“Juan, saat nanti aku sampai di Madrid, aku akan tinggal di apartemen kan ?” tanya Flor, ia masih bingung harus tinggal di mana saat sampai di Madrid.
“Tidak, kamu akan tinggal di rumahku !” tegas Juan, ia membaca koran.
“Juan, kamu serius. Kamu kan tahu orang tuamu dan kakakmu tidak menyukaiku, bagaimana kalau aku diusir dari rumah itu ?” tanya Flor, ia cukup terkejut dengan keputusan Juan menyuruhnya tinggal di rumahnya.
“Rumah itu adalah milikku, bukan rumah orang tuaku. Aku berhak memilih siapa yang tinggal atau keluar dari rumahku !” tegas Juan.
Setelah sampai di Bandara Internasional Baraja Madrid, Flor dan Juan keluar dari pintu bandara membawa troli yang berisi beberapa koper mereka. Juan disambut keluarga Juan dan Maria.
“Juan, mama sangat merindukanmu.” Ucap Mama Juan sambil memeluk putranya.
“Putraku, rumah terasa sepi saat kamu tidak ada di rumah.” Ucap Papa Juan.
“Juan, Maria datang bersama kami. Dia juga sangat merindukanmu.” Ucap Mama Juan.
“Juan apa kabar, akhirnya kamu kembali ke Madrid ?” tanya Maria mendekati Juan memberi buket bunga dan bermaksud memeluk Juan namun Juan menolaknya.
“Terima kasih Maria, sudah menyempatkan waktu bersama keluargaku menjemputku.” Juan tersenyum ramah kepada Maria, Maria merasa sangat bahagia.
Sopir pribadi keluarga Juan datang membawa beberapa koper Juan untuk dimasukkan ke bagasi. Keluarga Juan masuk ke dalam mobil. Papa Juan duduk di samping sopir, sedangkan mama Juan dan Maria duduk di belakang, Maria duduk di tengah supaya Juan duduk di samping Juan.
“Maaf ya Flor, mobilnya tidak muat jadi kamu panggil taksi saja ya untuk ke rumah Nenekmu.” Ucap Mama Juan.
“Iya, tidak apa-apa Tante.” Ucap Flor
“Tidak Flor kamu harus ikut bersamaku, biar sopir yang menumpang taksi !”tegas Juan.
Juan membuka pintu mobil bagian kemudi, menyuruh sopir keluar dan memberi uang ongkos kepada sopir supaya ia naik taksi. Juan menghampiri Papanya.
“Papa, tolong duduk bersama Mama dan Maria, saya ingin Flor duduk di samping saya.” Ucap Juan duduk di kursi kemudi.
“Juan, kamu tidak boleh begitu dengan Papamu.” Ucap Flor.
“Tidak apa-apa nak.” Ucap Papa Juan sambil turun dari kursi depan menuju kursi belakamg.
Papa Juan duduk bersama Mama dan Maria, sedangkan Flor duduk di samping Juan. Mama Juan dan Maria kesal dengan Flor, karena rencana mereka buyar.
Mobil Juan pergi meninggalkan bandara menuju rumah mereka. Setelah sampai di rumah, mereka disambut oleh kakak perempuan Juan.
“Selamat datang Juan, kakak sangat kangen kepadamu.” Kakak Juan memeluk dab mencium pipi Juan.
“Ponakanku mana kak ?” tanya Juan, ia mencari-cari ponakan perempuannya itu yang masih duduk di bangku TK
“Dia sedang tidur, tadi pergi ke kebun binatang bersama guru dan teman-teman sekolah. Juan, kenapa kamu membawa gadis ini.” Kakak Juan memandang Flor dengan tatapan sinis. Flor merasa rendah diri rasanya ia ingin pergi dari rumah Juan dan tinggal dengan Nenek Rosalinda hidup dalam kesederhanaan namun hatinya tenang dan bahagia.
Juan tidak menjawab pertanyaan kakaknya, ia menggenggam tangan Flor dan membawa koper-koper.
“Flor, kita ke kamarmu pasti kamu sangat lelah.” Juan menarik tangan Flor dan membawa koper Flor ke kamar tidur Juan.
“Juan, ini kan kamar tidur kamu, kok aku dibawa ke sini ?” tanya Flor bingung.
“Aku tahu kamu pasti sangat lelah untuk sementara kamu istirahat dan mandi di kamarku saja karena aku akan berbicara dengan keluarga kamu selama kamu di kamarku.” Ucap Juan.
“Baiklah, Juan.” Flor membuka kopernya, ia mencari handuk kimono dan peralatan mandi lalu masuk ke kamar mandi, sedangkan Juan keluar dari kamar tidurnya menuju ruang tamu menemui keluarganya.
“Maria, kamu masih ada di sini ?” tanya Juan.
“Iya Juan, sebentar lagi aku mau pulang.” Maria merasa tersinggung dengan pertanyaan Juan seakan-akan tidak senang dengan keberadaannya di rumah Juan.
“Apa maksudmu bertanya begitu ke Maria, kamu mau usir Maria ? Harusnya orang yang kamu usir dari rumah ini adalah Flor dia tidak sederajat dengan kita.” Kakak Juan kesal dengan sikap Juan kepada Maria.
“Aku kan cuma bertanya saja ke Maria, lagi pula ini rumahku aku berhak menentukan siapa yang boleh tinggal di sini dan tidak boleh tinggal di sini !” tegas Juan.
“Juan, Mama tidak suka kamu mengajak Flor untuk tinggal di sini. Flor bukan keluarga kita, kita tidak apakah gadis itu gadis baik-baik atau bukan bahkan keluarganya tidak jelas.” ucap Mama Juab.
“Flor itu kekasih Juan, dan suatu hari nanti Juan akan menikahinya.” Ucap Juan.
“Apa, Flor mau kamu nikahi, Papa tidak setuju. Kamu itu lebih pantas menikah dengan Maria dia lebih cantik dari Flor, dari keluarga terpandang pekerjaannya satu bidang dengan kamu. Ucap Papa Juan.
Maria merasa sangat senang karena selalu dibela oleh keluarga Juan dibandingkan dengan Flor.
“Om, tante, Kakak saya mau pulang ke rumah ya, tadi mama menyuruh saya pulang.” Ucap Maria.
“Maria, kamu tinggal di rumah ini saja kami sangar senang kamu ada di rumah ini.” Ucap Mama Juan.
“Terima kasih Tante, lain kali saya akan ke sini menemui kalian semua.” Ucap Maria. Maria memeluk dan cium pipi kepada keluarga Juan, sedangkan Juan bersikap tidak peduli dengan Maria.
“Juan, antarkan Maria pulang kasihan dia. Masa sendirian pulang ke rumah bahaya nak.” Ucap Mama Juan.
“Tidak usah Tante, aku tidak mau merepotkan Juan. Kasihan dia pasti masih lelah.” Ucap Maria, ia sangat senang keluarga Juan menyayangi dirinya. Maria yakin Juan akan menemaninya pulang sampai rumah.
“Maria itu wanita mandiri Ma, dia pasti bisa pulang sendiri. Lagi pula Maria terbiasa mengemudikan mobilnya sendiri.” Ucap Juan.
Maria terkejut atas ucapan Juan, ia tidak menyangka Juan akan bersikap tidak peduli terhadap dirinya.
“Juan kamu sekarang berubah ya gara-gara Flor kamu sering membantah perkataan orang tua, Flor itu pengaruh buruk buat kamu.” Ucap Kakak Juan
“Tidak apa-apa Tante dan Kakak, seperti yang Juan bilang aku wanita yang kuat, selain itu aku juga wanita pemberani penjahat pasti tidak akan berani berbuat jahat.” Ucap Maria menahan kekecewaan kepada Juan.
“Kami sangat bangga padamu, nak. Orang tuamu pun pasti bangga dengan kamu tidak seperti Flor yang tidak jelas pekerjaannya apa paling dia mau jadi kekasih Juan karena Juan kaya dan pengusaha sukses.” Ucap Papa Juan.
“Ah, om bisa saja. Saya izin pulang ya Om, Tante dan Kakak.” Maria keluar dari rumah Juan dengan pura-pura tersenyum kepada Juan dan keluarga Juan, Maria sangat marah dengan Flor.
Setelah Maria pergi, Juan pergi ke kamar tidurnya.
“Juan, kamu mau ke mana Papa mau bicara sama kamu !” tegas Papa Juan. Namun Juan tidak bergeming, ia tetap melanjutkan langkahnya menuju kamar tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments