Part 18 ~ Ajakan Fabian (Lagi)

Aku berbalik dan melangkah mundur sampai bersandar pada rak di belakangku. Kami saat ini berhadapan. Urusan dengan Fabian cukup menjadi pelajaran untuk membentengi diri agar tidak mudah baper yang akhirnya malah laper.

“Dengan Bapak?”

“Hm.”

“Gimana ya pak, boro-boro bisa ada chemistry untuk kerja bareng. Aura bapak aja cukup mengintimidasi, belum tatapan Bapak dan mulut bapak bisa bikin sport jantung. Kayaknya sebagai bawahan Bapak saya bisa kena gagal jantung deh.”

Sepertinya Pak Gentala kesal dengan ucapanku dia meraup bibirku dengan tangannya.

“Papi benar, kamu memang nggak ada takutnya. Gimana bisa kamu gagal jantung karena takut, mulutmu sudah mewakili kalau kamu berani dan kurang ajar bahkan dengan pimpinan kamu sendiri.”

Aku mengusap bibirku yang tadi disentuh Pak Gentala dengan tangannya. Pakai tangan aja bisa bikin kejang apalagi pakai yang lain.

Ajeng, cukup. Jangan lagi terlena karena Pak Gentala dan Fabian sebelas dua belas. Yang satu kampret yang sompret.

“Besok siap-siap terima SP dua.”

“Eh, mana ada bisa begitu?” Aku mengejar langkah Pak Gentala yang menuju pintu.

“Bisa, ini perusahaan saya jadi yang berlaku aturan saya.”

“Ih, nyebelin.”

“Silahkan cari jalan pulang sendiri,” ancam Pak Gentala.

“Eh, jangan Pak. Bisa-bisa saya nyasar semalaman.

Aku berjalan di belakang Pak Gentala. Entah dia yang mempermainkan aku atau memang benar arahnya begini. aku merasa Pak Gentala melewati banyak ruang dan koridor, tidak seperti saat aku membuntuti Fabian.

“Akhirnya,” ujarku saat sudah keluar dari kediaman Krisna Adi Yasa. “Berasa ikut labirin Pak, akhirnya saya bisa keluar dengan selamat.”

“Kamu terlalu banyak nonton film, jadi hidup kamu penuh drama.”

“Pak, saya mau pulang. Bisa pesankan ojek online pakai ponsel Bapak!” pintaku pada Pak Gentala, karena menghindari Fabian aku masih menonaktifkan ponsel.

“Apa menurutmu, ada aplikasi seperti itu dalam ponsel saya?”

Aku menggaruk kepalaku.

Iya juga ya, mana mungkin Pak Gentala pake transportasi online, dia sudah kaya sejak lahir.

“Terus saya pulang gimana,” gumamku sambil cemberut. “Gara-gara si playboy, jadi tersesat di negeri antah berantah.”

Tidak lama kemudian seseorang menghampiri Pak Gentala, sepertinya asisten rumah tangga atau pekerja di rumah itu.

“Ayo, saya antar kamu pulang.”

“Hah! Serius Pak?”

“Menurutmu?”

“Pak Genta nggak akan menertawakan saya ‘kan?”

Pak Gentala terlihat mengernyitkan dahinya mendengar pertanyaanku. Masih teringat perkataan Fabian pada Audrey tentangku. Aku ini kampungan bahkan penampilanku pun cukup memprihatinkan di matanya.

“Saya ‘kan kampungan Pak. Bapak bisa lihat sendiri penampilan saya yang nggak banget.”

Pak Gentala menatapku dari kepala sampai kaki lalu menatap wajahku dan melangkah mendekat. Aku sudah siap dengan mulut pedas Pak Gentala. Pria di hadapanku mengulurkan tangannya menyentuh kepalaku.

“Setiap orang punya persepsi masing-masing terhadap sesuatu. Entah apa yang dikatakan Fabian mengenai dirimu, tapi saya punya penilaian sendiri tentang kamu,” tutur Pak Gentala sambil menyelipkan helaian rambutku yang menutupi kening ke belakang telinga.

“Secara penampilan kamu cantik dan indah. Wanita memang punya dua kelebihan itu, hanya bagaimana si pemilik tubuh bisa merawat dan menjaga agar tetap terlihat cantik dan indah. Hanya saja, mulut kamu memang harus dibina dan otak kamu sepertinya bergeser karena asal menunduhku messum dan c4bul.”

Aku terkekeh geli lalu memberi tanda peace dengan kedua jari.

...***...

“Ajeng.”

Aku menoleh, ternyata Anik. Dia berlari menghampiriku.

“Demi apa coba, gue udah nungguin lo dari tadi.”

“Mau ngapain? Kerajinan amat nungguin aku yang kesiangan.” Aku bergeser menunggu antrian lift. Datang mendekati absen pagi sudah pasti ramai dan berdesakan.

“Mau dengar kejadian semalam. Gimana dengan Pak Fabian? Dia nembak lo? Ngajak lo nikah?” cecar Anik karena kami sudah berada di lift.

Aku bergeming. Pak Fabian bukan sekedar menembak tapi sukses membuat aku mati rasa dan mati gaya terhadap pria itu. Berharap dia akan berjodoh dengan makhluk yang sejenis … buaya.

“Ajeng,” ujar Anik menyenggol tangannya karena kami sudah berada di dalam lift.

“Nggak ada yang terjadi Nik. Aku dan Pak Fabian tetap asisten dan manager, tidak ada hubungan lain di antara kami.”

“Hahh, serius?”

Aku mengangguk dan menunjuk angka, di mana lantai yang Anik tuju.

“LO hutang cerita sama gue,” ujar Anik sebelum keluar dari lift.

Aku menghela nafas, berusaha tetap sabar ketika nanti bertemu Fabian. Bagaimanapun aku harus menunjukan sikap profesional. Mengenai aku mendengar hinaan dari mulutnya, tidak akan aku bahas. Biarlah itu menjadi rahasiaku dan cicak-cicak di dinding.

Paling tidak, Pak Gentala memberikan kekuatan untuk tidak menutupi kekurangan atau insecure dengan pandangan atau penilaian orang lain terhadap diri sendiri. Tidak ada yang terjadi antara aku dan Pak Gentala saat mengantarku pulang tanpa Pak Budi – supirnya – selain saling diam selama perjalanan.

“Mbak Ajeng, mau bikin kopi?” tanya Jojo saat melihatku masuk ke pantry.

“Iya, anterin sekalian ya. Mataku ngantuk, kerjaan numpuk.”

“Siap, Mbak.”

Saat aku kembali ke meja, sudah ada Fabian di sana. Dia menatapku heran dan bersedekap.

“Ajeng, semalam kamu ke mana? Aku cari nggak ada, di telepon nggak aktif.”

“Semalam tiba-tiba saya mules Pak, jadi langsung pulang. Ponsel saya lowbat sampai sekarang.” Aku mengeluarkan ponsel yang memang masih dalam keadaan mati, untuk meyakinkan Fabian.

“Aku khawatir.”

Dia mendekat dan mengusap kepalaku.

Khawatir? Rasanya aku ingin muntah mendengar kekhawatirannya. Padahal dia enak-enakan dengan barbie kw.

“Bapak pulang jam berapa?”

“Ehm, setelah cari kamu nggak ada dan aku hubungi nggak nyambung juga ya aku pulang. Rasanya hampa dan ada yang kurang nggak ada kamu.”

Aku tersenyum walaupun ingin sekali menoyor kepalanya dan berkata, “Gila, lu ndro.”

“Pak Fabian bisa aja. Saya kerja dulu ya, Pak. Butuh konsentrasi penuh.

Setelah kejadian semalam aku menjaga jarak dengan Fabian. Tidak terpengaruh dengan gombalannya, termasuk menolak ajakan yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Meskipun dia tetap gencar menyatakan rasa suka dan embel-embelnya. Aku tidak terpengaruh. Di sela meyakinkan aku kalau dia benar suka, aku mendengar dia menghubungi seseorang dengan rayuan dan kata-kata gombalnya.

Fix, dia bukan hanya buaya darat tapi raja buaya.

Acara Mari Dukung Mereka sudah berjalan beberapa episode dan mendapatkan respon yang cukup baik, walaupun belum mendapatkan rating tinggi.

“Ajeng, nanti malam ikut saya menghadiri gala dinner undangan Pak Krisna. Semua manager Go TV diundang, kamu temani saya.”

Sebenarnya aku tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama tapi ini ada hubungannya dengan pekerjaan dan Pak Krisna, mau tidak mau aku harus ikut.

“Oke, Pak.”

“Untuk gaun, kamu datangi butik ini. Sudah saya atur pesanan gaun untuk kamu.” Pak Fabian memberikan kartu nama padaku.

Aku hanya mengangguk. Tanpa aku tahu ternyata ada niat dan rencana busuk Fabian terhadapku.

Terpopuler

Comments

Hamimah Jamal

Hamimah Jamal

💪💪💪 Ajeng jangn pernah menyerah untuk lelaki yg telah menghempaskan kamu dan jaga diri baik baik

2025-03-10

0

Nendah Wenda

Nendah Wenda

apa rencana Fabian untuk Ajeng ya

2024-09-01

0

Blurr

Blurr

ajeng salah apa sama Fabian yaa? kok tega gitu

2024-08-29

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 ~ Bertemu Om-Om
2 Part 2 ~ New GM
3 Part 3 ~ Siap-siap
4 Part 4 ~ Surat Peringatan
5 Part 5 ~ Pesona Fabian
6 Part 6 ~ Konflik Di Rumah
7 Part 7 ~ Tidak Boleh Bersama
8 Part 8 ~ Ikut Gentala
9 Dapat Berapa ?
10 Karena Ajeng
11 Part 11 ~ Bunga Bangkai
12 Part 12 ~ Kaburrr
13 Part 13 ~ Serammm
14 Part 14 ~ Masih Ada Urusan
15 Part 15 ~ Aku Mau
16 Part 16 ~ Bersama Fabian
17 Part 17 ~ Kalau Denganku?
18 Part 18 ~ Ajakan Fabian (Lagi)
19 Part 19 ~ Dalam Bahaya
20 Part 20 ~ Saya Bisa Jelaskan
21 Part 21 ~ Ulah Apa?
22 Part 22 ~ Ikut Aku
23 Part 23 ~ Serangan ....
24 Part 24 ~ Rencana Gentala
25 Part 25 ~ Gentala Vs Fabian
26 Part 26 ~Terungkap (1)
27 Part 27 ~ Terungkap (2)
28 Part 28 ~ Resign
29 Part 29 ~ SAH
30 Part 30 ~ SAH (2)
31 Part 31 ~ Mau Lanjut
32 Part 32 ~ Pisau Atau Golok
33 Part 33 ~ Pelukan Ibu
34 Part 34 ~ Tidak Tertarik
35 Part 35 ~ Hilang Selera
36 Part 36 ~ Belum Ada Judul
37 Part 37 ~ Tak Sadarkan Diri
38 Part 38 ~ Tak Sadarkan Diri (Lagi)
39 Part 39 ~ Gentala Junior
40 Part 40 ~ Super Hero
41 Part 41 ~ Pernyataan Cinta Si Playboy
42 Part 42 ~ Tidak Tertarik
43 Part 43 ~ So Sweet
44 Part 44 ~ Masa Lalu
45 Part 45 ~ Dua Keluarga
46 Part 46 ~ I Love You
47 Part 47 ~ Kondisi Ayah
48 Part 48 ~ Tidak Romantis
49 Part 49 ~ Gawat
50 Part 50 ~ Arogan Jadi Bucin
51 Part 51 ~ Pembukaan
52 Part 52 ~ Gentala Junior
53 Part 53 ~ Masa Sih
54 Part 54 ~ Bahaya
55 Part 55 ~ Buka Puasa
56 Part 56 ~ Godaan
57 Part 57 ~ Posesif
58 Part 58 ~ Macam-macam
59 Part 59 ~ Rencana
60 Part 60 ~
61 Part 61 ~ Baby Born
62 Part 62 ~ Baby Girl
63 Part 63 ~ Gentala Family (End)
64 Terjebak Cinta Bima
65 SUAMIKU BUJANG LAPUK
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Part 1 ~ Bertemu Om-Om
2
Part 2 ~ New GM
3
Part 3 ~ Siap-siap
4
Part 4 ~ Surat Peringatan
5
Part 5 ~ Pesona Fabian
6
Part 6 ~ Konflik Di Rumah
7
Part 7 ~ Tidak Boleh Bersama
8
Part 8 ~ Ikut Gentala
9
Dapat Berapa ?
10
Karena Ajeng
11
Part 11 ~ Bunga Bangkai
12
Part 12 ~ Kaburrr
13
Part 13 ~ Serammm
14
Part 14 ~ Masih Ada Urusan
15
Part 15 ~ Aku Mau
16
Part 16 ~ Bersama Fabian
17
Part 17 ~ Kalau Denganku?
18
Part 18 ~ Ajakan Fabian (Lagi)
19
Part 19 ~ Dalam Bahaya
20
Part 20 ~ Saya Bisa Jelaskan
21
Part 21 ~ Ulah Apa?
22
Part 22 ~ Ikut Aku
23
Part 23 ~ Serangan ....
24
Part 24 ~ Rencana Gentala
25
Part 25 ~ Gentala Vs Fabian
26
Part 26 ~Terungkap (1)
27
Part 27 ~ Terungkap (2)
28
Part 28 ~ Resign
29
Part 29 ~ SAH
30
Part 30 ~ SAH (2)
31
Part 31 ~ Mau Lanjut
32
Part 32 ~ Pisau Atau Golok
33
Part 33 ~ Pelukan Ibu
34
Part 34 ~ Tidak Tertarik
35
Part 35 ~ Hilang Selera
36
Part 36 ~ Belum Ada Judul
37
Part 37 ~ Tak Sadarkan Diri
38
Part 38 ~ Tak Sadarkan Diri (Lagi)
39
Part 39 ~ Gentala Junior
40
Part 40 ~ Super Hero
41
Part 41 ~ Pernyataan Cinta Si Playboy
42
Part 42 ~ Tidak Tertarik
43
Part 43 ~ So Sweet
44
Part 44 ~ Masa Lalu
45
Part 45 ~ Dua Keluarga
46
Part 46 ~ I Love You
47
Part 47 ~ Kondisi Ayah
48
Part 48 ~ Tidak Romantis
49
Part 49 ~ Gawat
50
Part 50 ~ Arogan Jadi Bucin
51
Part 51 ~ Pembukaan
52
Part 52 ~ Gentala Junior
53
Part 53 ~ Masa Sih
54
Part 54 ~ Bahaya
55
Part 55 ~ Buka Puasa
56
Part 56 ~ Godaan
57
Part 57 ~ Posesif
58
Part 58 ~ Macam-macam
59
Part 59 ~ Rencana
60
Part 60 ~
61
Part 61 ~ Baby Born
62
Part 62 ~ Baby Girl
63
Part 63 ~ Gentala Family (End)
64
Terjebak Cinta Bima
65
SUAMIKU BUJANG LAPUK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!