Flor berdiri di depan cermin, ia menyisir rambutnya yang coklat lurus sepinggang. Rambut Flor agak basah karena baru saja selesai mandi dan keramas. Flor merias wajah dengan kosmetik yang sederhana hanya bedak dan pelembab bibir. Tiba-tiba pintu kamar tidur Flor terbuka.
“Flor, aku ingin mengajak kamu jalan-jalan ke pusat perbelanjaan.” Ucap Juan mendekati Flor, ia memeluk Flor dari belakang dan mencium leher Flor. Flor melepaskan pelukan Juan, ia melangkah menjauhi Juan.
“Aku tidak mau ikut kamu kalau kamu tidak izinkan aku pergi mengunjungi rumah Nenek Rosalinda.” Ucap Flor dengan memasang wajah cemberut. Juan tertawa melihat tingkah Flor yang seperti anak kecil.
“Iya, iya setelah kita ke pusat perbelanjaan di kota Madrid, kita akan pergi ke rumah Nenek Rosalinda di Altea tapi tidak menginap ok.” Ucap Juan mendekati Flor, ia menatap wajah Flor.
“Terima kasih Juan, kamu sangat baik.” Ucap Flor sambil tersenyum ceria, ia memeluk dan mencium pipi Juan dari samping lalu melepaskan pelukannya. Juan menangkap salah satu tangan Flor.
“Kenapa kamu tidak mencium bibirku juga ?” tanya Juan.
“Nanti setelah kita mengunjungi rumah Nenek Rosalinda, aku akan mencium bibirmu.” Ucap Flor. Flor dan Juan keluar dari kamar tidur menuju keluar garasi mobil, mereka berangkat ke pusat perbelanjaan dengan mobil pribadi Juan.
Setelah sampai di pusat perbelanjaan di kota Madrid, Juan mengajak Flor sarapan di sebuah restoran Prancis. Juan dan Flor memesan croissant dan ratattouile.
“Juan, kamu sudah menelepon orang tuamu ?” tanya Flor, ia merasa khawatir dengan keadaan keluarga Juan.
“Untuk apa menelepon mereka, aku yakin mereka baik-baik saja.” Jawab Juan.
“Kamu tidak khawatir mereka akan tinggal di mana, bagaimana keadaan mereka, dan apakah mereka sudah makan atau belum apa kamu tidak pikirkan mereka ?” tanya Flor.
“Flor, aku heran dengan kamu, mereka itu tidak suka denganmu kenapa kamu memikirkan mereka ?” tanya Juan.
“Kamu sangat beruntung Juan, kamu masih memiliki orang tua dan kakakmu. Sedangkan aku dari lahir aku tidak pernah bertemu dengan kedua orang tuaku jika saja Nenek Rosalinda tidak mengasuhku mungkin aku tidak akan hidup sampai sekarang.” Ucap Flor, Juan memegang tangan Flor dan menatap wajahnya.
“Flor, hatimu sangat baik seperti malaikat kamu selalu memikirkan orang lain dibandingkan kebahagiaanmu sendiri, andai saja mereka lebih mengenalmu. Tapi aku lebih mengenal kedua orang tuaku.” Ucap Juan.
Setelah mereka menghabiskan makanan dan membayar pesanan mereka, Flor dan Juan pergi toko roti, toko buah dan toko bunga untuk diberikan kepada Nenek Rosalinda. Flor dan Juan meninggalkan pusat perbelanjaan di Madrid menuju kota Altea dengan menggunakan mobil pribadi Juan.
Di dalam perjalanan, Flor mengirim pesan kepada Nenek Rosalinda jika dirinya dan Juan akan datang berkunjung ke rumahnya siang ini.
Setelah sampai di depan rumah Nenek Rosalinda, Flor keluar dari mobil membawa buket bunga mawar merah muda, sedangkan Juan membawa dua buah kantong berisi roti dan buah. Flor dan Juan disambut keluarga Nenek Rosalinda dengan ramah, Flor memberikan buket bunga mawar merah muda kepada Nenek Rosalinda.
“Nenek, aku sangat merindukan Nenek.” Ucap Flor sambil memeluk Nenek Rosalinda, ia menangis karena baru hari ini bisa bertemu dan memeluk Nenek Rosalinda.
“Nenek juga sangat merindukanmu sayang, Juan Nenek sangat berterima kasih kamu sudah menjaga cucu Nenek apalagi sampai datang berkunjung membawa roti dan buah Nenek sangat bahagia.” Ucap Nenek Rosalinda memeluk dan membelai rambut Flor, ia memandang Juan yang duduk di samping Flor.
“Nek, bolehkah saya beristirahat sebentar di kamar tidur ?” tanya Juan.
“Silakan Juan, cucuku akan menunjukkan kamar tidurmu.” Jawab Nenek Rosalinda, cucu laki-laki Nenek Rosalinda mengantarkan Juan ke kamar tidurnya, sementara Flor masih berbicara dengan Nenek Rosalinda di ruang tamu.
Juan dan cucu Nenek Rosalinda berjalan menuju kamar tidur, di depan kamar tidur cucu nenek membukakan pintu kamar untuk Juan lalu ia pergi meninggalkan Juan sendirian, Juan memasuki kamar tidur berdinding putih, ia membuka jendela kamar tidur yang terbuat dari kayu.
Juan sangat mengagumi pemandangan laut yang sangat indah berwarna biru dan hamparan pasir, ia ingin sekali mengajak Flor ke sana namun rasa kantuk dan lelah menderanya setelah menempuh perjalanan empat setengah jam dari kota Madrid menuju desa Altea. Juan membuka kancing baju kemejanya hingga bertelanjang dada, ia berbaring di atas tempat tidur, ia memejamkan matanya.
Sementara Flor membantu Nenek Rosalinda menyiapkan makan siang, mereka memasak albondiga, paella dan tortilla di dapur. Setelah masakan matang, Nenek Rosalinda mematikan kompor.
“Flor, tolong kamu bangunkan Juan di kamar tidur untuk makan siang, Nenek akan menyajikan makanan ini di meja.” Ucap Nenek Rosalinda.
“Baiklah, Nek.” Ucap Flor, ia berjalan menuju kamar tidur. Setelah sampai di depan kamar tidur, ia membuka pintu. Flor melihat Juan tertidur di atas ranjang dengan bertelanjang dada, ia melangkah perlahan-lahan mendekati tempat tidur dan duduk di atas tempat tidur di samping Juan.
“Juan, ayo bangun saatnya makan siang !” ucap Flor sambil mengguncang-guncangkan tubuh Juan namun Juan tidak mau bangun. Flor mencoba mendengarkan denyut jantung Juan, ia mendekatkan telinganya di atas dada Juan.
“Denyut jantungnya masih ada, kenapa sangat susah membangunkannya ?” tanya Flor, ia mengetes aliran udara di hidung Juan dengan mendekatkan jarinya di bawah lubang hidung Juan.
“Dia masih bernafas.” Ucap Flor kebingungan, tiba-tiba tangan Juan memeluk Flor saat Flor akan berdiri. Juan membuka matanya.
“Selama kamu masih ada dalam hatiku, selama itu pula aku masih memiliki kehidupan.” Ucap Juan menatap Flor.
“Dasar tukang rayu !” Ujar Flor, mencoba melepaskan diri dari pelukan Juan.
“Flor, kapan kamu akan mencium bibirku ?” tanya Juan menagih janji Flor.
“Nanti setelah makan siang.” Jawab Flor.
“Oke, nanti setelah makan siang kita ke pantai itu untuk bercinta eh salah berciuman.” Ucap Juan. Flor melihat pemandangan pantai dari jendela kamar tidur.
“Baiklah, nanti kita akan jalan-jalan ke pantai.” Ucap Flor.
Flor dan Juan melangkah menuju ruang makan, Nenek Rosalinda menyuruh mereka duduk bersebelahan di kursi meja makan. Juan melihat makanan yang tersedia di meja.
“Siapa yang memasak makanan ini, Nek ?” tanya Juan.
“Nenek dan Flor yang memasak semua makanan ini.” Jawab Nenek Rosalinda
Juan makan dengan lahap semua makanan yang tersedia di meja makan, ia sangat lapar setelah perjalanan jauh dan tidur untuk melepas rasa lelah dan kantuk.
Setelah mereka menghabiskan makan siang, Juan meminta izin Nenek Rosalinda untuk mengajak Flor ke pantai. Nenek Rosalinda mengizinkan mereka berjalan-jalan ke pantai.
Flor dan Juan berjalan menuju pantai. Di pantai Flor dan Juan menikmati pemandangan laut yang berwarna biru bersih ditambah cuaca yang cerah.
“Flor, pantai ini memang sangat indah namun tidak seindah wajahmu.” Ucap Juan, ia terus menatap Flor dengan penuh cinta.
“Benarkah ?” tanya Flor, ia tersenyum malu-malu mendengar rayuan Juan.
“Flor katanya kamu mau mencium bibirku di pantai ini ?” tanya Juan.
Flor berdiri berhadapan dengan Juan, ia mendekatkan bibirnya ke bibir Juan dan mencium bibir Juan hanya sebentar.
“Juan, aku sudah menepati janjiku.” Ucap Flor.
“Kurang lama !” ujar Juan.
Juan memeluk Flor dengan erat, ia mencium bibir Flor sangat lama. Juan tidak hanya mencium bibir Flor, ia juga mencium leher Flor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments