Aku duduk di balkon hotel, entah berapa batang rokok yang sudah aku habiskan di sini. Sudah setengah hari aku diam di kamar ini, rasanya jenuh luar biasa. Ibuku pergi entah kemana, katanya mau menemui temannya yang bernama Mega.
Tak ku sangka ternyata mereka menyediakan kamar yang begitu besar untukku dan ibu menginap. Kamar yang terpisah dengan ruang tamu, balkon yang luas serta beberapa camilan yang tersedia diatas meja. Tapi, ada satu hal yang menarik perhatianku. Gaun pengantin berwarna putih dan lehenga biru yang terpajang pada mannequin di pojok kamar.
Diantara dua gaun itu perhatianku lebih tertuju pada satu set lehenga biru dengan bordir perak yang sangat cantik. Terdapat dua dupata, yang satu untuk penutup kepala dan satu lagi disampirkan di bahu mannequin.
Cantik sekali. Lebih cantik dari yang biasa aku lihat di film-film. Sepertinya keluarga ini memang keturunan india atau pakistan mungkin?
Aku menyesap kembali rokokku, menghembuskan asapnya tinggi-tinggi. Rasanya hidupku seperti dalam novel saja. Menjadi pengantin palsu di keluarga kaya raya keturunan luar negeri. Terdengar seperti omong kosong. Aku jadi penasaran, kok bisa ibu berteman dengan mereka ?.
Ku dengar pintu kamar dibuka, aku segera mematikan rokokku lalu masuk ke dalam kamar. Ibuku dan seorang wanita paruh baya dengan dandanan modis berjalan ke arahku. Akupun menyalaminya.
"Oh, ini Maya ya? Cantik, tapi sepertinya gak suka dandan ya? semester berapa kuliahnya?" kata wanita itu.
Aku reflek melihat penampilanku sendiri, aku hanya memakai celana jeans dan kaos oblong biasa. Rambutku hanya dikuncir kuda, kurasa tidak penampilanku biasa aja. Bisa-bisanya dia mengomentari penampilanku. Dandananku setiap hari ya seperti ini. Memang harus bagaimana?
"Semester akhir tante lagi skripsi," jawabku.
"Ooh, terima kasih ya sudah mau bantu kami," ucap wanita bernama Mega itu.
Tiba-tiba pintu kamar yang terbuka itu diketuk, dua orang wanita lain datang dengan membawa tas yang cukup besar ditangannya. Dandanan mereka cukup modis dengan riasan tipis dibawahnya.
"Nak Maya, mereka ini dari tim MUA, kamu akan di make over buat acara besok. Tante harap kamu gak keberatan ya?" Wanita itu tersenyum sambil mengelus lenganku, sedangkan aku hanya bisa tersenyum kaku.
Tim MUA itu memintaku duduk di kursi, aku pun menurut. Mereka membuka ikat rambutku, rambut sepunggungku pun tergerai bebas mereka mulai menyisirnya.
"Rambutnya bagus ya mba, tebal dan bergelombang. Hanya sedikit kering saja." Mendengar itu aku hanya diam.
"Yasudah buat besok rambutnya digerai saja, tapi tetap pakaikan aksesoris yang bagus." Setelah memastikan segala persiapan tante Mega pun pergi meninggalkan kami.
Setengah hari berikutnya waktu ku habiskan dengan duduk membiarkan tim MUA itu memperlakukanku sesuka hati mereka. Ternyata tak hanya rambut yang mereka permak. Alis dan kuku pun mereka rombak. Mereka pun memintaku memakai lulur agar kulitku lebih cerah dan halus. Merepotkan sekali.
Malam mulai turun, tim MUA itu kini sedang memakaikan henna di tangan dan kakiku. Hal itu membuatku susah bergerak, apalagi rambutku yang sekarang berubah menjadi lurus selalu saja menghalangi pandanganku. Ingin aku mengikatnya tapi tim MUA itu melarang.
"Kamu cantik May," puji Ibu. Aku menoleh ke arahnya, dia melihatku dengan mata yang berkaca-kaca. Aku menghela napas panjang.
"Jangan emosional gitulah bu. Ini kan hanya pura-pura," protesku.
"Harusnya ibu melihatmu seperti ini di pernikahan sungguhanmu bukan seperti ini, maafkan ibu ya May." Wanita itu mencium pucuk kepalaku.
"Yaudahlah bu, gak usah dipikirin. Ibu yang nyuruh tapi ibu yang melankolis."
"Kamu tuh ya, sama orang tua," jawab ibu. Aku terkekeh mendengarnya.
Tepat ketika hennaku selesai seorang room service datang membawakan makan malam. Dua orang MUA itu pamit dan mengingatkanku agar tidak banyak bergerak karena henna ditanganku belum kering, sedangkan henna di kakiku sudah kering sejak tadi karena mereka mengerjakannya lebih dulu.
Aku cemberut menatap makanan yang terhidang di ruang tamu. Dalam kondisi penuh henna basah seperti ini pastilah aku kesulitan makan.
"Biar ibu suapi." Ibu mengambil nasi dan sop daging lalu menyodorkannya padaku menggunakan sendok.
***
Pagi-pagi buta ibu membangunkanku, tidur di tempat yang lebih empuk dari biasanya membuatku malas untuk bangun. Rasanya bantal dan guling itu memelukku dengan erat.
"Ah, buuu.... Masih ngantuk." Aku membalikan tubuhku membelakangi ibu.
"May! Bangun! Malu tuh dilihatin!" seru ibu pelan.
Aku membuka mata, melihat sekeliling memori ingatanku terkumpul dengan cepat. Aku bergegas bangun, baru aku duduk yang ku lihat pertama kali adalah dua orang yang kemarin, ditambah dua orang lagi jadi totalnya ada empat orangyang hari ini siap mendandaniku.
"Astagaaa.." Aku merebahkan kembali tubuhku.
Melihat aku yang kembali tertidur ibu dan para wanita itu mulai sibuk. Ada yang mengambilkan handuk, mencarikan underwear, membuka tas make up, menjejerkan aksesoris. Ibulah yang paling semangat menarik-narikku ke kamar mandi.
Setelah mandi aku terdiam menatap cermin, kuamati ternyata kulitku benar-benar lebih cerah dari sebelumnya, entah karena potongan rambutku yang sedikit berubah membuatku menjadi lebih fresh atau efek lulur yang kemarin ku pakai.
"Maya! Cepetan!" seru ibuku dari luar.
Aku keluar dan mulai bertempur dengan para MUA.
***
Selama dirias beberapa kali Tante Mega ke kamarku untuk mengecek semua persiapan. Beberapa orang juga datang mengambil lehenga biru yang katanya akan mereka pindahkan ke ruang ganti. Tante Mega mengajak ibuku pergi untuk dirias juga di ruangan lain.
Berjam-jam duduk membuatku benar-benar merasa pegal ini baru saja pemakaian make up dan hair do. Aku menarik ikatan bath robeku lebih kencang lalu berjalan ke ruang tamu untuk mengambil makanan. Ada nasi, semur daging dan beberapa lauk pauk lainnya.
"Boleh aku makan ?" Aku bertanya pada keempat perempuan yang melongo karena aku beranjak tiba-tiba.
"Biar ku suapi, kamu tetap disana karena rambutmu belum selesai." Salah satu dari mereka menghampiriku. Aku pun menurut dan kembali ke posisi semula.
Terakhir, mereka melepas gaun pengantin putih yang terpajang lalu memintaku memakainya. Gaun pengantin itu memiliki rok lebar dan ekor yang panjang. Meski berlengan panjang, tapi bahan di bagian lengan sampai dada sangat tipis hanya ditutupi oleh payet-payet mutiara saja. Mereka pun memakaikan selendang tipis menutupi rambut hitamku yang tergerai.
Selesai. Aku melihat pantulan diriku di cermin dan tak mengenali diriku lagi. Aku berjalan ke sana ke mari mencoba menyesuaikan diri dengan sepatu hak tinggi yang mereka siapkan. Tiba-tiba pintu kamar di ketuk lalu terbuka, seseorang laki-laki paruh baya menggunakan setelan jas hitam masuk menghampiriku. Ada bunga kecil di saku jasnya.
"Saya Dhika. Dhika Prawiranegara, pamannya Akash. Saya yang akan menemanimu menuju ke altar," ujar pria itu.
Aku terheran ketika mendengar kata altar, apa mungkin maksudnya pelaminan?
"Ayo, sudah waktunya menyapa para tamu." Kami semua keluar dari kamar dan berjalan menyusuri lorong. Paman Dhika memposisikan lengan kanannya, memberi isyarat agar aku menggandengnya.
"Dimana ibu?" tanyaku.
"Jangan khawatir, ibumu sudah menunggu di sana."
Cukup lama kami berjalan, akhirnya kami tiba di depan ballroom hotel yang pintunya tertutup. Beberapa pria memakai kemeja hitam dan earphone di telinganya berjaga di depan pintu. Sepertinya mereka pantia karena ketika aku datang raut wajah mereka mendadak berubah menjadi lebih serius.
Dua orang gadis yang menjaga meja tamu pun berdiri ketika melihat kedatanganku. Aku tersenyum sebisaku. Ku lihat pria yang memakai earphone itu menjadi tergesa-gesa memposisikan diri mereka.
"Dua menit lagi pintu terbuka. Mohon persiapkan diri anda," kata salah satu dari mereka. Aku mengangguk. Ku lihat Paman Dhika, nampaknya ia lebih santai. Aku menghela napas panjang, menetralkan perasaanku.
Baiklah, aku anggap saja ini pementasan teater dan peranku menjadi pengantin. Aku memposisikan diriku menjadi lebih tegap dan lebih anggun. Aku mendengar hitungan aba-aba dan dihitungan ke tiga pintu ballroom terbuka.
"Let's enjoy the show," gumamku dalam hati.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Shanti Siti Nurhayati Nurhayati
seperti nya Maya di bohongi sama ibunya, ini seperti nikah beneran,,,🤔
2023-06-26
1