Tak terasa, liburan mereka berakhir. Ken dan Gino akan kembali disibukkan dengan 6 bulan syuting ke luar negeri dengan proyek berbeda. Dang bintang rock, Qwenzy, memiliki tour manggung berbagai negara di eropa, dan Raka yang sebulan sebelum liburan memang, memiliki deal dengan perusahaan musik raksasa untuk men-direct musik mereka, pun Ryuka yang tidak perlu dipertanyakan lagi, setelah tiba dari liburan bersama, keesokannya ia mulai bekerja, ia bahkan akan jauh lebih sibuk dan lelah dari keempat orang lainnya.
“Mamiii Kaaaaa, aku kangenn.” Teriak Ori ketika melihat saudari kembar ibunya tengah menunggu mereka di lobby rumah sakit, tempatnya bekerja.
Ryuka membentangkan kedua tangan untuk menyambut si kecil Ori dan membawanya kepelukan.
“Aduh anak mami udah berat banget,” Ryuka berkata sambil menciumi setiap inc wajah mungil itu.
“Aku belat? Maksud mamika aku gendut? Gitu?” Cecar Orizuka dengan wajah sebal.
“Loh kan bagus, artinya Ori banyak makan, sehat, jadi montok,” jawab Ryuka polos, tak tahu apa-apa.
Ori semakin berwajah masam dan meminta untuk diturunkan dari gendongan Ryuka.
“Salah jawab kamu Kaa,” kata Riuki dengan nafas memburu sehabis mengejar Ori, “dia itu lagi sensitif soal berat badan,” sambungnya.
What??? Anak umur 5 tahun pusing mikirin berat badan??
Seolah tahu yang dipikirkan kembarannnya, Riuki hanya tergelak.
“Sehat kamu dek?” Tanya Ryuka pada adiknya sambil menikmati kopi dihadapan mereka.
“Hmmm, kamu? Kok tambah kurus sih kamu Kaa, kamu lagi diet? Kamu gak lagi sakit kan?” Riuki seolah tak terima dengan berat badan kakaknya.
“Lagi sibuk banget, aku makan banyak tapi karena lari sana lari sini, makanan aku langsung ke kaki gak ke perut, jadi sama sekali gak tercerna dengan baik,” Riuki tertawa mendengar celetukan kakak beda 5 menitnya itu, khas Ryuka.
“Hmmm Kaa, aku mau ngomong sesuatu,”
“Pantesan aja kamu tiba-tiba datang, langsung ke rumah sakit pula,”
”Enggak, kebetulan emang lagi di daerah sini, Ori juga merengek mau ketemu kamu,”
”Sok mangga’ atuh, mau ngomong apa?” Riuka mencoba santai, “Duh jadi deg-degan deh,” sambungnya lagi gagal mengontrol diri.
“Aku lagi dekat sama Bayu dan kayanya bakal serius deh,” Riuki mencoba membaca mimik wajah dari saudaranya itu.
“Bayu? Bayu temen SMA kamu? Bayu yang itu kan?” Riuki jawab dengan menganggukkan kepalanya.
“OH MY GOD, it’s a good news, serius kamu?? Kok bisa sih? Ih gemess, hahahaha,” lagi-lagi ia gagal mengontrol diri.
Riuki ikut tertawa mendengar komentar Ryuka. “Yah ngalir gitu aja, kamu restuin?” tanya Riu sedikit khawatir.
“Iyalah, setidaknya dia bukan orang baru, tapi orang yang udah kamu kenal dengan baik,” jawab Ryuka mantap. “Eh kamu mau tahu gak rahasia kecil?” lanjut Yuka.
Riuki memajukan wajahnya dengan memicingkan mata, “waktu kamu nikah sama si Ale berengsek itu, Bayu nangis meluk aku karena ditinggal nikah kamu, terus nyuruh aku bantu dia gagalin nikahanmu,” Ryuka sontak tertawa mengingat kenangan lama mereka. Walau sewaktu SMA Ryuka dan Riu tidak satu sekolah. Tetapi hampir semua sahabat Riu pun akrab dengannya, apalagi Bayu.
“Astaga serius? Kok kamu gak bilang-bilang sih Kaa,” protes Riuki.
“Idih ogah, nanti kamunya nekat lagi kawin lari sama Bayu, bisa dibunuh mama papa aku,”.
Riuki tertawa, “Gak gitu juga lah Kaa, hmmm kira-kira mama papa restuin gak yah?”
“Tapi Bayu tahu tentang Ori? Dia gak apa-apa? Mau nerima dengan lapang dada?” Ryuka penasaran.
“Bayu dan Ori justru saling sayang banget sekarang, aku yang kaya orang ketiga dihubungan mereka,” kata Riu berpura-pura sebal.
“Hahaha baguslah dek, pokoknya urusan mama papa nanti aku bantuin. Mama kayanya bakal fine-fine aja kamu udah tenang aja, yakinin keluarga Bayu aja dulu,”.
”Maunya aku juga seperti itu, tapi Bayu minta supaya nemuin mama papa dulu,”.
”Yaudah, berarti si Bayu punya pertimbangan apalah gitu, atau mungkin udah diserahin untuk milih jodohnya sendiri jadi gak masalah,”.
Riuki menatap sayang pada saudari kembarnya, Ryuka yang selalu ada bagaimana pun kondisinya, apalagi sewaktu terpuruknya ia, yang selalu jadi orang pertama memasang badan jika ada yang melukai Riuki seujung kuku pun. Tak terkecuali Ale yang dapat bogem mentah dari Ryuka setelah sidang perceraiannya.
“Kamu jangan berpikir macam-macam. Kalau pun ada, diskusiin sama Bayu,” Ryuka meyakinkan.
“Anyway, kayanya aku udah dicariin. Handphone aku udah bergetar dari tadi. Nanti chit-chat lagi ya dek,” Ryuka memeluk sayang adiknya.
“Anak mamika yang body-nya langsing, Mami duluan yaa, nanti Mami usahain dateng bawa es krim yang buanyaaakk yaa nak,” kalimatnya langsung disambut antusias oleh Ori.
“Duluan ya Nen,” Ryuka memeluk Neni, sang nanny Ori sekilas. “Makasih, kalian udah mampir,”. Ryuka melambaikan tangan sebelum menghilang dibalik lift dengan terburu-buru.
Setelah hubungan persahabatan antara Q, Raka, Ken dan Gino dengannya terkuak. Hal inilah yang paling dihindari Ryuka dimejanya telah bertebaran dengan album, bunga, surat cinta dan berbagai hadiah lainnya untuk disampaikan kepada idola mereka, walaupun hadiah itu didominasi untuk Ken, Gino dan Q, Raka yang misterius menjadi penyumbang terminim hadiah dimeja Ryuka.
“Bahkan untuk simpan berkas aku pribadi itu, udah gak ada tempat,” Ryuka mendengus nafas sebal.
Melihat Gina memasuki ruangan, “apa? Kamu juga mau titip barang-barang kaya gini?”
“Idih sensitif sekali anda, lagian kamu itu seharusnya penuh kebahagiaan, abis liburan bareng cowok-cowok idaman.” Dina berteriak histeris, “gimana rasanya pas buka mata dipagi hari ngeliat wajah mereka?” Gina memukul-mukul lengan Ryuka, ciri khasnya jika mulai memikirkan hal-hal halu.
“Melihat belek mereka, rambut berantakan, pakaian kucel, bau jigong, menurut kamu gimana tuh perasaan aku?”
“Yaampun impian cewek-cewek banget, aku mah rela cium bau jigong mereka, menghapus beleknya, aku ikhlas mas,”.
“Ihh udah gila nih anak,” Ryuka menatap sahabatnya dengan pandangan jijik.
Gina terbahak-bahak, “Jadi mau kamu apain hadiah ini?”
“Ya mau dikasih orangnya lah, gini-gini aku juga gak tega kalau sampai dibuang gitu aja,”.
“Sekalian punya aku yaa, aku ambil dulu, kamu emang sahabat paling baik, cantik, pinter lagi,” kata Gina sambil melayangkan cium jauh untuk Ryuka lalu berlarian meninggalkan ruangan sebelum Ryuka berkata sumpah serapah. Berganti memutar bola matanya malas.
Jadilah sepekan lamanya hari-hari Yuka harus dimulai dengan berdatangannya hadiah-hadiah dimeja kerjanya. Hingga ia mulai kehabisan kesabaran, lalu menulis besar-besar dimejanya, MOHON MAAF, MEJA INI BUKAN MEJA KURIR. JIKA TIDAK INGIN BERAKHIR DITEMPAT SAMPAH, TOLONG JANGAN SIMPAN HADIAH (LAGI).
Ryuka sudah tidak peduli lagi jika tulisan itu menjadikan ia buah bibir di rumah sakit karena dianggap sombong.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments