Bab #13

Keesokan paginya, suara tarikan pintu yang terdengar keras dan terburu-buru sontak membangunkan Ryuka dan Raka, mereka melirik jam, masih jam 8 pagi. Tak lama, wajah-wajah yang Ryuka kenali dengan baik berhamburan kearahnya. Mereka Gino dan Ken. “Kamu gak apa-apa kan? Kamu masih utuh kan?”

“Kelelahan gak bikin aku kehilangan 1 kaki atau 1 tanganku,”.

“Ini nih sebenarnya salah satu alasan aku gak bilang-bilang, karena aku tahu kalian sibuk, pasti bela-belain datang walau kalian dibelahan bumi lain,” lanjutnya.

“Tanpa kabar kamu justru membuat kita yang dibelahan bumi lain ini sulit berkonsentrasi, kamu tetap salah, gak ada alasan pembenar,” jawab Ken tegas.

Nyali Ryuka langsung ciut mendengar nada tegas Ken. “Hei liat tuh Kaa, lu bikin dia takut,” potong Gino. “Kita gini karena khawatir,” sambungnya.

Ryuka mengangguk, “Iya tahu kok, sorry,” terlihat memajukan bibirnya. Kekehan Gino, Ken dan Raka melihat adik kecil mereka mencairkan suasana.

Dua hari setelah pertemuan mereka yang dramatis, membuat Ryuka pulih dengan cepat bahkan Ryuka sebenarnya sudah baik-baik saja sebelum ketahuan, keempatnya bergantian menjaganya, tetapi sayang, Ken dan Gino harus kembali ke Hongkong tadi malam karena jadwal syuting mereka. Q mulai sibuk dengan latihan band-nya, hanya Raka yang memiliki jadwal lebih fleksibel, ia melimpahkan kerjaannya walau dengan kontrol ketat, yang membantu Ryuka mengemas barang-barangnya saat itu ialah Raka, Ryuka memang berencana untuk pulang kekontrakannya, sebelum mulai bekerja 2 hari lagi.

“Kenapa gak ke apartemen Q aja Kaa?” tanya Raka.

“Gak ah, aku sekalian mau kemas barang disana, aku mau pindah,”

Raka menghentikan kegiatannya, “pindah kemana? Kenapa kamu mau pindah? Kerjaan kamu disini gimana?” Raka terlihat sedikit panik.

“Hahaha dengar dulu, rilekss.” Ryuka tertawa melihat perubahan wajah Raka yang lucu menurutnya. “Aku udah minta mama beliin apartemen dekat rumah sakit, surat-suratnya udah selesai, fasilitas yang aku minta udah diisi, udah bisa ditempatin,”. Raka bernafas lega.

“Nanti bantuin pindahan yaa,” Ryuka memasang puppy eyes pada Raka.

“Siap bos,”. Mereka lalu tersenyum saling pandang.

Setelah menempuh waktu 5 jam lamanya, mulai dari perjalanan ke kontrakan Ryuka, bersih-bersih dan menyerahkan kunci pada pemilik kontrakan, sampailah mereka di apartemen Ryuka, yang ternyata hanya berjarak 2 gedung dari apartemen milik Q.

“Kalau Q tahu, bisa diomelin kamu, nolak pindah ke apartemen dia, malah beli apartemen sebelah,”

“Aku udah pasrah, sambil mutar otak cari alasan apa bagusnya,”

“Kenapa gak sekalian beli disamping unit apartemen Q Kaa?”

“Rencananya sih gitu, sayangnya biaya perawatan di apartemen Q itu mahal banget buset, sampe melongo aku pas tahu,” Raka terkekeh mendengar ucapan blak-blakan Ryuka. Tentu saja, Kawasan apartemen Q adalah salah satu apartemen mewah di pusat kota.

“Aku mulai ragu kamu bener perempuan atau bukan,” kata Raka tiba-tiba setelah selesai mengangkut barang-barang Ryuka ke dalam apartemen.

“Kok gitu?” Ryuka melotot tidak terima.

“Barang kamu cuma dua koper, dua kardus, kebanyakan isinya buku, kamu gak ngoleksi apa-apa gitu?”

Senyuman Ryuka seketika merekah, “ada dong, liat nih,” Ryuka penuh semangat memamerkan koleksi gelangnya. Raka justru tertawa lepas.

“Berapa harga gelang kamu yang paling mahal disini?” tanya Raka masih tertawa.

“Sejutaan, mahal kan,” kata Ryuka menyombongkan diri.

“Sorry banget nih dek, biaya makan Q sehari jauh lebih mahal dari harga gelang kamu,”

Ryuka lalu menghadiahkan pukulan ke lengan Raka yang justru membuatnya semakin tertawa puas.

Keduanya lalu menghempaskan tubuhnya diatas sofa, lalu mengedarkan pandangan, semua barang diruang tengah, telah tertata dengan rapi. Lalu tersenyum puas menyukai hasil kerja sama mereka berdua.

Apartemen Ryuka cukup luas, walau hanya memiliki 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi, tetapi ia sengaja meminta permohonan khusus pada ibunya, lebih tepatnya asisten ibunya untuk memilih apartemen yang mempunyai ruang tengah yang lebih luas. Ryuka bahkan tidak peduli dengan ukuran kamarnya, ia memang tidak menyukai tidur di kamar karena kerap bermimpi buruk, ia selalu memilih tidur disofa.

Ryuka adalah penggemar gaya klasik modern, ia sedari dulu tidak menyukai perabot yang berlebih, ia lebih mementingkan fungsinya. Ryuka tidak akan segan-segan menjual atau memberikan kepada orang lain jika ia merasa barang tersebut tidak fungsional.

Raka menebak seluruh perabotan Ryuka di apartemennya adalah hasil pilihannya sendiri. Mulai dari pintu masuk, Ryuka memilih sebuah lemari yang hampir menyamai tinggi pintu apartemen, tempat ia menaruh sepatu dan kawan-kawannya, juga memiliki space untuk menggantung payung dikedua sisi. Sepuluh langkah dari pintu masuk, mata akan disuguhkan disisi kiri dan kanan dengan kedua kamar dan sebuah kamar mandi tepat berada ditengah.

Sebelum itu, terdapat ruang tamu merangkap ruang tengah disisi kiri, dengan sebuah sofa empuk memanjang berukuran king, bisa menampung 4 hingga 5 orang dan sebuah sofa recliner yang memiliki dua fungsi seperti kursi pada umumnya namun juga bisa dibuka dengan posisi berbaring serta sebuah meja berukuran setengah dari ukuran sofa sebagai pelengkap, keduanya berwarna dark cream senada.

Diseberang sisi sofa, terdapat lemari rak yang membentang luas hampir mengisi semua sisi dinding, yang Ryuka putuskan menjadi rak buku dikedua sisinya dan tatakan televisi berukuran 45 inc ditengah-tengah. Dilengkapi pula dengan beberapa space untuk menyimpan save box atau storage box dibagian bawahnya. Yang semuanya belum terisi penuh, Ryuka memutuskan untuk menyicilnya menata semuanya jika memiliki waktu luang, entah kapan.

Ryuka menyukai jendela yang terbentang luas dan ia patut berpuas diri, kini apartemennya memiliki jendela sesuai dengan keinginannya, yang dapat digeser disalah satu sisinya, ke sisi yang lain, Ryuka terlihat menaruh sebuah tanaman hidup berjenis peace lily yang berhasil menjadi pemanis ruangan. Ia tidak terlalu menyukai hiasan dinding karena itu Ryuka hanya memasang sebuah lukisan abstrak yang dibelinya disebuah pameran 3 tahun lalu.

Beralih ke sisi kanan ruangan, terdapat sebuah kitchen set dan westafel yang cukup besar untuk ukuran apartemen yang hanya dihuni seorang diri, walau Ryuka jarang memasak namun ia justru menyukai membuat makanan ringan dari olahan roti dan sebagainya, selain sertifikat barista, Ryuka juga ahli dibidang bakery.

Dapat dilihat dari lengkapnya peralatan dapur Ryuka seperti mixer roti, bread maker, timbangan digital, pemanggang roti, hingga oven toaster listrik dan alat-alat kecil lainnya yang memang sejak dulu telah menjadi penghuni tempat tinggal Ryuka dimanapun ia berada, dapur Ryuka tak lupa dilengkapi dengan minibar.

Ryuka tipe orang yang benci sekali dengan waktu luang. Ia akan mencari kesibukan apapun itu. Walau jarang dirumah, tak pernah sekali pun tempat tinggalnya terlihat berantakan. Walau harus mencuri waktu untuk sekadar pulang membersihkan rumah dan menyita waktu istirahatnya, Ryuka tidak peduli. Ia bahkan jauh lebih peduli dengan yang namanya kebersihan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!