Part 7 ~ Tidak Boleh Bersama

Diajeng Sekar Ayu

“Lo gila ya? Apaan pake peluk-peluk gue?” aku bertanya dengan suara lirih karena kalau dia berteriak, seisi rumah akan terjaga dan kejadian barusan tidak mungkin Gio yang disalahkan. Bisa jadi Gio malah menuduh aku yang menggodanya. Males banget. Jangankan menggoda, dikasih gratis juga ogah. Fabian yang jelas-jelas ganteng aja aku tolak, masa Gio yang udah bekasan Vina mau aku terima.

Rasanya aku ingin memukul kepala Gio dengan ember sampai dia jadi Kakek ember. Bagaimana tidak, tiba-tiba dia memelukku dari belakang, padahal aku yakin tadi tidak ada orang. Apa Gio memang separuh manusia dan separuh setan ya.

“Aku kangen kamu Jeng.”

Wah, gila benar gila. Jelas-jelas dia sudah menikah dengan Vina karena mengkhianati aku, sekarang dia bilang kangen.

“Urusin aja Kak Vina, dia istri lo sekarang.”

“Kalau Vina sudah melahirkan, aku akan ceraikan dia. Kita balikan lagi ya?” pinta Gio memasang wajah yang menurutnya atau menurut Vina tampan.

“Balikan sama lo? Biar kata di dunia ini laki-laki tulen Cuma ada lo dan sisanya pria gemulai semua, aku nggak akan sudi balikan lagi sama lo.”

“Ajeng, please. Aku masih cinta sama kamu jeng,” ujar Gio dengan rayuannya.

“Kalau lo cinta sama gue, nggak akan ada Vina di antara kita. Nggak akan ada bayi dalam kandungan Vina dan nggak usah bilang kamu khilaf. Khilaf itu sekali bukan berkali-kali.”

“Gioooo.”

Suara Vina memanggil buaya di hadapanku. Lebih baik aku segera berangkat dari pada kepergok sedang berduaan dengan kakak ipar lakn4t.

“Ajeng, tolong pikirkan tawaranku,” ujar Gio.

Suasana di luar belum ramai, penghuni kompleks masih asyik bergelut dengan bantal dan gulingnya. Entah apa yang terjadi, yang jelas aku mendengar suara Vina yang berteriak.

“Kayaknya berantem lagi, bodo amatlah. Emang dasar lakinya yang ganjen.”

Pagi ini aku putuskan untuk kembali menggunakan KRL dan berharap tidak bertemu dengan Pak Gentala lagi. Jadi teringat dengan tugas yang diberikan pria itu. Dalam dua hari konsep program acara yang diinginkan olehnya harus sudah selesai. Aku bisa saja membuatnya dengan waktu singkat tapi akan diterima atau tidak.

Apalagi kalau ada revisi dan permintaan yang macam-macam, apalagi aku belum mengenal karakter GM yang baru.

Background pendidikannya apa ya? Paham dengan persiaran kah atau hanya pemimpin karena warisan.

...***...

Ketik, hapus, ketik hapus dan begitu terus. Inilah yang aku lakukan ketika membuat konsep program baru. Seharusnya aku mengerjakan ini dengan Fabian, tapi pria itu belum terlihat ujung hidungnya.

“Mbak Ajeng, dipanggil Pak Fabian.” Jojo berdiri tidak jauh dari meja kerjaku membawa baki dengan beberapa gelas berisi teh manis.

“Pak Fabian? Dia sudah datang?”

“Sudah bu, ada di ruang meeting C.”

Aku melipat laptop dan mencabut kabel catu daya, mengantongi ponsel lalu menuju ruang meeting. Terkadang aku merasakan tersiksa bekerja satu tim dengan Fabian, contohnya seperti saat ini. Seenaknya saja Fabian sudah menunggu di ruang meeting padahal sejak tadi aku menunggunya di ruang kerja kami.

Kelebihan Fabian selain tampan, dia tidak pelit pada rekan kerja apalagi kepadaku. Kemana pun bersamanya tidak akan lapar, bahkan kalau ada dinas luar kota untuk masalah oleh-oleh aku tinggal tunjuk.

Ruang meeting C adalah ruangan dengan kaca hampir di sekeliling ruangan. Digunakan untuk rapat terbuka dan bukan pertemuan yang sifatnya rahasia. Yang membuat aku terkejut adalah bukan hanya ada Fabian di sana, Gentala the New GM yang super menyebalkan ada juga di sana.

“Selamat pagi,” sapaku saat membuka pintu kaca.

Gentala menatapku dengan wajah sinisnya, begitupun Nella. Sedangkan Fabian sedang fokus pada layar laptopnya.

“Terlambat lagi. Ada yang melecehkan kamu lagi?”

Kan, kan, mulai lagi deh. Ucapan yang keluar dari mulutnya Gentala memang bikin telinga gatal atau memang mulut dia yang butuh digaruk.

“Saya tidak terlambat, mana tahu juga kalau ada pertemuan di sini,” sahutku dan Gentala sang malaikat pencabut nyawa masih menatapku.

Diskusi mengenai program kerja baru berlangsung cukup panjang. Draft konsep yang sudah dibuat sebelumnya di bahas, di ulas dan ditambahkan beberapa point. Paling tidak bisa menutupi cela diriku karena dianggap terlambat.

Saat sedang serius seperti ini, Gentala terlihat keren. Dewasa, cerdas dan macho, tanpa sadar aku menatapnya dengan salah satu tangan sebagai tumpuan wajahku. Aku tersadar karena pria itu melempar pulpen dan mengenai keningku.

“Untung ganteng, masih bisa termaafkan,” gumamku.

Fabian menoleh dan mengusap kepalaku. Sepertinya dia salah sangka, dipikir aku memuji dirinya.

“Apa?” tanyaku tanpa suara.

Fabian hanya tersenyum sambil mengerlingkan matanya. Interaksi aku dan Fabian tidak lepas dari pandangan Gentala yang kembali ke settingan awal, tajam setajam kapak wiro sableng.

...***...

Gentala

 

Pagi ini aku tiba di kantor diantar Pak Budi. Kejadian kemarin dengan bocah bar-bar membuatku lebih hati-hati memilih kendaraan umum. bukan masalah tuduhan dari gadis itu, mungkin saja ada orang jahat yang menjebakku dengan situasi seperti yang aku alami kemarin yang ujung-ujungnya mengajak damai dan meminta sejumlah uang.

Masalah lainnya adalah Natasha, sejak pertemuan kemarin dia berkali-kali menghubungiku bahkan tadi pagi. Aku tidak suka wanita agresif, seperti Natasha.

Jadwalku hari ini tidak terlalu penting. Sidak ke beberapa divisi yang bisa aku lakukan lain kali dan mendadak dibandingkan terjadwal. Aku minta Nella untuk mengajak Fabian dan asistennya si gadis bar-bar untuk meeting terkait program yang kemarin aku pinta.

“Semangat amat sih, harusnya Om Yasa tinggal duduk manis terima konsep dari kami dan poles-poles dikitlah." Usul Fabian saat kami bertemu di ruang meeting. Fabian adalah sepupuku, tapi dia sering memanggilku Om Yasa. Hanya Anton dan Nella yang tahu hubungan kami bersaudara.

Sudah lima menit berada di ruang meeting aku belum melihat gadis itu. Entah mengapa aku memang menantikan kehadirannya, bukan aku mulai menyukainya tapi aku mengakui keunikan tim ini. Fabian dan Ajeng, perpaduan sempurna dalam membuat konsep program. Mereka yang mengawali lalu mengembalikan pada tim produksi.

Mungkin bibirku kemarin merendahkan dan tidak mengakui kemampuan gadis itu, semata agar tidak sombong lalu mati gaya dan buntu ide.

“Selamat pagi.”

Akhirnya gadis itu datang. Wajahnya kembali merengut ketika aku menegurnya. Bahkan dia sempat bergumam yang tidak terdengar jelas olehku. Penampilan Ajeng bisa mengelabui orang yang belum mengenalnya. Tunggu, interaksi apa itu?

Fabian mengusap kepala gadis bar-bar, bahkan sambil senyum. Apa mereka ada hubungan? Tidak bisa dibiarkan, kalau mereka memang berhubungan salah satu harus mundur dari perusahaan. Aku akan buat mereka tidak bisa bersama, Fabian tidak akan sempurna tanpa asisten bar-barnya. 

Terpopuler

Comments

poltak raja sinaga

poltak raja sinaga

wkkkkk.. senang baca cerita ini. semoga menarik sampai selesai ya

2024-05-13

0

Fi Fin

Fi Fin

ajeeeng 😂😂😂

2024-03-29

0

Fenty Dhani

Fenty Dhani

ada yang terbakar nih??sepertinya virusnya sudah menyebar...pelan tapi pasti😍

2024-02-11

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 ~ Bertemu Om-Om
2 Part 2 ~ New GM
3 Part 3 ~ Siap-siap
4 Part 4 ~ Surat Peringatan
5 Part 5 ~ Pesona Fabian
6 Part 6 ~ Konflik Di Rumah
7 Part 7 ~ Tidak Boleh Bersama
8 Part 8 ~ Ikut Gentala
9 Dapat Berapa ?
10 Karena Ajeng
11 Part 11 ~ Bunga Bangkai
12 Part 12 ~ Kaburrr
13 Part 13 ~ Serammm
14 Part 14 ~ Masih Ada Urusan
15 Part 15 ~ Aku Mau
16 Part 16 ~ Bersama Fabian
17 Part 17 ~ Kalau Denganku?
18 Part 18 ~ Ajakan Fabian (Lagi)
19 Part 19 ~ Dalam Bahaya
20 Part 20 ~ Saya Bisa Jelaskan
21 Part 21 ~ Ulah Apa?
22 Part 22 ~ Ikut Aku
23 Part 23 ~ Serangan ....
24 Part 24 ~ Rencana Gentala
25 Part 25 ~ Gentala Vs Fabian
26 Part 26 ~Terungkap (1)
27 Part 27 ~ Terungkap (2)
28 Part 28 ~ Resign
29 Part 29 ~ SAH
30 Part 30 ~ SAH (2)
31 Part 31 ~ Mau Lanjut
32 Part 32 ~ Pisau Atau Golok
33 Part 33 ~ Pelukan Ibu
34 Part 34 ~ Tidak Tertarik
35 Part 35 ~ Hilang Selera
36 Part 36 ~ Belum Ada Judul
37 Part 37 ~ Tak Sadarkan Diri
38 Part 38 ~ Tak Sadarkan Diri (Lagi)
39 Part 39 ~ Gentala Junior
40 Part 40 ~ Super Hero
41 Part 41 ~ Pernyataan Cinta Si Playboy
42 Part 42 ~ Tidak Tertarik
43 Part 43 ~ So Sweet
44 Part 44 ~ Masa Lalu
45 Part 45 ~ Dua Keluarga
46 Part 46 ~ I Love You
47 Part 47 ~ Kondisi Ayah
48 Part 48 ~ Tidak Romantis
49 Part 49 ~ Gawat
50 Part 50 ~ Arogan Jadi Bucin
51 Part 51 ~ Pembukaan
52 Part 52 ~ Gentala Junior
53 Part 53 ~ Masa Sih
54 Part 54 ~ Bahaya
55 Part 55 ~ Buka Puasa
56 Part 56 ~ Godaan
57 Part 57 ~ Posesif
58 Part 58 ~ Macam-macam
59 Part 59 ~ Rencana
60 Part 60 ~
61 Part 61 ~ Baby Born
62 Part 62 ~ Baby Girl
63 Part 63 ~ Gentala Family (End)
64 Terjebak Cinta Bima
65 SUAMIKU BUJANG LAPUK
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Part 1 ~ Bertemu Om-Om
2
Part 2 ~ New GM
3
Part 3 ~ Siap-siap
4
Part 4 ~ Surat Peringatan
5
Part 5 ~ Pesona Fabian
6
Part 6 ~ Konflik Di Rumah
7
Part 7 ~ Tidak Boleh Bersama
8
Part 8 ~ Ikut Gentala
9
Dapat Berapa ?
10
Karena Ajeng
11
Part 11 ~ Bunga Bangkai
12
Part 12 ~ Kaburrr
13
Part 13 ~ Serammm
14
Part 14 ~ Masih Ada Urusan
15
Part 15 ~ Aku Mau
16
Part 16 ~ Bersama Fabian
17
Part 17 ~ Kalau Denganku?
18
Part 18 ~ Ajakan Fabian (Lagi)
19
Part 19 ~ Dalam Bahaya
20
Part 20 ~ Saya Bisa Jelaskan
21
Part 21 ~ Ulah Apa?
22
Part 22 ~ Ikut Aku
23
Part 23 ~ Serangan ....
24
Part 24 ~ Rencana Gentala
25
Part 25 ~ Gentala Vs Fabian
26
Part 26 ~Terungkap (1)
27
Part 27 ~ Terungkap (2)
28
Part 28 ~ Resign
29
Part 29 ~ SAH
30
Part 30 ~ SAH (2)
31
Part 31 ~ Mau Lanjut
32
Part 32 ~ Pisau Atau Golok
33
Part 33 ~ Pelukan Ibu
34
Part 34 ~ Tidak Tertarik
35
Part 35 ~ Hilang Selera
36
Part 36 ~ Belum Ada Judul
37
Part 37 ~ Tak Sadarkan Diri
38
Part 38 ~ Tak Sadarkan Diri (Lagi)
39
Part 39 ~ Gentala Junior
40
Part 40 ~ Super Hero
41
Part 41 ~ Pernyataan Cinta Si Playboy
42
Part 42 ~ Tidak Tertarik
43
Part 43 ~ So Sweet
44
Part 44 ~ Masa Lalu
45
Part 45 ~ Dua Keluarga
46
Part 46 ~ I Love You
47
Part 47 ~ Kondisi Ayah
48
Part 48 ~ Tidak Romantis
49
Part 49 ~ Gawat
50
Part 50 ~ Arogan Jadi Bucin
51
Part 51 ~ Pembukaan
52
Part 52 ~ Gentala Junior
53
Part 53 ~ Masa Sih
54
Part 54 ~ Bahaya
55
Part 55 ~ Buka Puasa
56
Part 56 ~ Godaan
57
Part 57 ~ Posesif
58
Part 58 ~ Macam-macam
59
Part 59 ~ Rencana
60
Part 60 ~
61
Part 61 ~ Baby Born
62
Part 62 ~ Baby Girl
63
Part 63 ~ Gentala Family (End)
64
Terjebak Cinta Bima
65
SUAMIKU BUJANG LAPUK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!