CEO yang Sebenarnya

Elena yang rahasia sudah terbongkar dihadapan Casey menjadi emosi. Dia tidak ingin keluarganya tahu jati diri nya yang sesungguhnya. Gadis itu mencoba menenangkan diri dengan membuat panggilan video kepada asistennya Erick yang berada di Negara N menggantikan tugasnya di sana.

Sambungan video sudah tersambung dan menampakkan wajah Erick yang begitu berantakan. Elena menjadi sedikit terhibur kala melihat asistennya berpenampilan seperti itu. Wajah tampannya terlihat sangat kusam seperti tidak mandi seharian.

"Ada apa dengan wajahmu yang sangat kusut itu?" tanya Elena.

"Kau pasti sangat bahagia melihatku menderita seperti ini, disini sangat menyiksa sekali. Tolong cepatlah kembali dan aturlah sendiri pekerjaan ini." Erick yang sudah terbiasa dengan Elena tidak ada rasa canggung sebagai atasan dan bawahan. Dia juga sudah menganggap Elena bagian dari keluarganya sehingga dia juga sangat melindungi dan menyayangi selayaknya adik kandungnya sendiri.

"Apakah ada hal yang sangat sulit kau selesaikan di perusahaan?"

"Ada sebuah tender proyek yang aku rasa sangat menguntungkan untuk perusahaan. Jadi aku menyiapkan proposal pengajuan untuk bisa masuk kedalam daftar vendor yang akan memenangkan proyek itu," kata Erick di seberang sana.

"Baiklah aku rasa urusanku disini sudah selesai, besuk aku akan kembali kesana untuk mengambil alih tugasmu."

Elena segera mematikan panggilan videonya bersama Erick. Dia segera mengemasi pakaiannya dan memasukkan ke dalam koper besarnya. Karena dia juga tidak ingin tinggal berlama-lama bersama para saudaranya di rumah besar ini. Rasanya seperti ia terkurung dalam sangkar emas yang tidak bisa pergi kemana pun dengan leluasa, sedangkan di Negara N, dia bisa melakukan apapun tanpa pengawasan dan sangat bebas kesana kemari.

Saat gadis itu akan keluar kamar, dia bertabrakan dengan Casey. Kakaknya berpakaian sangat lusuh dan tercium aroma alkohol di tubuhnya. Elena yang tidak mempunyai perasaan empati yang tinggi segera menghindari kakaknya. Tetapi, tiba-tiba Casey memeluk tubuh mungil Elena dan berkata sangat lirih.

"Siapa pun kamu aku hanya ingin adikku kembali ke tubuh ini. Dan aku selalu melindungi mu sebagai adikku walaupun kamu masih berbagi tubuh dengannya. Aku hanya mohon jangan melakukan hal yang berbahaya di luar sana."

Elena merasakan kesedihan di dalam diri pria yang terkenal sangat dingin dan terlalu cuek dengan saudaranya. Dia tidak menyangka bahwa kakaknya sangat peduli sekali jika menyangkut anggota keluarganya.

"Aku berjanji akan menjaga tubuh ini, aku juga ingin memintamu tolong jangan memberitahu tentang hal ini kepada yang lain. Hanya kamu yang aku percayakan mengetahui semuanya. Jika yang lain tahu, mungkin akan sulit untuk aku bisa berdiri dengan tegar seperti ini setelah kejadian aku di sekap oleh Farel."

Casey mengangguk dan seketika tubuhnya jatuh tidak sadarkan diri. Kakak ketiga Elena sepertinya belum bisa menerima kenyataan bahwa adiknya menjadi seperti ini, sehingga dia melampiaskan ke minuman alkohol hingga mabuk. Elena menyeret tubuh besar kakaknya yang terasa berat menuju kamar pria itu yang berada tepat di samping kamarnya.

"Astaga tidak kusangka, pria yang sangat dingin ini berubah menjadi lemah dalam waktu hitungan jam. Sungguh keluarga ini sangat aneh sifat dan sikapnya sangat bertolak belakang. Tetapi aku juga sangat menyayanginya sebagai kakakku dan keluargaku."

Keesokan harinya gadis cantik turun dari kamarnya dengan menarik sebuah koper menuju ruang makan. Di sana para kakaknya menoleh kearah gadis itu. Mereka terkejut saat Elena membawa koper nya, Darel segera menuju adiknya dan meminta maaf atas kegaduhan yang dia timbulkan kemarin.

"Elena, maafin kakak kemarin ya. Jangan pergi dari rumah ini kamu pasti marah dengan kakak kan?" kata Darel memohon kepada Elena.

"Tidak kak, aku hanya ingin kembali ke Negara N untuk meneruskan belajarku disana. Sudah sangat lama aku absen dari kampus," kata Elena berbohong karena tujuan aslinya adalah ingin memenangkan sebuah tender proyek.

"Sudahlah, Darel jangan seperti anak kecil. Aku rasa kamu dan Elena serasa tertukar usianya. Lihat Elena semakin dewasa sedangkan kamu malah semakin kekanak-kanakan," omel Brian.

"Mungkin karena dia bekerja sebagai artis maka semakin kesini semakin absurd tingkahnya," sahut Casey.

Darel cemberut dengan sikap para kakaknya dan bergegas kembali ke tempat duduknya. Adriel yang melihat kelakuan adiknya hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Kakak hanya berharap kamu bisa lebih hati-hati menjaga dirimu sendiri di Negeri orang. Kakak hanya bisa berdoa untukmu agar kau selalu dalam lindungan Tuhan," kata Adriel dengan sangat bijak, Elena tersenyum kepada kakak sulungnya dan menghabiskan makanan yang sudah di siapkan untuknya.

Setelah tiba di Negara N, Elena segera menuju perusahaan miliknya. Dengan penampilan yang memukau mampu membius semua karyawan di sana untuk selalu menatap gadis tersebut. Banyak karyawan yang sangat kagum degan wanita seperti Elena sudah cantik, pintar dan baik hati. Tetapi, mereka tidak tahu bahwa Elena adalah bos sesungguhnya di perusahaan tempat mereka bekerja, mereka hanya sebatas tahu jika Elena adalah adik dari Presiden Direktur Artline Company.

"Pagi, Nona Elena," sapa salah satu karyawan yang berpapasan dengannya.

"Pagi," jawab Elena singkat dan dingin.

Walaupun sikap Elena selalu dingin, tidak membuat para karyawan berhenti menyukai gadis tersebut, karena dibalik itu semua sifat sebenarnya Elena sangat mudah membantu orang lain tanpa pandang bulu.

Saat sampai di lantai ruangannya, dia terkejut dengan tampilan seorang wanita yang berada di meja sekretaris. Perasaan gadis itu tidak pernah merekrut karyawan dengan model seperti itu. Dengan pakaian yang sangat minim bahan dan wajah yang sangat menor membuat Elena tahu apa sebenarnya tujuan wanita itu. Terlihat jauh dari kriteria karyawan teladan yang sudah ia atur.

Elena acuh dan melangkah melewati meja sekretaris tersebut, tetapi saat akan membuka pintu kantornya dia di cegah oleh wanita itu, sehingga membuatnya bingung.

"Apakah anda sudah membuat janji dengan Presiden Direktur?"

"Apakah aku perlu membuat janji dengannya?" Elena berbalik bertanya dengan sikap arogan.

"Maaf jika anda belum membuat janji silahkan tunggu beliau di ruang tunggu." Cegah wanita itu kepada Elena.

"Minggir jangan halangi, aku ingin masuk kamu seperti nya baru bekerja disini ya?"

sekretaris tersebut tidak menyukai sosok Elena yang seolah-olah akan merebut calon incarannya. Wanita itu dengan marahnya mendorong Elena hingga hampir terjatuh.

"Anda jangan bersikap tidak sopan ya! Saya akan memanggil petugas keamanan jika anda tetap ingin masuk Atau anda adalah salah satu wanita penggoda yang ingin menggoda bos saya.

Elena yang sangat mudah emosi menampar wajah wanita yang bersikap kurang ajar kepadanya.

Plak!

Plak!

Wanita di hadapan Elena juga menjadi emosi dan ingin membalas tamparannya. Namun, Elena berhasil menangkap tangan gadis itu dan menampik dengan sangat keras.

"Kamu sudah tidak tahan untuk hidup ya?" kata Elena dengan aura yang sangat kejam hingga membuat lawannya sedikit takut menatap sorot mata gadis itu.

Sekretaris tersebut segera menelpon petugas keamanan untuk datang ke depan ruangan CEO. Tanpa waktu lama mereka datang ke lantai atas. Namun, betapa terkejutnya saat melihat siapa orang yang dimaksud sekretaris tersebut. Mereka hanya bisa diam berdiri di tempat tidak berani menyentuh Elena, sehingga membuat wanita dengan dandanan menor bingung dengan sikap petugas keamanan perusahaannya.

"Mengapa kalian diam saja, cepat tangkap wanita itu dan usir dari sini!" teriak wanita itu kepada para petugas keamanan.

Elena hanya tersenyum penuh kemenangan saat mendengar teriakan wanita itu yang penuh histeris. Elena tidak menyangka ada karyawannya yang bersikap bodoh seperti itu di perusahaan elit.

"Siapa yang berani mengusirnya dari sini" teriak seseorang dari arah belakang Elena.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***