EPISODE 17

Flor baru saja membuka matanya di pagi hari, ia bangun dari tempat tidurnya untuk mandi. Setelah selesai mandi dan mengenakan baju kerja, Flor keluar dari kamar tidurnya menuruni tangga untuk ke dapur menyiapkan sarapan pagi. Namun pagi ini Flor merasakan hal yang berbeda ia merasakan ada yang  tidak biasa.

Biasanya Juan menyapanya di pagi hari, sekarang Juan tidak ada, apakah Juan sudah berangkat ke kantor ? mengapa Juan tidak mengajak dirinya ? Flor pun tidak melihat Papa dan Mama Juan yang biasanya duduk di meja makan untuk menunggu datangnya sarapan buatan Paquita, bahkan Ana, kakak perempuan Juan tidak ada di rumah.

Flor memasuki dapur, namun ia tidak melihat Paquita. Flor mencari Paquita ke seluruh ruangan namun ia tidak dapat menemukannya. Flor berjalan ke luar rumah ternyata ia bertemu dengan Paquita.

“Pagi Paquita, Juan dan keluarga Juan ke mana ?” tanya Flor sambil tersenyum kepada Paquita.

“Pagi juga Nona Flor, Tuan Juan sudah berangkat dari pagi, lalu Tuan Besar dan Nyonya Besar baru saja pergi ke pesta pernikahan anak sahabat mereka sedangkan Nona Ana pergi kerja.” Jawab Paquita membalas senyuman Flor.

“Oh, begitu pantas saja rumah terasa sepi.” Ucap Flor.

“Oh ya Non, tadi Tuan Juan berpesan Nona Flor harus bikin sarapan buat Nona sendiri dan Clarita, putri Nona Ana dan menjaga Clarita.” Ucap Paquita, ia berjalan masuk ke dalam rumah.

Flor masuk ke dalam rumah mencari keberadaan Clarita, ponakan Juan yang berusia enam tahun. Flor melihat Clarita sendirian di kamarnya, ia menghampiri Clarita yang terlihat bersedih. Flor masuk ke dalam kamar tidur Clarita, ia mendekati Clarita yang sedang duduk di atas karpet.

“Kenapa kamu murung, Clarita ?” tanya Flor menatap wajah Clarita.

“Mama, tidak sayang aku tante Flor. Mama selalu pergi di saat aku ingin Mama bersama aku.” Jawab Flor.

“Tante yakin Mama sayang kamu Clarita, Mama pergi kerja untuk memenuhi kebutuhan Clarita. Kalau kamu mau beli baju, makanan, mainan kan butuh uang makanya mama kamu kerja.” Ucap Flor.

“Mama tidak kerja tante, dia sering jalan-jalan menghabiskan uang dengan teman-temannya.” Ucap Clarita.

“Clarita sudah makan ?” tanya Flor, Clarita dan Flor mendengar suara perut mereka, mereka tertawa.

“Tante Flor, tolong masak huevos rotos yang sering dimakan Om Juan, waktu itu kan aku minta ke tante tapi Mama melarang aku.” Ucap Clarita.

“Iya sayang, tante akan masak huevos rotos untuk kamu, kamu tunggu di sini ya.” Ucap Flor, ia membelai rambut Clarita yang coklat bergelombang.

“Aku tunggu di meja makan saja, aku bosan di kamar tidur terus.” Ucap Clarita, ia berjalan menuju ruang makan.

Flor berjalan menuju dapur, ia membuka lemari es menyiapkan bahan-bahan untuk membuat huevos rotos. Flor memaruh empat butir telur, empat buah kentang, dan bumbu-bumbu. Flor menyalahkan kompor. Tiba-tiba Clarita datang ke dapur menghampiri Flor. Flor menengok ke arah Clarita.

“Clarita, kenapa kamu ke dapur bukannya kamu mau menunggu di ruang makan ?” tanya Flor.

“Di ruang makan sepi, aku di sini saja melihat tante Flor masak huevos rotos.” Ucap Clarita

“Kamu duduk di kursi ini saja ya Clarita.” Ucap Flor, Clarita duduk di kursi yang telah disediakan Flor yang letaknya tidak berjauhan dari Flor berdiri.

Flor memasukkan kentang yang telah dipotong-potong ke dalam penggorengan yang telah dimasukkan minyak zaitun yang telah dikasih bumbu-bumbu, setelah kentang matang, telur ceplok dimasukkan ke dalam penggorengan hingga setengah matang lalu kompor dimatikan dan telur dipotong-potong.

Flor memasukkan huevos rotos ke dalam dua piring, ia membawa dua piring berisi huevos rotos ke meja makan.

“Clarita, kita ke ruang makan yuk.” Ucap Flor, Clarita mengikuti Flor ke ruang makan. Flor menaruh dua piring berisi huevos rotos di atas meja makan. Flor membantu Clarita duduk di atas kursi meja makan. Flor menyodorkan satu piring huevos rotos dam sendok garpu kepada Clarita, ia mulai mencicipi huevos rotos buatan Flor.

“Masakan tante Flor, sangat lezat.” Ucap Clarita, ia mengacungkan jempol ke arah Flor, Flor tersenyum bahagia mengetahui Clarita suka huevos rotos buatannya. Clarita memakan huevos rotos dengan lahap.

“Terima kasih Clarita.” Ucap Flor, Flor duduk di kursi dan mulai memakan huevos rotos buatannya sendiri.

“Tante Flor, setelah sarapan kita main Cinderela ya, aku jadi perinya Tante Flor jadi Cinderelanya ya ?” tanya Clarita. Flor dan Clarita menghabiskan sarapan mereka, Flor membereskan meja makan, ia membawa piring-piring dan peralatan makan ke dapur diikuti Clarita.

Flor menaruh peralatan makan dan peralatan masak yang kotor ke dalam bak cucian piring dan membersihkan peralatan makan dan peralatan masak, setelah itu ia menaruh ke tempatnya. Flor mencuci tangannya.

“Tante Flor ayo main Cinderela di ruang keluarga. Tapi aku akan ambil mainan peri yang kemarin dikasih Om Juan, Tante Flor ikut aku ke kamarku.” Ucap Clarita, Flor mengikuti Clarita ke kamar tidur Clarita. Setelah sampai di kamar tidurnya, Clarita membuka lemari bajunya, ia mengambil mainan peri dan mengambil baju yang dititipi Juan kepada Clarita untuk Flor. Clarita menyerahkan baju itu kepada Flor.

“Baju ini untuk apa ?” tanya Flor

“Nanti pas aku sihir Tante, Tante Flor memakai baju ini ya.” Ucap Clarita, Clarita menyodorkan baju yang masih terbungkus plastik.

“Ok, Clarita.” Ucap Flor”

Flor mengambil baju yang terbungkus plastik dan membawanya. Flor dan Clarita keluar  dari kamar Clarita menuju ruang keluarga. Flor berakting sedih.

“Cinderela, mengapa kamu bersedih ?” tanya Clarita.

“Aku tidak punya baju bagus ke istana kerajaan untuk menghadiri acara pesta ulang tahun pangeran.” Ucap Flor, ia duduk di atas sofa.

“Jangan bersedih Cinderela, aku akan menyihir baju yang kamu kenakan menjadi gaun yang Indah.” Ucap Clarita. Flor ke kamar mandi untuk mengganti bajunya menjadi gaun yang indah.

Flor keluar dari kamar mandi, Flor sangat mengagumi gaun berwarna biru cocok dikenakan dirinya.

“Terima kasih peri, bajunya sangat Indah.” Ucap Flor.

“Sekarang kamu sudah bisa pergi ke istana berdansa bersama pangeran, tapi sebelum jam 12 malam kamu sudah harus pulang dari istana karena semua yang disihir akan kembali seperti semula.” Ucap Clarita, Flor pura-pura melangkah masuk ke dalam istana dan berpura-pura berdansa bersama pangeran, Clarita menyalakan home teater dan memutar lagu tarian waltz

Tiba-tiba Juan sampai di rumah, ia menaruh tas di atas sofa dan menarik tangan Flor supaya menari bersamanya. Flor terkejut karena ia benar-benar berdansa dengan seorang lelaki tampan yang bernama Juan.

 

 

 

 

 

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!