Part 20 ~ Saya Bisa Jelaskan

Diajeng Sekar Ayu

 

Heran deh, perasaan dandanan aku udah cetar membahenol tapi yang mengomentari dan bilang aku cantik hanya si playboy.  Aku bahkan melipir ke toilet memastikan kalau penampilanku masih oke.

“Gaun, bagus dan mahal. Belinya juga di butik walaupun dibayarin. Heels oke, biarpun sering keserimpet. Rambut dan make up udah sempurna seperti lagunya Andra. Kenapa yang bilang aku cantik hanya Pak Fabian ya?”

Pujian dari mulut Fabian tidak bisa dijadikan tolak ukur. Dia sebut aku cantik, tidak bisa dipercaya. Mana tahu, kambing pakai bando juga dia sebut manis.

Namun, yang bikin greget respon Pak Gentala. Beliau biasa aja lihat tampang aku. Lah, emang aku mengharapkan kalimat sakti apa dari mulutnya.

“Pak Krisna bilang, ngomongin aku dengan Pak Gentala. Bahas apa ya? Apa permintaan kenaikan gaji aku, disetujui? Semoga saja.”

Ponselku bergetar, ternyata pesan dari Fabian yang menanyakan kenapa aku lama sekali. Aku pun bergegas keluar dari toilet tanpa merubah sentuhan apapun dari wajah dan tubuhku.

“Kenapa sih Pak, nggak sabar amat. Pake alas kaki begini, agar ribet untuk jalan. Saya biasa pake sandal jepit swallow,” keluhku pada Fabian.

Fabian hanya terkekeh, kemudian mengusap kepalaku.

“Seneng bener ngusap kepala, padahal nggak ada pakunya,” ucapku dalam hati.

“Aku sudah ambilkan kamu minum,” ujarnya sambil menyerahkan gelas ke arahku. Memang dia memegang dua gelas dan dia berikan padaku yang ada di tangan kanannya.

Aku nggak tahu isi gelas itu jenis minuman apa, malah terpukau dengan design gelasnya yang berbentuk segitiga terbalik dengan gagang panjang. Bahkan ada potongan strawberry sebagai garnish. Tanpa bertanya isi dalam gelas bahkan tanpa bismillah aku meneguknya dan … habis.

Fabian terlihat heran menatapku.

“Pak, kok rasanya gini ya? Manis, agak asam ada pahitnya juga dan hangat gitu di tenggorokan tapi enak. Saya mau lagi dong.”

“Nanti saya ambilkan lagi, kamu tolong ambilkan paper bag di kamar aku. Isinya penting banget,” titah Fabian.

“Kamar Bapak, maksudnya di hotel ini?”

“Iya, saya takut agak mabuk jadi langsung tidur di sini. Kamu pulang diantar supir.”

Aku menerima acces card yang diberikan Psk Fabian dan keluar dari ballroom menuju lift untuk naik ke lantai sesuai yang tertera di kartu. Ada seseorang yang ikut masuk ke lift, aku bergeser agak ke pojok. Entah mengapa aku merasakan kantuk tiba-tiba, bahkan sempat menguap.

Akhirnya pintu lift terbuka, aku pun melangkah keluar. Rasa kantuk semakin menjadi, bahkan mata lebih sering mengedip. Saat menempelkan kartu pada sensor kunci, aku sulit fokus dan penglihatanku semakin pudar dan ….

...***...

“Hmm.” Aku bergumam dengan mata masih terpejam dan menggeliat pelan. “Bantal aku nyaman dan wangi,” gumamku lagi dan kembali mengendus dan memeluk guling dan mengeratkan pelukanku.

Tunggu, ini guling kok keras dan ….

“Aaaaa.”

Aku beranjak duduk sambil berteriak saat melihat sosok yang aku peluk bukan guling tapi Pak Gentala.

“Ck, berisik,” hardik pria itu lalu menarik selimut dan kembali memejamkan mata.

“Pak Genta, bapak kenapa ada di sini?”

Gentala bergeming dan sepertinya nyaman berada dalam balutan selimut.

“Pak Genta!” teriakku sambil menarik selimut dan mendorong tubuhnya.

“Aishh.”

“Kenapa Pak Genta bisa ada di sini?” Aku mengulang pertanyaan tadi.

“Justru itu pertanyaan untuk kamu, kenapa bisa ada di kamarku.”

Aku menatap sekeliling dan ini memang bukan kamarku, ini kamar hotel. Perlahan kepingan ingatan yang terjadi semalam terbayang di benakku. Gala dinner dan aku menuju kamar Fabian tapi malah berakhir di sini.

“Pak Genta, nggak macam-macam denganku ‘kan?”

Saat ini Gentala bertelanj*ng dada dan hanya mengenakan boxer. Dia kembali berdecak dan mengusap wajahnya.

“Pakaian kamu masih utuh?”

Aku menyadari masih mengenakan gaun lengkap dan dia kembali berbaring.

“Tapi kenapa saya ada di sini?” Aku mendorong tubuh Pak Gentala.

“Kamu tertidur di depan kamarku, lalu aku bawa masuk. Semalam tidak ada yang terjadi diantara kita, kecuali tidur bersama. Tidur dalam arti sesungguhnya.”

“Ketiduran di depan kamar, kok rasanya aneh ya,” ujarku sambil menggaruk kepala.

Terdengar bunyi bel pintu, aku menoleh ke arah pintu dan kembali menatap Pak Gentala.

“Itu siapa yang datang Pak?”

“Mungkin Anton atau Nella.”

“Hah, terus saya gimana?”

Bukan memikirkan solusi dari kegundahan hatiku, Pak Gentala turun dari ranjang dan melangkah menuju pintu lalu ….

“Gentala, menurut Mami … kamu siapa?” tanya wanita paruh baya yang merangsek masuk ke dalam kamar setelah mendorong tubuh Pak Gentala agar tidak menghalangi jalannya.

“Gentala, dia siapa?” tanya wanita itu sambil menunjuk ke arahku.

Dengan santai Pak Gentala menutup kembali pintu kamar dan berjalan ke arah sofa.

“Ajeng, asisten Fabian.”

“Lalu sedang apa dia di sini?”

“Tante, saya bisa jelaskan kok,” ujarku membela diri karena si sompret itu malah bersandar pada sofa dan menatapku.

“Tentu saja kalian harus jelaskan. Tidak ada ikatan tapi kalian bermalam di kamar yang sama, dengan kondisi kalian seperti ini dan kamu adalah karyawan Gentala juga … masih muda,” tutur wanita itu  sambil menatapku dan Pak Gentala bergantian. “Siapa tadi namamu?”

“Ajeng, Tante.” Aku sudah duduk di tepi ranjang sambil menundukan wajah.

“Halo Pih, kemari dulu. Gentala berulah, dia bersama Ajeng dan … cepat kemari!”

Terpopuler

Comments

Sennja

Sennja

/Facepalm/muluss bener rencana gentala🤣🤣🤣

2024-02-23

2

Fenty Dhani

Fenty Dhani

nikahin donk

2024-02-12

0

Miss Typo

Miss Typo

yes yes yes aku suka aku suka 😁

2024-01-29

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 ~ Bertemu Om-Om
2 Part 2 ~ New GM
3 Part 3 ~ Siap-siap
4 Part 4 ~ Surat Peringatan
5 Part 5 ~ Pesona Fabian
6 Part 6 ~ Konflik Di Rumah
7 Part 7 ~ Tidak Boleh Bersama
8 Part 8 ~ Ikut Gentala
9 Dapat Berapa ?
10 Karena Ajeng
11 Part 11 ~ Bunga Bangkai
12 Part 12 ~ Kaburrr
13 Part 13 ~ Serammm
14 Part 14 ~ Masih Ada Urusan
15 Part 15 ~ Aku Mau
16 Part 16 ~ Bersama Fabian
17 Part 17 ~ Kalau Denganku?
18 Part 18 ~ Ajakan Fabian (Lagi)
19 Part 19 ~ Dalam Bahaya
20 Part 20 ~ Saya Bisa Jelaskan
21 Part 21 ~ Ulah Apa?
22 Part 22 ~ Ikut Aku
23 Part 23 ~ Serangan ....
24 Part 24 ~ Rencana Gentala
25 Part 25 ~ Gentala Vs Fabian
26 Part 26 ~Terungkap (1)
27 Part 27 ~ Terungkap (2)
28 Part 28 ~ Resign
29 Part 29 ~ SAH
30 Part 30 ~ SAH (2)
31 Part 31 ~ Mau Lanjut
32 Part 32 ~ Pisau Atau Golok
33 Part 33 ~ Pelukan Ibu
34 Part 34 ~ Tidak Tertarik
35 Part 35 ~ Hilang Selera
36 Part 36 ~ Belum Ada Judul
37 Part 37 ~ Tak Sadarkan Diri
38 Part 38 ~ Tak Sadarkan Diri (Lagi)
39 Part 39 ~ Gentala Junior
40 Part 40 ~ Super Hero
41 Part 41 ~ Pernyataan Cinta Si Playboy
42 Part 42 ~ Tidak Tertarik
43 Part 43 ~ So Sweet
44 Part 44 ~ Masa Lalu
45 Part 45 ~ Dua Keluarga
46 Part 46 ~ I Love You
47 Part 47 ~ Kondisi Ayah
48 Part 48 ~ Tidak Romantis
49 Part 49 ~ Gawat
50 Part 50 ~ Arogan Jadi Bucin
51 Part 51 ~ Pembukaan
52 Part 52 ~ Gentala Junior
53 Part 53 ~ Masa Sih
54 Part 54 ~ Bahaya
55 Part 55 ~ Buka Puasa
56 Part 56 ~ Godaan
57 Part 57 ~ Posesif
58 Part 58 ~ Macam-macam
59 Part 59 ~ Rencana
60 Part 60 ~
61 Part 61 ~ Baby Born
62 Part 62 ~ Baby Girl
63 Part 63 ~ Gentala Family (End)
64 Terjebak Cinta Bima
65 SUAMIKU BUJANG LAPUK
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Part 1 ~ Bertemu Om-Om
2
Part 2 ~ New GM
3
Part 3 ~ Siap-siap
4
Part 4 ~ Surat Peringatan
5
Part 5 ~ Pesona Fabian
6
Part 6 ~ Konflik Di Rumah
7
Part 7 ~ Tidak Boleh Bersama
8
Part 8 ~ Ikut Gentala
9
Dapat Berapa ?
10
Karena Ajeng
11
Part 11 ~ Bunga Bangkai
12
Part 12 ~ Kaburrr
13
Part 13 ~ Serammm
14
Part 14 ~ Masih Ada Urusan
15
Part 15 ~ Aku Mau
16
Part 16 ~ Bersama Fabian
17
Part 17 ~ Kalau Denganku?
18
Part 18 ~ Ajakan Fabian (Lagi)
19
Part 19 ~ Dalam Bahaya
20
Part 20 ~ Saya Bisa Jelaskan
21
Part 21 ~ Ulah Apa?
22
Part 22 ~ Ikut Aku
23
Part 23 ~ Serangan ....
24
Part 24 ~ Rencana Gentala
25
Part 25 ~ Gentala Vs Fabian
26
Part 26 ~Terungkap (1)
27
Part 27 ~ Terungkap (2)
28
Part 28 ~ Resign
29
Part 29 ~ SAH
30
Part 30 ~ SAH (2)
31
Part 31 ~ Mau Lanjut
32
Part 32 ~ Pisau Atau Golok
33
Part 33 ~ Pelukan Ibu
34
Part 34 ~ Tidak Tertarik
35
Part 35 ~ Hilang Selera
36
Part 36 ~ Belum Ada Judul
37
Part 37 ~ Tak Sadarkan Diri
38
Part 38 ~ Tak Sadarkan Diri (Lagi)
39
Part 39 ~ Gentala Junior
40
Part 40 ~ Super Hero
41
Part 41 ~ Pernyataan Cinta Si Playboy
42
Part 42 ~ Tidak Tertarik
43
Part 43 ~ So Sweet
44
Part 44 ~ Masa Lalu
45
Part 45 ~ Dua Keluarga
46
Part 46 ~ I Love You
47
Part 47 ~ Kondisi Ayah
48
Part 48 ~ Tidak Romantis
49
Part 49 ~ Gawat
50
Part 50 ~ Arogan Jadi Bucin
51
Part 51 ~ Pembukaan
52
Part 52 ~ Gentala Junior
53
Part 53 ~ Masa Sih
54
Part 54 ~ Bahaya
55
Part 55 ~ Buka Puasa
56
Part 56 ~ Godaan
57
Part 57 ~ Posesif
58
Part 58 ~ Macam-macam
59
Part 59 ~ Rencana
60
Part 60 ~
61
Part 61 ~ Baby Born
62
Part 62 ~ Baby Girl
63
Part 63 ~ Gentala Family (End)
64
Terjebak Cinta Bima
65
SUAMIKU BUJANG LAPUK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!