Part 2 ~ New GM

Diajeng Sekar Ayu

Aku tiba di kantor dengan wajah tidak bersahabat, mood aku pagi ini benar-benar rusak. Bukan hanya karena masalah di rumah tapi juga di perjalanan. Bagaimana tidak ketika pria tadi dinyatakan tidak bersalah karena yang tertangkap CCTV dia terdorong oleh penumpang lain.

Okelah kalau memang seperti itu adanya, tapi om-om itu tidak membuka mulutnya untuk minta maaf. Malah menatapku dengan wajah pongah. Kalau di lihat-lihat memang tampan sih, tampan banget malah. Kelihatan dewasa, keren, wajahnya enak dipandang, apalagi dada bidangnya sudah jelas pelukable dan bisa buat kaum gula-gula bergelantungan manja di leher kokohnya. Ya, pas banget jadi sugar daddy.

Apa aku mnewarkan diri jadi sugar babynya aja ya, siapa tau bisa bantu Ayah melunasi hutang-hutangnya.  Ajeng, sadar Ajeng.

Aku meletakan tas yang aku bawa di atas meja kerjaku lalu mendaratkan tubuhku pada kursi kerja.

“Morning babe,” sapa Fabian sambil lewat lalu menuju kubikelnya tepat di sebelahku.

Meja Fabian dan mejaku tidak diberikan sekat karena untuk memudahkan kami berdiskusi ketika bekerja.

Aku menoleh sekilas, sepertinya Fabian masih menatap ke arahku.

“Ada apa sih? Masih pagi udah bete. Senyum dong dan tunjukan wajah ceria kamu,” ujarnya.

Aku pun menggebrak meja.

“Bapak Fabian yang terhormat, aku ini manusia. Catet ya, MANUSIA.” Aku bahkan mengeja dan penuh tekanan mengatakan kata Manusia. “Jadi sangat manusiawi kalau tiba-tiba aku kesal, bosan bahkan  moody. Karena aku bukan ponsel yang bisa diatur modenya jadi ceria mode on setiap hari.”

Alih-alih pria itu menanyakan apa yang membuatku begini, dia malah terkekeh kemudian menggeser kursinya agar semakin dekat denganku.

“Berarti Bu Ita judes mode on, ya. Karena tiap hari setingannya begitu,” bisik Fabian dan sukses membuatku ikut terkekeh

Bu Ita berada di divisi keuangan, kadang kami harus menemuinya untuk mencairkan dana yang dibutuhkan ketika dinas luar atau ada take apalagi off air di luar studio.

“Gila, kalau kedengaran orangnya gimana tuh,” ujarku.

Fabian masih cengengesan sambil membuka layar laptopnya. Begitupun denganku.

Aku bekerja di stasiun TV sebagai asisten manager produksi dan manager produksinya tentu saja pria di sampingku. Kami merangkap juga sebagai tim kreatif dan salah satu acara yang kami pegang adalah infotainment. Bahkan program infotainment kami selalu rating tertinggi.

“Konsep untuk live besok, sudah jadi?” tanya Fabian masih fokus dengan layar komputernya.

Aku hanya berdehem sambil fokus pula dengan layar laptopku. Terdengar suara kursi bergeser, sepertinya Fabian kembali menatapku.

“Ajeng.”

Benar saja, dia panggil aku. Sepertinya Fabian sedang menatapku.

“Hm.”

“Jangan ham hem ham hem, konsep itu harus aku ajukan dulu ke produser. Mana berkasnya?”

Ini nih yang aku nggak suka dari atasanku ini. Tampang boleh asyik, ganteng ala-ala pemain drama korea, bahkan artis yang jadi bintang tamu saja kadang mesam mesem curi pandang ke arah Fabian. Tidak jarang ada makanan atau hadiah di atas mejanya yang diletakan oleh penggemarnya tapi kalau ini aku agak takut sih, kalau ternyata kotak-kotak hadiah itu isinya bisa bikin hati kacau mirip balon hijau kalau meletus. Balik lagi ke Fabian, atasanku langsung. Minusnya adalah dia pelupa, udah mirip dengan manula yang pikun dengan menjawab belum makan padahal baru saja makan.  

Jelas-jelas aku sudah berikan berkasnya sejak kemarin.

“Map biru, box file tengah. Kemarin Pak Fabian simpan disitu,” ujarku tanpa menoleh.

Terdengar grasak grusuk.

“Eh, iya. Ah, ini sih kamu taruh sebelum aku datang ya." Mengelak sambil terkekeh kemudian beranjak pergi, sepertinya menemui produser.

“Ada apa dengan para pria hari ini, kalian begitu menyebalkan.”

“Mbak Ajeng.”

Aku menoleh, sudah ada Jojo si office boy berdiri tidak jauh dari kubikelku.

“Apa lagi, kamu jangan ikutan masuk daftar pria menyebalkan hari ini versi Diajeng ya.”

Jojo berdenyit mendengar aku menghardik.

“Jangan galak-galak mbak, sayang nanti ayune hilang.”

“Ck, udah deh Jo. Nggak usah memuji sekaligus mengejek. Ada apa?”

“Ada yang cari Pak Fabian,” ujarnya.

Cari Fabian kenapa bilang ke aku. memang Fabian artis dan aku managernya.

“Terus?”

“Tadi pas Pak Fabian datang, beliau pesan kalau ada yang datang selain artis yang akan syuting. Minta Mbak Ajeng yang temui. Sudah ada di ruang tamu depan lift,” ujar Jojo lalu undur diri.

Aku membenturkan keningku pada pinggiran meja.

Aarrgghh.

Aku berjalan gontai untuk menemui tamu Pak Fabian. Paling mantan, gebetan teman kencan atau paling parah teman one night stand. Memang parah, pria yang satu itu. Jangan sampai aku dapat jodoh pria yang kelakuannya beda tipis dengan Fabian.

“Selamat pagi,” sapaku pada wanita yang sedang asyik dengan ponselnya.

Wanita itu menengadah.

“Fabian mana?”

Mana gue tau, udah nyungsep di toilet kali.

Entah apa yang Fabian janjikan atau lakukan pada wanita ini sampai mengejar ke kantor. Dari penampilannya, wanita itu terlihat mirip boneka barbie. Bahkan dari rambut sampai kaki, yang dikenakan jelas barang branded ditambah polesan make up yang cetar melebihi gaya alis mata Syahrini. Nggak tahu deh kalau dipakein daster dan no make up, masih kayak barbie atau bulukan kayak aku.

“Fabian sedang sibuk Mbak, dia sedang rapat dengan manajemen. Ada yang bisa dibantu?” tanyaku masih dengan wajah tersenyum dan tutur ramah, walaupun rasanya ingin aku menjawab. Fabian nggak ada cari sono di toko loakan.

“Bilang Audrey cari dia. Kalau sampai siang ini dia tidak hubungi aku, berarti kamu yang tidak sampaikan pesan dari aku.”

Aku masih tersenyum mendengar ancamannya. Meskipun dalam hati menggerutu, siapa lo ancam-ancam gue, preman mana sih.

“Akan saya sampaikan Mbak.”

Setelah kepergian Barbie KW tiga, aku mampir ke pantry sebelum kembali ke kubikelku. Tentu saja dengan segelas teh manis hangat, harus manis karena sejak tadi pagi rasanya hidupku sungguh pahit.

Menjelang makan siang, Fabian sudah kembali.

“Ajeng, ada GM baru.”

“Hm.”

“Kita diminta temui beliau, sebagai orang yang bertanggung jawab di acara “KATA NETIZEN”.

“Hm.”

“Kamu sariawan ya, dari tadi ham hem ham hem.”

“Pak Fabian, lain kali jangan jadikan aku tameng untuk menghadapi para penggemar Bapak ya? Kecuali ada honor tambahan.”

Fabian terkekeh mendengar keluhanku. Nyebelin kan?

“Siapa yang datang?”

“Barbie kw tiga. Habis diapain Pak, sampai cari-cari ke sini?”

Aku bertanya sedangkan fokusku pada layar laptop membuat konsep acara besok.

“Nggak diapa-apain, dianya aja yang baper. Kalau kamu mau nggak aku apa-apain?”

Aku pun menghentikan gerakan mouse dan menoleh ke arahnya yang sedang terkekeh, padahal  tatapanku sudah sangat tajam bahkan melebihi tajamnya silet.

“Yaelah, aku ‘kan bercanda. Tapi kamu makin manis dengan wajah begitu,” tunjuknya ke arah wajahku.

Bener-bener minta diruqyah, dia bilang aku manis dengan penampilan ini. Jelas-jelas kalau bercermin, mungkin cerminnya akan pecah seribu karena aku sudah memang tampang paling sangar. 

Terpopuler

Comments

Alanna Th

Alanna Th

waaa, ada tanda pernah baca. kapan ya?

2024-10-14

0

Nendah Wenda

Nendah Wenda

lucu banget karakter Febian suka humor Diajeng sabar

2024-08-31

1

Julia Juliawati

Julia Juliawati

suka klo karakter cweknya bar bar jd g mudah di tindas

2024-08-28

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1 ~ Bertemu Om-Om
2 Part 2 ~ New GM
3 Part 3 ~ Siap-siap
4 Part 4 ~ Surat Peringatan
5 Part 5 ~ Pesona Fabian
6 Part 6 ~ Konflik Di Rumah
7 Part 7 ~ Tidak Boleh Bersama
8 Part 8 ~ Ikut Gentala
9 Dapat Berapa ?
10 Karena Ajeng
11 Part 11 ~ Bunga Bangkai
12 Part 12 ~ Kaburrr
13 Part 13 ~ Serammm
14 Part 14 ~ Masih Ada Urusan
15 Part 15 ~ Aku Mau
16 Part 16 ~ Bersama Fabian
17 Part 17 ~ Kalau Denganku?
18 Part 18 ~ Ajakan Fabian (Lagi)
19 Part 19 ~ Dalam Bahaya
20 Part 20 ~ Saya Bisa Jelaskan
21 Part 21 ~ Ulah Apa?
22 Part 22 ~ Ikut Aku
23 Part 23 ~ Serangan ....
24 Part 24 ~ Rencana Gentala
25 Part 25 ~ Gentala Vs Fabian
26 Part 26 ~Terungkap (1)
27 Part 27 ~ Terungkap (2)
28 Part 28 ~ Resign
29 Part 29 ~ SAH
30 Part 30 ~ SAH (2)
31 Part 31 ~ Mau Lanjut
32 Part 32 ~ Pisau Atau Golok
33 Part 33 ~ Pelukan Ibu
34 Part 34 ~ Tidak Tertarik
35 Part 35 ~ Hilang Selera
36 Part 36 ~ Belum Ada Judul
37 Part 37 ~ Tak Sadarkan Diri
38 Part 38 ~ Tak Sadarkan Diri (Lagi)
39 Part 39 ~ Gentala Junior
40 Part 40 ~ Super Hero
41 Part 41 ~ Pernyataan Cinta Si Playboy
42 Part 42 ~ Tidak Tertarik
43 Part 43 ~ So Sweet
44 Part 44 ~ Masa Lalu
45 Part 45 ~ Dua Keluarga
46 Part 46 ~ I Love You
47 Part 47 ~ Kondisi Ayah
48 Part 48 ~ Tidak Romantis
49 Part 49 ~ Gawat
50 Part 50 ~ Arogan Jadi Bucin
51 Part 51 ~ Pembukaan
52 Part 52 ~ Gentala Junior
53 Part 53 ~ Masa Sih
54 Part 54 ~ Bahaya
55 Part 55 ~ Buka Puasa
56 Part 56 ~ Godaan
57 Part 57 ~ Posesif
58 Part 58 ~ Macam-macam
59 Part 59 ~ Rencana
60 Part 60 ~
61 Part 61 ~ Baby Born
62 Part 62 ~ Baby Girl
63 Part 63 ~ Gentala Family (End)
64 Terjebak Cinta Bima
65 SUAMIKU BUJANG LAPUK
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Part 1 ~ Bertemu Om-Om
2
Part 2 ~ New GM
3
Part 3 ~ Siap-siap
4
Part 4 ~ Surat Peringatan
5
Part 5 ~ Pesona Fabian
6
Part 6 ~ Konflik Di Rumah
7
Part 7 ~ Tidak Boleh Bersama
8
Part 8 ~ Ikut Gentala
9
Dapat Berapa ?
10
Karena Ajeng
11
Part 11 ~ Bunga Bangkai
12
Part 12 ~ Kaburrr
13
Part 13 ~ Serammm
14
Part 14 ~ Masih Ada Urusan
15
Part 15 ~ Aku Mau
16
Part 16 ~ Bersama Fabian
17
Part 17 ~ Kalau Denganku?
18
Part 18 ~ Ajakan Fabian (Lagi)
19
Part 19 ~ Dalam Bahaya
20
Part 20 ~ Saya Bisa Jelaskan
21
Part 21 ~ Ulah Apa?
22
Part 22 ~ Ikut Aku
23
Part 23 ~ Serangan ....
24
Part 24 ~ Rencana Gentala
25
Part 25 ~ Gentala Vs Fabian
26
Part 26 ~Terungkap (1)
27
Part 27 ~ Terungkap (2)
28
Part 28 ~ Resign
29
Part 29 ~ SAH
30
Part 30 ~ SAH (2)
31
Part 31 ~ Mau Lanjut
32
Part 32 ~ Pisau Atau Golok
33
Part 33 ~ Pelukan Ibu
34
Part 34 ~ Tidak Tertarik
35
Part 35 ~ Hilang Selera
36
Part 36 ~ Belum Ada Judul
37
Part 37 ~ Tak Sadarkan Diri
38
Part 38 ~ Tak Sadarkan Diri (Lagi)
39
Part 39 ~ Gentala Junior
40
Part 40 ~ Super Hero
41
Part 41 ~ Pernyataan Cinta Si Playboy
42
Part 42 ~ Tidak Tertarik
43
Part 43 ~ So Sweet
44
Part 44 ~ Masa Lalu
45
Part 45 ~ Dua Keluarga
46
Part 46 ~ I Love You
47
Part 47 ~ Kondisi Ayah
48
Part 48 ~ Tidak Romantis
49
Part 49 ~ Gawat
50
Part 50 ~ Arogan Jadi Bucin
51
Part 51 ~ Pembukaan
52
Part 52 ~ Gentala Junior
53
Part 53 ~ Masa Sih
54
Part 54 ~ Bahaya
55
Part 55 ~ Buka Puasa
56
Part 56 ~ Godaan
57
Part 57 ~ Posesif
58
Part 58 ~ Macam-macam
59
Part 59 ~ Rencana
60
Part 60 ~
61
Part 61 ~ Baby Born
62
Part 62 ~ Baby Girl
63
Part 63 ~ Gentala Family (End)
64
Terjebak Cinta Bima
65
SUAMIKU BUJANG LAPUK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!