Hilangnya Presiden Direktur Exela Grub

Setelah sampai di markas, semua orang membantu Erick untuk menolong nyawa ketua mereka. Untung saja di sana masih ada Dela yang pintar dalam bidang medis, karena dia sudah menghabiskan banyak buku dan melakukan beberapa praktik tentang kedokteran.

Di markas juga ada beberapa dokter yang handal sehingga bisa membantu penyembuhan Elena.

"Bagaimana dengan keadaannya?" tanya Erick saat Dela sudah keluar.

"Dia baik-baik saja, hanya mengalami gegar otak ringan. Sebentar lagi dia akan sadar, jadi tidak perlu khawatir.

Erick begitu lega mendengar perkataan dari Dela, karena ini baru pertama kalinya Elena mengalami kecelakaan dan terluka cukup parah. Biasanya wanita itu tidak pernah memiliki luka bahkan kesakitan hingga tidak sadarkan diri.

Di ruang perawatan, Elena membuka matanya dan berkedip melihat sekitarnya. Disana ada Erick yang setia menemaninya. Ia mencoba bangun dari tidurnya, tetapi kepalanya terasa sedikit sakit.

"Beristirahatlah dahulu, kamu mengalami gegar otak ringan."

"Lalu bagaimana dengan keadaan pria itu?"

"Saat ini masih belum sadarkan diri dan mendapat pantauan dari Dokter Hendrik," kata Erick sembari mengulurkan segelas air keada wanita yang terbaring lemah di atas ranjang.

Setelah di rasa tubuh Elena sudah lebih baik, dia melihat tentang keadaan pria yang ia tolong. Dilihat dari tampang dan pakaiannya dia termasuk dalam kategori orang kelas atas. Tetapi saat wanita itu mencoba mencari identitasnya tidak bisa menemukan data apapun kecuali namanya. Sepertinya, pria itu identitasnya bukan sembarangan.

"Apakah kamu sudah sadar?" tanya Elena saat melihat ada pergerakan dari orang tersebut.

"Ah ... Dimana aku?"

"Kamu tidak perlu tahu dimana tempatmu, siapa kamu sebenarnya, Tuan Aiden?"

"Apa yang terjadi? Siapa Aiden?" jawaban dari pria yang di tolong oleh Elena membuat gadis itu mengerutkan keningnya dan menoleh menatap ke dokter penanggung jawab untuk meminta penjelasan mengenai apa yang terjadi.

"Luka yang diderita cukup parah di bagian belakang kepalanya, jadi wajar jika dia mengalami amnesia."

"Jadi dia tidak ingat dengan identitasnya?"

"Iya, betul."

Elena menghela napas panjang, dia hanya ingin tahu identitas tentang pria itu dan menanyakan mengapa dia membahayakan nyawa orang lain di jalan raya dan melakukan aksi tembak menembak di sana.

"Urus dia untuk sementara waktu hingga ia pulih dari cideranya. Jika dia tetap tidak mengingat apapun, tempatkan dia di bagian sayap timur dan latihlah dia."

"Apakah kamu yakin akan menerima dia menjadi bagian dari kita? Aku rasa orang itu cukup berpengaruh jika di lihat dari postur dan pakaiannya," kata Erick curiga dengan identitas pria yang di tolong oleh ketuanya.

***

Aiden berjalan-jalan di markas besar yang ternyata milik Naga Sakti. Dia mengamati semua orang-orang yang berada di sana. Pria itu sedikit berjalan mengendap-endap untuk bersembunyi di sebuah tempat untuk bisa berbicara dengan seseorang.

"Aku sudah aman, saat ini aku berada di sebuah markas besar organisasi hitam yang sangat terkenal," kata Aiden menghubungi asistennya lewat ponsel yang berhasil ia sembunyikan dari semua orang.

" Syukurlah jika, Tuan aman. Semua orang mencari anda dan bahkan menyimpulkan bahwa anda sudah meninggal."

" Biarkan saja berita itu mengalir seperti itu, aku akan muncul jika situasi sudah kondusif dari para orang yang mengincar nyawaku. Apalagi aku mengalami cidera yang cukup parah di tubuhku," kata Aiden.

Setelah berhasil memberitahu asistennya, pria itu kembali keluar dari sebuah ruang persembunyiannya. Tetapi dia terkejut berpapasan dengan seorang pria yang cukup tampan dan tubuh yang di bilang sangat kekar.

"Apa yang kamu lakukan disini!"

"A-aku hanya melihat-lihat ruangan ini. Aku rasa sangat nyaman saat masuk ke dalam."

"Jangan sembarang masuk ke dalam ruangan disini. Apalagi ruangan ini!" kata Erick dengan tegas.

"Memang ruangan apa ini, hanya terlihat seperti kantor biasa."

"Itu ruangan pribadi Nona Elena, kamu tidak boleh masuk sembarangan. Jika nanti ketahuan, kamu akan berakhir di ruang tahanan."

Erick menjadi sedikit bergidik takut, membayangkan dirinya berada di sebuah ruang tahanan seorang mafia. Dia menjadi membayangkan seperti di sebuah film yang ia tonton, saat para tahanan di siksa oleh para mafia.

"Sudahlah, kamu istirahat saja di ruangan yang suda di atur untukmu. Jika perlu bantuan cari aku." Erick meninggalkan sosok Aiden dan melanjutkan langkahnya untuk menemui ketuanya.

***

"Apakah sekarang kamu sudah tidak apa-apa?" tanya Dela khawatir dengan sahabatnya yang baru saja kecelakaan.

"Iya aku tidak apa-apa, hanya masih terasa agak pusing."

"Tunggu disini saja, aku akan membuat bubur untukmu." Dela bergegas pergi dari kamar Elena. Gadis itu menjadi sedikit lebih lembut dengan kehadiran seseorang seperti temannya. Dia tidak bisa membayangkan jika ia tidak bertemu dengannya, mungkin hidupnya selalu penuh dengan kekejaman. Sekarang dia mempunyai sisi lembut seperti kepribadian utamanya.

Keesokan harinya, Erick bergegas menemui Elena dengan wajah yang sangat panik. Pria itu membawakan berita yang buruk untuk ketuanya. Dia menyerahkan iPad kepada atasannya untuk melihat sendiri berita yang menggemparkan tanah air.

" Apa presiden direktur dari Exela Grub menghilang!" teriak Elena sangat terkejut.

"Iya bahkan ada media lain yang memberitakan bahwa dia telah meninggal."

"Jika begini, proyek akan sedikit tertunda dan akan memakan waktu lama. Aku tidak bisa menetap disini lebih lama."

"Mengapa? Apakah kamu akan kembali ke Negara K?"

"Iya, aku mendapat kabar kakek sudah sangat tua dan sakit-sakitan dan keluarga yang tersisa hanya aku dan saudaraku."

"Lalu bagaimana dengan semua yang ada disini?" Erick terlihat tidak senang mendengar perkataan gadis yang sudah menanamkan benih cinta pada dirinya.

"Akan aku serahkan kepadamu dan Brody."

Elena dan Erick pergi ke perusaahan untuk mengecek perjalanan proyek yang dia kerjakan. Dia tidak habis pikir akan terjadi sesuatu kendala dengan proyek itu, jika presiden direktur tidak ada, biaya proyek tidak akan bisa ia dapatkan dari perusahaan Exela Grub. Karena sesuai perjanjian, pembiayaan proyek harus di tandatangani olehnya.

"Sungguh ini membuatku lelah, sementara kita harus mencari investor lain untuk menangani pembiayaan. Atau apakah uang pribadiku cukup untuk proyek ini?"

"Aku rasa uangmu masih belum cukup, karena ini proyek yang sangat besar.m," jawab Erick di hadapan Elena yang sedang duduk di kursi dengan menyilangkan kakinya.

"Sudahlah kita tunda saja proyeknya, aku akan membicarakan lebih detail lagi bersama pihak dari Exela Grub."

Erick segera meminta undur diri untuk keluar sebentar. Karena dia merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Pria itu mempunyai insting yang sangat kuat, sehingga ia bisa merasakan ada sebuah kejanggalan yang terjadi padanya atau pada organisasinya.

"Brody, apakah kamu di markas? Apa yang sedang orang asing itu lakukan sekarang?" Tanya Erick pada anak buahnya melalui sambungan telepon.

"Dia berada di kamar seharian ini, dan aku tidak tahu apa yang ia kerjakan di dalam. Sepertinya dia sering menelepon seseorang dengan sangat misterius."

"Baiklah, awasi dia untukku. Jangan sampai ketua tahu aku menyuruhmu mengawasinya."

"Baik."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!