Tidak banyak menunggu waktu lama, Elena menuju ke bandara untuk segera terbang kembali ke negara asalnya. Dengan kepribadiannya saat ini, siapapun yang ingin mengusiknya akan dibalas dengan berkali-kali lipat. Seperti dengan kejadian Devina, yang sekarang keluarga gadis itu mengalami kebangkrutan dan membuatnya jatuh miskin.
Raymond bersaudara terkejut saat mendapatkan sebuah notifikasi pesan dari seseorang jika si bungsu kembali ke Negara K. Mereka sangat bahagia dan berlomba-lomba menuju bandara untuk menjemput adik kandungnya yang telah lama meninggalkan mereka.
Saat tiba di Negara K, Elena begitu terkejut melihat beberapa mobil terparkir di depan pintu masuk bandara. Banyak pengunjung penasaran dengan apa yang membawa sosok Raymond bersaudara di bandara tersebut.
"Astaga si bungsu," teriak Darel kakak keempat gadis itu yang begitu hebohnya hingga membuat beberapa penggemar menyadari suara idola tersebut.
Plak!
Tamparan ringan mendarat di pipi Darel hingga membuatnya mengerucutkan bibirnya, ia sangat tidak suka dengan kakak ketiganya yang selalu bermain kasar kepadanya.
"Kenapa kamu selalu melakukan hal ini kepadaku?."
"Karena gara-gara kamu semua fans mu heboh ingin menuju kesini."
Elena hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku saudaranya yang begitu absurd tetapi sangat menyayanginya. Sehingga tanpa sadar kepribadian utama Elena kembali menguasai tubuh gadis tersebut.
"Kakak," teriak Elena dengan memeluk kakak sulungnya yang bernama Adriel dengan begitu erat di iringi tangisan nya yang pecah.
Kepribadian utama Elena yang begitu lemah lembut dan rapuh, selalu merasa haru saat melihat para saudaranya begitu mengutamakan kepentingannya.
"Sudahlah mari kita pulang dan segera beristirahat," kata Brian kakak kedua Elena sambil mengelus pucuk kepala Elena dengan lembut.
Raymond bersaudara kembali menuju rumah megahnya. Setelah sampai Elena membaringkan tubuhnya di kasur kesayangannya. Seakan sudah lama dia tidak tidur dengan nyaman setelah kejadian yang menimpanya di masa lalu. Namun saat ini kepribadian utama Elena sangat lemah, membuat kepribadian yang lain menjadi lebih dominan dan bisa merebut kembali untuk menguasai tubuh gadis itu.
Elena berjalan menuju meja belajarnya, dia tidak ingin membuang waktunya yang sangat berharga hanya untuk melepas rindu kepada Raymond bersaudara.
"Kenapa kamu melakukan itu? Aku ingin sekali merebahkan tubuhku di kasur kesayanganku." Suara di pikiran Elena yang lain.
"Karena aku tidak menyukai hal bodoh seperti yang kamu lakukan tadi," jawab Elena dengan mengotak atik sistem keamanan markas organisasi Beruang Hitam.
Saat sedang fokus tiba-tiba Casey kakak ketiganya masuk ke kamar Elena tanpa mengetuk pintu, hingga membuat gadis itu terkejut melihatnya.
"Apa yang sedang kamu lakukan hingga terkejut?"
"Tidak, aku tidak melakukan apapun," kata Elena dengan ekspresi datar.
Casey hanya diam dan tersenyum melihat tingkah adiknya. Namun, saat ia akan mengelus pucuk kepala Elena, respon yang dia dapat membuat pria itu terkejut. Bagaimana tidak terkejut, adik yang tidak pernah berlatih bela diri merespon usapannya dengan memelintir tangannya kebelakang.
"Wah sejak kapan kamu berlatih bela diri?" tanya Casey penasaran.
"Waktu di luar negeri aku berlatih untuk menjaga diriku," jawab Elena dengan ekspresi tenang.
Casey semakin curiga dengan tingkah adiknya, tetapi dia belum ingin mengetahui rahasia di baliknya.
Setelah Casey pergi dari kamar, Elena segera mengunci pintunya agar tidak ada orang yang mengganggunya saat sedang menjalankan sebuah misi.
Deringan ponsel milik Elena berbunyi menampilkan nama Erick di layarnya.
"Ada apa?"
"Gawat, sistem keamanan perusahaan sedang di retas oleh seseorang. Aku akan mengirimkan sebuah alamat IP lewat email mu."
"Brengsek, pasti ulah Organisasi Beruang Hitam. Karena aku sedang meretas sistem keamanan miliknya."
Gadis itu menutup sambungan telepon dan kembali berkutik di depan laptop miliknya. Dengan memakan waktu yang sangat lama, gadis itu berhasil menyelamatkan data penting perusahaanya dan berhasil mendapatkan lokasi seseorang yang berani bermain dengannya.
"Sungguh ini sangat menyenangkan, ada lawan yang cukup seimbang untuk aku hadapi saat ini," kata Elena sambil meregangkan tubuhnya yang terasa kaku.
***
Di sisi lain seorang pria dengan santainya memasuki sebuah ruangan yang penuh dengan perangkat komputer yang canggih.
"Bagaimana? Apakah dia sudah berhasil mendapatkan apa yang dia mau?" tanya pria tersebut.
"Sudah berhasil sesuai dengan perintah yang anda katakan."
Pria itu menepuk-nepuk pundak anggotanya yang sudah menemaninya bermain hari ini. Karena saat ini ia sangat menantikan siapa sosok dibalik ketua Organisasi Naga Sakti yang terkenal hebat. Tidak disangka, orang di baliknya cukup menarik untuk dia permainkan.
"Mungkin dalam beberapa waktu dia akan berkunjung kemari, kalian harus bersiap untuk menyambutnya."
"Baik, Tuan"
***
Elena yang hanya diam di kamar membuat Darel curiga, karena biasanya adik bungsunya selalu merengek meminta untuk menemaninya menghabiskan liburan. Pria itu mengetuk kamar adiknya, tetapi tidak ada suara sahutan dari dalam. Saat akan berbalik meninggalkan kamar Elena, dia terkejut karena sosok yang dicarinya tepat di hadapannya dengan memakai masker wajah.
"Astaga!" teriak Darel terkejut
"Apa yang sedang kakak lakukan disini?"
"Aku hanya penasaran apa yang kamu lakukan seharian hingga tidak keluar dari kamar."
"Karena aku masih banyak tugas yang belum terselesaikan, jadi aku hari ini full untuk menyelesaikannya dan akan bermain bersamamu besuk," jawab Elena dengan manja sambil bergelayut di tangan Darel.
"Baiklah besuk aku akan mengosongkan jadwalku hanya untukmu."
"Wah terimakasih kakak, kamu kakak yang terbaik untukku."
Elena kembali ke kamar, dan seketika kepribadiannya berubah dengan sangat drastis. Ia menelpon Erick hingga berjam-jam untuk menginfokan temuanya hari ini dan memerintahkan pria itu untuk segera mempersiapkan beberapa anggota agar datang ke Negara N. Gadis itu tidak ingin menunggu lama, dia ingin dengan cepat membantai Organisasi Beruang Hitam dengan tangannya sendiri.
"Ternyata cukup mudah untuk mencari dimana markas mereka, tunggu saja pembalasanku karena berani bermain-main denganku," kata Elena dengan mengelap sebuah belati kesayangannya yang akan ia gunakan untuk bertempur di medan perang.
Sesuai dengan yang dijanjikan, Darel dan Elena menghabiskan waktu bersama di wahana kincir ria. Dengan penampilan serba tertutup, Darel sangat bahagia bisa melihat adik bungsunya sudah terlepas dari masa lalunya.
Tiba-tiba saat mereka turun dari kincir ria ada seseorang yang menabrak kedua kakak beradik itu hingga membuat Elena menjerit melihat tangannya mengeluarkan darah. Kepribadian kedua Elena seketika mengambil alih tubuh Elena saat mendapatkan sebuah ancaman. Gadis berlari mengejar pria yang menusuknya hingga Darel terkejut melihat tingkah adiknya yang tidak seperti biasanya.
Saat jarak sudah dekat, Elena seakan terbang dan menendang tubuh pria hingga tersungkur di tanah. Perkelahian tidak dapat dihindarkan dari keduanya. Pukulan dan tendangan dilayangkan keduanya untuk berlomba saling melumpuhkan satu dengan yang lain.
"Beraninya bermain denganku!" teriak Elena dengan mengunci tubuh pria yang mencelakainya.
"Ampun lepaskan aku! Aku hanya di perintah oleh seseorang saja."
"Siapa yang memerintah mu."
Sebelum pria itu menjawab, Darel datang dengan beberapa polisi. Elena dengan terpaksa melepaskan pria itu untuk dibawa ke kantor polisi.
Sedangkan seseorang sedang memantau di balik pohon dengan menyunggingkan senyuman khasnya.
"Sudah aku duga, dia sangat lihai dan harus waspada saat menghadapinya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
dita18
kira2 siapa ya yg mengawasi Elena itu ya?
2023-08-08
0