David Tertangkap.

Elena sudah tidak sabar untuk segera menangkap David karena dia salah satu orang yang juga ikut menindasnya dua tahun yang lalu bersama dengan Farel. Elena dan Erick pergi menuju sebuah diskotik di tengah kota untuk memantau langsung pergerakan lawannya. Di dalam pria itu sedang bersenang-senang dengan wanita bayaran untuk menemaninya bermain, dia belum tahu jika rencananya sudah gagal dan di hancurkan oleh sahabatnya sendiri.

"Kalian bisa minum sepuasnya nanti biar aku yang membayarnya." David dengan bangga mentraktir orang-orang yang menemaninya bermain.

"Wah ... sungguh sangat dermawan, Tuan David aku akan memanjakan mu sampai kamu puas," kata salah satu wanita yang bergelayut manja di tubuh David.

"Ah ... aku sangat menyukainya, aku akan menanti permainanmu cantik."

Tiba-tiba seseorang pria datang dengan tergesa-gesa ke arah atas atasannya. Pria itu menjadi berubah sikapnya setelah mendapat bisikan dari asisten tersebut. David menjadi sangat frustasi dengan berita kegagalan dari orang yang telah ia sewa dari Farel. Segera saja ia menghubungi sahabatnya untuk meminta pertanggungjawaban kepadanya.

"Brengsek! anak buahmu tidak becus. Hanya membunuh satu orang pria tidak bisa." David memaki-maki seseorang melalui sambungan telpon.

"Kamu sungguh bodoh ya, apakah kamu tidak ingat dengan wanita yang pernah kita mainkan di markas ku dahulu?"

"Maksudmu anak bungsu dari keluarga Raymond?"

"Betul sekali, orang yang akan kamu bunuh mempunyai hubungan dengan wanita itu. Jadi aku menyuruh anak buahku untuk membunuhnya terlebih dahulu," kata Farel dengan tertawa membuat David menjadi sangat geram karena rencananya di sabotase oleh pria psikopat seperti Farel.

"Brengsek! kamu sungguh keterlaluan, Ah! aku tidak ingin berhubungan dengan wanita seperti itu, jika aku tahu wanita itu dia aku tidak ingin mengusiknya."

David sangat kacau, dia tidak tahu jika semua itu akan terjadi kepadanya. Dengan tergesa-gesa pria itu segera meninggalkan area diskotik untuk bersembunyi dari Elena. Dia sangat takut nyawanya akan menjadi taruhannya, karena gadis yang berparas cantik itu adalah seorang wanita psikopat sama seperti Farel. David segera mengendari mobilnya untuk segera pulang kerumah. Namun, tidak menyadari jika sebuah mobil mengikutinya dari arah belakang.

Di dalam mobil Elena tersenyum saat mangsanya sudah keluar dari sarangnya. Dia beserta Erick segera mengikuti mobil milik David. Pria di samping Elena dengan kelincahan mengemudinya segera memotong laju kendaraan mobil lawannya. Sehingga membuat pemilik mobil menjadi marah dan bergegas menuju mobil yang berani memotong jalannya dengan mengetuk kaca jendela. Erick dan Elena turun dari mobil dan membuat pria dihadapannya sedikit terkejut.

"Masuklah jika kamu masih menginginkan nyawamu," kata Elena dengan membukakan pintu mobil bagian belakang.

"Jika aku tidak ingin apakah kamu akan memaksaku."

"Tentu saja, apakah sebelumnya kamu belum mengenalku, Tuan David?" kata Elena dengan mengelus dada bidang David.

"Dasar wanita psikopat!" teriak David dan masuk ke dalam mobil dengan tidak mempunyai rasa takut di dalam dirinya.

Saat sudah masuk di dalam mobil, Erick membuat David tidak sadarkan karena tidak ingin pria itu mengetahui jalan menuju markas rahasia milik Naga Sakti. Setelah bertemu dengan musuhnya, wanita di samping Erick menjadi diam seribu bahasa. Tanpa disadari sang ketua menangis dengan sesenggukan. Erick yang mengetahui hal tersebut segera menghentikan mobilnya dan mengamati sosok Elena.

"Ada apa denganmu?" tanya Erick khawatir dengan perubahan sikap Elena yang begitu tiba-tiba.

"A … aku tidak ingin melihat pria itu kumohon turunkan aku disini saja."

Erick sadar dengan apa yang terjadi dengan gadis itu, kepribadian utamanya kembali dan menjadi teringat dengan masa lalunya. Dengan cekatan pria itu menghubungi anak buah yang lain untuk membawa atasannya ke markas besarnya.

"Sudah tenanglah, aku sudah memanggil seseorang untuk mengantarmu beristirahat. Tenang tidak akan ada yang terjadi lagi, ada aku disini untukmu," kata Erick menenangkan Elena dengan mendekap lembut tubuh gadis mungil itu.

Perasaan Erick menjadi kacau dan sedikit berontak. Entah mengapa hatinya seakan ingin melindungi gadis rapuh itu dan ingin selalu di sampingnya. Ada benih cinta yang tumbuh tanpa disadari oleh pria itu. Saat mobil lain muncul, segera ia membawa gadis malang itu masuk kedalam mobil yang di kendarai oleh anak buahnya.

"Masuklah, aku akan menunggumu di markas. Brody antarkan ketua ke markas melalui pintu barat, dan kamu Afnan ikut aku ke mobil itu untuk membawa tahanan," kata Erick kepada anak buahnya dan Elena.

Markas Naga Sakti di desain sangat unik, jika melewati pintu bagian barat akan di di manjakan dengan pandangan sebuah taman yang sangat sejuk. Namun, jika melewati bagian timur akan langsung bertemu dengan pandangan orang-orang yang sedang berlatih dan ruang para tahanan. Jika saat kepribadian utama Elena menguasai tubuh, dia tidak akan diperlihatkan dengan orang-orang yang berhubungan dengan kekerasan.

Sesampai di markas, Erick segera menemui Elena untuk memastikan apakah gadis itu sudah berganti dengan kepribadian keduanya atau belum. Namun, sampai di area taman pria itu terkejut dengan sebuah pelukan yang erat dari seseorang.

"Kak Erick, apakah aku akan dikurung disini lagi?" tanya Elena dengan wajah manjanya sehingga membuat pria tampan itu ingin sekali wanita di hadapannya berperilaku seperti ini setiap hari. Hanya membayangkan saja membuat pria itu tersenyum sendiri.

"Mengapa kamu tersenyum? Apakah ada yang lucu dengan diriku?"

"Tidak, kamu sungguh sangat imut dan cantik, sehingga membuatku selalu ingin bersamamu setiap waktu," kata Erick dengan sangat tulus, karena dia tidak bisa membayangkan jika berkata seperti itu di saat kepribadian kedua menguasai tubuh gadis cantik itu. Sudah di pastikan dia akan dihukum pergi ke kantor cabang lain.

Erick menemani Elena untuk menghabiskan waktu di malam hari. Sehingga membuat mereka tertidur di ruang keluarga dengan posisi Erick berada di lantai bersandar di sofa sedangkan Elena tertidur di atas sofa.

Di pagi harinya Elena bangun dari tidurnya dan merasakan ada sesuatu yang berat di kakinya, ternyata ada sosok Erick yang tengah tertidur di sana. Wanita itu menjadi bingung dengan apa yang terjadi semalam hingga membuat asistennya tidur bersama.

"Apakah kamu sangat nyaman tidur di kakiku, Erick?" tanya Elena dengan suara tingginya sehingga membuat pria itu segera bangun dari alam mimpinya.

"Kamu sudah kembali?" tanya erick kembali.

"Kembali dari mana?" Elena bingung dengan perkataan Erick, "Bagaimana dengan David apakah sudah berada di ruang tahanan?"

"Ah … ternyata benar sudah kembali." Erick bergumam karena sedikit tidak rela jika Elena kembali dengan kepribadiannya yang kedua.

"Dia sudah berada di tahanan dengan kaki dan tangan terikat di kursi. Aku juga tidak tahu apakah pria itu sudah sadar atau belum."

"Bagaimana kamu tidak tahu kondisinya? Dasar payah kamu!" Elena mengomel dan bergegas pergi menuju ruang tahanan.

 Erick yang melihat kepergian ketuanya berbicara dengan dirinya sendiri. Dia tidak menyangka bahwa kepribadian gadis itu sangat bertolak belakang. Pantas saja para kakaknya sangat peduli dan selalu ingin menjaganya.

"Bagaimana tidak payah kamu yang mengikuti ku dan memintaku berada disini untuk menemani menghabiskan malam yang indah, dan setelah kamu sadar kamu melupakan apa yang telah terjadi dan kita lalui di malam hari ini," kata Erick dengan melangkah menyusul Elena.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!