasi. Dia membukakan pintu mobil untuk Alana dan menuntun nya masuk ke rumah. Tapi, Bara tidak mengantar Alana ke kamar gadis itu, melainkan masuk ke kamarnya.
Alana tidak protes. Dia menurut begitu saja saat Bara memintanya beristirahat di kamarnya.
"Kau istirahatlah, aku mau mandi dulu." seru Bara
Alana mengangguk dan membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Dia sangat lelah dan mengantuk, tapi kedua matanya masih enggan untuk terpejam. Dia masih terbayang-bayang dengan ciuman mereka di taman tadi. Sungguh, dia tidak menduga akan mengalaminya.
"Ini ciuman pertamaku yang sangat berkesan. Apa seperti ini rasanya berciuman?" Alana memegang dadanya yang tiba-tiba berdetak kencang. "Rasa sangat aneh dan mendebarkan." ucapnya lagi.
"Kyaaa... Aku sangat malu." Alana menutupi wajahnya menggunakan bantal. Ini sangat memalukan. Dia belum ada pengalaman berciuman, pasti Bara akan berfikir jika dirinya sangat aneh. pikir Alana
"Kau kenapa?"
Alana menyingkirkan bantal di wajahnya dan menatap kearah kamar mandi dimana Bara berdiri di sana dan hanya menggunakan selembar handuk yang melilit di pinggangnya.
Glek
Alana menelan ludahnya kasar. Ini pertama kalinya dia melihat begitu jelas, pahatan indah ciptaan Tuhan. Benar-benar menakjubkan.
"Air liur mu keluar." goda Bara
Alana tersadar dan buru-buru mengusap mulutnya. Tapi dia menatap tajam Bara, karena pria itu mengerjainya. "Dasar penipu." gerutu Alana
Bara terkekeh dan memakai bajunya di depan Alana. Setelahnya dia ikut naik ke tempat tidur dan berbaring di samping Alana
"Kenapa Mr. tidur disini?" tanya Alana
"Kenapa memangnya? Ini kan kamarku."
Alana menatap seisi ruangan tersebut. Dia baru sadar jika dirinya berada di kamar Bara. Dia bergegas bangun, tapi Bara menahannya. "Mau kemana?" tanya Bara
"Ke kamarku." jawab Alana singkat
Bara menarik Alana agar berbaring di sampingnya. "Malam ini tidur saja disini. Lagipula ada yang ingin aku tanyakan." seru Bara
"Apa?" tanya Alana
"Ini mengenai kejadian di aula tadi siang. Aku hanya ingin tahu, apa yang Manda lakukan padamu, sampai kau menamparnya."
Alana terdiam. Pertanyaan Bara, membuat mood nya kembali buruk. Dia jadi teringat perlakuan kasar Bara padanya. Dan hal itu membuatnya sakit hati.
"Al!! Aku minta maaf karena sudah membentak mu. Tapi banyak saksi yang mengatakan jika kau menamparnya. Jadi aku hanya......"
"Tetap saja, Mr harus mencari kebenarannya. Aku mempunyai alasan kenapa aku melakukannya." potong Alana
Bara menghela nafas dan menegakkan tubuhnya. Dia juga menarik tangan Alana untuk bangun. Kini, mereka duduk saling berhadapan.
"Maka dari itu, aku ingin tahu, apa yang sebenarnya terjadi? Kau mau, kan?" pinta Bara
"Apa Mr. akan percaya padaku?" tanya Alana yang dijawab anggukan oleh Bara
Alana menghela nafas panjang dan mulai menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. "Mrs. Amanda memintaku untuk mundur karena kalian saling mencintai. Aku tidak masalah, toh memang aku sadar akan hal itu. Tapi saat dia menghinaku, menghina orang tua ku, hatiku mendidih. Aku tidak terima. Makanya aku menamparnya." terang Alana
Bara mengangguk paham. Dia mendorong tubuh Alana untuk berbaring dan menyelimuti tubuh gadis itu, "Sekarang tidurlah!! Kau pasti lelah."
Alana hanya mengangguk kan kepalanya dan membelakangi Bara. Dia tahu jika Bara tidak percaya ucapannya. Buktinya, Bara tidak berkomentar sama sekali. Tapi Alana tidak perduli. Yang terpenting dia sudah mengatakan yang sebenarnya pada Bara.
Dan memang benar Bara sedikit ragu dengan cerita Alana. Dia tidak percaya Amanda bisa melakukan hal itu dan mengatakan sesuatu yang menyakiti hati Alana. Dia sangat mengenal Amanda, jadi sulit dipercaya orang yang dulu sangat lembut dan baik tega mengatakan hal itu pada Alana. Tapi dia juga tahu, Alana tidak mungkin berbohong. Walaupun Alana nakal dan suka berbuat ulah Tapi Alana tidak akan melakukan kekerasan atau membalas seseorang tanpa alasan tertentu. Seperti sebelum-sebelumnya, Alana akan membalas orang-orang yang menindasnya atau mencari masalah dengan nya.
"Mungkin aku harus bertanya pada Amanda secara langsung." batin Bara
...----------------...
Keesokan paginya, Alana terbangun dalam dekapan hangat Bara. Dia tertegun karena wajah Bara begitu dekat dengannya. Sejenak dia tersenyum menatap wajah bara yang terlihat sangat tampan.
Tapi tiba-tiba Bara menggeliat dan membuka matanya perlahan. Dia menatap Alana yang juga menatap dirinya. Sejenak mereka mematung dan tidak lama kemudian mereka bergegas bangun dari tempat tidur.
"A-Aku mau mandi dulu." seru Bara terbata
"A-Aku juga mau menyiapkan sarapan." sahut Alana
Bara dan Alana saling pandang dan tidak lama kemudian Bara berlari masuk ke kamar mandi sedangkan Alana segera keluar dari kamar, pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan
Hubungan keduanya sudah mulai membaik. Alana terlihat malu-malu saat berdekatan dengan Bara, begitu juga sebaliknya. Bara merasakan ada getaran aneh yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Sepertinya kedua nya sudah terlibat cinta, tapi belum menyadari satu sama lain.
Karena Alana di skors, dia membuatkan bekal untuk Bara. Tujuannya hanya satu, yaitu dia ingin membuat Amanda kesal.
"Aku membuatkan bekal untukmu." seru Alana saat mereka sudah selesai sarapan bersama
"Terima Kasih." sahut Bara
Bara berpamitan pada Alana dan melakukan aktifitas seperti biasa. Hingga sampai Saat jam makan siang, Amanda mengajak Bara untuk makan siang di kantin.
"Bar, kita makan siang bersama yuk!!" ajak Amanda
"Sorry Manda, aku sudah membawa bekal." tolak Bara sambil memamerkan bekal yang ada di tangannya
Amanda mendengus kesal dan hendak pergi, tapi langkahnya terhenti saat Bara menahannya, "ada yang ingin aku tanyakan padamu, Manda. Ini mengenai kejadian kemarin."
"Apa?" tanya Amanda
"Apa benar, kau menghina Alana dan kedua orang tuanya?"
Deg
"Aku sangat tahu Alana tidak akan melakukan hal itu tanpa alasan. Jadi, bisa kau jelaskan padaku, Amanda?" pinta Bara
"A-apa yang kau katakan Bar? Kau sangat mengenalku, kan? Aku tidak mungkin melakukan hal itu. Pasti semua hanya karangan anak itu saja agar lolos dari hukuman." Seru Amanda
Tidak ada respon dari Bara. Pria itu lebih memilih melanjutkan makan siangnya. Sedangkan Amanda terlihat kesal, dia tidak menyangka jika Gadis itu berani mengadu pada Bara. Apalagi sampai membuatkan Bara makan siang agar Bara tidak pergi dengannya. Tapi bukankah itu artinya hubungan mereka saat ini sudah membaik? Hah... hal itu tidak bisa dibiarkan.
Amanda melirik Bara. Kemudian muncul ide gila. Dia memulai aktingnya dengan berpura-pura sakit.
"Aw..." Rintih Amanda
Bara yang sedang menikmati makan siangnya, sejenak menatap Amanda yang merintih kesakitan. "Kau kenapa?" tanya Bara
"Perutku tiba-tiba sakit Bar. Bisa tolong antar aku pulang?" pinta Amanda
Tanpa berfikir panjang, Bara mengiyakannya. Dia memapah Amanda sampai ke mobil dan membantunya masuk. Amanda tersenyum dalam hati. Setelah ini dia akan menahan Bara agar menemani nya.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, Mereka sampai di apartemen Amanda. Bara membantu Amanda masuk dan memintanya duduk di ruang tamu sedangkan dirinya membuatkan minuman untuk Amanda.
Amanda mengambil kesempatan itu untuk memotret dirinya dan Bara yang terlihat mengambil minuman untuk nya menggunakan ponselnya. Dan dia akan mengirimkannya pada Alana nanti.
"Ini minumlah!!" ucap Bara memberikan segelas air hangat untuk Amanda
"Terimakasih." Amanda menerima gelas tersebut dan meminumnya.
"Kenapa tiba-tiba sakit? Apa maag mu kambuh lagi?"
"Aku tidak tahu. Aku sudah makan teratur. Tapi tiba-tiba perutku sakit."
"Apa tidak sebaiknya kita ke dokter?"
"Ti-tidak perlu. Nanti sudah baikan. Tapi, kau mau kan menemaniku sebentar?" pinta Amanda
Bara terdiam. Dia melihat arlojinya yang sudah menunjukan pukul 13:00. Sebentar lagi jam pelajaran selesai. Dan dia sudah meminta ijin pada guru yang lain. Jadi mungkin tidak masalah dia menemani Amanda sebentar sampai jam pelajaran selesai. Baru setelah nya dia akan pulang.
"Bar!!" panggil Amanda
"Baiklah, aku akan menemanimu sebentar." seru Bara
"Terimakasih."
Sementara di rumah, Alana terus saja melihat jam di dinding. Pasalnya, sekarang hari sudah sore tapi Bara belum juga pulang. Hal itu membuat Alana khawatir. Hingga muncul pesan dari nomor yang tidak di kenal yang memperlihatkan foto Bara yang tengah bersama dengan Amanda.
Deg
"Mr.?" gumam Alana
Dia menghela nafas berat dan tersenyum kecut. Baru saja dia merasakan hal yang menyenangkan bisa bersama-sama dengan Bara kembali, tapi sekarang hatinya kembali tersakiti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
kasian Alana seperti dipermainkan oleh Bara 😭 sedih nya baca kak thor
2024-10-10
0
Yunerty Blessa
Bara terlalu mudah luluh dengan akting Amanda 😡😡
2024-10-10
0
Yunerty Blessa
kau tanya pun tidak mungkin Amanda akan jujur
2024-10-10
0