Part 15 ~ Aku Mau

Di sinilah aku berada, ruangan di mana Pak Gentala pernah asyik memangku Natasha. Arghh, kenapa juga harus adegan itu yang teringat dan kenapa juga aku harus aku harus ada di sini. Padahal Fabian mau antar aku pulang, lumayan gratisan dan pasti ditraktir makan malam.

Yang ada malah aku terjebak bersama pria paling acuh dan arogan di Go TV.

“Pak, ini saya ngapain di sini?” tanyaku yang saat ini duduk di sofa sedangkan Pak Gentala fokus dengan berkas di meja kerjanya.

Alih-alih menjawab, dia hanya melirik sekilas kemudian kembali fokus dengan berkas-berkasnya. Oh tuhan, ciptaanMu yang ini sudah paket komplit hanya menyebalkannya yang menjadi kekurangan.

“Pak, saya pulang aja deh. Nggak usah diantar, saya bisa sendiri kok. Lagian urusan apaan yang masih ada hubungannya dengan saya. Ini tuh udah lewat jam kerja,” tuturku dengan bibir mengerucut.

Sepertinya aku bicara dengan batu, karena Pak Gentala masih asyik dengan aktivitasnya. Ya sudahlah, sakarepmu Pak.

Ponsel menjadi pilihan daripada aku melamun lalu terlelap, karena sofa ini rasanya nyaman.

Aku sedang larut dengan game online dan sedang dalam pertarungan sengit sampai akhirnya ponselku direbut lalu tenggelam dalam saku jas Pak Gentala.

“Pak Genta, aku lagi main?”

“Ayo,” ajaknya.

Bener ‘kan, super nggak jelas banget pria yang satu ini. Tadi dia abaikan aku, giliran aku udah asyik malah diganggu.

“Pulang?” tanyaku.

“Hm, urusannya tidak jadi,” ujar Pak Gentala dan rasanya ingin aku jambak rambutnya yang masih rapi khas pomade.

Aku berjalan di belakang Pak Gentala, sambil sesekali berekspresi menendang dan memukul karena tidak mungkin berani melakukan hal tersebut. bisa-bisa dapat surat peringatan kedua atau bahkan pemecatan.

Mulai keluar dari ruangan Pak Gentala sampai ke parkiran aku memasang wajah kesal, bahkan saat kami berpapasan dengan karyawan lain yang mengangguk dan menyapa Pak Gentala mereka menatapku heran. Mungkin bertanya-tanya sejak kapan aku menjadi bodyguardnya Pak GM.

“Masuk!” titahnya saat aku hanya diam padahal pintu mobil sudah terbuka.

“Saya bisa pulang sendiri, Pak. Mana ponsel saya?"

Para wanita sesama karyawan mungkin sangat berharap bisa berinteraksi dengan manusia di sampingku ini bahkan tanpa diperintah dua kali akan langsung melompat masuk dan duduk di pangkuan Pak Gentala, tapi tidak denganku.

“Masuk atau besok temui Nella untuk bahas masalah ganti rugi.”

Tanpa harus menjawab aku segera menaiki mobil, duduk manis dan menikmati perjalanan sampai tiba di tujuan. Aku membawa ransel yang agak penuh dengan isinya.

“Kenapa tas mu besar sekali, apa yang kamu bawa pulang? Aset perusahaan?”

Nah, tajem ‘kan. Bukan Cuma silet yang tajam, mulut Pak Genta juga tajam. Kalau bisa diilustrasikan, tubuh aku sudah tersayat-sayat mendengar tajamnya ucapan Pak Gentala sejak pertama bertemu dengannya.

“Baju pak, isinya baju.”

“Setahu saya, asisten jarang ada dinas luar. Kamu dinas ke mana?”

“Ck, jangan kepo deh Pak.”

“Jangan bilang kamu sama Fabian tinggal bareng?”

“Astaga, Gentala Putra Petir. Mulut Pak, itu mulut kalau bunyi jangan asal aja dong,” ujarku dan pria itu tetap dengan dengan tatapan datar tapi menghunus.

Aku mendengar Pak Budi terkekeh pelan, entah dia menertawakan aku atau majikannya.

“Saya memang tiga hari kemarin tidak pulang tapi tinggal di tempatnya Anik dan Anik berjenis kelamin perempuan. Bapak kali yang tinggal bareng Natasha.”

Eh, kenapa harus bahas Natasha lagi sih. Mulut, Jeng mulutmu.

“Mulut kamu yang harusnya jangan asal bunyi.”

Pak gentala meraup bibirku dengan tangannya dan refleks aku memukul tangannya.

“Berani kamu?”

“Berani dong, namanya juga membela diri.”

Perjalanan penuh drama pun akhirnya berakhir saat mobil berhenti tidak jauh dari mini market. Aku meraih ranselku dan melirik kesal pada Pak Gentala.

“Pak Budi terima kasih ya.”

“Sama-sama Mbak.”

Pintu yang dibuka di sebelah kiri Pak Gentala duduk, artinya aku harus melewati pria itu. tadinya aku tidak ingin pamit tapi aku mengalah.

“Saya turun Pak, terima kasih sudah diantar padahal nggak minta.”

“Hm.” Gentala mengembalikan ponselku.

Aku menghela nafas pelan saat mobil sudah menjauh lalu melangkah menuju minimarket. Perutku meronta minta di isi sedangkan di rumah nanti sudah terbayang akan seperti nasibku. Mie cup instan dan air mineral menjadi menu makan malamku.

Tiba di rumah, sepertinya lengkap semua anggota keluarga. Mulai dari mobil Gio, Ayah, juga motor Tony.

“Dari mana kamu?” tanya Ibu yang sedang berada di ruang tamu bersama Vina dan Gio.

“Kerja Bu, masa main. Aku kalau nggak kerja mana bisa jajan.”

“Kerja nggak pulang-pulang, bilang aja kamu jadi simpanan om-om. Bang Tony lihat kamu turun dari mobil mewah.” Vina bertutur sambil melirik sinis dan mengusap perutnya yang buncit.

“Aku ada tugas ke luar kota, perasaan udah bilang ke ayah,” ujarku dusta, padahal aku tidur di tempatnya Anik.

“Sudah dapat uangnya?” Ibu bertanya lagi, pertanyaan yang sama setiap harinya tentang uang.

“Bang Tony, Kak Vina udah ngasih uang juga ke Ibu? Kalau sudah aku usahakan secepatnya.”

“Enak aja, Gio sedang siapkan kelahiran anak kami jadi nggak ikutan bantu ayah dan ibu,” sahut Vina.

“Aku juga sedang siapakan pernikahan aku, jadi nggak ikutan bantu.”

“Kamu mau menikah?” Gio bersuara dan langsung mendapat pekikan dari Vina. Keduanya kemudian berdebat, Ibu pun sibuk melerai dan aku lenggang kangkung ke kamar sambil tersenyum.

...***...

Aku menguap dan sudah keberapa kalinya. Saat ini aku berada di  pantry, dengan kepala merebah di atas meja. Bangun lebih awal dan tiba di kantor jauh sebelum jam kerja dimulai, demi menghindari drama keluarga. Entah sampai kapan aku begini, rasanya lelah.

Uang untuk bayar kost beberapa bulan ke depan akhirnya harus aku ikhaskan karena semalam Ayah memaksa meminta uang seadanya.

“Apa aku menikah saja ya, keluar dari rumah dan hidup nyaman,” ucapku dalam hati. “Siapa kira-kira jodohku. Ya Tuhan kalau boleh minta, aku ingin suami yang ekonominya pas-pasan. Pas mau beli mobil uangnya ada, pas mau liburan uangnya ada, pokoknya serba pas ada.”

“Mbak Ajeng sudah sarapan?”

Aku membuka mata, Jojo sedang sibuk menata gelas yang akan diisi minum untuk diantar ke ruangan para manajemen.

“Belum, kalau kamu ke luar aku nitip bubur ayam ya,” ujarku.

“Mbak Ajeng, kenapa? Patah hati?”

“Ngapain hati dipatah-patahin. Aku ngantuk Jo dan mimpi punya suami kaya.”

“Wujudkan impiannya Mbak, di sini ‘kan banyak yang single dan mapan. Nggak mesti perjaka, duda juga nggak masalah Mbak. Yang penting sayang dengan Mbak Ajeng.”

“Yang single playboy, yang duda arogan. Lagian mana mereka mau sama aku Jo.”

“Aku mau kok.”

“Eh.”

Terpopuler

Comments

Fenty Dhani

Fenty Dhani

siapa??😁

2024-02-12

1

Miss Typo

Miss Typo

Fabian kah??? Gentala 🤔

2024-01-29

1

Lilis Wn

Lilis Wn

suara siapakah ituuu...

2024-01-15

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 ~ Bertemu Om-Om
2 Part 2 ~ New GM
3 Part 3 ~ Siap-siap
4 Part 4 ~ Surat Peringatan
5 Part 5 ~ Pesona Fabian
6 Part 6 ~ Konflik Di Rumah
7 Part 7 ~ Tidak Boleh Bersama
8 Part 8 ~ Ikut Gentala
9 Dapat Berapa ?
10 Karena Ajeng
11 Part 11 ~ Bunga Bangkai
12 Part 12 ~ Kaburrr
13 Part 13 ~ Serammm
14 Part 14 ~ Masih Ada Urusan
15 Part 15 ~ Aku Mau
16 Part 16 ~ Bersama Fabian
17 Part 17 ~ Kalau Denganku?
18 Part 18 ~ Ajakan Fabian (Lagi)
19 Part 19 ~ Dalam Bahaya
20 Part 20 ~ Saya Bisa Jelaskan
21 Part 21 ~ Ulah Apa?
22 Part 22 ~ Ikut Aku
23 Part 23 ~ Serangan ....
24 Part 24 ~ Rencana Gentala
25 Part 25 ~ Gentala Vs Fabian
26 Part 26 ~Terungkap (1)
27 Part 27 ~ Terungkap (2)
28 Part 28 ~ Resign
29 Part 29 ~ SAH
30 Part 30 ~ SAH (2)
31 Part 31 ~ Mau Lanjut
32 Part 32 ~ Pisau Atau Golok
33 Part 33 ~ Pelukan Ibu
34 Part 34 ~ Tidak Tertarik
35 Part 35 ~ Hilang Selera
36 Part 36 ~ Belum Ada Judul
37 Part 37 ~ Tak Sadarkan Diri
38 Part 38 ~ Tak Sadarkan Diri (Lagi)
39 Part 39 ~ Gentala Junior
40 Part 40 ~ Super Hero
41 Part 41 ~ Pernyataan Cinta Si Playboy
42 Part 42 ~ Tidak Tertarik
43 Part 43 ~ So Sweet
44 Part 44 ~ Masa Lalu
45 Part 45 ~ Dua Keluarga
46 Part 46 ~ I Love You
47 Part 47 ~ Kondisi Ayah
48 Part 48 ~ Tidak Romantis
49 Part 49 ~ Gawat
50 Part 50 ~ Arogan Jadi Bucin
51 Part 51 ~ Pembukaan
52 Part 52 ~ Gentala Junior
53 Part 53 ~ Masa Sih
54 Part 54 ~ Bahaya
55 Part 55 ~ Buka Puasa
56 Part 56 ~ Godaan
57 Part 57 ~ Posesif
58 Part 58 ~ Macam-macam
59 Part 59 ~ Rencana
60 Part 60 ~
61 Part 61 ~ Baby Born
62 Part 62 ~ Baby Girl
63 Part 63 ~ Gentala Family (End)
64 Terjebak Cinta Bima
65 SUAMIKU BUJANG LAPUK
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Part 1 ~ Bertemu Om-Om
2
Part 2 ~ New GM
3
Part 3 ~ Siap-siap
4
Part 4 ~ Surat Peringatan
5
Part 5 ~ Pesona Fabian
6
Part 6 ~ Konflik Di Rumah
7
Part 7 ~ Tidak Boleh Bersama
8
Part 8 ~ Ikut Gentala
9
Dapat Berapa ?
10
Karena Ajeng
11
Part 11 ~ Bunga Bangkai
12
Part 12 ~ Kaburrr
13
Part 13 ~ Serammm
14
Part 14 ~ Masih Ada Urusan
15
Part 15 ~ Aku Mau
16
Part 16 ~ Bersama Fabian
17
Part 17 ~ Kalau Denganku?
18
Part 18 ~ Ajakan Fabian (Lagi)
19
Part 19 ~ Dalam Bahaya
20
Part 20 ~ Saya Bisa Jelaskan
21
Part 21 ~ Ulah Apa?
22
Part 22 ~ Ikut Aku
23
Part 23 ~ Serangan ....
24
Part 24 ~ Rencana Gentala
25
Part 25 ~ Gentala Vs Fabian
26
Part 26 ~Terungkap (1)
27
Part 27 ~ Terungkap (2)
28
Part 28 ~ Resign
29
Part 29 ~ SAH
30
Part 30 ~ SAH (2)
31
Part 31 ~ Mau Lanjut
32
Part 32 ~ Pisau Atau Golok
33
Part 33 ~ Pelukan Ibu
34
Part 34 ~ Tidak Tertarik
35
Part 35 ~ Hilang Selera
36
Part 36 ~ Belum Ada Judul
37
Part 37 ~ Tak Sadarkan Diri
38
Part 38 ~ Tak Sadarkan Diri (Lagi)
39
Part 39 ~ Gentala Junior
40
Part 40 ~ Super Hero
41
Part 41 ~ Pernyataan Cinta Si Playboy
42
Part 42 ~ Tidak Tertarik
43
Part 43 ~ So Sweet
44
Part 44 ~ Masa Lalu
45
Part 45 ~ Dua Keluarga
46
Part 46 ~ I Love You
47
Part 47 ~ Kondisi Ayah
48
Part 48 ~ Tidak Romantis
49
Part 49 ~ Gawat
50
Part 50 ~ Arogan Jadi Bucin
51
Part 51 ~ Pembukaan
52
Part 52 ~ Gentala Junior
53
Part 53 ~ Masa Sih
54
Part 54 ~ Bahaya
55
Part 55 ~ Buka Puasa
56
Part 56 ~ Godaan
57
Part 57 ~ Posesif
58
Part 58 ~ Macam-macam
59
Part 59 ~ Rencana
60
Part 60 ~
61
Part 61 ~ Baby Born
62
Part 62 ~ Baby Girl
63
Part 63 ~ Gentala Family (End)
64
Terjebak Cinta Bima
65
SUAMIKU BUJANG LAPUK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!