“Nenek, sebenarnya aku masih ingin di sini lebih lama, namun Juan ingin segera pulang ke rumahnya.” Ucap Flor, ia memeluk Nenek Rosalinda.
“Tidak apa-apa sayang, kamu boleh ke rumah ini kapan pun kamu mau rumah Nenek selalu terbuka untukmu.” Ucap Nenek Rosalinda.
“Nek, aku dan Flor akan balik ke Madrid, Nenek jaga kesehatan ya.” Ucap Juan.
“Terima kasih Juan, hati-hati di jalan ya. Jaga Flor baik-baik ya.” Ucap Nenek Rosalinda.
“Siap, Nek.” Ujar Juan, ia dan Flor pergi dari rumah Nenek Rosalinda kembali menuju Madrid dengan mobil pribadi Juan. Di dalam perjalanan Flor memakan curros buatan Nenek Rosalinda.
“Kamu tidak takut gemuk Flor, dari tadi makan terus ?” tanya Juan sesekali menatap Flor sambil menyetir.
“Tidak, aku tidak takut gemuk. Kamu tidak suka aku gemuk ?” tanya Flor, ia masih memakan curros.
“Aku selalu cinta kamu apa pun keadaanmu.” Ucap Juan, ia melihat curros yang dimakan Flor.
“Kenapa, kamu mau makan curros ?” tanya Flor, ia menyodorkan sekotak curros kepada Juan. Juan mengambil satu curros, ia memakan curros tersebur. Mobil Juan berhenti karena lampu merah.
“Flor, aku boleh tidak menyentuh paha kamu ?” tanya Juan,
“Dasar cabul, aku tidak mau !” ujar Flor.
“Ayolah, aku kan kekasih kamu lagi pula hanya ada kita berdua di sini.” Ucap Juan memasang muka memelas. Flor berpikir sejenak.
“Baiklah.” Ucap Flor mengizinkan Juan menyentuh pahanya
Tangan Juan menerobos rok bawah Flor yang mengenakan rok span, ia menyentuh paha bawah Flor perlahan-lahan, sebenarnya Flor merasa geli karena baru pertama kali ada laki-laki yang menyentuh pahanya padahal ia tidak pernah mau ada laki-laki yang menyentuh dirinya sebelum terikat pernikahan.
Flor mengantuk, ia mencoba memejamkan matanya dan bersandar pada kursi mobil. Juan fokus menyetir kendaraan, ia tidak berani menyentuh Flor tanpa sepengetahuan Flor hingga sampai di depan halaman rumahnya, Juan melihat mobil yang biasa digunakan oleh keluarganya sudah ada di depan rumah.
Juan membangunkan Flor yang masih tertidur, Flor terbangun. Flor terkejut melihat ada mobil yang biasa digunakan keluarga Juan terparkir di garasi mobil.
“Ternyata dugaanku benar.” Ucap Juan.
“Syukurlah Juan, keluargamu telah kembali. Sepertinya aku harus segera berkemas dari rumahmu.” Ucap Flor.
“Tidak, aku tidak akan membiarkan orang tuaku atau siapa pun mengusirmu !” tegas Juan. Flor dan Juan keluar dari mobil dan berjalan bersama menuju ke dalam rumah. Juan membuka pintu rumahnya. Flor dan Juan masuk ke dalam rumah Juan.
Mama Juan melihat kedatangan mereka, ia menghampiri mereka berdua. Flor merasa jantung akan berhenti berdetak, ia takut akan diusir Mama Juan.
“Selamat datang kembali Juan, putraku dan Flor Mama senang kalian sudah tiba di rumah ini, Pa putra kita sudah pulang.” Mama Juan tersenyum ramah kepada Flor. Papa Juan menghampiri mereka
“Kalian pasti lelah dan lapar setelah perjalanan jauh ke Altea.” Ucap Papa Juan tersenyum kepada Flor dan Juan.
“Papa tahu dari siapa ?” tanya Juan, ia heran karena belum memberitahu keluarganya ke mana ia akan pergi bersama Flor.
“Tadi kami bertanya kepada Paquita, ayo kalian masuk Mama sudah buat makanan dan minuman kesukaan Juan kalau di malam hari.” Ucap Mama Juan. Mama dan Papa Juan berjalan menuju ruang makan.
“Flor, kamu coba cubit aku, ini mimpi atau kenyataan ya, kok Mama dan Papaku baik sama kita.” Ucap Juan, Flor mencubit tangan Juan. Juan mengeluh kesakitan.
“Aku bahagia Juan, akhirnya mereka telah berubah menjadi baik mungkin mereka sadar tidak baik berbuat jahat kepada orang lain.” Ucap Flor. Juan merasakan ada yang salah dengan kedua orang tuanya karena tidak mungkin secepat itu berubah menjadi baik terhadap seseorang jika tidak ada yang disembunyikan.
Flor dan Juan berjalan menuju ruang makan, mereka melihat berbagai makanan kesukaan Juan tersedia di meja makan.
“Maafkan kami semua Flor, karena telah bersikap tidak baik kepadamu. Kami hanya ingin yang terbaik untuk putra kami tapi akhirnya kami sadar kebahagiaan Juan adalah yang terbaik. Kami akhirnya yakin kamu yang terbaik untuk Juan.” Ucap Papa Juan.
“Tidak apa-apa Om dan Tante, kalian tidak perlu meminta maaf setiap orang tua pasti inginkan yang terbaik termasuk dalam hal pasangan saya tidak tersinggung mungkin jika orang tua saya masih hidup mereka akan lakukan hal yang sama dengan yang kalian lakukan.” Ucap Flor.
“Terima kasih Flor, kamu memang gadis yang baik hati berhati malaikat, Juan tidak salah memilih kamu sebagai pasanganya.” Ucap Mama Juan tersenyum pada Flor.
Setelah selesai makan Flor membantu Paquita membereskan meja makan dan membawanya ke dapur.
“Flor kamu tidak perlu lakukan itu, biar Paquita saja yang lakukan. Kamu dan Juan sebaiknya segera istirahat kalian masih lelah bukan ?” tanya Papa Juan.
“Iya Pa, kami akan segera ke kamar tidur.” Ucap Juan.
Juan mengantarkan Flor sampai ke kamar tidurnya, saat Flor akan menutup pintu Juan menahannya.
“Flor, ada yang mau kubicarakan.” Ucap Juan, ia masuk ke dalam kamar tidur lalu menutup pintunya.
“Apa yang mau kamu bicarakan ?” tanya Flor, ia duduk di sofa merah.
“Kamu tidak merasa aneh tiba-tiba keluargaku baik kepadamu, padahal kemarin ingin sekali mengusirmu.” Ucap Juan. Flor berpikir sejenak.
“Tidak Juan, menurutku wajar kalau setiap orang berubah menjadi lebih baik.” Ucap Flor.
“Kamu itu terlalu polos, terlalu berprasangka baik terhadap orang lain.” Ucap Juan tertawa.
“Contohnya saja Maria, sebelumnya dia berusaha mencelakaiku tapi akhirnya dia menyadari kesalahannya dan meminta maaf malah mencarikan dokter terapi untuk menyembuhkanku.” Ucap Flor.
“Aku juga masih curiga dengan Maria, dia bisa berubah secepat itu ?” Juan masih penasaran dengan perubahan Maria.
“Kamu yang selalu berpikiran negatif ke orang lain, cobalah selalu berprasangka baik biar terlihat awet muda.” Ucap Flor.
“Oh, selama ini aku terlihat tua menurutmu ?” tanya Juan dengan nada agak kesal.
“Iya awalnya aku kira usiamu lima puluhan, ternyata masih tiga puluh tujuh.” Ucap Flor tertawa.
“Tapi aku terlihat tampan kan ?” tanya Juan sambil merapikan rambutnya.
“Iya tampan tapi tua.” Ucap Flor kembali tertawa, Juan menggelitik badan Flor.
“Juan hentikan, aku kegelian.” Flor kembali tertawa, mereka berdua berbaring di tempat tidur. Juan mencoba mencari kesempatan untuk menatap wajah Flor. Flor merasa ketakutan karena Juan menatap wajah dirinya dengan mimik muka penuh nafsu. Flor mencoba menahan Juan yang mencoba menindih badannya.
“Kamu ketakutan ya, aku hanya ingin mencium keningmu saja.” Juan tertawa, ia mencium kening Flor. Juan menyelimuti Flor dan mematikan lampu lalu pergi dari kamar Flor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments