Setelah acara penolakan yang dilakukan gadis pujaanya di kampus, Aiden tidak berhenti di sana. Ia melakukan cara pengejaran kedua kalianya dengan tetap asih mempercayai perkataan Reno. Sebelumnya di kantor pria itu sudah memarahi habis-habisan asistenya, karena cara pengejarannya gagal dan membuat Elena pergi dengan wajah yang penuh kemarahan.
"Pokonya kamu harus beratnggung jawab, gara-gara mengikuti saran darimu aku gagal untuk mendapatkannya kembali."
"Memang sebelumnya anda sudah pernah mendapatkan hati nona Elena," kata Reno dengan wajah polosnya.
"I-itu… Ah pokoknya kamu yang salah." Aiden tergagap saat akan menjawab perkataan pria dihadapannya.
"Coba anda mendekati orang-orang di sekitar nona Elena terlebih dahulu. Dengan berada di antaa mereka, pasti dia akan mencoba membuka hatinya untuk tuan."
Aiden terlihat menimang-nimang perkataan Reno, dia tidak ingin perlakukanya akan menbuat elena semakin jauh dan tidak bisa di raihnya kembali.
***
Erick sedang berlatih bersama anak buah lainya. ia melihat ketuannya datang bersama dela dengan raut menahan kekesalan terhadap sesuatu. gadis di sampingnya bahkan tertawa sekan mengejek sahabtnya yang sedikit marah. Pria itu hanya tersenyum simpul saat melihat pujaanya, dia saat ini berusaha dengan keras menahan perasaanya agar tidak ia ungkapkan kepada gadis cantik tersebut.
"Kak, apa kamu sedang menaruh hati kepada ketua?" tanya Brody yang sudah menganggap Erick sebagai kakak kandungnya yang telah ikut andil membantu kehidupannya bersama Elena.
"Apa yang sedang kamu katakan? jangan sembarang berbicara ya."
"Jangan membohongiku, Kak aku tahu karaktermu seperti apa. Tetapi dilihat dari sifat ketua, pasti sangat susah mendapatkannya."
"Sudah! lanjut latihan lagi saja jangan mengurusi hidupku, urusi saja kehidupanmu bersama wanita-wanita yang selalu mengejarmu itu," kata Erick membuat Brody tersentak karena pria yang dianggap kakaknya tahu semua tingkah laku dirinya di luar markas.
Wakil ketua naga sakti sedang berjaga di area ruang pertahanan dengan menyulutkan sebatang rokok di mulutnya. Disana dia sedikit berandai-andai jika bisa bersanding dengan cinta pertamanya. Saat sedang melamun pria itu mendengar suara keributan di area pintu masuk. Segera saja ia bangkit dari duduknya dan menghampiri sumber suara.
"Apa yang sedang kamu lakukan di sana?" kata Erick sat melihat sosok orang yang sangat di benci Elena saat ini.
"Aku sedang mengantar asupan malam ini untuk semua orang," jawab Aiden dengan menampilkan deretan giginya yang putih.
Erick mengerti dengan sikap dan tingkah laku orang dihadapannya sehingga membuatnya sangat marah. Ia menarik tangan erick untuk mengikutinya ke dalam ruangn pribadinya. aien dengan santai mengikuti asiten elena dengan percaya diri. Dia tidak pernah memiliki rasa takut di dalam dirinya karena ia selalu saja berhasil lolos dari ambnag kematian.
"Berhentilah untuk mengejarnya!" kata Erick dengan tegas.
"Siapa kamu berani menyruhku." Tantang Aiden kepada Erick.
Erick yang terpancing emosinya meraih kemeja Aiden dan mentapnya dengan lekat. Aura membunuh keluar dari dalam dirinya, tetapi orang dihadapannya terlihat tenang dan membalas cengkraman pada baju lawannya.
"Aku tidak suka di perintah- perintah oleh siapapun apalagi masalah asmaraku! kamu berani menyentuhku, aku pun juga berani. Siapa yang kuat diantara kita juga belum terlihat."
"Sialan!" teriak Erick dengan melepaskan tangan Aiden di bajunya.
"Aku tahu, kamu menyukai orang yang sama denganku bukan? Tetapi, kamu tidak berani mengungkapkan karena dia adalah atasanmu."
Erick tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Aiden, "apa yang kamu tahu? aku sebenarnya adalah kekasih Elena. Hanya saja tidak ada yang tahu tentang hubungan kita. Karena musuh akan lebih mudah menyerang kelemahan Naga Sakti."
Aiden sedikit ragu dengan perkataan pria dihadapannya, ia sangat yakin jika Elena tidak memiliki kekasih sama sekali. Karena pada saat di rumah sakit, respon yang ditimbulkan elena begitu muak saat ada orang yang mencobamenjadi pendampingnya.
"Kamu masih belum percaya? coba pikirkan, mengapa dia begitu tidak ingin ada seseorag yang mendekatinya? padahal dia sangat cantik dan berkuasa? karena dia memiliki diriku sebagai kekasihnya saat ini dan dimasa yang akan datang."
Aiden seakan tertampar dengan perkataan Erick, rasanya ada beban di dadanya yang menimpnya hingga menyebabkan napasnya seidkit tidak stabil. pria it meninggalkan ruangan dengan langkah perlahan.
Tanpa disadari saat membuka pintu ruangan , berdiri seorang gadis cantik yang sedang menatap kedua pria dengan tatapan sendu. Dia berlari dengan wajah menahan kesedihan. Erick yang melihat terkejut dan mencoba menangkap gadis tersebut. Tetapi langkahnya sangat lincah sehingga pria itu kehilangan jejak wanita yang dicarinya.
Dari sisi arah sayap barat, Elena membawa dua bungkus minuman yang ia pesan dari sebuah aplikasi di ponselnya. ia bingung mencari-cari keberadaan sahabatnya yang hilang dari sisinya. Hingga ia teringat jika gadis it menyukai asistenya dengan langakh santai elena menuju ruang Erick. Tetapi sebelum sampai tujuan ia mendengar suara tangisan yang sangat ia hapal, segera dia menghampir seorang gadis yang sedang menemukuk kedua lututnya dan menenggelamkan kepalanya di pojok ruangan.
"Dela apa yang tejadi denganmu? mengapa kamu menangsi sepert ini?"
"Pergi! aku tidak ingin kamu ganggu!" teriaknya membuat Elena terkejut dengan respon yang ia terima dari gadis yang sangat epriang itu.
"Bicaralah! jangan seperti anak kecil menangis tanpa guna!" Elena yang mudah tersulut emosinya menaikan nada suaranya hingga membuat Dela bangkit dari duduknya.
"Iya memang aku anak kecil! aku sangat bodoh dan tidak berkuasa sepertimu. Jadi semua orang bisa menyukaimu, bukan?" setelah mengatakan Dela berlari pergi dari hadapan Elena. Gadis itu masih memutar otaknya apa kesalahan yang ia perbuat. Tanpa ragu-ragu ia mengejar sahabatnya hingga keluar dari markas.
Malam itu suasana sangat mencengkam hujan deras disertai guntur tidak membuat kedua gadis yang berlarian membelah ribuan air yang jatuh kebumi berhenti. Bahkan udara dingin yang menusuk ke tulang tidak mereka rasakan. Hingga tanpa sadar Elena tersandung sebuah batu dan membuat dirinya kehilangan jejak sahabatnya. Tetes air mata keluar tanpa sadar dari tubuh Elena, ia sedikit sedih dengan sikap sahabatnya yang seolah-olah akan pergi daari hidupnya.
"Dela ada apa denganmu? apa kesalahanku?" klata elena di tengah hujan.
Sedangkan sosok perempuan muda bersembunyi di balik dinding dengan menutup multny dengan telapak tanganya untuk menyembunyikan suara isak tangisnya. ia melihat semua tingkah sahabatnya dari kejauhan, ia merasa sedih dan kecewa secara bersamaan karena ia tidak menyangka orang yang ia anggap selalu jujur kepadanya ternyata masih meyimpan sesutu darinya.
"Mengapa kamu melakukanitu Elena. Jika kamu mengatan sbenarny mungkin aku tidak akan berani menyukai pria yang sama denganmu. Tetapi saaat ini perasaanku sudah terlalu dalam untukny hingga aku tidak ingin mengalah denganu. apa yang ahrus aku lakukan elena." Dela kembali terisak dalam derai hujan mengguyur tubuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Osie
elena kalau dela msh sok rahasiaan dah hempaskan aja tuh perempuan..toh selama ini kamu hdp g bergantung sm dia..ngerepotin aja
2023-08-10
0