20# Permintaan Maaf Lucy

Hari berikutnya, Lucy masih menunggu di kelas. Ia duduk di bangkunya sambil terus melihat ke arah pintu masuk. Menunggu Angel muncul dari sana. Namun sama seperti hari kemarin. Sampai bel berbunyi dan guru memasuki kelas pun Angel tetap tidak datang. Lucy pun harus menunda keinginannya sampai besok lagi.

Kebetulan hari ini Michelle yang mengajar. Sebelum memulai pelajaran ia mengabsen satu persatu muridnya terlebih dulu. Tampak di buku absen ketidak-hadiran Angel selama dua hari ini. Kekhawatiran mulai terlihat di wajah Michelle. Karena tak biasanya Angel tidak masuk sekolah apalagi tanpa surat keterangan. Dan Michelle hanya berharap semoga Angel baik-baik saja.

Hari ini lagi-lagi Angel bolos dan pergi ke pantai. Dan orang yang sama dengan yang kemarin juga berada di pantai itu masih terus memperhatikan Angel dari jauh.

Sepulang sekolah Lucy kembali mencari Angel di rumahnya. Kini tanpa perasaan ragu lagi ia mengetuk pintu rumah Angel. Lagi-lagi masih tidak ada jawaban. Rumah tetap kosong seperti kemarin. Lucy pun menyerah dan pulang ke rumah tanpa menunggu lagi.

...🍂🍂🍂...

Hari ketiga Angel bolos sekolah. Jam istirahat baru dimulai. Lucy duduk diam di bangkunya. Wajahnya kusut dan pikirannya melayang kemana-mana. Dia sudah tidak tahan lagi dengan keadaan seperti ini. Dia tidak bisa diam saja menunggu Angel yang tanpa kabar dan entah kapan baru akan kembali ke sekolah. Bahkan ia juga tidak tahu kemana perginya Angel setiap hari.

Di tempat duduk Lei, suara Maria melengking tinggi menertawakan lelucon yang bagi Lucy tak lucu kepada Lei yang hanya diam. Puas tertawa Maria mengajak Lei meninggalkan kelas. Lei menyetujui. Mereka beranjak pergi. Saat mereka lewat di depan Lucy yang tengah duduk di bangkunya. Lucy langsung berdiri dengan kasar dan memanggil mereka.

"Tunggu!"

Sontak keduanya pun berhenti. Mereka membalikkan badan menghadap Lucy. Lucy berjalan mendekati keduanya.

"Mau apa lagi kau?" tanya Maria sambil menatapnya tajam.

"Lei, aku ingin bicara denganmu. Sekarang!" ucap Lucy pada Lei tanpa menghiraukan Maria.

"Kami tidak punya waktu untuk bicara denganmu," balas Maria tanpa ditanya.

Sementara Lei hanya diam saja.

"Aku tidak bicara denganmu. Jadi, sebaiknya kamu menyingkir dari sini agar aku bisa bicara berdua saja dengan Lei," kata Lucy tak kalah sengit.

"Jangan harap! Aku tidak akan pernah pergi!" balas Maria yang begitu keras kepala.

"Oh, baiklah. Terserah kamu saja. Aku akan tetap berbicara dengan Lei. Tidak peduli kamu suka atau tidak mendengarnya," ucap Lucy ketus.

Maria hanya melotot tajam padanya. Sambil menggumam dalam hati, 'Anak ini ... Apa yang sebaiknya aku lakukan padanya, ya? Tunggu saja pembalasanku nanti.'

Lucy kembali memfokuskan diri pada Lei. Ia menatapnya serius dan kemudian berkata, "Lei, apa yang terjadi antara kamu dan Angel? Dia tidak masuk sekolah selama tiga hari ini? Apa kamu tidak khawatir? Bahkan aku mencarinya di rumah pun ia tidak ada. Ke mana dia pergi?"

"Angel?" gumam Lei seperti orang linglung.

Tiba-tiba Lei merasa ada sesuatu yang hilang saat nama Angel disebut. Hanya dia tidak bisa mengingatnya. Yang dia ingat hanya Angel teman sekelasnya saja.

"Lei, kamu tidak mungkin tidak tahu kan? Tolong beritahu aku apa yang sebenarnya terjadi? Kamu tidak mungkin tiba-tiba meninggalkannya demi perempuan ini kan?!" tanya Lucy mengarah pada Maria.

"Aku rasa kaburnya Angel tidak ada hubungannya denganku," sewot Maria merasa tak bersalah.

"Diam kamu! Semua ini gara-gara kamu. Seandainya kamu tidak datang ke sekolah ini, semua ini pasti tidak akan terjadi. Siapa kamu sebenarnya? Pengacau!" bentak Lucy pada Maria.

Lucy mulai tak sabaran namun ia berusaha menjaga emosinya. Lei masih diam mencoba mengingat sesuatu namun ia tak bisa mengingatnya. Anehnya ia tidak ingat sesuatu hal lain mengenai Angel selain hari terakhir Angel di sekolah. Ia ingat saat Angel bertanya padanya. 'Bisa bicara sebentar?'

Namun saat itu Lei tidak menggubrisnya, ia malah menuruti perkataan Maria dan pergi meninggalkanya. Sekarang Lei mulai penasaran apa yang ingin Angel katakan padanya. Lei masih berusaha mencari apa yang dirasa hilang dalam hatinya.

"LEI ...," teriak Lucy.

"Kalau sampai terjadi sesuatu pada Angel, aku tidak akan memaafkan kalian berdua!" kecam Lucy.

Maria hanya diam memandangi Lucy dengan penuh kebencian. Ia mulai berpikir untuk melakukan sesuatu kepadanya.

'Siapapun yang berusaha mengingatkan Neville kepada Angel ataupun yang ingin merebut Neville dariku, harus celaka. Lucy, lihat saja nanti!' ucap Maria dalam hati.

Setelah menyunggingkan senyum liciknya pada Lucy, Maria mengajak Lei pergi.

"Neville, ayo pergi!"

Maria membalikkan badan melangkah pergi diikuti Lei yang masih sempat menoleh pada Lucy sebelum akhirnya keluar dari ruang kelas.

Lucy kembali ke bangkunya dan duduk terdiam dengan perasaan kacau. Saat sedang mencoba menjernihkan pikirannya. Tiba-tiba ia tersentak mengingat sesuatu.

'Tunggu dulu ... Barusan Maria menyebut nama Lei dengan Neville?! Hei, seingatku dulu Angel pernah bercerita mengenai makhluk bersayap yang muncul dari cermin. Kalau tidak salah namanya Neville. NEVILLE?! Astaga ... Yang benar saja. Masa cerita seperti itu benaran nyata? Tapi Angel tidak mungkin berbohong kan hanya supaya aku tidak keburu mendekati Lei?! Ah, sial. Aku telah menuduh Angel yang tidak-tidak.' pikir Lucy sulit mempercayai.

'Pokoknya sekarang aku harus menemui Angel dan bicara dengannya. Bagaimana pun caranya,' pikir Lucy lagi dengan tekad yang kuat.

Dan rencana kali ini sepulang sekolah Lucy tidak akan ke rumah Angel. Tapi ia akan pulang ke rumahnya dulu. Setelah hari agak sore baru ia kembali mencari Angel di rumahnya. Jika masih tidak bertemu, ia akan menunggu di depan rumah sampai Angel muncul.

Sore ini langit terlihat mendung. Lucy baru setengah jalan menuju rumah Angel. Jarak rumah mereka memang tidak terlalu jauh. Hanya butuh kira-kira dua puluhan menit dari rumah Lucy untuk sampai ke rumah Angel. Lucy mempercepat langkahnya.

Cuaca semakin tidak bersahabat. Langit semakin gelap dan seketika itu juga hujan langsung turun dengan lebat. Lucy berlari dengan cepat. Karena tidak membawa payung, bajunya jadi basah. Mau berteduh juga tanggung, rumah Angel sudah dekat. Jadi dia berlari dengan cepat menerobos hujan dan tak lama akhirnya tiba di rumah Angel. Hujan masih begitu lebat. Lucy langsung mengetuk pintu rumah Angel.

Tok ... Tok ... Tok ...

Tidak ada jawaban. Lucy mencoba mengetuk lagi. Dan tetap tak ada jawaban. Beberapa kali Lucy mencoba mengetuk pintu dan tak ada jawaban dari dalam rumah. Sampai akhirnya ia menyerah dan menunggu di teras rumah Angel. Sedang hujan masih sangat lebat dan pakaian Lucy yang basah membuatnya menggigil kedinginan.

Setengah jam kemudian Angel pulang ke rumah dengan memakai jas hujan dan payung sehingga melindunginya dari hujan. Sampai di depan rumah, ia terlonjak kaget melihat Lucy meringkuk di depan pintu rumahnya. Payung dan jas hujan yang ia kenakan langsung ia lepas dengan kasar.

"Lucy!" seru Angel langsung mendekatinya.

Lucy menatapnya tanpa bisa berkata karena suaranya tak bisa keluar, bibirnya gemetaran. Namun ia lega karena akhirnya bisa bertemu Angel.

"Apa yang terjadi?" tanya Angel cemas lalu membantu Lucy berdiri.

Ia membuka kunci pintu rumah dengan cepat. Dan membawa Lucy masuk ke dalam rumah. Angel menuntunnya menuju ruang tengah dan mendudukkannya di sofa.

"Ya ampun ... kamu menggigil," ucap Angel khawatir.

"Tunggu di sini sebentar. Aku akan ambilkan pakaian kering dan selimut untukmu."

Setelah menyalakan penghangat ruangan Angel dengan cepat berlari ke lantai atas kamarnya mengambil pakaian dan selimut hangat. Karena ukuran badan mereka sama, pakaian Angel tentu muat untuk Lucy. Sesudah mengambil pakaian dan selimut Angel langsung turun menemui Lucy. Ia langsung menyerahkan pakaian itu untuk diganti Lucy.

"Cepatlah ganti bajumu dengan pakaian kering ini!" suruh Angel.

Lucy mengambilnya dan langsung berjalan ke kamar mandi yang ada didekat dapur untuk berganti pakaian.

Dulu Lucy sering datang dan kadang menginap di rumah Angel jadi dia sudah hafal betul letak ruangan di rumah ini. Sesudah berganti pakaian ia kembali ke ruang tengah. Angel menunggunya di sana dengan selimut hangatnya. Setelah Lucy duduk ia langsung melingkarkan selimut itu menutupi tubuh Lucy.

"Aku buatkan coklat hangat untukmu, ya!" kata Angel.

Tanpa menunggu jawaban dari Lucy, ia sudah menghilang ke dapur. Tak lama kembali dengan segelas coklat hangat. Ia menyerahkannya kepada Lucy. Lucy menerimanya dan langsung meminumnya. Kemudian memegang gelas itu menempelkan kedua telapak tangannya. Gelas yang berisi coklat hangat itu terasa nyaman di tangannya yang dingin. Rasa dingin perlahan menghilang.

"Bagaimana? Merasa lebih baik?" tanya Angel melihat raut wajah Lucy mulai berubah.

"Lumayan. Terima kasih. Kamu masih sangat baik padaku," kata Lucy merasa malu mengingat apa yang telah ia perbuat pada Angel dulu.

Angel hanya tersenyum. Kemudian ia bertanya, "Ada apa? Kenapa sampai hujan begini masih nekat datang kemari?"

Lucy meminum coklatnya lagi dan menaruhnya di atas meja.

"Aku ingin minta maaf padamu. Kamu mau memaafkan ku? Aku menyesal telah memusuhimu dan mengataimu yang tidak-tidak. Saat itu aku terlalu terbawa emosi," jelas Lucy.

Angel kembali tersenyum mendengar ucapan Lucy. "Sudahlah. Aku sudah tidak mempermasalahkan hal itu. Kamu tetaplah sahabatku," kata Angel tulus.

"Sungguh?! Angel, kamu benar-benar sahabat terbaik yang ku miliki," ujar Lucy terharu. Ia lalu memeluk Angel.

Lucy merasa tubuhnya mulai menghangat. Ia melepaskan selimut yang menutupi tubuhnya dan menggulung lengan bajunya yang panjang sampai sebatas siku.

"Kamu tidak mungkin ke sini hujan-hujan hanya untuk minta maaf, kan?! Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Angel curiga.

Lucy menggelengkan kepalanya kemudian berkata, "Justru aku yang harus bertanya padamu apa yang terjadi. Kamu tidak masuk sekolah selama tiga hari. Kamu bahkan tidak ada dirumah saat aku mencarimu sepulang sekolah. Kamu sebenarnya pergi kemana?"

"Dan ... Apa yang terjadi antara kamu dengan ... Lei?" Lucy melanjutkan dengan hati-hati.

Raut muka Angel seketika berubah mendengar pertanyaan Lucy mengenai Lei. Ia berkata dengan pelan.

"Aku juga tidak tahu apa yang terjadi."

Lucy mengerutkan dahi menatap Angel bingung. "Kamu bisa ceritakan padaku?!"

"Lalu, selama tiga hari ini kamu ke mana?" tanya Lucy kembali.

"Aku ke pantai," jawab Angel singkat.

"Pantai?" Lucy mengulanginya dengan tak mengerti untuk apa Angel ke pantai.

Angel hanya mengangguk pelan meyakinkan keraguan Lucy.

"Kamu tidak ingin menceritakannya padaku?" tanya Lucy.

"Aku tidak tahu bagaimana harus menceritakannya," jawab Angel sambil berusaha menyembunyikan kesedihannya. Ia mengerti jika bercerita pun belum tentu Lucy percaya.

"Em ... begini saja. Aku akan memberimu beberapa pertanyaan. Jika kamu tidak berkenan dengan pertanyaanku maka kamu tidak perlu menjawabnya," usul Lucy.

"Oke," Angel menyetujui.

Sebelum Lucy mulai dengan pertanyaannya ia memberi Angel pengertian terlebih dulu agar tidak terjadi kesalah-pahaman. Mengingat apa yang terjadi diantara mereka sebelumnya. Lucy masih merasa tidak enak dengan Angel.

"Maaf sebelumnya. Bukannya aku ingin mencampuri urusanmu, kamu tahu kan aku hanya ingin membantumu sebagai sahabat. Seperti dulu saat kita berbagi masalah kita masing-masing."

"Ya, aku mengerti," kata Angel.

Lucy pun tersenyum dan mulai mengajukan pertanyaan pertama pada Angel.

"Baiklah, kita mulai saja. Pertama, apa yang kamu lakukan selama tiga hari ini di pantai?"

"Tidak melakukan apa-apa. Hanya diam melamun saja," jawab Angel.

Lucy merasa aneh tapi melanjutkan pertanyaannya.

"Apa yang kamu lamunkan?" tanya Lucy penasaran.

"Banyak," jawab Angel singkat.

"Jadi ... kamu menghabiskan waktu seharian di pantai hanya untuk melamun?" tanya Lucy heran.

"Ya, mungkin begitu," ujar Angel.

"Lalu, mengapa kamu tidak masuk sekolah dan malah memilih ke pantai?" tanya Lucy.

"Karena ... aku tidak ingin bertemu seseorang," jawab Angel sambil tertunduk.

"Seseorang?! Hmm ...," gumam Lucy, kemudian melanjutkan. "Sepertinya aku mengerti."

"Sebenarnya aku masih penasaran, Apa sebelumnya kamu pacaran dengan Lei? Maaf, kalau kamu mungkin tak suka aku mengungkit masalah itu."

"Tidak. Kami tidak pacaran," jawab Angel apa adanya.

"Tapi ... kau ... menyukainya?" tebak Lucy dan dijawab anggukan oleh Angel.

"Mungkin awalnya tidak. Tapi sekarang ...," Angel tidak melanjutkan kalimatnya.

"Apa Lei juga menyukaimu?" tanya Lucy hati-hati.

"Mungkin ... Entahlah. Aku tidak bisa membaca hatinya," jawab Angel ragu-ragu.

"Jika aku boleh berpendapat, dilihat dari caranya memperlakukan mu, sebenarnya dia ada perasaan denganmu. Tapi aku masih merasa aneh. Kenapa dia tiba-tiba pacaran dengan Maria?" kata Lucy yang juga tak mengerti dengan permasalahan ini.

"Aku juga tidak mengerti. Padahal hari sabtu kemarin kami masih menghabiskan waktu bersama di pantai. Dia mengajakku membuat kenangan bersama. Dia juga masih sempat memelukku dan berkata dia tidak akan lari menjauh. Tapi keesokan harinya dia tidak muncul lagi di rumahku. Padahal biasanya dia selalu datang. Dan ... hari itu saat di sekolah, tiba-tiba dia bergandengan dengan Maria. Sikapnya tiba-tiba berubah dingin padaku. Tidak seperti biasanya. Dia berubah tanpa sebab, di saat aku mulai menyukainya, aku harus menerima hatiku telah hancur berkeping-keping. Aku tidak tahu apa rencananya memberiku sebuah kenangan jika hanya untuk meninggalkanku," kata Angel mencurahkan seluruh isi hatinya. Matanya mulai berkaca-kaca. Namun dengan sekuat tenaga ditahannya agar tangisnya tidak meledak di depan Lucy.

Lucy mendengarkannya dengan seksama. Ia merasa kasihan pada Angel. Ia mengusap punggung Angel, mencoba menghiburnya.

"Sabar, ya! Mungkin dia punya alasan sendiri mengapa tiba-tiba berubah. Lagipula sikapnya sejak bersama Maria sangat aneh. Dia banyak diam, jarang tersenyum. Gadis-gadis di sekolah juga menghindarinya. Aku dengar Maria akan melototi mereka dengan tatapan membunuh, jika berani menatap Lei dengan kagum. Perempuan itu sangat menakutkan."

"Ya. Dia mengerikan," timpal Angel.

Perasaannya sedikit lebih baik karena adanya Lucy di rumah. Kesedihannya jadi berkurang setelah menceritakan semuanya pada Lucy.

Hujan di luar mulai reda. Hari juga telah malam. Lucy mengambil gelas berisi coklatnya dan meminumnya sampai habis. Dia sudah tidak merasa kedinginan lagi.

"Ah!" Lucy tersentak teringat sesuatu.

"Angel, aku baru ingat. Tadi di sekolah saat aku mengajak Lei bicara. Aku mendengar Maria memanggilnya Neville. Kalau tidak salah ... dengan cerita mahkluk bersayap yang dulu kamu ceritakan namanya Neville juga bukan?!" tanya Lucy memastikan.

Angel menatap Lucy kemudian tersenyum tipis. "Iya. Memang dia. Sekarang apa kamu percaya?"

"Ah, sial!" umpat Lucy.

"Kenapa?" tanya Angel bingung.

"Kamu tahu aku tidak pernah percaya dengan cerita semacam itu. Dan sekarang aku harus menerima kebenaran dongeng tersebut. Parahnya aku telah mengataimu tidak waras, dan menuduhmu yang bukan-bukan. Aku sungguh menyesal untuk itu," jawab Lucy masih merasa tak enak hati pada Angel.

Angel tersenyum geli mendengar jawaban Lucy. Angel membalasnya dengan berkata, "Lus, ada banyak hal di dunia ini yang kita tidak pernah tahu keberadaannya. Yang kita pikir hanya mitos belaka bukan berarti tidak nyata. Kadang tidak terungkap di dunia modern ini yang akhirnya hanya menyisakan misteri. Kamu tidak perlu merasa bersalah begitu. Aku sudah tidak memikirkannya. Yang lalu sudah berlalu, yang penting sekarang kamu sudah tahu kebenarannya."

"Ya. Aku tahu. Untungnya kamu bukan type pendendam. Aku beruntung punya sahabat sepertimu. Meskipun aku berlari keliling lapangan sekolah seratus kali sambil berteriak maaf, aku tetap tak bisa mengenyahkan perasaan menyesal dan bersalahku padamu," ujar Lucy. Kemudian kembali melanjutkan.

"Apa kamu tahu alasan utamaku memusuhimu? Terus terang saja sejak awal melihat Lei aku langsung jatuh hati padanya. Dan mendengar ceritamu tentang Lei yang sebenarnya membuatku beranggapan kalau kamu juga mungkin memiliki perasaan yang sama denganku. Sehingga mengatakan Lei yang tidak-tidak agar aku tidak mendekatinya. Apalagi melihat kalian langsung begitu akrab sepulang sekolah di hari pertama Lei masuk. Aku jadi benar-benar yakin kamu memang tak ingin aku mendekati Lei. Oleh karna itu aku langsung mengataimu munafik. Ternyata selama ini aku telah salah sangka padamu. Tapi kamu tenang saja, sekarang aku sudah tidak begitu tertarik padanya."

Angel tertawa mendengarnya. "Lupakan saja, tidak perlu sampai begitu. Aku sudah bilang tidak mempedulikan hal itu lagi. Ayo, ikut! Aku akan perlihatkan sesuatu," kata Angel.

Angel pun bangkit dari sofa dan berjalan menaiki tangga atas menuju kamarnya. Sedang Lucy mengikuti di belakang.

Angel mempersilahkan Lucy masuk ke kamarnya. Lucy langsung naik dan duduk di atas tempat tidur Angel. Sementara Angel berjalan menuju meja belajar. Ia menarik laci yang ada di bawah meja belajar untuk mengambil sesuatu. Dan setelah mendapatkannya ia kembali ke tempat Lucy berada. Angel menyerahkannya pada Lucy dan Lucy menerimanya.

Lucy mengamati buku kuno dan cermin hexagram itu dengan seksama. Lucy membuka tiap lembar halaman buku namun banyak tulisan yang tak ia mengerti. Setelah itu mengamati cermin hexagram itu. Tangan Lucy mengelus cermin itu. Wajahnya terpantul di permukaan cermin.

"Kamu mau coba?" tanya Angel menggoda.

"Ah, tidak, tidak. Aku takut nanti iblis jahat yang keluar dari sini," kata Lucy bergidik. Kemudian mengembalikan cermin itu kepada Angel.

Angel pun tertawa melihat Lucy sampai bergidik begitu. Ia mengambil buku kuno dan cermin itu dari tangan Lucy dan menyimpannya kembali ke dalam laci meja belajar. Setelah itu kembali ke tempat tidur duduk bersama Lucy.

"Hei, sudah larut malam. Kamu mau pulang jam berapa, Lus? Apa kamu akan menginap? Hujan sepertinya sudah reda," tanya Angel menyadari malam mulai larut.

Lucy menatap jam weker di atas nakas samping tempat tidur Angel. Jam menunjukkan pukul 20.10.

"Em ... Kalau malam ini aku menginap ... boleh tidak? Lumayan takut juga kalau pulang malam-malam sendiri," tanya Lucy.

"Tentu saja boleh. Tapi kamu tidak lupa kan besok masih sekolah?!" jawab Angel.

"Iya. Besok aku akan pulang pagi-pagi. Aku juga sudah minta ijin pada mamaku sebelumnya. Apa besok kamu akan masuk sekolah?" kata Lucy.

Angel terdiam. Berpikir sesaat baru kemudian menjawab. "Mungkin tidak."

"Kenapa? Kamu sudah tiga hari tidak masuk. Angel, kamu bisa mendapat surat peringatan jika terus tidak masuk sekolah. Lagipula besok kan ada aku yang akan menemanimu," kata Lucy mengingatkan.

"Ya. Aku tahu. Aku masih ingin jalan-jalan saja," Angel beralasan.

"Angel, kamu tidak bisa terus lari. Tidak masuk akal kalau hanya karena tidak ingin melihat orang yang kamu sukai bermesraan dengan gadis lain lantas harus meninggalkan sekolah. Kalau kamu seperti itu, Maria pasti akan senang sekali dan menganggapmu kalah. Seharusnya kamu bisa tunjukkan padanya kalau kamu kuat," ucap Lucy menasehati.

Angel terdiam memikirkan perkataan Lucy. Barulah sebuah senyum mengembang di wajahnya.

"Baiklah. Beri aku satu hari lagi. Lagipula besok sudah hari terakhir sekolah. Senin depan aku pasti akan kembali ke kelas." Angel berjanji.

Lucy menghela nafas panjang karena tak berhasil membujuknya masuk sekolah besok. Namun setidaknya ia lega karena Angel berjanji akan masuk senin depan.

"Oke. Terserah padamu saja," ucap Lucy yang dibalas senyuman oleh Angel.

"Oya, kamu sudah makan malam? Aku hanya punya mie instan di rumah. Kalau lapar makan saja!" tanya Angel.

"Tidak. Terima kasih. Aku masih kenyang. Aku sudah makan sebelum ke sini. Sebaiknya aku tidur, besok akan bangun pagi," jawab Lucy dan mulai membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.

"Baiklah, akan kuatur alarmnya jam lima pagi supaya kamu tidak kesiangan," kata Angel yang meraih jam weker dan mengatur waktu alarmnya.

"Ya. Selamat tidur, Angel," ucap Lucy langsung menarik selimut sampai ke pinggang.

"Malam," balas Angel lalu mematikan lampu dan ikut tidur.

Terpopuler

Comments

🍁AngelaᏦ͢ᮉ᳟ ☠ᵏᵋᶜᶟ❣️

🍁AngelaᏦ͢ᮉ᳟ ☠ᵏᵋᶜᶟ❣️

AngeL sama kayak aku .. klo pas bolos pasti ke pantai ... rasanya klo dii pantai tuh hati jadi adem

2023-12-20

1

lihat semua
Episodes
1 1# Mantra
2 2# Dark Angel
3 3# Murid Baru
4 4# Omelette
5 5# Retaknya Persahabatan
6 6# Dark Angel vs White Angel
7 7# Angel Bertanya, Neville Menjawab
8 8# Pertemuan Yang Tak Terduga
9 9# Dia Ibuku
10 10# Kisah Pierre dan Michelle
11 11# Kedatangan Murid Baru Yang Meresahkan
12 12# Janjian Bertemu Sebagai Pembuktian Diri
13 13# Ide Angel
14 14# Ayo, Kita Buat Sebuah Kenangan
15 15# Ungkapan Hati Mariabelle
16 16# Cokelat
17 17# Ibu dan Anak
18 18# Apa Yang Sebenarnya Terjadi?
19 19# Bolos
20 20# Permintaan Maaf Lucy
21 21# Teman Baru
22 22# Insiden di Taman Sekolah
23 23# Kembali Ke Sekolah
24 24# Malaikat Penyelamat Lucy
25 25# Hampir Celaka
26 26# Pertemuan Dua Orang
27 27# Kedatangan Annabelle
28 28# Jeremy Meminta Bantuan Lucy
29 29# Ungkapan Perasaan
30 30# Jebakan
31 31# Menyelamatkan Angel
32 32# Malaikat Jatuh Cinta
33 33# Annabelle Kembali Ke Lumina
34 #34 Kunjungan Annabelle Ke Obscur
35 35# Sembuh Dengan Ajaib
36 36# Menyampaikan Kabar
37 37# Menolong Pria Asing
38 38# Pertemuan Yang Mengharukan
39 39# Kedatangan Louis di Rumah Angel
40 40# Makan Malam
41 41# Tamu Yang Ternyata Adalah ....
42 42# Cermin Hexagram
43 43# Mencari Penawar
44 44# Malaikat Pelindung
45 45# Tidak Akan Pernah Mengatakan
46 46# Terkunci di Atap Sekolah
47 47# Apa? Terkunci Lagi?
48 48# Serangan Mariabelle
49 49# Permintaan Tolong Michelle
50 50# Menulis Surat
51 51# Hanya Manusia Biasa
52 52# Paket Untuk Lei
53 53# Beban Pikiran Angel
54 54# Inisial Nama di Balik Cermin
55 55# Pergi ke Dunia Malaikat
56 56# Tertangkap
57 57# POV Astru - Pertemuan Dengan Eve
58 58# POV Astru - Harus Berpisah
59 59# POV Astru - Pertemuan Terakhir
60 60# Perbincangan Dengan Astru
61 61# Hari Pertama di Lumina-- Dilayani Dengan Baik
62 62# Tinggal di Kamar Seharian
63 63# Mencari Tahu
64 64# Makan Malam Bersama Yang Mulia
65 65# Akhirnya Bertemu....
66 66# Michelle Ketahuan Berbohong Oleh Maria
67 67# Kabar Tentang Angel
68 68# Perjanjian
69 69# Pulang
70 70# Menemukan Tempat Persembunyian Maria
71 71# Mariabelle Tertangkap
72 72# Mengadili Mariabelle
73 #73 Hukuman
74 74# Pilihan
75 75# Persiapan Prom Night
76 76# Prom Night, Pernyataan Cinta
77 EPILOG
78 KATA PENUTUP
Episodes

Updated 78 Episodes

1
1# Mantra
2
2# Dark Angel
3
3# Murid Baru
4
4# Omelette
5
5# Retaknya Persahabatan
6
6# Dark Angel vs White Angel
7
7# Angel Bertanya, Neville Menjawab
8
8# Pertemuan Yang Tak Terduga
9
9# Dia Ibuku
10
10# Kisah Pierre dan Michelle
11
11# Kedatangan Murid Baru Yang Meresahkan
12
12# Janjian Bertemu Sebagai Pembuktian Diri
13
13# Ide Angel
14
14# Ayo, Kita Buat Sebuah Kenangan
15
15# Ungkapan Hati Mariabelle
16
16# Cokelat
17
17# Ibu dan Anak
18
18# Apa Yang Sebenarnya Terjadi?
19
19# Bolos
20
20# Permintaan Maaf Lucy
21
21# Teman Baru
22
22# Insiden di Taman Sekolah
23
23# Kembali Ke Sekolah
24
24# Malaikat Penyelamat Lucy
25
25# Hampir Celaka
26
26# Pertemuan Dua Orang
27
27# Kedatangan Annabelle
28
28# Jeremy Meminta Bantuan Lucy
29
29# Ungkapan Perasaan
30
30# Jebakan
31
31# Menyelamatkan Angel
32
32# Malaikat Jatuh Cinta
33
33# Annabelle Kembali Ke Lumina
34
#34 Kunjungan Annabelle Ke Obscur
35
35# Sembuh Dengan Ajaib
36
36# Menyampaikan Kabar
37
37# Menolong Pria Asing
38
38# Pertemuan Yang Mengharukan
39
39# Kedatangan Louis di Rumah Angel
40
40# Makan Malam
41
41# Tamu Yang Ternyata Adalah ....
42
42# Cermin Hexagram
43
43# Mencari Penawar
44
44# Malaikat Pelindung
45
45# Tidak Akan Pernah Mengatakan
46
46# Terkunci di Atap Sekolah
47
47# Apa? Terkunci Lagi?
48
48# Serangan Mariabelle
49
49# Permintaan Tolong Michelle
50
50# Menulis Surat
51
51# Hanya Manusia Biasa
52
52# Paket Untuk Lei
53
53# Beban Pikiran Angel
54
54# Inisial Nama di Balik Cermin
55
55# Pergi ke Dunia Malaikat
56
56# Tertangkap
57
57# POV Astru - Pertemuan Dengan Eve
58
58# POV Astru - Harus Berpisah
59
59# POV Astru - Pertemuan Terakhir
60
60# Perbincangan Dengan Astru
61
61# Hari Pertama di Lumina-- Dilayani Dengan Baik
62
62# Tinggal di Kamar Seharian
63
63# Mencari Tahu
64
64# Makan Malam Bersama Yang Mulia
65
65# Akhirnya Bertemu....
66
66# Michelle Ketahuan Berbohong Oleh Maria
67
67# Kabar Tentang Angel
68
68# Perjanjian
69
69# Pulang
70
70# Menemukan Tempat Persembunyian Maria
71
71# Mariabelle Tertangkap
72
72# Mengadili Mariabelle
73
#73 Hukuman
74
74# Pilihan
75
75# Persiapan Prom Night
76
76# Prom Night, Pernyataan Cinta
77
EPILOG
78
KATA PENUTUP

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!