Part 8 ~ Ikut Gentala

Diajeng Sekar Ayu

Brak

Aku terkejut, begitupun Fabian. Kami menatap ke depan di mana Gentala si jutek menatap ke arah kami. Apa yang menyebabkan dia menggebrak meja, aku nggak ngerti dan gagal paham.

“Kalian pacaran?”

What? Pertanyaan macam apa ini. Bagaimana mungkin aku pacaran dengan Fabian.

“Maunya sih gitu Pak, tapi Ajeng menolak dan menghindar terus,” jawab Fabian dan sukses membuatku melotot seperti adegan Suzana dengan wajah menyeramkannya  di film malam satu suro.

Aku menatap meja mencari sesuatu yang bisa aku pukulkan pada kepala si playboy obat nyamuk di sampingku. Mudah kali dia bilang mau pacaran denganku. Jelas-jelas si jutek sudah mengancam dengan surat peringatan, sekarang ada lagi masalah.

“Kalian tahu ‘kan aturan perusahaan?”

Aku paham maksud pertanyaan si jutek.

“Tahu pak, saya nggak pacaran dengan Pak Fabian. Di lihat dari sisi manapun kita nggak cocok, Pak Fabian cocok di darat sedangkan saya di air.”

Fabian reflek terbahak, Mbak Nella terlihat menahan tawa tapi … daebak. Si jutek tampan tetap fokus menatapku, bahkan tidak terpengaruh dengan candaanku barusan. 

Aku nggak salah dong, Fabian cocok di darat karena dia buaya darat. Sedangkan aku cocok di air, karena sering meluap-luap seperti lahar gunung berapi yang siap meletus, jadi lebih butuh banyak air.

Karena tatapan tajam Pak Gentala, kami kembali fokus pada diskusi tapi jujur aku penasaran. Pasangan Pak Gentala kok tahan ya dengan sikap pria ini. Kalau aku dikasih gratis tambah bonus dua juta juga nggak nolak, kapan lagi punya pacar pria dewasa dan ganteng. Sudsh bosan sama yang seumuran tapi labil dan pengkhianat.

“Pastikan besok pengajuan program sudah deal dengan anggarannya,” titah Pak Gentala mengakhiri diskusi kami.

“Siap. Dokumen akan mendarat di meja Bapak tepat pada waktunya,” sahut Fabian.

Alamak, percaya diri sekali pria ini. Jangan-jangan, malah diserahkan semua ke aku untuk finishing program. Secara gambaran kasar dan konsep pasti sudah di tangan. Pak Gentala yang diikuti oleh Mbak Nella meninggalkan ruangan, akupun bernafas lega.

“Babe, lanjutin ya. Aku masih ada kerjaan lain.”

Tuh, bener ‘kan dugaan aku. pikiran si kamprett ini sudah bisa ditebak seperti jalannya kuda-kuda di permainan catur.

“Kerjaan apa? Kita satu jadwal, kali Pak,” ejekku.

“Saya ada perlu dulu, kembali setelah makan siang. Bentaran doang.”

Palingan urusan cewek dan besok si cewek bakal datang cari dia.  Yang kayak gini bilang mau pacaran sama aku, sorry yess aku masih punya hati tapi dia nggak pakai hati.

...***...

Jam kerja sudah berakhir sejak dua jam lalu dan aku masih terdampar di sini. menyelesaikan program yang diminta Gentala dan membackup si kampret yang nggak balik lagi padahal janji setelah makan siang bakal balik ke kantor.

Bersyukurnya syuting Kata Netizen hari ini berjalan lancar. Nggak kebayang kalau ada kendala  lalu Fabian dipanggil produser atau sampai ke telinga Gentala, aku harus jawab apa.

“Loh, Mbak Ajeng belum pulang?”

Jojo mendorong troli berisi perlengkapan kebersihan sudah berada tidak jauh dari meja kerjaku. Entah aku yang terlalu perhatian atau memang nggak tahu jadwal. Perasaan sering banget bertemu Jojo, enggak siang enggak malam. Nggak mungkin dia kerja dua puluh empat jam.

“Ini baru mau pulang. Kamu lembur atau gimana?” tanyaku pada Jojo.

“Shift malam Mbak. Posisi saya mana ada istilah lembur.”

“Hm, semangat ya Jo. Saya duluan.

Dari pada menunda pulang, nanti diajak ngobrol di Jojo yang suka membahas masalah supranatural lebih baik aku bergegas pulang.

Aku sudah lelah dan sesekali menguap, bahkan saat melewati koridor dengan dinding terdapat banner --acara-acara dengan rating terbaik – menuju lobby. Sampai di lobby, pandanganku terpusat pada sosok yang begitu aku kenal. Tidak lain dan tidak bukan, sosok Bosku yang super menyebalkan.

Bukan hanya keberadaan Pak Gentala yang menjadi pusat perhatianku tapi wanita yang saat ini sedang bergelayut manja di lengan Pak Gentala. Natasha, wanita itu Natasha.

Aku sengaja berdiri di belakang pilar tidak jauh dari posisi mereka, mendengar apa yang mereka bicarakan.  Kebetulan situasi lobby saat ini sudah sepi.

“Kamu nggak kangen aku? Aku kangen banget loh sama kamu.” Suara Natasha terdengar manja.

“Lalu masalahnya apa?”

What? Pertanyaan macam apa itu. Kalau memang mereka pancara dan si cewek mengatakan kangen dan dijawab dengan se absurd itu. benar-benar tidak terduga.

“Aku ingin kita bisa lebih dekat dengan status hubungan yang jelas.” Suara Natasha, lagi-lagi dengan nada manja.

Rasanya aku ingin terbahak karena Gentala hanya merespon dengan jawaban konyol.

“Status hubungan kita sudah jelas. Aku atasan kamu wanita panggilan,” ujar Gentala.

Gila, parah bener.

Tidak lama percakapan itu berakhir, entah siapa pemenangnya aku tidak peduli. Yang jelas mendengar debat kusir Natasha dan Gental cukup membuatku terhibur. Setelah memastikan dua orang itu sudah meninggalkan lobby, aku keluar dari tempat persembunyianku.

“Hah, akhirnya,” gumamku. Langkahku terhenti karena ponsel yang berada di saku celana bergetar. Ternyata notifikasi pesan dari Ayah.

[Seminggu lagi, hutang Ayah harus lunas seminggu lagi]

Aku mengucek mata membaca pesan yang dikirim oleh Ayah.

Damn!

Ternyata benar, ini pesan Ayah yang lagi-lagi minta uang untuk melunasi hutang. Entah apa yang dipikirkan oleh keluargaku sampai aku harus menanggung beban hutang sebanyak itu.

Ah, aku jadi malas pulang.

“Malam, Mbak Ajeng,” sapa security yang bertugas di depan lobby.

“Malam, Pak,” sahutku sambil tersenyum malas.

Aku berjalan gontai, rasanya ingin berteriak dan protes pada langit. Aku ini anak siapa?  Masalah selesai nggak, yang ada dianggap gila. Berjalan menunduk, ada kaleng soda dan aku tendang. Entah melayang ke mana aku tidak peduli.

“Heiii!”

Suaranya kayak kenal.

“Gadis bar-bar.”

Tunggu-tunggu, kayak suara si jutek dan ... seribu point untuk anda. Ternyata kaleng soda tadi melayang kena mobil Bapak Gentala. Kurang sial apalagi, kamu Ajeng. Siap-siaplah dipecat.

“Itu kamu yang tendang?”tanya Gentala menunjuk kaleng soda.

Karung mana karung, rasanya aku ingin masuk ke dalam karung lalu diculik dari pada harus berhadapan dengan pria di depanku.

“Eh, bukan punya saya pak.”

“Saya tidak tanya punya kamu atau bukan. Kamu yang tendang?”

“Iya. Bapak mau ikutan? Tendang aja Pak, nanti saya masukin ke tong sampah.” 

Pura-pura be go karena be go beneran dan Pak Gentala masih dengan tampangnya yang acuh. Oh, my God. Ibunya dulu ngidam apa, punya anak model begini.

“Masuk, kita bicara di tempat lain.” Titah Raja dari Go TV.

“Tidak usah, Pak. Saya bicara pulang sendiri.” Aku mengusap tengkuk sambil baca yasin berharap Pak Gentala menjerit lalu menghilang.

“Aku bukan mau antar kamu pulang, kita bicarakan kerugian karena mobil saya lecet kena kaleng soda yang kamu tendang.”

“Hahhh!”

 

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

ariyatti

ariyatti

udah kepededean aja dikira diajakin pulang bareng taunya urusan ganti rugi mobil yg lecet /Facepalm//Facepalm/

2024-05-15

1

Rose 19

Rose 19

🤣🤣🤣kirain Ajeng mau nolak, eh ternyata mau juga di kasih gratisan plus 2jt.

2024-05-13

0

poltak raja sinaga

poltak raja sinaga

/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-05-13

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 ~ Bertemu Om-Om
2 Part 2 ~ New GM
3 Part 3 ~ Siap-siap
4 Part 4 ~ Surat Peringatan
5 Part 5 ~ Pesona Fabian
6 Part 6 ~ Konflik Di Rumah
7 Part 7 ~ Tidak Boleh Bersama
8 Part 8 ~ Ikut Gentala
9 Dapat Berapa ?
10 Karena Ajeng
11 Part 11 ~ Bunga Bangkai
12 Part 12 ~ Kaburrr
13 Part 13 ~ Serammm
14 Part 14 ~ Masih Ada Urusan
15 Part 15 ~ Aku Mau
16 Part 16 ~ Bersama Fabian
17 Part 17 ~ Kalau Denganku?
18 Part 18 ~ Ajakan Fabian (Lagi)
19 Part 19 ~ Dalam Bahaya
20 Part 20 ~ Saya Bisa Jelaskan
21 Part 21 ~ Ulah Apa?
22 Part 22 ~ Ikut Aku
23 Part 23 ~ Serangan ....
24 Part 24 ~ Rencana Gentala
25 Part 25 ~ Gentala Vs Fabian
26 Part 26 ~Terungkap (1)
27 Part 27 ~ Terungkap (2)
28 Part 28 ~ Resign
29 Part 29 ~ SAH
30 Part 30 ~ SAH (2)
31 Part 31 ~ Mau Lanjut
32 Part 32 ~ Pisau Atau Golok
33 Part 33 ~ Pelukan Ibu
34 Part 34 ~ Tidak Tertarik
35 Part 35 ~ Hilang Selera
36 Part 36 ~ Belum Ada Judul
37 Part 37 ~ Tak Sadarkan Diri
38 Part 38 ~ Tak Sadarkan Diri (Lagi)
39 Part 39 ~ Gentala Junior
40 Part 40 ~ Super Hero
41 Part 41 ~ Pernyataan Cinta Si Playboy
42 Part 42 ~ Tidak Tertarik
43 Part 43 ~ So Sweet
44 Part 44 ~ Masa Lalu
45 Part 45 ~ Dua Keluarga
46 Part 46 ~ I Love You
47 Part 47 ~ Kondisi Ayah
48 Part 48 ~ Tidak Romantis
49 Part 49 ~ Gawat
50 Part 50 ~ Arogan Jadi Bucin
51 Part 51 ~ Pembukaan
52 Part 52 ~ Gentala Junior
53 Part 53 ~ Masa Sih
54 Part 54 ~ Bahaya
55 Part 55 ~ Buka Puasa
56 Part 56 ~ Godaan
57 Part 57 ~ Posesif
58 Part 58 ~ Macam-macam
59 Part 59 ~ Rencana
60 Part 60 ~
61 Part 61 ~ Baby Born
62 Part 62 ~ Baby Girl
63 Part 63 ~ Gentala Family (End)
64 Terjebak Cinta Bima
65 SUAMIKU BUJANG LAPUK
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Part 1 ~ Bertemu Om-Om
2
Part 2 ~ New GM
3
Part 3 ~ Siap-siap
4
Part 4 ~ Surat Peringatan
5
Part 5 ~ Pesona Fabian
6
Part 6 ~ Konflik Di Rumah
7
Part 7 ~ Tidak Boleh Bersama
8
Part 8 ~ Ikut Gentala
9
Dapat Berapa ?
10
Karena Ajeng
11
Part 11 ~ Bunga Bangkai
12
Part 12 ~ Kaburrr
13
Part 13 ~ Serammm
14
Part 14 ~ Masih Ada Urusan
15
Part 15 ~ Aku Mau
16
Part 16 ~ Bersama Fabian
17
Part 17 ~ Kalau Denganku?
18
Part 18 ~ Ajakan Fabian (Lagi)
19
Part 19 ~ Dalam Bahaya
20
Part 20 ~ Saya Bisa Jelaskan
21
Part 21 ~ Ulah Apa?
22
Part 22 ~ Ikut Aku
23
Part 23 ~ Serangan ....
24
Part 24 ~ Rencana Gentala
25
Part 25 ~ Gentala Vs Fabian
26
Part 26 ~Terungkap (1)
27
Part 27 ~ Terungkap (2)
28
Part 28 ~ Resign
29
Part 29 ~ SAH
30
Part 30 ~ SAH (2)
31
Part 31 ~ Mau Lanjut
32
Part 32 ~ Pisau Atau Golok
33
Part 33 ~ Pelukan Ibu
34
Part 34 ~ Tidak Tertarik
35
Part 35 ~ Hilang Selera
36
Part 36 ~ Belum Ada Judul
37
Part 37 ~ Tak Sadarkan Diri
38
Part 38 ~ Tak Sadarkan Diri (Lagi)
39
Part 39 ~ Gentala Junior
40
Part 40 ~ Super Hero
41
Part 41 ~ Pernyataan Cinta Si Playboy
42
Part 42 ~ Tidak Tertarik
43
Part 43 ~ So Sweet
44
Part 44 ~ Masa Lalu
45
Part 45 ~ Dua Keluarga
46
Part 46 ~ I Love You
47
Part 47 ~ Kondisi Ayah
48
Part 48 ~ Tidak Romantis
49
Part 49 ~ Gawat
50
Part 50 ~ Arogan Jadi Bucin
51
Part 51 ~ Pembukaan
52
Part 52 ~ Gentala Junior
53
Part 53 ~ Masa Sih
54
Part 54 ~ Bahaya
55
Part 55 ~ Buka Puasa
56
Part 56 ~ Godaan
57
Part 57 ~ Posesif
58
Part 58 ~ Macam-macam
59
Part 59 ~ Rencana
60
Part 60 ~
61
Part 61 ~ Baby Born
62
Part 62 ~ Baby Girl
63
Part 63 ~ Gentala Family (End)
64
Terjebak Cinta Bima
65
SUAMIKU BUJANG LAPUK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!