Bab #2

Setelah sampai di apartemen, Ryuka langsung menjatuhkan dirinya disofa empuk favoritnya tanpa melepaskan masker dan topinya terlebih dahulu, tak sedikit wartawan atau paparazi yang penasaran dengan Ryuka, karena geng Gino, Q, Ken dan Raka didunia hiburan mendapat sorotan berlebih. Perpaduan mereka terlalu sempurna, kata salah satu media yang memberitakan.

*Ginodio Graham dan Kenzi Aldwin merupakan aktor yang berkiprah selama 14 tahun dengan berbagai penghargaan, drama dan film berbagai genre yang dibintangi mereka selalu menjadi hot* topic diberbagai negara.

Qwenzi Barclay yang lebih akrab disapa Q, adalah vokalis band pop rock, **Blake, yang baru saja merayakan satu dekade terbentuknya band mereka. Dan Raka Edvard, seorang pencipta lagu, composer dan pemilik studio rekaman termuda dibidangnya, semua lagu hit dipastikan menuliskan namanya diakhir musik video sebagai sang pencipta lagu.

Ryuka Gayle Nimema, seorang co-assistant atau residen disalah satu rumah sakit Pendidikan. Pertemuan tak terduga menjebak Ryuka menjadi hidden member geng sempurna itu.

“Ahh laper,” keluh Ryuka melepaskan topi dan masker yang dilemparnya sembarangan. Raka yang sudah terbiasa dengan kebiasaan buruk Ryuka, hanya bisa memungut barang-barang yang dilemparnya dan meletakkan diatas rak televisi, memudahkan Ryuka mencarinya.

Ryuka yang berjalan ke arah dapur hendak menyiapkan makanan yang mereka beli tadi.

Gino dan Ken dengan sigap mencegah langkah Ryuka, “Udah kamu istirahat saja, hari ini kamu dibebas tugaskan mengurus kakak-kakakmu,” kata Q.

“Ohhoo, lagi libur ya? Gak ada jadwal syuting?” tanya Ryuka.

“Yap, aku free 2 bulanan,” jawab Ken. “Aku sebulan sih, udah syukur,” sambung Gino. “Aku akhirnya gak ada jadwal manggung,” mata Q berbinar.

“Liburan yo,” diakhiri Raka.

Sontak keempatnya berbalik menatap Ryuka dengan penuh harap.

Ryuka menyipitkan mata, “aku sibuk, ini tahun-tahun penting dalam karirku, tahun-tahun bersejarah dan menguras tenaga, pekan ini aku jadi asisten 10 operasi, sabtu minggu harus belajar untuk uji kompetensi yang semakin dekat itu, aaarrkkkkkk,” Ryuka mengacak-acak rambutnya.

Tatapan keempatnya berubah menjadi tatapan prihatin seorang kakak melihat adiknya.

“Aku mandi dulu deh, udah lupa kapan terakhir aku keramas,” Ryuka cengengesan.

Ryuka menghentikan langkahnya dan berbalik, “Jangan. Makan. Sebelum. Aku. Selesai. Mandi,” ia memberi penekanan tiap katanya, lalu kembali terburu-buru kearah kamar mandi.

“Kasihan adik kecil kita,” kata Raka yang diikuti senyuman dan anggukan oleh ketiganya.

Keempatnya lalu kembali membahas dan mengingat pertemuan pertama mereka dengan Ryuka.

Ryuka adalah sosok perempuan terpraktis yang mereka kenal, salah satu atau mungkin satu-satunya perempuan yang tidak histeris bertemu salah satu dari mereka atau bahkan mereka bertiga sekaligus. Seperti kejadian 2 tahun lalu. Ryuka yang gemar camping, entah berani atau nekat. Ia memilih camper van dengan alasan praktis, seorang diri.

*Gino, Ken, Q dan Raka secara kebetulan tiba lebih dahulu dilokasi camping* yang terkenal cukup sepi, dengan alasan privasi mereka memilih lokasi itu berkat rekomendasi dari teman se-band Q. Mobil Ryuka datang tak lama setelahnya, sontak membuat keempat sekawan ini menatap waspada walau tetap melanjutkan aktivitas mendirikan tenda dan sesekali melirik kearah mobil Ryuka.

Sedangkan Ryuka yang melihat mobil lain dilokasi favoritnya hanya bisa menghela nafas panjang. Setiap waktu lowongnya, Ryuka memang gemar ke lokasi itu dengan alasan sepi. Ryuka memarkir mobil dengan posisi berlawanan arah dengan mobil Gino CS, setelah membentangkan teduhan untuk tempat bersantainya, mengatur kursi dan api unggun. Ryuka duduk dan memejamkan mata menikmati senja yang perlahan menampakkan sinar kemerahannya.

Sementara Gino dan lainnya, tetap waspada sekaligus penasaran, siapa pemilik mobil sebelah, suara didominasi oleh bunyi perkakas tanpa percakapan. Sampai suara Ryuka terdengar samar ditelinga mereka yang mereka tebak tengah melakukan panggilan telepon.

“Biar aku aja sini yang berkorban, pura-pura bagi makanan aja, dia pasti langsung terpesona sama aku,” kata Q berlagak didepan yang lain.

Q lalu berjalan menghampiri Ryuka yang didapatinya tengah duduk sambil memejamkan mata dan melipat kedua tangannya didepan dada. “Permisi,” sapa Q.

Ryuka yang mendengar suara Q, membuka mata dan berdiri menyambutnya dengan senyum tipis.

“Saya dari mobil sebelah, ini ada sedikit makanan,” Q menjulurkan makanan yang dibawanya kearah Ryuka.

Mau tidak mau, Ryuka menerimanya dari tangan Q. “Seharusnya gak usah repot-repot,”

“Gak apa-apa, sendiri aja?” tanya Q penasaran. Ryuka mengangguk. Qwenzy merasa suasana yang sangat kikuk untuk pertama kalinya setelah sekian lama. “Kalau butuh apa-apa, kesebelah aja,” kata Q lagi. Ryuka hanya mengangguk (lagi).

Q kembali dengan wajah tertekuk, “dirumah dia gak ada tv kali ya,” dengan nada kesal.

Gino, Ken dan Raka sampai menutup mulutnya agar tawanya tidak terdengar oleh Ryuka, takut Ryuka tersinggung. “Gak semua orang terpesona dengan wajahmu adik kecil,” goda Raka.

“Cih! Paling sebentar dia kesini pura-pura balas budi karena kita bagi makanan, liat aja,” kata Q dengan yakin.

“Kalau gak?” tantang Gino.

“Aku tulis nama lengkapku pakai pantat,” janji Q kekanak-kanakan.

Gino, Ken dan Raka menyambut girang janji tersebut, pasalnya Q sangat anti dengan tingkah kekanak-kanakan seperti itu, berlagak paling dewasa, padahal ia adalah member termuda mereka.

Sayangnya, hingga waktu menunjukkan pukul 10 malam, tetangga sebelah mereka tak kunjung menampakkan wajahnya. Q dengan menahan kesal dan menghela nafas berkali-kali. Hingga dihuruf “i” namanya ia tidak sengaja menyenggol pemanggang yang baru saja mereka pakai dan mengenai tangan kiri Raka.

Gino dan Ken sontak berdiri menyaksikan tangan Raka yang mulai melepuh cukup parah. “Q cepet kesebelah, kita gak bawa kotak P3K, cepet,”.

Q dengan secepat kilat berlari kearah Ryuka, “Anu permisi.. itu.. apa namanya..”

Ryuka melonjak kaget lalu menatap laki-laki dihadapannya dengan kalimat terbata-bata.

“Bentar, Tarik nafas, buang, Tarik nafas, buang.”

Q yang secara tidak sadar mengikuti arahan Ryuka, “Punya kotak P3K, temanku tangannya melepuh,” kata Q akhirnya.

Mendengar kata luka membuat jiwa dokter Ryuka muncul seketika.

“Ayo, aku bantu,” usul Ryuka sambil membawa kotak P3K.

Gino, Ken dan Raka menangkap sosok perempuan yang berjalan kearah mereka dipimpin Q, dengan ekspresi biasa saja seolah dihadapannya adalah orang yang entah berantah dari mana.

“Boleh saya bantu? Kebetulan saya kerja dirumah sakit,” kata Ryuka menatap Raka yang menahan sakitnya. Raka mengangguk tanda persetujuan.

Dalam diam, Ryuka dengan telaten membersihkan noda kehitaman disekitar luka Raka, mengusapnya dengan obat merah disekitar luka dan membalutnya dengan longgar. “Seharusnya tadi langsung direndam air, supaya lepuhannya gak jadi mengembang parah,” Ryuka akhirnya bersuara.

“Selesai, perbannya memang sengaja longgar, supaya udara tetap bisa masuk, setelah kembali silakan langsung kerumah sakit supaya tidak membekas dan sembuhnya lebih cepat, besok perbannya harus tetap diganti,” kata panjang lebar sembari membereskan kotak P3K.

“Ini boleh untuk kalian,” Ryuka menyerahkan kotak ditangannya kearah Q. “Kalau begitu, permisi dan cepat sembuh” Ryuka menatap Raka dengan senyum tipis.

“Eh tunggu,” cegat Ken.

Ryuka berbalik menatap Ken.

“Makan bareng disini aja,” sambung Ken.

“Oh tidak usah, terima kasih,” tolak Ryuka.

“Sebagai ucapan terima kasih,”

“Ucapannya saya terima, tidak perlu repot-repot,”

Gino, Raka dan Q menatap kagum perempuan cantik dihadapan mereka, dengan tinggi sekitar 170 cm, rambut sebahu yang dijepit asal, mata bulat, hidung mancung dan bibir tipis membuatnya sempurna ketika tersenyum, sayang, Ryuka terbilang sangat irit menebar senyum.

“Please…” Mohon Raka.

Ryuka yang merasa terpojok dengan empat pasang mata yang menatapnya intens, terpaksa mengiyakan ajakan mereka. Ia termasuk sangat sulit berinteraksi dengan orang baru, karenanya dirumah sakit ia dikenal dengan berhati dingin.

Gino, Ken, Raka dan Q masih saja takjub dengan selera dan porsi makan Ryuka yang terbilang berlebihan untuk perempuan kurus sepertinya, beratnya bahkan 47kg, terbilang sangat kurus dengan tinggi badannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!