Lei terus mengikuti Angel sampai gadis itu tiba di rumahnya. Saat di perjalanan tadi keduanya sempat bertengkar kecil hingga akhirnya saling membisu. Angel terlihat semakin jengkel karena Lei tidak juga pergi meninggalkannya meskipun sudah tiba di rumahnya.
"Kamu mau terus mengikuti ku sampai kapan? Ini sudah sampai di rumahku. Kenapa masih mengikuti ku terus? Sudah sana pergi," usir Angel.
"Aku kan tidak punya rumah. Aku harus pulang ke mana selain ke rumahmu?" sahut Lei memelas.
"Di atap gedung, di dalam goa, di pinggir pantai, terserah kamu. Kamu kan malaikat. Bisa terbang dan tinggal di mana saja sesuka hati. Tidak harus di rumahku," balas Angel tak mau kalah.
"Aku tidak mau. Aku tidak suka berada di tempat yang asing bagiku. Pokoknya aku akan tinggal di rumahmu. Salahmu sendiri membawaku ke dunia manusia ini," ucap Lei tetap ngotot.
Angel kehilangan alasan untuk mengusir Lei pergi. Karena bagaimanapun juga yang dikatakan Lei itu benar. Dia bisa ada di dunia ini karena dirinya. Akhirnya Angel pun menyerah dan membiarkan Lei tinggal di rumahnya, tapi tentu dengan syarat.
"Baiklah, kamu boleh tinggal di rumahku. Tapi dengan beberapa syarat!" kata Angel.
"Apa itu?" tanya Lei mengerutkan dahi.
"Apakah orang lain bisa melihat mu dalam wujud aslimu?" tanya Angel.
"Tidak. Hanya kamu yang bisa melihat ku dalam bentuk malaikat," jawab Lei.
"Oh, bagus. Syaratnya, pertama, kamu harus kembali ke wujud aslimu sebelum kamu masuk ke dalam rumahku! Jangan pernah muncul di depan orang lain saat kita sedang berada di dalam rumah," terang Angel kepada Lei.
"Itu mudah. Tapi, apa kau tidak takut jika aku kembali ke wujud asliku? Dan apa aku boleh tahu alasan dari syarat tadi?" tanya Lei ingin tahu.
"Aku sudah tidak takut dengan wujud aslimu. Alasannya sederhana, aku hanya tinggal sendiri di rumah. Aku tidak ingin jadi bahan omongan tetangga. Aku juga tidak ingin mereka berprasangka buruk tentangku," jelas Angel.
"Baik. Aku mengerti. Ada lagi?" ujar Lei menyetujui.
"Kedua, jangan mengotori rumah atau membuat berantakan. Kamu harus ikut membereskan dan membersihkan rumah. Dan terakhir, jangan sembarangan masuk ke kamarku tanpa izin!" terang Angel.
"Baik. Akan ku patuhi," jawab Lei.
"Kalau begitu cepatlah kembali ke wujud aslimu," perintah Angel sambil membuka kunci pintu.
Kilatan cahaya muncul tiba-tiba kemudian menghilang secepat kilat. Akhirnya Lei kembali ke wujud aslinya-- Neville.
Angel membuka pintu dan masuk ke dalam rumah diikuti oleh Neville. Ia terus mengikuti Angel sampai tiba di depan pintu kamar Angel. Matanya yang bulat langsung melotot tajam kepada Neville.
"Kenapa masih mengikuti ku? Sana, main di bawah saja. Aku ingin ganti baju. Cepat pergi!" bentak Angel sungguh jengkel dengan kelakuan malaikat yang satu ini.
"Oh, maaf. Baiklah, aku tunggu di bawah," kata Neville lalu melayang pergi meninggalkan Angel.
"Benar-benar malaikat payah," sungut Angel.
...🍀🍀🍀...
Setelah Angel berganti pakaian ia langsung turun dari lantai atas kamarnya. Ia mendapati Neville tengah asyik menonton TV sambil berbaring santai di sofa ruang keluarga. Sepasang sayap hitamnya terkatup rapi di belakang punggung.
'Sayap hitam itu apa tidak menggangu?' batin Angel dalam hati karena dia sendiri merasa risih melihat sayap-sayap itu.
"Tidak," jawab Neville spontan.
"Eh, kamu tahu apa yang kukatakan?" tanya Angel penasaran.
"Tentu saja tahu. Kan sudah kukatakan aku bisa membaca apa yang kamu pikirkan dari kepala sampai hati," jawab Neville tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya dari TV.
"Kamu menakutkan. Sepertinya mulai sekarang aku harus berhati-hati dengan pikiran ku," ucap Angel lalu berjalan ke dapur yang berada satu ruangan dengan ruang keluarga.
Terdapat meja makan kayu bergaya klasik di tengah-tengah ruangan yang menjadi pemisah antara dapur dan ruang keluarga. Tidak ada sekat dinding, jadi pandangan langsung terbuka ke ruang tengah di mana Neville berada. Angel mencari bahan yang bisa ia gunakan untuk memasak di dalam kulkas dan mengeluarkan yang ada. Ia melihat Neville sekilas yang masih asyik dengan tontonan nya. Mengira mungkin Neville tidak makan apapun dari pagi, lantas ia bertanya padanya. Meskipun Angel tidak tahu pasti apa yang malaikat itu makan.
"Hei, apa kamu mau makan?" tanya Angel yang berdiri dekat meja makan.
Neville menoleh padanya dan bertanya, "Apa ada yang bisa ku makan?"
"Aku tidak tahu apakah makanan manusia cocok untuk malaikat atau tidak," sahut Angel.
"Hm. Kalau kamu berniat membuatkan makanan untukku. Aku akan makan apapun jenis makanannya," kata Neville lalu melanjutkan tontonan nya kembali.
Angel menghela nafas kemudian kembali melanjutkan kesibukannya. Menyiapkan semua bahan mentah lalu memasaknya menjadi makanan yang siap dimakan.
Selang beberapa menit Angel pun selesai dengan dua piring telur omelette yang diletakkan di atas meja makan.
"Hei, ayo cepat makan sebelum menjadi dingin," ajak Angel yang sudah duduk di meja makan.
Dengan segera Neville bangkit dan berjalan menuju meja makan meninggalkan TV yang masih menyala. Ia duduk dan mengamati sebentar telur omelette buatan Angel.
Neville mengambil garpu kemudian menyendok kan sesuap ke dalam mulutnya. Ia sampai mengerutkan dahi menikmati makanan tersebut. Sambil makan sesekali Angel memperhatikan tingkahnya.
Neville menyendok kan telur omelette-nya lebih banyak lagi ke dalam mulutnya hingga penuh membuat kedua pipinya mengembung. Angel tertawa kecil melihatnya.
"Enyak," puji Neville dengan mulut penuh makanan.
"Afa namya manganan inyi?" tanya Neville sambil mengunyah.
"Namanya telur omelette. Habiskan dulu makanan yang ada di mulutmu baru bicara. Seperti anak kecil saja," kata Angel merasa lucu dengan tingkah Neville. Perasaan kesalnya pun agak berkurang melihat tingkah Neville.
Angel melanjutkan makan. Dengan segera Neville menghabiskan semua telur omelette-nya tanpa bersisa. Walaupun sudah selesai makan, Neville masih betah duduk di meja makan sambil memperhatikan Angel yang sedang makan.
"Kenapa terus melihatku? Makananmu kurang? Mau ambil punyaku?" bentak Angel karena merasa risih diperhatikan terus oleh Neville.
"Tidak. Aku sudah kenyang. Meskipun porsinya kecil sekali," balas Neville kemudian memperhatikan sekeliling ruangan.
"Kamu ini bukannya berterima kasih karena sudah ku masakin," ujar Angel lalu dengan cepat menghabiskan sisa makanannya yang tinggal sedikit.
"Apa kamu tidak merasa kesepian hanya tinggal sendiri?" tanya Neville tiba-tiba membuat raut wajah Angel berubah.
"Tidak," jawab Angel singkat. Tapi dia tahu Neville bisa membaca pikirannya dan mungkin tahu dirinya sedang berbohong. Ia kembali melanjutkan, "Mungkin terkadang ... hanya berpikir kenapa rumah ini sekarang begitu sepi."
"Memangnya ke mana orang tuamu?" tanya Neville lagi.
"Mereka sudah lama berpisah. Papa menikah lagi dan mama lebih memilih meneruskan kariernya di luar negeri. Karena aku anak tunggal jadi sekarang aku hanya tinggal sendiri di rumah ini," jawab Angel dengan senyum tipis.
Neville menatap Angel dengan serius dan mencoba memahami perasaannya. Meskipun Angel mengalihkan pandangan darinya. Angel tak ingin Neville melihat matanya yang mulai berkaca-kaca.
"Ah, aku mau beres-beres dulu. Kamu lanjutkan saja tontonan mu atau kamu ingin berkeliling melihat-lihat sekitar rumah, silahkan saja. Asal jangan buat berantakan!" kata Angel yang lalu bangkit dari kursinya. Ia membereskan piring kotor di atas meja dan membawanya untuk dicuci.
Neville hanya bergumam kecil dan kembali ke ruang keluarga melanjutkan acaranya di TV. Sesekali melihat kearah Angel yang beres-beres di dapur.
...🍀🍀🍀...
"Ah, lelah sekali! Hei, apa yang kamu nonton dari tadi sampai begitu serius?" tanya Angel.
Kemudian Angel memperhatikan acara apa yang ada di TV yang membuat Neville begitu betah. Angel langsung tertawa terbahak-bahak tidak menyangka dengan apa yang menjadi tontonan Neville.
"Kamu ... menonton drama Korea Love Rain?! Aku baru tahu ada malaikat yang menyukai drama percintaan," ledek Angel dengan tawa keras.
Neville hanya diam saja menatapnya tanpa ekspresi. Tiba-tiba sebuah ciuman mendarat di pipi kanan Angel. Angel langsung berhenti tertawa. Kaget, terdiam mematung menyadari Neville barusan mencium pipinya. Neville balas mengejek Angel dengan menjulurkan lidahnya.
"Bodoh!" umpat Angel yang langsung pergi dari hadapan Neville naik ke atas menuju kamarnya. Ia bukan marah pada malaikat itu. Namun supaya Neville tidak melihat wajahnya yang bersemu merah atau mendengar suara jantungnya yang tiba-tiba berdegup kencang.
Angel menutup dan mengunci rapat pintu kamarnya. Takut jikalau tiba-tiba Neville muncul meskipun Angel tidak tahu apakah malaikat itu bisa menembus tembok atau tidak. Yang penting Neville tidak melihatnya saat ini. Angel masih dapat merasakan detak jantungnya yang mendadak memacu dengan cepat.
Tiba-tiba dari celah bawah pintu kamar muncul sebuah kertas dengan tulisan. Angel mengambil kertas itu dan membaca isi tulisannya.
[Angel, terima kasih telur omelette-nya. Lain kali masak yang banyak untukku, ya! Maaf, jika ciumanku yang tiba-tiba tadi membuatmu marah. Anggap saja tanda terima kasih karena telah memasak untukku. Aku pergi dulu. Sampai bertemu besok ya, my Angel! "Neville" ]
Angel meremas kertas itu sambil bergumam dalam hati. 'Malaikat bodoh.'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
🍁ʀͬαͥɪᷤʂᷜαͥ❣️
yah neville bayaran omelette nya enak sekali aku juga mau juga lah😂😂
2023-12-20
0
☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂
kok main cium aja...
nty salah sasaran gmna
2023-11-09
3
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
harus tanggung jawablah, masa gak mau tanggung jawab
2023-11-09
2