Part 17 ~ Kalau Denganku?

“Ahh, ini dia pasangan fenomenal di Go TV,” ujar Krisna. “Fabian dan Diajeng, benar Diajeng ya?”

“Iya Pak.”

“Selamat Ulang tahun Yah,” ujar Fabian diiringi deret doa dan harapan untuk pria itu.

Apa, ayah? Ini maksudnya gimana, Fabian anaknya Pak Krisna.

Dari ujung mata aku melihat Pak Gentala menatapku tapi aku masih terpaku pada interaksi Pak Krisna dan Fabian.

“Kalian pacaran?” tanya Krisna. Aku dan Fabian saling tatap.

“Tidak usah khawatir Pih, salah satu dari mereka siap hengkang kalau benar ada hubungan,” sahut Gentala.

Aku refleks mencibir pada pria angkuh itu. Krisna tertawa lalu menyampaikan kalau dia bangga atas prestasi aku dan Fabian.

“Kalau bangga, naikin gaji aku dong Pak. Nggak apa jabatan sama tapi nominalnya saja yang berubah,” ujarku sambil cengengesan.

“Gentala, Papi suka dengan gayanya. Dia tidak ada takutnya dengan Papi dan kamu.”

Nggak ada takut gimana, ini udah kebelet pipis karena gugup.

“Kalian nikmati acaranya, temui Bunda dulu,” ujar Krisna pada Fabian kemudian menghampiri tamu lain bersama Gentala.

“Ayo,” ajak Fabian.

Kami berada di meja buffet. Hampir saja aku berteriak melihat berbagai makanan yang tersaji. Bukan hanya penampilannya menggugah selera, rasa sudah pasti lezat karena Pak Krisna tidak mungkin menyajikan makanan dengan kualitas rendah.

“Kamu makan dulu, aku harus menemui Istri Pak Krisna dan menyapa yang lain. Kalau bosan, bisa ke taman lewat pintu itu. Jangan pulang tanpa aku,” ujar Fabian. Sebelum pergi dia mengusap kepalaku.

“Maksudnya gimana? Aku ditinggal di sini? Kenapa aku merasa seperti numpang makan doang ya,” gumamku.

Aku baru saja mengambil gelas berisi mocktail -- sudah pasti non alkohol -- saat aku melihat seorang gadis yang rasanya tidak asing.

“Ah, Audrey,” gumamku.

Penampilan gadis itu terlihat wow dengan gaun, perhiasan dan make up. Aku terus memandangnya dan … gadis itu bertemu dengan Fabian. Keduanya saling cipika cipiki, hal yang aneh menurutku tapi tidak dengan mereka. Jelas gadis itu ada kedekatan dengan keluarga Pak Krisna dan yang membuatku mengernyitkan dahi saat Audrey berbisik pada Fabian dan mereka meninggalkan ruangan.

“Mereka ke mana? Kalau aku ditinggal, nanti pulang gimana?”

Aku berjalan agak bergegas mengikuti pasangan itu dan bersembunyi ketika mereka berdiri di depan pintu sebuah ruangan. Sempat bicara lalu terkekeh. Ketika tidak terdengar lagi suara, aku melongokan kepalaku dan sepertinya mereka sudah masuk ke ruangan.

Ada beberapa pintu, sepertinya ini kamar-kamar tamu. Aku berdiri di depan pintu di mana Fabian dan Audrey sebelumnya berada. Menekan pelan handle pintu agar tidak menimbulkan suara, hanya membuka sedikit celah dan mendengarkan percakapan pasangan itu.

“Ayolah, jangan merajuk.”

“Kamu datang bersama asistenmu, sudah berani mengenalkan dia pada keluargamu tapi berani menghindariku.”

“Audrey, aku kenalkan mereka pada Ayah Kris bukan Papa dan Mamaku. Lagi pula mana aku tertarik dengan gadis itu. Mungkin dia masih virg*n tapi kamu lihat sendiri penampilannya, rasanya aku ingin tertawa. Dia kampungan, tidak mungkin aku mencintainya dan serius menjadikannya istri.”

Deg.

Rasanya seperti terhantam batu besar mendengar penuturan Fabian. Bukannya dia yang mendekatiku dan menggodaku, bahkan aku merasa menjadi wanita paling cantik saat dia merayuku dan mengatakan kata indah.

Seharusnya aku tidak terlena, sekali kampret ya tetap kampret.

“Kamu akan abaikan aku lagi?”

“Tentu tidak Audrey, bukankah semalam aku sudah dengan menginap di apartemenmu. Kurangkah apa yang kita lakukan semalam, bagaimana kalau kita ulangi lagi?”

 “Jangan sekarang, aku pasti ditunggu daddy.”

“Kalau gitu, pemanasan dulu.”

Terjawab sudah pertanyaan yang sejak tadi pagi ada di benakku. Kamu di mana? Dengan siapa? Semalam berbuat apa?

Aku tidak lagi mendengar percakapan mereka. Pintu aku buka semakin lebar untuk melihat apa yang mereka lakukan. Rasanya aku ingin berteriak, berlari menghampiri dan menendang Fabian. Pria itu sedang beradu bibir dengan Audrey, bahkan terlihat begitu liar.

Kenapa aku harus menyaksikan adegan seperti ini lagi. Sabar Ajeng, kamu belum resmi sebagai pasangan kekasih Fabian.

Aku mengusap dadaku dan mengendalikan diri agar tidak menangis. Pergi dari sini adalah langkah pertama. Entah mengapa rasanya dadaku sesak dan mataku susah memanas. Tidak mungkin aku sudah jatuh cinta pada Fabian.

Aku berjalan cepat menyusuri ruangan yang tadi aku lewati, sampai akhirnya aku bingung dengan arahku.

“Benar ‘kan, aku pasti tersesat kalau ditinggal di sini! Terus, gimana aku pulang,” ujarku sambil terisak.

Dari arah belakang terdengar suara si kampret dan barbie KW, aku bergegas memilih salah satu pintu dan berlari. Saat menoleh ke belakang, masih terdengar suara pasangan lakn4t itu. Aku panik dan ….

“Ehh,” aku merasakan ada yang menarik tanganku dan meraih tubuhku ke dalam pelukan.

Harum tubuh ini aku mengenalnya. Ini harum … Pak Genta. Aku menengadahkan wajah, dia memberi tanda agar aku diam. Sepertinya kami berada di dalam ruangan dan terdengar obrolan Fabian dan Audrey saat melewati pintu.

“Aku tunggu di apartemen.”

“Hm, tunggu aku ya sayang.”

Aku kembali membenamkan wajahku pada dada bidang Pak Genta, bahkan terisak dengan tubuh bergetar. Sepertinya air mataku mengotori atau membasahi pakaian Pak Gentaa, aku pun mengurai pelukannya.

“Maaf,” ujarku sambil mengusap air mata.

“Masih mau menyangkal kalian ada hubungan?”

Aku kembali menatap wajah Pak Gentala.

“Saya dan Pak Fabian memang tidak ada hubungan.”

“Kenapa nangis-nangis, lihat dia dengan perempuan lain?”

Aku membuang pandanganku ke arah lain. Aku juga tidak tahu kenapa aku malah menangis, tapi rasanya aku mengingat lagi rasa sakit yang pernah aku rasakan saat terkuak Kak Vina sedang hamil anak Gio. Padahal Gio saat itu masih berstatus pacarku.

“Nggak tahu Pak, saya pernah dikhianati. Lihat Pak Fabian dengan Audrey bahkan menghina saya rasanya disini …. “ Aku memukul pelan dadaku sambil menundukkan wajah. “Salah saya juga, baper dengan rayuan dan gombalan buaya. Padahal sudah jelas dia playboy.”

Entah kenapa aku malah curhat, bahkan Pak Gentala bersandar di dinding sambil bersedekap mendengarkan penuturanku.

“Pak, bisa minta tolong lagi nggak?”

“Hm.”

“Saya mau pulang, tapi nggak tahu arah keluar. Rumah ini luas banget,” ujarku malu-malu.

“Tunggu setengah jam lagi.”

“Hah, kenapa harus tunggu? Saya nggak mau pulang dengan Pak Fabian, saya mau pulang sendiri.”

“Fabian pasti sedang mencari kamu dan tidak lama lagi dia akan hubungi kamu. Kalau keluar sekarang, sudah pasti akan bertemu dia. Terserah kamu mau menunggu atau keluar sekarang,” tutur Pak Gentala yang beranjak menuju sofa.

Aku menatap sekeliling, sepertinya aku berada di ruang kerja juga perpustakaan. Ada dua rak besar dan tinggi di sisi ruangan berisi banyak buku.

Benar saja, ponselku berbunyi dan ternyata panggilan dari Fabian. Aku mereject dan mematikan ponsel lalu berjalan menuju rak. Melihat jenis buku yang terpajang di sana.

“Kamu suka dengan Fabian?”

“Sebagai sesama rekan kerja, kami ada chemistry. Sebagai pasangan saya sudah memberi pembatas tapi dua hari ini dia berhasil membuat saya terlena tapi kejadian tadi cukup meyakinkan kalau Fabian memang kampret.”           

“Kalau denganku?”

Deg

Detak jantungku kembali jedag jedug saat merasakan hembusan nafas di leherku. Pak Gentala sudah berdiri di belakangku bahkan kedua tangannya seakan mengungkung dari belakang karena dia sandarkan pada rak buku.

Terpopuler

Comments

Sennja

Sennja

wkwkwkwkwk....ayooo jeeeng taklukan si gentala🤣🤣biar dia bucin sebucin'a🤣🤣

2024-02-23

2

Fenty Dhani

Fenty Dhani

cie...udah mulai berani merayu y😁

2024-02-12

0

Miss Typo

Miss Typo

Gentala juga kampret ya Ajeng 😂

2024-01-29

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1 ~ Bertemu Om-Om
2 Part 2 ~ New GM
3 Part 3 ~ Siap-siap
4 Part 4 ~ Surat Peringatan
5 Part 5 ~ Pesona Fabian
6 Part 6 ~ Konflik Di Rumah
7 Part 7 ~ Tidak Boleh Bersama
8 Part 8 ~ Ikut Gentala
9 Dapat Berapa ?
10 Karena Ajeng
11 Part 11 ~ Bunga Bangkai
12 Part 12 ~ Kaburrr
13 Part 13 ~ Serammm
14 Part 14 ~ Masih Ada Urusan
15 Part 15 ~ Aku Mau
16 Part 16 ~ Bersama Fabian
17 Part 17 ~ Kalau Denganku?
18 Part 18 ~ Ajakan Fabian (Lagi)
19 Part 19 ~ Dalam Bahaya
20 Part 20 ~ Saya Bisa Jelaskan
21 Part 21 ~ Ulah Apa?
22 Part 22 ~ Ikut Aku
23 Part 23 ~ Serangan ....
24 Part 24 ~ Rencana Gentala
25 Part 25 ~ Gentala Vs Fabian
26 Part 26 ~Terungkap (1)
27 Part 27 ~ Terungkap (2)
28 Part 28 ~ Resign
29 Part 29 ~ SAH
30 Part 30 ~ SAH (2)
31 Part 31 ~ Mau Lanjut
32 Part 32 ~ Pisau Atau Golok
33 Part 33 ~ Pelukan Ibu
34 Part 34 ~ Tidak Tertarik
35 Part 35 ~ Hilang Selera
36 Part 36 ~ Belum Ada Judul
37 Part 37 ~ Tak Sadarkan Diri
38 Part 38 ~ Tak Sadarkan Diri (Lagi)
39 Part 39 ~ Gentala Junior
40 Part 40 ~ Super Hero
41 Part 41 ~ Pernyataan Cinta Si Playboy
42 Part 42 ~ Tidak Tertarik
43 Part 43 ~ So Sweet
44 Part 44 ~ Masa Lalu
45 Part 45 ~ Dua Keluarga
46 Part 46 ~ I Love You
47 Part 47 ~ Kondisi Ayah
48 Part 48 ~ Tidak Romantis
49 Part 49 ~ Gawat
50 Part 50 ~ Arogan Jadi Bucin
51 Part 51 ~ Pembukaan
52 Part 52 ~ Gentala Junior
53 Part 53 ~ Masa Sih
54 Part 54 ~ Bahaya
55 Part 55 ~ Buka Puasa
56 Part 56 ~ Godaan
57 Part 57 ~ Posesif
58 Part 58 ~ Macam-macam
59 Part 59 ~ Rencana
60 Part 60 ~
61 Part 61 ~ Baby Born
62 Part 62 ~ Baby Girl
63 Part 63 ~ Gentala Family (End)
64 Terjebak Cinta Bima
65 SUAMIKU BUJANG LAPUK
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Part 1 ~ Bertemu Om-Om
2
Part 2 ~ New GM
3
Part 3 ~ Siap-siap
4
Part 4 ~ Surat Peringatan
5
Part 5 ~ Pesona Fabian
6
Part 6 ~ Konflik Di Rumah
7
Part 7 ~ Tidak Boleh Bersama
8
Part 8 ~ Ikut Gentala
9
Dapat Berapa ?
10
Karena Ajeng
11
Part 11 ~ Bunga Bangkai
12
Part 12 ~ Kaburrr
13
Part 13 ~ Serammm
14
Part 14 ~ Masih Ada Urusan
15
Part 15 ~ Aku Mau
16
Part 16 ~ Bersama Fabian
17
Part 17 ~ Kalau Denganku?
18
Part 18 ~ Ajakan Fabian (Lagi)
19
Part 19 ~ Dalam Bahaya
20
Part 20 ~ Saya Bisa Jelaskan
21
Part 21 ~ Ulah Apa?
22
Part 22 ~ Ikut Aku
23
Part 23 ~ Serangan ....
24
Part 24 ~ Rencana Gentala
25
Part 25 ~ Gentala Vs Fabian
26
Part 26 ~Terungkap (1)
27
Part 27 ~ Terungkap (2)
28
Part 28 ~ Resign
29
Part 29 ~ SAH
30
Part 30 ~ SAH (2)
31
Part 31 ~ Mau Lanjut
32
Part 32 ~ Pisau Atau Golok
33
Part 33 ~ Pelukan Ibu
34
Part 34 ~ Tidak Tertarik
35
Part 35 ~ Hilang Selera
36
Part 36 ~ Belum Ada Judul
37
Part 37 ~ Tak Sadarkan Diri
38
Part 38 ~ Tak Sadarkan Diri (Lagi)
39
Part 39 ~ Gentala Junior
40
Part 40 ~ Super Hero
41
Part 41 ~ Pernyataan Cinta Si Playboy
42
Part 42 ~ Tidak Tertarik
43
Part 43 ~ So Sweet
44
Part 44 ~ Masa Lalu
45
Part 45 ~ Dua Keluarga
46
Part 46 ~ I Love You
47
Part 47 ~ Kondisi Ayah
48
Part 48 ~ Tidak Romantis
49
Part 49 ~ Gawat
50
Part 50 ~ Arogan Jadi Bucin
51
Part 51 ~ Pembukaan
52
Part 52 ~ Gentala Junior
53
Part 53 ~ Masa Sih
54
Part 54 ~ Bahaya
55
Part 55 ~ Buka Puasa
56
Part 56 ~ Godaan
57
Part 57 ~ Posesif
58
Part 58 ~ Macam-macam
59
Part 59 ~ Rencana
60
Part 60 ~
61
Part 61 ~ Baby Born
62
Part 62 ~ Baby Girl
63
Part 63 ~ Gentala Family (End)
64
Terjebak Cinta Bima
65
SUAMIKU BUJANG LAPUK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!