Bertemu Dengan Aiden

"Nah bagaimana?" tanya Elena kepada sahabatnya yang berhasil ia rubah dari gadis cupu menjadi gadis yang sangat cantik. Dela yang melihat pantulan dirinya di cermin tidak bisa mengedipkan matanya karena terlalu takjub dengan apa yang ia lihat.

"Sungguh, apakah ini aku?" Dela mencubit pipinya dan terasa sakit.

Dela menginap di markas Elena dan tinggal di sayap barat. Disana tidak akan ada orang yang berani memasuki area tersebut. Hanya Erick yang bebas dengan keluar masuk seluruh tempat di markas besar itu.

Sampai keesokan harinya Dela dan Elena pergi ke kampus bersama. Saat melewati markas timur, para anggota terlihat kagum dengan pesona kecantikan teman ketuanya. Mereka tidak mengira bahwa atasannya memliki seorang yang begitu cantik.

"Sungguh bidadari yang kedua telah turun dari langit. Jika dia bidadari nya aku berani untuk mengejarnya hingga kudapat," kata salah satu anggota.

"Memang siapa bidadari pertama yang turun?" tanya Brody.

"Itu kamu tidak lihat." Tunjuk Yasa kepada Elena.

"Hus ngawur kamu, hati-hati nanti di dengar pawangnya loh." Seketika Erick melirik dengan tajam kearah Brody dan teman yang lain. Membuat orang yang ditatap segera kabur dari hadapan singa jantan.

Sesampai di area parkir kampus, segera kedua sahabat baru pergi menuju kelas yang sama di pagi hari. Banyak pasang mata yang tertuju kearah Dela, gadis cupu yang berubah menjadi sangat cantik seperti di film Cinderella. Tetapi, ada juga yang membicarakan sosok di samping gadis cantik itu.

"Itu cewek cantik apa gak malu ya Deket sama Elena yang cupu?"

"Mungkin Elena pakai pelet itu, untuk menggaet orang seperti dia," kata para mahasiswi yang iri melihat kedekatan Elena dengan Dela. Padahal mereka tidak tahu jika gadis yang mereka anggap cupu itu bisa berubah menjadi cantik mengalahkan bidadari manapun.

Dela sedikit tidak nyaman dan marah sahabatnya di permalukan di hadapan orang-orang. Namun, Elena mampu meredakan sumber api yang akan meledak sewaktu-waktu. Segera saja mereka berdua pergi dari koridor dan masuk keruangan kelas.

"Aku benci dengan semua orang yang menilai dari sebuah penampilan. Aku sangat ingin merobek-robek mulutnya itu," geram Dela kepada orang-orang yang membicarakan tentang mereka secara berterus-terang.

"Sudahlah, aku sudah sangat kebal dengan cacian mereka. Jadi aku tidak bermasalah hidup seperti ini. Karena aku sudah melalui dimana hidupku berada di titik terendah."

Mereka menyelesaikan pembelajaran di kampus, setelah selesai Elena dan Dela menghabiskan sisa waktunya untuk bersantai di sebuah cafe di sebrang jalan. Dela sangat antusias saat akan di traktir oleh sahabat barunya. Bahkan gadis itu sudah tidak bekerja paruh waktu, karena semua biaya hidup akan di tanggung oleh bos muda di depannya.

"Rasanya aku masih ada pekerjaan yang harus aku selesaikan di hari ini. Apakah aku boleh mengakhiri pertemuan kita?" Tanya Elena kepada Dela.

"Tentu saja, aku juga ingin pergi ke perpustakaan kota untuk mencari sebuah buku."

"Bagaimana jika kamu pergi temui Erick untuk memintanya melatihnya sedikit ilmu bela diri. Dia sangat jago di bidang itu," kata Elena membuat Dela sedikit bersemangat dan bergegas pergi meninggalkan temannya.

Di dalam mobil, gadis berpenampilan cupu mengubah dandanannya menjadi seorang wanita karir yang sangat cantik. Dengan setelan jas dan rok pendeknya membuat tampilannya semakin mempesona. Apalagi di tambah dengan rambut yang tergerai dan make up tipis.

Akan tetapi, saat ia mulai berkendara ada sebuah mobil yang saling berkejaran di jalan dan sempat menyenggol body mobil milik Elena. Gadis itu segera mengejar kedua kendaraan di depannya dengan kecepatan tinggi.

***

"Sialan, mengapa mereka bisa mengejar ku hingga kearah ini!" Umpat seorang pria di dalam mobil yang melaju dengan cepat.

Bruk!

Terdengar suara yang berasal dari samping mobilnya. Tidak disangka pria itu menyenggol mobil lain yang sedang melaju di jalan. Ia sedikit khawatir tentang mobil yang ia lukai karena dengan terbentur sedikit keras.

"Maafkan aku, semoga kamu tidak apa-apa." Doa pria itu dalam hati.

Door!

Door!

***

"Sialan! Mereka mempunyai senjata," teriak Elena dengan panik karena ia berada di belakang mobil mereka.

Sebuah peluru dari kendaraan pertama mengenai kaca mobil milik gadis itu. Membuat wajahnya terkena pecahan kaca hingga menggores mengeluarkan darah segar di pipinya. Dia meringis kesakitan menahan perih yang ia rasakan. Ia mencoba terus fokus dan mengontrol agar kepribadian utamanya tidak mempengaruhinya saat ini.

Door!

Setelah terdengar suara tembakan mobil milik gadis yang akan pergi ke perusahaan menjadi hilang kendali. Salah satu roda miliknya terkena sebuah peluru hingga menyebabkan ban meletus. Sikapnya yang selalu tenang patut di acungi jempol. Dia tidak terlihat takut sama sekali, hingga ia membanting kemudi dan menabrak sebuah pohon besar.

"Sialan! Andaikan tadi aku tidak mengikutinya, pasti akan baik-baik saja." Gadis itu mencoba keluar dari kendaraan pribadinya yang sudah tidak berbentuk akibat benturan yang keras. Elena merasa pusing dan keningnya mengeluarkan darah.

Setelah berhasil keluar, ia terlihat terhuyung-huyung dan berjalan tertatih-tatih. Tidak disangka, ternyata kaki gadis itu terdapat luka yang cukup dalam. Saat sampai di belakang mobil, ia terkejut melihat seorang pria tergeletak dengan luka yang sangat parah di sekujur tubuhnya.

"Ternyata bukan hanya mobilku yang kecelakaan." Elena melihat kedua mobil yang ia kejar juga mengalami kecelakaan hingga membuat para korban terlempar dari dalam mobil. Gadis itu mendekat ke salah pria yang memakai setelan jas. Saat akan mengecek kondisinya, ia sangat pusing dan terjatuh di dekat tubuh pria tersebut.

"Erick aku butuh pertolonganmu ...." Gadis itu tidak bisa meneruskan panggilan dan terjatuh tidak sadarkan diri di samping pria asing.

***

"Siapkan sebuah armada!" Teriak Erick sangat histeris dan panik.

"Apa yang terjadi?" tanya Dela yang saat itu sedang berada di sana.

"Elena sedang dalam masalah, cepat lacak keberadaan ketua sekarang!"

Erick bergegas masuk ke mobil menuju lokasi dimana sang ketua berada. Dia tampak sangat khawatir tentang gadis itu, karena tidak biasanya dia meminta bantuan dengan nada seperti menahan kesakitan.

"Kumohon jangan terjadi apapun denganmu," kata Erick sambil terus mengemudi mengikuti rute GPS yang berada di jam tangan Elena.

Setelah sampai di lokasi betapa terkejutnya pria tersebut melihat kekacauan yang ada di jalanan. Tiga mobil yang saling bergulingan hingga para korban terlempar di jalan. Jantung Erick seakan tercekat memikirkan kondisi ketuanya. Dengan cepat ia mengerahkan anak buahnya untuk mencari Elena.

"Ketua ada disini!" teriak salah satu anak buah Naga Sakti.

Erick terkejut melihat kondisi gadis yang di cintai ya dalam diam terluka cukup parah di dekat seorang pria yang tidak ia kenal dengan pakaian yang seperti seorang pebisnis. Saat akan menggendong tubuh mungil gadis pujaannya, bibirnya bergerak ingin mengatakan sesuatu kepadanya.

"D-dia m-masih bisa di selamatkan, tolong bawa dia." Perkataan Elena dan tidak sadarkan diri lagi.

"Angkat juga pria itu!" Teriak Erick dan segera membawa tubuh Elena masuk dalam mobilnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!