"Sudahlah jangan menangis, hapus air matamu itu! Aku tidak ingin ada orang lemah yang berada di sisiku." Gadis yang sedang menangis menatap orang di sampingnya dengan tidak percaya mendengar perkataan yang di lontarkan ya.
"Apakah kamu menerimaku menjadi temanmu, Elena?"
Elena menghembuskan napas dengan kasar, "jika kamu berhenti menangis aku mengizinkanmu berada di sisiku," kata gadis itu.
Dela sangat senang dengan perkataan yang di dengarnya, dengan spontan ia memeluk orang di sampingnya begitu erat. Dia tidak menyangka ada sosok teman yang akan di jadikan tempat berkeluh kesahnya. Karena dia merasa iri semua orang mempunyai teman saat berada di kampus, hanya dirinya seorang yang selalu menyendiri di perpustakaan.
"Apakah masih ada orang lain yang mengganggumu? Jika ada mari kita selesaikan hari ini."
"Tidak, hanya mereka saja yang selalu mengusikku karena sekarang Devina sudah keluar dari kampus." Elena terkejut mendengar berita tentang gadis yang ia patahkan tangannya dahulu.
'Apakah dia sudah sangat terpukul dengan situasinya? Atau ada seseorang yang diam-diam merencanakan sesuatu,' kata Elena di dalam hati. Karena menurut penyelidikan akan identitasnya, gadis itu tidak mempunyai rasa malu dan selalu ingin mencapai tujuannya untuk menjadi model internasional. Jika ia keluar dari kampus, maka tidak akan meraih apa yang ia inginkan.
Semakin hari Dela dan Elena semakin dekat satu dengan yang lain. Tanpa terasa gadis yang sangat acuh menjadi lebih terbuka dengan kehadiran seorang teman di sisinya. Saat ini mereka menghabiskan waktu untuk berburu diskon di sebuah mall di pusat kota. Selama di Negara N, gadis kejam itu tidak pernah menginjakkan kakinya di pusat perbelanjaan di sana. Baru pertama kali dia pergi dengan teman barunya.
"Apakah kamu tidak nyaman berada disini?" Tanya Dela kepada Elena.
"Aku bisa beradaptasi disini untukmu jadi jangan risaukan tentang diriku."
"Baiklah aku sangat senang bisa mempunyai teman sepertimu. Ah ... Aku sudah membayangkan bagaimana kita akan menjalani masa di kampus."
Elena terlihat sedikit tidak nyaman, tetapi dia juga ingin sedikit menikmati waktu santai seperti ini. Kedua gadis terlihat keluar masuk ke toko pakaian. Mereka mencoba berbagai baju yang sama untuk menandai jika mereka adalah sepasang sahabat.
"Sudah cukup, mari kita istirahat sejenak," kata Elena yang sangat kelelahan berlarian kesana kemari mengikuti apa yang Dela inginkan. Tetapi tidak ada satupun barang yang berhasil di beli oleh gadis itu.
"Baiklah, kamu duduk disini dahulu aku akan membeli minuman untukmu." Dela meninggalkan Elena sendirian di sebuah bangku tunggu.
Namun, mata elang Elena melihat seseorang yang sangat ia kenal. Dengan sigap gadis itu berdiri dan terus mengikuti seorang pria yang sedang merangkul wanita yang sangat cantik.
"Segera kemari di pusat perbelanjaan di tengah kota. Aku melihat Farel dengan seorang wanita. Tempatkan beberapa anak buah di sekitar sini segera!" Perintah Elena kepada Erick melalui sambungan telepon.
***
"Terimakasih, kak," kata Dela saat sudah mendapatkan dua minuman untuk melepas dahaga. Saat kembali ke tempat Elena, gadis itu sudah tidak berada di bangku tunggu. Dela sangat bingung dan mencari-cari sahabat barunya. Dia melihat orang yang dicari sedang berlarian kecil menuju lantai satu.
"Apa yang dilakukan dengan Elena? Mengapa dia seperti membututi sesuatu?" Segera saja gadis itu mengikuti kemana perginya Elena.
***
"Bagaimana, apakah kalian ada yang menemukannya?" tanya Elena kepada anak buahnya.
"Tidak ketua, dia sangat lihai mengelabuhi kita."
"Sial! Kita kehilangan jejak lagi, lalu dimana Erick?"
"Aku disini," jawab Erick dari arah samping dengan luka memar terlihat di area wajahnya.
"Apa kamu hampir menangkapnya?"
"Benar, tetapi dia bisa lolos karena ada bala bantuan datang. Kamu pasti terkejut dengan apa yang aku lihat tadi, dia bersama seorang gadis," kata Erick dengan menahan rasa sakit di area wajahnya.
"Aku sudah tahu, tadi aku melihatnya juga. Tetapi, aku tidak tahu siapa wanita yang bersamanya."
"Dia Devina, orang yang dihancurkan perusahaan keluarganya." Perkataan Erick membuat Elena sangat terkejut. Dia tidak menyangka Farel bisa membentuk kekuatan bersama dengan gadis tersebut.
"Sudah kuduga, ada yang aneh dengan Devina yang menghilang bagaikan di telan bumi. Ternyata dia sedang berlatih di markas Farel.
Erick menjadi bingung, jika ketuanya tahu tentang markas Farel mengapa ia tidak melakukan penyerangan disana. Elena yang melihat kerut di dahi asistennya menepuk pundaknya.
"Aku tidak tahu di mana lokasi markas tersebut, jadi aku tidak bisa langsung melakukan penyerangan. Jika aku tahu sudah aku lakukan dari dahulu, Erick," kata Elena menjawab kegundahan di hati Erick.
Dari arah belakang mereka berdiri sosok gadis dengan napas yang tersengal-sengal karena mengejar temannya. Elena terkejut melihat kehadiran Dela disana. Dia tida menyangka rahasia terbesarnya akan terbongkar di depan gadis cupu itu
"Elena, siapa sebenarnya kamu. Mengapa kamu berurusan dengan para mafia itu!" teriak Dela dengan menunjuk ke arah Erick sehingga membuat pria itu memiringkan kepalanya dengan mengerutkan dahinya, karena dia bingung seorang gadis mengenalnya sebagai seorang mafia.
"Mari ikut aku terlebih dahulu agar kamu tahu siapa aku."
"Elena!" Teriak Erick dengan mencegah lengan gadis itu untuk tidak memberi tahu tentangnya kepada Dela yang menurutnya baru ia kenal beberapa hari.
Elena hanya menganggukkan kepalanya untuk menyakinkan Erick yang sedikit khawatir. Gadis cantik dan bringas membawa Dela menuju markas besarnya. Sampai di dalamnya, ia terlihat terkejut dan terpukau bersamaan. Banyak sekali alat-alat canggih dan beberapa pria yang tampan dengan perut ABS nya.
"E-Elena apa ini markas mafia?"
"Darimana kamu tahu jika ini markas mafia?" Tanya Elena menyelidiki tentang sahabatnya yang sedikit tahu tentang mafia.
"Aku tidak sengaja pernah melihat orang itu sedang berkelahi bersama seseorang. Saat aku ingin melerai ada wanita paruh baya melarang ku mendekat, kata beliau orang itu adalah mafia yang sedang bertugas."
Elena bahkan tidak tahu jika Erick pernah melakukan sebuah misi tunggal. Selama ini dia hanya ditugaskan menjalankan perusahaanya dan mengawasi para anak buah yang bekerja di pemerintahan untuk menjadi pengawal.
"Mengapa aku tidak tahu jika kamu memiliki misi tunggal? Apakah kamu masih berhubungan dengan organisasimu yang dahulu?"
"Bukan, itu kejadian di saat aku belum mengenalmu dan masih bekerja untuk organisasi lain."
Setelah mengetahui tentang diri Elena, gadis cupu itu berkeliling di markas besar Naga Sakti. Sesampai di sayap bagian barat, ia sudah ditunggu sahabatnya untuk segera masuk ke kamar milik Elena.
"Aku akan mengubahmu menjadi seorang wanita yang sangat cantik."
"Apakah aku bisa berubah, Elena?"
"Tentu saja bisa, tetapi ada satu syarat yang harus kamu lakukan untukku." Elena dengan senyumnya memberikan secarik kertas di hadapan Dela.
"Tanda tangani jika kamu setuju dengan apa yang tertulis disana." Tidak menunggu waktu lama, Dela menandatangani perjanjian untuk menyembunyikan identitas Elena dan menyetujui bergabung menjadi anggota naga sakti di bidang kesehatan. Karena ia sangat mahir dalam bidang pengobatan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments