Awal Pengejaran Aiden

"Apa yang sedang mereka rencanakan kali ini!" Aiden membanting berkas yang diserahkan kepadanya.

"Pihak mereka hanya ingin segera menyelesaikan proyeknya dengan dana pribadi milik perusahaan, fokusnya untuk segera menyelesaikannya dalam waktu tiga minggu."

"Sudah cukup, aku sangat pusing memikirkan semua ini. Dia benar-benar ingin menjauh dariku dengan caranya sendiri. Saat aku bisa menemukan kembali rasa yang telah mati, kini dia pergi lagi." Reno yang mendengar keluh kesah bosnya melirik ke arahnnya. Saat ini atasannya seperti sedang di mabuk cinta oleh seorang wanita yang mampu meruntuhkan pertahanan pria tersebut.

"Apakah anda sedang jatuh cinta, Tuan?"

"Apa sikapku sekarang belum sangat jelas?"

"Jika anda berkenan aku dapat memberikan beberapa solusi untuk anda tuan."

Aiden terlihat sedang berpikir keras, melihat sang asisten yang tidak pernah berpacaran tetapi mampu membuat beberapa saran. Pria itu tidak yakin dengan orang di depannya, hingga orang yang di tatap bosnya seakan tahu apa yang sedang di lakukan atasannya.

"Saya sangat berpengalaman dalam hal wanita, sebelum bekerja bersama anda, saya memiliki banyak kekasih yang sangat mudah saya dapatkan dalam sekali jentikan jari."

"Serius," kata Aiden segera mendekat ke arah Reno, "lalu apa yang harus aku lakukan untuk mendapatkan pengakuan cinta dari Elena?"

"Apa!anda sedang mengejar nona muda dari Artline Company? Lebih baik jangan tuan." Aiden terkejut dengan apa yang dikatakan Reno.

"Apakah kamu mengenal wanita itu?"

"Aku tidak mengenalnya, tetapi pada saat rapat penjabaran tentang tender, dia terlihat auranya begitu kuat hingga semua orang yang menatapnya takut. Ada rumor, jika dia sebenarnya bukan adik dari Erick." Pria itu semakin dibuat terkejut, dia tidak menyangka asistennya sedikit tahu tentang identitas Elena.

Padahal wanita itu sangat menyembunyikan rapat-rapat identitasnya. Sedangkan Erick hanya sebuah figuran yang menemaninya bersandiwara. Aiden selama berada di dunia bisnis belum pernah bertemu para priseden direktur perusahaan yang terkenal, karena ia selalu bekerja di balik layar tanpa ada yang tahu siapa sosoknya sebenarnya. Hanya beberapa kalangan kelas atas dan bangsawan yang mengenalnya.

"Aku akan tetap mengejarnya, karena aku sangat yakin mampu membuatnya luluh."

"Jika anda tetap maju, saya akan memberikan cara pertama pengejaran seorang gadis." Reno membisikan kata-kata kepada Aiden hingga membuat pria itu terkejut. Karena secara tidak langsung wajahnya akan terekpos di depan orang-orang.

***

Di sebuah universitas dua orang gadis sedang duduk di pinggir lapangan basket untuk menyaksikan sebuah pertandingan olahraga anyar kampus. Salah satu dari mereka sibuk dengan buku yang berada ditangannya, ia tidak tertarik dengan kegiatan tersebut. Dia terpaksa menemani sahabtnya untuk melihat sesuatu yang menurutnya tidak berguna.

"Apakah kamu akan ters membaca buku, Elena? Lihat di sana ada MOS wanted kampus. Ah ... Ganteng sekali." Kata Dela yang sangat terpukau dengan ketampanan kapten basket dari universitas nya.

"Apakah Erick tidak kalah tampan dengannya?" Elena tahu jika Dela diam-diam menyukai asistennya khususnya.

"Bagaimana kamu tahu jika aku menyukai dia."

"Itu sangat jelas tertulis di seluruh wajahmu bahwa kamu menyukainya, setiap kamu bersama pria itu,pandangan tidak lepas darinya. Seolah kamu sangat tergila-gila." Goda Elena dengan sedikit tawa.

"Ah ... Elena kamu sungguh menyebalkan, pokoknya jangan sampai kamu memberitahu kepadanya jika aku menyukai pria itu."

Elena mengangguk tanda ia mengerti dengan apa yang diinginkan sahabtnya. Dia juga sangat bahagia jika asistennya bisa bertemu dengan pendamping sebaik Dela.mungkin takdir mempertemukan dengan elena karena ada sebuah tujuan yang sudah di atur untuk mereka.

Pertandingan basket telah selesai dan di menangkan oleh universitas elena. Dela sangat senang jagoanua bisa memenangkan pertandingan dengan skor yang sangat cantik. Tiba-tiba saat mereka berjalan menuju tempat parkir mobil Elena, ada sebuah kegaduhan yang ditimbulkan oleh seseorang. Dia wanita itu menghampiri kerumunan dan bertapa terkejutnya Elena melihat siapa yang berdiri di tengah hamparan bunga yang berbentuk hati.

"Elena, tolong maafkan aku beri aku kesempatan satu kali lagi." Kata Aiden dengan memegang setangkai bunga mawar merah.

Elena melihatnya dengan sangat geram, ia tidak menyangka pria tersebut begitu gigih untuk bisa menemuinya. Padahal dia sudah sangat kasar untuk mengusirnya dari sisi kehidupannya. Dela yang berada di samping temannya hanya bisa terkekeh geli melihat seorang pria tampan mengejar gadis cupu.

"Dasar pria aneh, dia begitu gigih untuk melakukan permainan anak kecil seperti itu."

"Ya ampun elena, itu sangat so sweet sekali. Seorang pria tampan mengejar gadis cupu sepertimu. Seperti seorang pangeran berkuda putih mengejar itik si buruk rupa."

Plak!

Pipi Dela mendapatkan tamparan pelan dari sosok sahabtnya, karena dia mengejek gadis yang berada di sampingnya.

Banyak dari para mahasiswi di kampus yang membicarakan Elena secara langsung. Mereka tidak menyangka akan ada seorang pria tampan yang berani mengejarnya.

"Sepertinya pria itu buta, mengapa bisa mengejar gadis seperti elena?"

"Atau mungkin pria itu juga tidak waras."

Aiden yang mendengar obrolan mereka menjadi tidak senang karena pujaan hatinya diejek dan di rendahkan. Ingin rasanya ia mencabik-cabik mulutnya. Pria itu juga menatap gadis berkaca mata tebal yang melihat kerahnya dengan sorot mata yang sangat tajam hingga bisa dirasakan menusuk ke tubuhnya.

"Apakah Elena marah denganku? Sial aku terlalu percaya dengan omongan Reno. Awas saja jika nanti aku gagal ku lemparkan dia ke kandang buaya," kata pria tersebut bermonolog.

Elena segera mengajak Dela untuk pergi dari kerumunan tersebut untuk menghindari sosok pria yang tidak ingin ditemuinya. Mereka berdua bergegas ke mobil dan melaju dengan sangat cepat keluar kampus. Terlihat dari arah belakang Aiden sedikit mengejanya.

"Apakah kamu tidak kasihan dengannya?" Kata Dela yang terus menatap ke arah belakang mobil.

"Apa yang harus di kasihani dari dia?"

Dela hanya menghembuskan napasnya karena sudah tidak bisa berkata-kata kepada sahabatnya yang begitu keras kepala. Gadis itu berpikir sampai kapan orang di sampingnya bisa membuka hatinya kembali.

***

Di markas Farel, ia terlihat sangat gusar membaca berkas yang ada di meja kerjanya. Ia membanting berkas tersebut dan berdiri dari duduknya menuju tepi jendela. Dia tidak bisa memikirkan apa yang harus dilakukan lagi untuk melenyapkan elena. Karena orang-orang yang ia tempatkan di proyek gadis tersebut mengalami kegagalan total.

"Brengsek, mengapa ini menjadi kacau!" Teriaknya dengan memukul dinding yang tidak bersalah di depannya.

"Karena dia sangat kuat dan ambisius. Kurasa kita harus memasang strategi baru. Kita harus mencoba sedikit melonggarkan aksi kita agar dari pihaknya bisa melonggarkan sistem pertahanan. Setelah ada celah yang pas, kita segera menyerangnya tanpa pandang bulu," kata Devina.

"Aku rasa itu patut untuk dicoba, besuk kumpulkan semua anggota untuk membahas ini. Dan jangan lupa kirimkan beberapa orang untuk pengawalan presiden direktur di perusahan Negara Z."

"Baik aku akan segera kerjakan perintahmu" Devina keluar dari ruangan farel meninggalkan pria itu untuk menenangkan dirinya.

"Tunggu saja kamu elena, kamu sudah menghancurkan keluargaku. Aku akan membalasmu dengan berkali kali lipat!".

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!