Haven terbangun dari tidurnya karena samar-samar ia mendengar suara seorang perempuan yang sedang menangis. Haven melihat Khaya yang membelakanginya, tetapi kedua bahu wanita itu bergetar hebat karena menangis.
Haven bangkit dari tidurnya lalu memakai celananya kemudian berlutut di hadapan Khaya yang menunduk. Ia memegang bahu wanita itu dengan satu tangan. "Khay?" panggilnya lembut, ia sangat khawatir, kenapa Khaya tiba-tiba menangis?
Khaya semakin terisak saat mendengar Haven memanggil namanya. "Khay, hei, are you ok?" tanya Haven khawatir. Karena Khaya tidak menjawab pertanyaannya dan tetap menunduk sambil menangis, Haven memaksa wanita itu untuk mendongak dan terlihatlah wajah Khaya yang memerah dan banjir air mata.
Haven dengan segala perhatiannya mengusap lembut pipi yang banjir air mata tersebut. Ia lalu memeluk kepala sambil mencium rambutnya berkali-kali berniat ingin menenangkan wanitanya itu, tetapi Khaya malah tambah menangis terisak ia juga memukul-mukul dengan keras punggung kekar Haven.
Haven tak keberatan atau marah pada Khaya yang terus-terusan memukulnya. Entah apa yang terjadi pada wanitanya saat ini.
Khaya melepaskan pelukannya lalu menatap Haven dengan matanya yang berlinang air mata. "Aku ... Aku hancur Ven ... Aku ... Aku seharusnya ...." Khaya tidak bisa menyelesaikan perkataannya, tangisnya semakin menjadi ia baru merasa menyesal sekarang.
Haven menangkup kedua pipi Khaya. "What's wrong?" tanya Haven lembut, ia menatap Khaya khawatir.
"Aku seharusnya ... Nggak goda ... Kamu semalam ... Kita seharusnya nggak melakukan itu ... Aku hancur Ven, Arggggghhh ...," kata Khaya terputus-putus karena ia terus saja terisak, ia menjambak rambutnya sendiri dengan kasar, ia sadar betul bahwa kejadian semalam itu adalah salahnya sendiri karena sudah berani menggoda laki-laki yang sedang berusaha menenangkannya itu. Mungkin setelah ini Haven akan menganggapnya sebagai wanita mur*han?
Melihat Khaya yang menjadi histeris membuat Haven kembali memeluk wanitanya itu walaupun dia memberontak. Ia tidak pernah mengira bahwa reaksi Khaya akan seperti ini setelah mereka berhubungan tadi malam, sebab Haven yang sudah pernah melakukan hal itu dengan teman sekelas waktu shs, tidak mendapati pasangan ons-nya menangis atau histeris, tetapi malah senang. Apalagi Khaya lebih tua dua tahun darinya.
Dengan lembut Haven mengelus-elus rambut Khaya, berniat menenangkan wanitanya itu dan berhasil. "Hust, kamu nggak hancur, aku juga yang salah karena tidak bisa ngendaliin nafsu aku, aku nggak akan ninggalin kamu. Lagipula, aku udah janji sama kamu kalau aku nggak akan menjadi penghalangmu buat sukses," bisik Haven tulus, kalimat itu bukan hanya sebuah omong kosong belakanya saja, ia serius sangat serius malah.
Haven Stewart berjanji akan terus bersama dengan Khaya Cantika walau apa pun yang terjadi, ia akan mengusahakan mereka tidak berpisah. Kalian masih ingat tentang perkataan Haven yang baru pertama kali bertemu dengan Khaya? You are my first love, ya, itu ia menyatakannya tulus, perkataan itu bukanlah sebuah kebohongan.
"Promise?" tanya Khaya walaupun masih sesekali terisak sambil mengacungkan jari kelingkingnya pada Haven, ia mulai tenang hanya karena perkataan lembut dari Haven yang penuh dengan janji itu. Semoga saja laki-laki itu menepatinya.
Haven tersenyum manis, ia terlebih dahulu menghapus jejak air mata dengan mencium lembut kedua mata Khaya, yang sudah menjadi miliknya. "Im promise," jawab Haven, mengambil jari kelingkingnya lalu menautkan pada jari kelingking milik Khaya. Kemudian, mereka berdua kembali berpelukan.
***
Beberapa hari kemudian.
"Wih kalungnya baru nih pasti," kata Freya pada Khaya, mereka saat ini sedang berada di rumah Freya sedang mengerjakan tugas kuliah. Kelvin juga ada di sana.
Khaya meletakkan minuman dan makanan yang dibuat oleh ibunya. "Nggak, ini kalung lama." Sebenarnya Khaya tidak ingin memakai kalung itu, ia hanya akan menyimpannya, tetapi Haven menyuruhnya untuk memakainya, sebab buat apa dia memberikannya pada Khaya kalau kalung itu malah tidak dipakai?
Sudah enam hari kejadian di apartemen Haven berlalu, setelah kejadian itu Khaya tidak berani mendatangi apartemen milik Haven Stewart itu. Namun, hubungan mereka baik-baik saja dan Khaya memilih untuk backstreet, walaupun Haven sempat tidak setuju, tetapi beberapa mahasiswa di kampus berspekulasi bahwa Khaya Cantika dan Haven Stewart tengah pacaran, mereka menganggap seperti itu karena biasanya Haven saat di kampus terang-terangan terus menatap pada Khaya, ada juga yang melihat Haven berada di Caffe Shop tempat Khaya bekerja laki-laki itu datang setiap hari, ada juga mahasiswa yang pernah melihat mereka berada di taman, pusat perbelanjaan serta restoran dan masih banyak lagi buktinya.
Namun, Khaya Cantika dan Haven Stewart mereka berdua tak pernah membenarkan atau menyangkalnya. Jadi, dugaan bahwa mereka pacaran itu masih simpang-siur.
Kelvin Stewart pun tahu tentang kabar itu, tetapi ia tak percaya, ia lebih percaya pada Khaya karena ia sudah memperingati gadis itu untuk menjauhi Haven. Khaya tidak mungkin mengindahkan peringatannya, kan?
"Kalo itu kalung lama kok gue belum pernah lihat, ya?" tanya Freya keras kepala, ia yakin itu bukan kalung lama milik Khaya. Karena ia tahu harga kalung itu yang tidaklah murah soalnya ia pernah melihat kalung tersebut di acara lelangan barang, Khaya tidak mungkin bisa memilikinya kalau itu bukan pemberian dari seseorang.
"Udah nggak usah urusin kalung itu," ujar Kelvin yang sedari tadi diam menyimak mereka berdua.
"Vin, lo kan juga pernah lihat kalung itu di acara lelangan barang," peringat Freya. "Khay ngaku aja, lo dapat dari mana tuh kalung?" tanya Freya keras kepala dan Kelvin hanya terdiam tak menanggapi Freya yang mulai menyebalkan.
Kok Freya seakan nuduh gue nyuri kalung ini, ya? Apa gue ngaku aja?
"Inihdhariheben," katanya tak jelas.
"Hah? Apa?" tanya Freya heboh.
"Dari Haven," ucap Khaya tapi tak mengeluarkan suara.
Freya yang melihat gerakan mulut Khaya pun mengerti. "Wait, jadi gosip tentang lo yang pacaran ama Haven itu benar, wah ...." Freya tertawa-tawa senang sambil bertepuk tangan.
Kelvin kaget saat mendengar perkataan Freya, ia menatap tidak percaya pada Khaya lalu ia pun berdiri kemudian menarik tangan Khaya kasar, membawa gadis itu keluar rumah, tidak ada orang di sana.
"Hei, Vin, sakit tau!" Khaya berusaha melepaskan tangannya dari cekalan tangan Kelvin.
"Gue udah bilang sama lo jangan dekat-dekat dengan Haven! Lo tau nggak, Haven itu cowok nggak benar!" teriak Kelvin marah, ia hanya berusaha menyadarkan gadis di depannya ini.
Khaya kaget dengan teriakan Kelvin yang tertuju padanya, soalnya laki-laki itu tidak pernah mengeluarkan amarahnya kecuali saat berkelahi dengan Haven di cafetaria kampus. "Tapi apa alasannya?" tanya Khaya. "Lagipula Haven yang gue kenal itu baik banget." Khaya membela Haven di hadapan Kelvin.
"Lo nggak tahu dia luar dalam Khay. Jadi please, sebelum terlambat lo harus cepat-cepat putusin dan jauhin Haven." Kelvin menggenggam kedua tangan Khaya.
Khaya melepaskan kedua tangannya dari genggaman tangan Kelvin. "Tapi alasannya apa?" tanya Khaya ia tidak langsung harus mengikuti perkataan Kelvin, kan? Walaupun mereka sudah lama berteman.
"Haven itu bukan cowok baik-baik, Khay!" teriak Kelvin lagi, tetapi tak mau memberitahu alasan yang sebenarnya, takut gadis itu merasa sakit hati.
"Dan gue juga udah lama suka sama lo, Khay!" aku Kelvin sambil berteriak.
Khaya tercengang, tidak menyangka kalau Kelvin Stewart ternyata menyukainya. Ia kira selama ini laki-laki itu menyukai Freya. "Maaf Vin, gue nggak bisa nerima lo apalagi ngejauhin Haven, gue nggak bisa ...," kata Khaya sendu ia sempat memegang tangan Kelvin, tetapi laki-laki itu segera menepisnya.
"Dan gue juga nggak bisa percaya sama lo Vin, kalau cuma itu alasan yang lo kasih tau ke gue tentang Haven," katanya sambil menggelengkan kepala. Namun, di dalam hatinya Khaya mulai ragu pada Haven karena Kelvin juga melarang keras ia dekat-dekat dengan pacarnya itu, tetapi ia cepat-cepat menepis rasa ragu itu, ia harus percaya pada Haven.
"Maaf Vin, gue lebih percaya pada Haven," katanya yakin.
Kelvin kecewa, ia selama ini sudah lama menyukai gadis di depannya ini, tetapi bodohnya ia tidak pernah mengungkapkan perasaannya karena takut persahabatan mereka hancur. Dan sekarang, malah Haven yang pacaran dengan Khaya padahal laki-laki itu berniat jahat pada Khaya.
Kelvin mengangguk-angguk pasrah lalu dengan mata memerah ia pun berkata, "Semoga dugaan lo tentang Haven cowok baik itu benar ya, Khay? Gue cuma berharap lo bisa bahagia bersama Haven." Kemudian, Kelvin pergi dari sana meninggalkan Khaya yang terdiam mencerna perkataannya.
Bersambung ....
Maaf kalau ada typo atau atau ada kalimat rancunya, nggak sempat revisi ulang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments