Flor dan Juan keluar dari dapur, Juan membawa dua piring huevos rotos yang dimasak oleh Flor, mereka berjalan menuju meja makan. Flor dan Juan duduk berdampingan di meja makan.
“Juan, untuk apa kamu mengajak gadis itu makan bersama kita ?” tanya Mama Juan.
“Mama, Flor itu kekasihku wajar aku ingin bersama dia.” Jawab Juan.
“Dia tidak selevel dengan kita, bahkan asal usulnya tidak jelas, orang tuanya pun kita tidak tahu.” Ucap Papa Juan.
“Tante cantik, aku boleh tidak cicipi huevos rotosnya ?” tanya ponakan Juan.
“Boleh sayang.” Ucap Flor sambil tersenyum dan menyerahkan huevos rotos miliknya.
“Clarita, mama tidak suka kamu makan huevos rotos buatan Flor dan jangan panggil tante cantik !” tegas Kakaknya Juan. Clarita menangis, ia kesal dengan mamanya, ia pergi meninggalkan meja makan menuju kamar tidurnya. Ana menyusul anaknya ke kamar tidur.
Flor merasa tidak enak hati dengan keluarga Juan, ia merasa seperti membawa aura buruk kepada keluarga Juan.
“Juan, aku makan di dapur saja ya bareng Paquita ?” tanya Flor, ia berdiri menuju ke dapur namun dicegat Juan.
“Tidak Flor, kamu harus makan di samping aku !” tegas Juan, Flor duduk kembali di kursi samping Juan.
“Juan untuk apa kamu mencegah Flor ke dapur, dia lebih cocok makan di dapur bersama Paquita.” Ucap Mama Juan.
Juan menyelesaikan sarapan paginya, ia mengelap bibirnya dengan tisu. Juan berdiri dan memegang tangan Flor.
“Flor, ayo kita segera berangkat ke kantor !” tegas Juan.
“Juan, kamu harus usir Flor dari rumah ini, kalau gadis itu masih di sini papa dan mama akan keluar dari rumah ini !” tegas Papa Juan.
Juan tidak menghiraukan ucapan papanya, ia menggenggam tangan Flor dan berjalan bersama menuju keluar rumah, Juan dan Flor masuk ke dalam mobil. Flor duduk di samping Juan yang duduk di kursi pengemudi.
“Juan, sepertinya lebih baik aku tinggal di apartemen saja daripada kamu berdebat dengan keluargamu.” Ucap Flor.
“Aku lebih baik kehilangan keluargaku yang melihat segalanya dengan materi dibandingkan berpisah darimu yang hatinya tulus.” Ucap Juan menggenggam tangan Flor.
Mobil Flor dan Juan berangkat dari rumah Juan. Setelah sampai di kantor, Flor mengerjakan tugas kantor, ia mengetik jadwal kegiatan Juan. Flor teringat dengan ponselnya yang ditahan oleh Juan. Flor menghampiri Juan yang sedang menerima telepon dari rekan bisnisnya. Setelah Juan selesai menelepon rekan bisnisnya, Flor mendekati Juan.
“Juan, apa aku boleh meminta ponselku yang kamu pegang ?” tanya Flor.
“Nanti saat kita sudah sampai rumah aku akan mengembalikan ponsel kamu.” Ucap Juan.
“ Ok, baiklah.” Flor kembali ke meja kerjanya, ia agak kesal dengan Juan yang menunda janjinya mengembalikan ponselnya. Flor sangat rindu dengan Nenek Rosalinda, ia ingin bicara dengannya.
Sementara itu, Papa dan Mama Juan serta Ana dan anaknya datang ke rumah Maria dengan harapan diizinkan untuk menginap di rumah Maria yang megah bak istana. Maria membuka pintu rumahnya dan mempersilakan keluarga Juan untuk masuk ke dalam.
“Terima kasih banyak Maria kamu mau mengizinkan kami menginap di istanamu ini, kamu memang wanita yang anggun meskipun kamu artis terkenal kamu punya tata krama.” Ucap Papa Juan.
“Iya, Maria. Tidak seperti Flor yang membawa pengaruh buruk bagi Juan, sejak gadis itu ada dalam kehidupan, Juan berubah. Ia tidak menuruti kata-kata orang tuanya. Andai saja gadis itu tidak ada pasti kamu sudah hidup bahagia bersama Juan sebagai suami istri dan kami pun akan sangat bahagia.” Ucap Mama Juan. Maria merasa di atas angin karena keluarga Juan berpihak padanya, Maria yakin suatu saat nanti akan bisa menendang Flor dari kehidupan Juan selamanya.
“Sabar ya, om dan tante. Juan itu lagi dipengaruhi aura negatif dari Flor, aku tidak mengerti mengapa bisa gadis miskin dan biasa saja bisa membuat Juan melawan orang tuanya ? apa mungkin Flor menggunakan sihir untuk menjerat hati Juan ?.” Maria mencoba menghasut keluarga Juan.
“Sepertinya apa yang kamu katakan benar Maria, lalu bagaimana caranya agar kita bisa menyingkirkan Flor dan sihirnya dari Juan ?” tanya Mama Juan.
“Om, tante, dan Kakak Ana aku punya rencana untuk menyingkirkan Flor dari kehidupan Juan, tapi kalian harus mengikuti semua rencanaku.” Ucap Maria.
“Baiklah Maria, apa pun itu rencanamu kami akan ikuti yang penting putra kami terbebas dari Flor.” Ucap Papa Juan.
Setelah tiba di rumah, Flor dan Juan heran mengapa rumah terasa sepi ? Juan dan Flor berpapasan dengan Paquita yang sedang membersihkan karpet dengan mesin penyedot debu.
“Paquita, ke mana Mama dan Papa ?” tanya Juan
“Tuan besar dan Nyonya Besar beserta nona Ana dan anaknya pergi dari rumah tadi siang membawa koper.” jawab Paquita.
Flor merasa gelisah karena ancaman Papa Juan tadi pagi benar-benar mereka lakukan, ia merasa sedih karena kehadirannya Juan dijauhi keluarganya sendiri.
“Juan, bolehkah aku meminta ponselku kembali.” Ucap Flor
“Untuk apa kamu meminta ponselmu ?” tanya Juan.
“Aku ingin menghubungi Nenek Rosalinda, aku sangat rindu dengan beliau.” Ucap Flor.
Juan menyerahkan ponsel milik Flor kepada Flor.
“Nomor ponselmu baru, tapi ingat jangan menghubungi David lagi !” tegas Juan.
“Untuk apa aku menghubungi laki-laki brengsek itu, lagi pula aku sudah melupakannya.” Ucap Flor. Juan sangat senang mendengar ucapan Flor.
“Oke, oh ya satu lagi jika ketemu Maria kamu jangan pernah memberitahu nomor ponselmu kepadanya !” tegas Juan.
“Bukankah Maria sekarang jadi wanita yang baik, untuk apa kamu curiga ?” tanya Flor.
“Entah, aku merasa tidak percaya dengan kebaikan Maria.” Ucap Juan.
“Juan, aku ingin mengunjungi rumah Nenek Rosalinda, aku ingin segera bertemu dengannya dan menginap di rumahnya agak lama apalagi orang tuamu tidak menginginkan kehadiranku .” Ucap Flor.
“Aku juga ingin bertemu dengan Nenek Rosalinda, tapi tidak untuk saat ini.” Ucap Juan, ia berjalan menuju kamar tidurnya.
Flor terlihat agak kesal karena Juan melarangnya pergi mengunjungi Nenek Rosalinda, padahal ia sangat berharap Juan mau mengizinkan dirinya pergi menginap di rumah Nenek Rosalinda agar keluarga Juan kembali namun ternyata Juan belum mengizinkan Flor membolehkan Flor menemui Nenek Rosalinda.
Flor berjalan menuju kamar tidurnya dengan hati gundah bagaimana caranya supaya ia tidak tinggal di rumah Juan, sebenarnya Flor tidak betah tinggal di rumah yang penghuninya tidak menyukai kehadirannya meski rumah itu semegah dan semewah istana raja, bagai Flor ia tinggal di sangkar burung, ia tidak bebas melakukan apa pun. Flor ingin sekali pergi dari rumah itu namun Juan selalu menahannya.
Setelah sampai di kamar tidurnya, Flor merebahkan dirinya di atas tempat tidur. Flor memencet nomor ponsel Nenek Rosalinda dan melakukan panggilan ke nomor ponselnya.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments