Bab #17

Selang beberapa lama, sogokan yang dijanjikan pada Ryuka telah berjejer memenuhi meja ruangan pribadi Raka. Ryuka, Ken dan Gino yang bosan mendengar dan menyaksikan kedua sahabat mereka tengah serius melakukan sesi rekaman terus menerus dan berulang-ulang. Walau keduanya sesekali terlibat perdebatan alot karena selera dan warna musik mereka yang cenderung berbeda, tetapi tetap mengedepankan keprofesionalan diantaranya. Walau tentu saja, Q yang cenderung meledak-ledak karena sang produser adalah sahabatnya sendiri.

“Aku bersyukur banget ada kalian berdua, coba bayangin gimana bosannya aku mematung sendiri,”.

“Makanya sebagai bentuk rasa syukur kamu, gimana kalau yang tentuin makan malam, kami aja Kaa?” keduanya memohon.

“Idih, enak aja, mending aku gak jadi bersyukur,”.

Keduanya menepuk jidat, pasalnya selera Ryuka dalam memilih makanan sudah pasti sangat pedas. “Aku gak akan milih yang pedes kok, belakangan ini maag aku kambuh deh kayanya,” sebelum ditanggapi oleh keduanya, Ryuka terlebih dahulu berkata, “tapi udah gak apa-apa sekarang, cuma antisipasi aja,”. Dan benar, melihat kedua sahabat dihadapannya menghembuskan nafas lega, Ryuka sudah terkikik ditempatnya.

“Huaaaa aku lapar, sumpah,” ucap Q setengah teriak setelah membuka pintu dengan terburu-buru disusul Raka dibelakangnya.

“Udah selesai?” kompak ketiganya bertanya.

“Untuk hari ini udah selesai, kasian juga anak-anak lain udah beberapa hari gak tidur dengan baik,”.

“Tapi aku harus buru-buru balik ke ruang meeting,” Kata Raka.

“Loh kok gitu?” Ryuka telah memasang wajah tertekuk.

“Klien tiba-tiba datang, mau bahas demo proyek musik, maaf ya,” Raka terlihat serba salah. “Aku usahakan cepat selesai,” lanjutnya.

“Ya udah, gak apa-apa, gak usah buru-buru, aku pulang sama mereka aja, makan dulu gih Ka,”

“Aaaaaaa,” Raka membuka mulutnya meminta disuapi oleh Ryuka.

“Aaaaaaa,” Kompak Q, Ken dan Gino membuka mulut mereka juga. “Gak boleh pilih kasih kamu Kaa,” sambung Qwenzy.

Ryuka dengan cueknya, justru makan dengan lebih lahap tanpa memedulikan keempatnya. “Tuhan itu memberi kita tangan untuk makan, aku bantu kalian mensyukuri nikmat dari Tuhan, gak ada suap-suapan,”.

Keempatnya sontak tertawa melihat tingkah Ryuka, dengan pikiran yang sama, benar-benar khas Ryuka, si anti manja-manjaan.

Dimulailah pasang setelah surut. Keesokan harinya, data peribadi Ryuka tersebar diberbagai media, terlebih media sosial akun-akun gosip, bahkan ponsel Ryuka tak berhenti berdering mulai pukul 3 dini hari. Padahal, ia baru terlelap 30 menit sebelumnya.

Kawasan apartemen dan rumah sakit tempatnya bekerja mulai tersiar dimedia, walau bukan hal baru lagi bagi Ryuka, sejak wajahnya dikenal menjadi salah satu hidden member geng sempurna itu katanya, tetapi kali ini, berita semakin dihebohkan dengan kabar resminya Ryuka menjadi kekasih Qwenzy, bahkan kabarnya mereka telah bertunangan. What?

Hanya karena sebuah foto yang menampilkan Qwenzy seolah-olah mencium kening Ryuka di basement perusahaan Raka, didukung oleh pengambilan gambar yang tampak profesional. Padahal saat itu, Ryuka hanya kelilipan dan Q yang heboh parah, seperti biasa, sikap berlebihan keempat sahabatnya. Ryuka yang malam itu memang dijemput oleh Q.

Sayangnya, tidak hanya 1 foto. seolah menegaskan keduanya benar berkencan, sebelum Q dan Ryuka ke perusahaan Raka, keduanya terlebih dahulu mampir ke apartemen, merasa bosan jika hanya berdiam diri dimobil, Ryuka ikut masuk apartemen karena sudah lama ia tidak berkunjung.

Ryuka yang awalnya tidak mau ambil pusing dan akan tetap berangkat ke rumah sakit, sayangnya ia mendapat panggilan bahwa pihak rumah sakit memberikan cuti selama 2 hari hingga gosip mereda, karena keadaan rumah sakit yang ditakutkan tak kondusif. Ryuka terpaksa mematikan ponselnya karena terus berdering. Ryuka mulai membersihkan apartemennya untuk mengisi waktu, hingga memasak yang jarang sekali dilakukannya.

Hingga pukul 2 siang, Ryuka benar-benar merasa mati gaya, yang ia lakukan hanya melamun didepan televisi yang dibiarkan menyala atau berpindah ke beranda apartemennya.

Suara seseorang yang memasukkan password dipintu apartemennya berhasil membuyarkan lamunan Ryuka, walaupun ia tahu hanya keempat sahabatnya yang mengetahuinya, tetapi entah kenapa Ryuka berubah was-was mengingat kejadian hari ini yang mencari keberadaannya.

Terdengar beberapa pasang kaki masuk dengan terburu-buru, Ryuka memberanikan diri mengintip dari balik jendela berandanya, lalu bernafas lega seketika melihat wajah-wajah yang dikenalinya dengan baik. Raka, Q, Gino dan Ken, lengkap dengan pakaian yang hampir menutup seluruh badannya dari ujung kaki hingga ujung rambut, Ryuka menebak mereka bersusah payah untuk sampai ke tempatnya.

“Oh my God, aku lega kalian datang, untuk pertama kalinya dihidupku aku benar-benar mati gaya, aku sampai membersihkan apartemen dari debu sehalus apapun, bahkan masak astaga, kayanya aku terakhir masak waktu kita liburan bareng, dan………” Ryuka terus mengoceh mulai dari beranda hingga tepat dihadapan sahabat-sahabatnya yang serentak berwajah pias. Q menariknya kedalam pelukannya, sedangkan Raka, Gino dan Ken menjatuhkan dirinya ke sofa dengan wajah yang sedikit lega dari waktu datangnya mereka.

“Untung saja kamu gak apa-apa Kaa, maaf yaa” kata Q mengeratkan pelukannya.

“Emang kenapa?” Ryuka bertanya dengan polos.

“Handphone kamu kenapa gak aktif sih?”.

”Oh maaf, soalnya dari jam 3 malam hp aku bunyi terus, jadi aku matiin aja,”

mendengar jawaban Ryuka, wajah Q berubah layu. “maaf ya, gara-gara aku kamu jadi susah gini,”.

“Emang aku kenapa? Baik-baik aja tuh,”

“Kamu gak tahu? kamu jadi incaran media diluar sana,” kata Gino.

“Yah tahu, tapi gak apa-apa, emang sih aku gak bisa berangkat kerja tapi gak apa-apa, aku juga gak ada operasi penting, rumah sakit juga yang libur, berarti gajiku aman,”.

Penjelasan Ryuka tetap membuat keempat sahabatnya menatapnya dengan merasa bersalah, “astaga aku gak apa-apa, bener. Semua aman terkendali, kan bisa dijelasin nanti kalau kami gak ada apa-apa, cuma sahabat doang,”

“Walaupun dibantah, privasi kamu jadi ke ganggu dek,” Gino ikut menjelaskan.

Pagi-pagi sekali agensi Qwenzy memang mengunggah bantahan terkait foto paparazi oleh salah satu media, tapi hal itu tak membuat hidup Ryuka kembali seperti semula.

“Kamu harus siap-siap kalau tiba-tiba ada yang nodong kamu mau wawancara, kemungkinan besar juga kamu bakal banyak gangguan di tempat kerja, wartawan tuh punya banyak cara untuk dapet berita dek,” tambah Ken.

“Kan itu kerjaan mereka, aku bohong sih kalau bilang gak bakal terganggu, tapi yah mau gimana juga, udah terlanjur kan, tapi aku beneran gak apa-apa, biasa aja,” jawab Ryuka.

“Bukannya kita semua udah bahas ini ya waktu kejadian liburan bareng, kan dari awal aku udah tahu, suatu saat bakal kaya gini, mending sekarang kita ngapain kek gitu, supaya aku gak bosen lagi,” sambungnya.

Keempat sahabatnya barulah bisa tersenyum lega setelah mendengar omongan panjang lebar dari Ryuka, lalu memutuskan menonton serial thiller, Supernatural, favorit mereka setelah sekian lama, seolah tak terjadi apa-apa diluar sana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!