Mansion Stewart Family in Indonesia
Sebuah motor balap tengah memasuki pelataran rumah bak istana. Sang pengemudi memarkirnya secara asal di depan pintu masuk ke rumah utama, ia melempar kunci motornya pada bodyguard yang sedang berjaga di sana, tanpa berkata kalau ia meminta tolong untuk memarkirkan motornya.
Sang pengemudi motor, Haven Stewart berjalan angkuh memasuki rumah yang menyerupai istana itu. Ini adalah rumah Richard Stewart, sang ayah yang tak ia anggap ayah lagi. Entah apa yang dipikirkan pria tua itu sehingga mengumpulkan mereka semua di sini dan Haven sebenarnya tidak mau ke sini, tetapi karena ia diancam jadi di sinilah ia sekarang, padahal sebentar lagi ia akan menjemput Khaya di kampus.
"Tuan muda sudah ditunggu di ruang makan," interupsi seorang pria paruh baya, dia adalah kepala pelayan di sini.
"Long time no see, Thom!" sapa Haven sambil meninju pelan dada lebar pria paruh baya tersebut. Haven hanya bisa berbicara santai dengan Thomas daripada penghuni lain di rumah ini.
Thomas hanya bisa tersenyum menanggapi sapaan Haven yang kelewat santai itu, lalu mempersilakan Haven untuk menuju meja makan.
Sesampainya Haven di ruang makan, Haven pun melihat Kelvin, Richard dan Shanon si ibu tiri berada di sini juga. Rasa-rasanya Haven ingin menjemput Khaya saja, mending berduaan dengan sang pacar daripada berkumpul dengan keluarga yang tak bisa disebut keluarga. Terlihat Shanon berjalan menghampirinya.
Shanon meraih dan memegang tangan Haven. "Ayo makan dulu, Nak!" ajaknya tulus sudah lama ia tak bertemu dengan Haven, tetapi Haven menganggap itu hanya sebuah lakon dari ibu tiri sok suci ini, ia dengan kasar menghentakkan tangan Shanon yang menggenggam kedua tangannya.
"Nggak usah sok peduli, ya!" katanya lalu duduk di kursi meja makan tanpa mempedulikan Shanon yang menunjukkan raut wajah sedihnya akibat bentakan darinya.
Kelvin menatap tajam pada Haven saat melihat Haven yang menghentak kasar tangan ibunya, see? Haven itu bukan laki-laki baik seperti yang dikatakan oleh Khaya. Haven itu hanya laki-laki kasar tak berperasaan.
"Ada apa?" tanya Haven pada Richard tak sopan ia tidak ingin lama-lama di sini.
"Jaga sikap kamu, Haven!" teriak Richard tak suka pada sikap Haven yang semena-mena seperti ini, mereka memang sudah lama saling berselisih, tetapi anak itu bisa kan memendam amarahnya walau sebentar saja?
Haven menghela napas, ia memutar bola matanya tak minat. "Ada apa?" tanyanya datar, Richard seakan-akan mengulur waktu untuk menyampaikan maksud mereka sekarang ini berkumpul.
"Ayo makan malam dulu, sudah lama kita tidak makan malam bersama," ujar Richard selaku kepala keluarga dan tidak bisa diganggu gugat lagi.
Setelah mereka sekeluarga sudah menyelenggarakan makan malamnya, Richard berdiri dari duduknya menuju ruang kerjanya yang diikuti oleh Shanon, Kelvin dan terakhir Haven. Sepertinya Richard ingin membicarakan sesuatu yang serius.
"Haven, kamu sudah saatnya menerima perjodohan yang sudah direncanakan sejak kamu masih kecil, beberapa hari lagi kamu akan berangkat ke Belanda untuk menemui sekaligus menikahi Princess Angelica Sandria dan kamu pun tidak berhak untuk membantah!" jelas Richard dengan berakhir ia memberikan ancaman pada anaknya itu. kalau ia tak mengancam Haven, sudah pasti anaknya itu akan berusaha mengabaikan atau menolak apa yang baru saja ia sampaikan tadi.
Haven kaget mendengar perkataan Richard, walaupun sudah tahu kalau ia punya darah bangsawan dari sang ibu kandung. "What?! Are you kidding me? Setelah kalian membunuh ibuku Princess Anne dan sekarang tidak ada angin atau hujan kau memberitahu soal ini ...." Haven menggeleng-gelengkan kepala pertanda tidak setuju.
"Aku tetap menolaknya, apa pun yang terjadi. Aku tidak mau dijodohkan, nanti pernikahanku malah berakhir seperti pernikahan kau dan ibu yang berantakan!" Kemudian, ia melirik tajam pada Shanon dan Kelvin. Seketika matanya memerah ingin menangis disertai rasa sakit hati saat tiba-tiba terlintas dalam pikirannya hidup sang ibu yang berakhir tragis.
"Ini keinginan ibumu, Haven! Kamu tahu sendiri, ibumu seorang putri bangsawan dan dia ingin sudah lama menginginkan kamu menikahi Princess Angelica!" Sebab ancamannya tidak mempan, Richard terpaksa membawa-bawa nama ibu kandung Haven agar anak itu luluh dan ingin menurut.
Cih! Haven berdecih dalam hati, perjodohan itu atas keinginan ibunya? Tentu saja, Haven tidak mau percaya dengan kata-kata Richard yang penuh akan kebohongan. Bagaimana mungkin ibunya ingin menjodohkannya juga di saat pernikahan sang ibu tak bahagia sebab diawali dengan perjodohan? Di awal tak saling mencintai, walaupun lama kelamaan saling mencintai, tetapi kembali berakhir menyakitkan akibat kedatangan cinta lama.
Katakan saja kalau Richard ingin kembali memasuki keluarga kerajaan menggunakan dirinya, di saat nama pria tua itu sudah lama tercemar akibat kesalahannya sendiri.
Mata Haven memerah menahan amarah, ia mengepalkan tangannya dan menatap tajam pada Richard. "Jangan sebut-sebut ibuku dengan mulut kotormu itu! Kalau kau memang menyayangiku, kau akan menerimanya kalau aku menolak. Atau, biarkan Kelvin saja yang menikahi Princess Angelica!"
Princess Anne Sandria, adalah seorang wanita cantik, baik hati, dermawan berasal dari kerajaan Belanda, dia menikah dengan Richard Stewart saat usianya masih berumur dua puluh tahun karena mereka dijodohkan.
Awalnya, Richard Stewart tidak mau menikahi Putri Anne karena ia sudah memiliki kekasih yang dicintainya, Shanon. Kemudian, Shanon waktu itu tengah mengandung anaknya. Namun, karena ia diancam oleh orang tuanya untuk mencelakai Shanon—orang tuanya tidak setuju ia dengan Shanon sebab wanita itu berada di kalangan kelas bawah—lalu dengan terpaksa Richard pun menikahi Putri Anne. Namun, setelah Richard dan Anne menikah, laki-laki itu sudah tidak pernah menemui kekasihnya karena Shanon yang tiba-tiba menghilang.
Tidak ada cinta dalam pernikahan mereka, tetapi Anne tetap berusaha menumbuhkan rasa cinta untuk suaminya tapi malangnya, Richard tak pernah meliriknya. Setelah dua tahun kemudian Anne hamil Haven karena Richard pernah menggaulinya akibat mabuk dan di sanalah perangai buruk Richard mulai hilang dan dia berubah menjadi suami siaga untuk sang istri yang sedang hamil dan setelah itu mereka pun saling mencintai.
Namun, delapan tahun kemudian, Shanon datang dengan Kelvin yang sudah berumur sepuluh tahun, Kelvin benar-benar sangat mirip dengan Richard dan Haven. Shanon dan Kelvin adalah alasan pernikahan Richard dan Anne hancur. Karena Richard dengan mudahnya berpaling dari Anne.
Lalu seiring berjalannya waktu, Richard tidak pernah lagi peduli pada Anne dan Haven dia hanya peduli pada Shanon dan Kelvin. Oleh karena itu, Anne depresi dan lebih parahnya ia menyalurkan rasa sakitnya pada Haven yang waktu itu masih berusia delapan tahun. Anne biasa menyiksa Haven karena sakit hati walaupun saat wanita itu sadar dari keterpurukannya ia sendiri yang mengobati luka anaknya sambil menangis dan meminta maaf, dan Haven yang mengerti situasi hubungan kedua orang tuanya yang sudah kisruh akibat orang ketiga malah membiarkan dirinya untuk menjadi samsak hidup bagi ibunya lalu menumbuhkan rasa benci pada sang ayah.
Bayangkan, anak baru berusia delapan tahun harus menanggung seluruh beban yang harus dirasakan oleh ibunya. Haven tak marah pada ibunya, tetapi malah marah pada sang ayah yang sudah menciptakan suasana kisruh seperti ini. Padahal laki-laki itu bisa berbicara baik-baik tanpa meninggalkan mereka berdua tanpa penjelasan apa-apa, sungguh tak bertanggung jawab. Dan ia bersumpah tidak ingin memaafkan ayahnya sampai kapan pun.
Karena Anne sudah tidak tahan dengan pengkhianatan sang suami, ia bunuh diri dengan cara menggantung diri di dalam kamar, dan yang pertama kali yang menemukan mayatnya adalah Haven. Anak itu tentu saja syok saat melihat wajah cantik ibunya sudah pucat ditambah lagi ia melihat mata ibunya melotot dengan lidah yang menjulur keluar, bayangan ibunya itu selalu menjadi mimpi buruk baginya.
Setelah sang ibu meninggal, Haven lebih memilih tinggal bersama kakek neneknya—orang tua Richard—di New York, sebab ia tidak mau tinggal dengan keluarga ibunya yang penuh akan aturan.
Namun, setelah usia Haven menginjak usia tujuh belas tahun ia dipaksa untuk tinggal bersama sang ayah yang pindah ke Indonesia. Jadi, sudah dua tahun ia tak kembali ke New York lagi.
"Tidak bisa! Kalian sudah lama dijodohkan dan itu tidak bisa diubah!" seru Richard keras kepala, ia harus tegas pada Haven agar anaknya itu tidak selalu menjadi pembangkang.
Awalnya Kelvin kaget atas penawaran Haven yang melibatkan dirinya. Namun, setelah mendengar bantahan dari sang ayah membuat ia menjadi lega kembali tanpa tahu kalau ibunya sangat setuju dengan penawaran yang Haven ajukan, tetapi ia tidak bisa ikut terlibat dalam pembicaraan ayah dan anak itu.
"Pokoknya aku tidak mau! Lagi pula umurku masih sembilan belas tahun!" Haven berdiri dari duduknya, berbalik untuk pergi dari ruang kerja Richard. Namun, ia urungkan niatnya setelah mendengar Richard menyebut nama seseorang.
"Khaya Cantika." Richard mengeluarkan beberapa lembar foto kebersamaan Haven dan Khaya yang terlihat bahagia, pria tua itu menaruhnya di atas meja sehingga semua orang yang berada di ruangan kecuali Shanon bisa melihatnya. Haven dan Kelvin terkejut melihat itu.
"Apakah dia yang membuat kamu tidak mau menerima perjodohanmu dengan Putri Angelica?" tanya Richard datar. "Dia akan aman kalau kamu mau menuruti Daddy, Haven." Ini adalah peringatan terakhirnya. Sudah lama ia memata-matai Haven, dan baru kali ini ia melihat anaknya itu menjalin hubungan dengan seorang gadis secara serius, biasanya Haven akan bermain-main saja.
Haven awalnya marah danmengepalkan kedua tangannya dengan kuat, lalu ia berhasil merubah raut wajahnya menjadi santai dan biasa saja, seakan tak peduli pada Richard yang saat ini mencoba mengancamnya. "Kau kira aku takut dengan ancaman murahanmu itu?" Haven tersenyum miring. "Lagi pula dia hanya menjadi bahan taruhanku saja, tidak lebih." Kemudian, ia pun meninggalkan ruangan kerja Richard dengan ia yang memenangkan perdebatan tersebut.
Haven pun berhasil keluar dari ruangan tersebut, untung saja ia berhasil mengendalikan diri—tidak takut akan ancaman Richard yang menargetkan Khaya. Ia menghela napas lega, lalu ia keluar dari rumah itu, mengendarai motornya, menuju kampus untuk menjemput Khaya-nya.
Setelah kejadian ini, Haven akan benar-benar melawan Richard kalau sampai pria tua itu berani mengusik kehidupannya lagi. Haven yang dulu bukan Haven yang sekarang, sudah tidak takut lagi dengan ancaman ayahnya.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments