Part 16 ~ Bersama Fabian

Pagi begini sudah dibuat baper oleh Fabian. Kalau saja pria itu benar serius dan mengajakku menikah, aku langsung iyakan tanpa pikir dua kali. Yang penting bisa keluar dari rumah, toh Fabian sepertinya memang suka denganku.

Fabian playboy, tapi kalau sudah menemukan cinta yang tepat pastinya akan sadar. Semoga aja yang barusan dia bilang, benar-benar serius.

“Mau digaplok?” tanyaku.

Pria itu tersenyum kemudian duduk di hadapanku. Aku memastikan pandanganku dan menyadari kalau setelan yang dikenakan Fabian sama dengan yang dia pakai kemarin. Sepertinya tidak mungkin dia kekurangan pakaian bersih atau belum disetrika.

Apa Pak Fabian semalam tidak pulang?

“Ajeng, nanti malam temani aku ya,” pinta Pak Fabian membuat aku lupa dengan pertanyaan yang muncul dalam benakku.

“Temani ke mana?”

“Pak Krisna ulang tahun dan ada syukuran di kediamannya, hanya mengundang kerabat dan keluarga dekat. Kamu temani aku!” titah Fabian.

Aku tidak sanggup menjawab tidak, apalagi dia tersenyum dan mengusap kepalaku. Sungguh senyumnya bagai sebuah oase di tengah gurun pasir.

“Sudah Mbak, terima aja. Pak Fabian ‘kan keren dan tajir. Wajarlah kalau spesifikasi kayak Pak Fabian dicari banyak perempuan,” ujar Jojo setelah Fabian pergi dan sukses membuatku mendelik.

“Maksudnya kalau aku terima Pak Fabian harus maklum dengan perempun yang suka datang untuk temui dia?”

Jojo menggaruk kepalanya lalu terkekeh.

“Ya, begitulah Mbak.”

...***...

Biasanya syuting acara apapun aku biasa saja, malah lebih aktif ke sana ke mari menyesuaikan dengan konsep acara bersama tim pengarah. Namun, kali ini aku hanya diam dan tidak sebawel biasanya. Bukan karena Fabian yang selalu curi pandang dan mengedipkan matanya, juga bukan karena Pak Gentala yang ada di studio dan auranya terlihat paling bersinar.

Penampilannya seperti biasa, tampan. Juga setelan dan gaya khasnya, berdiri tapi kedua tangan berada di saku celana menatap ke arah stage di mana proses syuting sudah berjalan. Aku pun memandang ke arah stage di mana pria paruh baya yang masih terlihat gagah dan bersemangat, sepertinya waktu muda dia terlihat tampan karena masih jelas gurat-gurat ketampanannya.

Krisna Adi Yasa, pengusaha dan juga anggota DPR yang akan mencalonkan diri sebagai wakil gubernur berpasangan dengan kandidat lain. Juga pemilik Go TV.

Tunggu, Krisna Adi Yasa ini apa sama dengan Krisna yang Fabian maksud tadi pagi.

Apalagi saat syuting dimulai pembawa acara sempat mengucapkan ulang tahun pada Pak Krisna. Aduh, aku harus mempersiapkan apa sebagai pendamping Fabian.

“Kalau respon penonton pada acara perdana ini kurang bagus, siap-siap bayar hutangmu,” bisik Pak Gentala

Aku menghela nafas sebelum menoleh dan menengadahkan wajah.

“Sabar Pak, syutingnya kelar juga belum.”

“Konsep acara kamu yang bertanggung jawab, sampai nggak oke. Bukan Cuma masalah hutang. Siap-siap kamu dimutasi.”

Apa pria di samping aku ini hanya bisa mengancam ya, karena setiap pertemuan ada aja ancaman keluar dari mulutnya. Interaksi aku dan Pak Gentala menjadi perhatian Pak Krisna yang sekilas menatap ke arah kami di sela break syuting.

Hampir dua jam syuting berjalan sampai akhirnya sutradara mengakhiri pengambilan gambar.

“Terima kasih kerjasamanya, seperti biasa quotes kita semua,” teriak Ajeng.

“Sukses, sukses, sukses,” teriak para kru lalu bertepuk tangan.

Fabian dan aku menghampiri Pak Krisna, walaupun hanya Fabian yang bicara karena aku tidak ada keberanian membuka suara pada orang yang punya pengaruh dan kuasa. Pak Gentala mengajak Pak Krisna beranjak dari studio diikuti oleh dua orang asistennya.

“Hahh,” ujarku menarik nafas lega.

“Kenapa?” tanya Fabian. “Kamu gugup?”

“Aduh Pak, dia yang punya Go TV. Kalau aku salah ucap atau buat dia tidak nyaman udah pasti say goodbye jadi karyawan di sini.”

“Makan siang?”

Kali ini aku menolak, bukan menolak karena benci atau menghindari playboy cap obat nyamuk yang ada di depanku. Namun, aku berniat mencari dress untuk menemaninya ke pesta. Pulang ke rumah tidak mungkin, karena aku hafal betul isi lemariku. Tidak ada satupun dress formal apalagi gaun. Semua casual dan semi formal seperti blazer dan rok atau celana panjang bahan.

“Ya sudah, jam tujuh kita berangkat,” ujar Fabian lalu mengusap kepalaku dan mengedipkan kembali matanya. Semoga saja itu Fabian melakukan itu karena sakit mata bukan salah satu kebiasaan genitnya.

...***...

“Ajeng, lo itu beruntung. Beruntung banget malah. Kerja di kelilingi cowok-cowok ganteng, kalau gue nih udah semaput. No word-word keluar dari mulut gue, kalau Pak Fabian ngajakin gue ke pesta.” Anik mengoceh sambil membantuku mencatok rambut.

Kami berada di pantry. Setelah menemaniku mencari dress tadi siang dan sekarang membantuku berdandan. Selain lip tint dan cologne, aku jarang mengoles wajah. Sesekali menggunakan compact powder kalau ada acara resmi.

“Udah cepetan. Ini serius nggak ketebalan, kok aku ngerasa kayak badut.” Aku menatap cermin di pantry memperhatikan sentuhan make up yang Anik poleskan.

“Tenang aja Bun, itu flawless kok. Lo aja nggak pernah bedakan, jadi ngerasa kayak badut. Mana ada juga badut cantik kayak gini.”

Anik berhenti mencatok rambutku dan menatapku dari atas ke bawah. Aku mengenakan dress casual model korea selutut, lengan pendek dan dengan pita di pinggang. Sebenarnya aku memilih dress warna hitam tapi Anik merekomendasikan purple.

“Yang mengganggu, sepatu lo. Harusnya lo nurut aja waktu gue ambil wedges.”

“Nggak apa deh, nggak mungkin juga yang lain perhatikan sepatu aku.”

Aku memandang slip on putih, merk hush pupp*es yang memang aku kenakan sejak pagi.

“Sudah siap?” Fabian sudah berada di tengah pintu, saat aku dan Anik menoleh.

Uhhh, rasanya aku ingin memastikan lagi kalau penampilanku tanpa cela melihat Fabian yang sudah oke dengan setelan jas casual dengan dalaman kaos.

“Sudah pak, ke KUA juga saya siap,” sahut Anik.

“Sudah Pak,” jawabku sambil meraih tas pesta di meja pantry.

Selama perjalanan aku hanya diam, karena gugup memikirkan akan mendatangi kediaman Krisna Adi Yasa. Entah berapa kali Fabian memujiku cantik sejak aku masuk ke dalam mobilnya. Bahkan dia sempat mencium tanganku, seperti gaya pria di daerah Polandia.

Mobil Fabian sudah memasuki kawasan pemukiman elite. Bahkan memasuki area itu ada sistem pengamanan yang cukup ketat. Kediaman Pak Krisna sungguh mewah, sepertinya bukan rumah tapi ala-ala mansion karena bentuknya yang besar dan luas. Kalaupun aku di lepas, dijamin nyasar.

“Ayo,” ajak Fabian.

Pria itu menggandeng tanganku saat memasuki rumah. Sepertinya Fabian tidak asing dengan tempat ini, beberapa pelayan menyapanya dan dia tidak kesulitan mencari tempat acara.

Jantungku berdetak semakin kencang ketika berada di tengah ruangan yang sudah ramai dengan para tamu. Dari langkah kami, jelas menghampiri Krisna dan Gentala yang sedang berbicara dengan para  tamunya.

“Ahh, ini dia pasangan fenomenal di Go TV,” ujar Krisna. “Fabian dan Diajeng, benar Diajeng ya?”

Terpopuler

Comments

Fenty Dhani

Fenty Dhani

yaaahhh sepertinya gentala kalah saing nih🤣🤣🤣klu suka berjuang donk...jangan gengsi aja yang d gedein

2024-02-12

1

Lilis Wn

Lilis Wn

yg bujang playboy eh yg duda garong ...entahlah jeng yg mana jodohmu 🫣🤭

2024-01-15

1

Aiur Skies

Aiur Skies

😅👍🏻 bener harus kuat imin upps iman maksudnya klo ngadepin play boy cap minyak angin,,,, angga ajah pengusir kentut✌🤣🤣🤣🤣🤣

2023-12-20

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 ~ Bertemu Om-Om
2 Part 2 ~ New GM
3 Part 3 ~ Siap-siap
4 Part 4 ~ Surat Peringatan
5 Part 5 ~ Pesona Fabian
6 Part 6 ~ Konflik Di Rumah
7 Part 7 ~ Tidak Boleh Bersama
8 Part 8 ~ Ikut Gentala
9 Dapat Berapa ?
10 Karena Ajeng
11 Part 11 ~ Bunga Bangkai
12 Part 12 ~ Kaburrr
13 Part 13 ~ Serammm
14 Part 14 ~ Masih Ada Urusan
15 Part 15 ~ Aku Mau
16 Part 16 ~ Bersama Fabian
17 Part 17 ~ Kalau Denganku?
18 Part 18 ~ Ajakan Fabian (Lagi)
19 Part 19 ~ Dalam Bahaya
20 Part 20 ~ Saya Bisa Jelaskan
21 Part 21 ~ Ulah Apa?
22 Part 22 ~ Ikut Aku
23 Part 23 ~ Serangan ....
24 Part 24 ~ Rencana Gentala
25 Part 25 ~ Gentala Vs Fabian
26 Part 26 ~Terungkap (1)
27 Part 27 ~ Terungkap (2)
28 Part 28 ~ Resign
29 Part 29 ~ SAH
30 Part 30 ~ SAH (2)
31 Part 31 ~ Mau Lanjut
32 Part 32 ~ Pisau Atau Golok
33 Part 33 ~ Pelukan Ibu
34 Part 34 ~ Tidak Tertarik
35 Part 35 ~ Hilang Selera
36 Part 36 ~ Belum Ada Judul
37 Part 37 ~ Tak Sadarkan Diri
38 Part 38 ~ Tak Sadarkan Diri (Lagi)
39 Part 39 ~ Gentala Junior
40 Part 40 ~ Super Hero
41 Part 41 ~ Pernyataan Cinta Si Playboy
42 Part 42 ~ Tidak Tertarik
43 Part 43 ~ So Sweet
44 Part 44 ~ Masa Lalu
45 Part 45 ~ Dua Keluarga
46 Part 46 ~ I Love You
47 Part 47 ~ Kondisi Ayah
48 Part 48 ~ Tidak Romantis
49 Part 49 ~ Gawat
50 Part 50 ~ Arogan Jadi Bucin
51 Part 51 ~ Pembukaan
52 Part 52 ~ Gentala Junior
53 Part 53 ~ Masa Sih
54 Part 54 ~ Bahaya
55 Part 55 ~ Buka Puasa
56 Part 56 ~ Godaan
57 Part 57 ~ Posesif
58 Part 58 ~ Macam-macam
59 Part 59 ~ Rencana
60 Part 60 ~
61 Part 61 ~ Baby Born
62 Part 62 ~ Baby Girl
63 Part 63 ~ Gentala Family (End)
64 Terjebak Cinta Bima
65 SUAMIKU BUJANG LAPUK
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Part 1 ~ Bertemu Om-Om
2
Part 2 ~ New GM
3
Part 3 ~ Siap-siap
4
Part 4 ~ Surat Peringatan
5
Part 5 ~ Pesona Fabian
6
Part 6 ~ Konflik Di Rumah
7
Part 7 ~ Tidak Boleh Bersama
8
Part 8 ~ Ikut Gentala
9
Dapat Berapa ?
10
Karena Ajeng
11
Part 11 ~ Bunga Bangkai
12
Part 12 ~ Kaburrr
13
Part 13 ~ Serammm
14
Part 14 ~ Masih Ada Urusan
15
Part 15 ~ Aku Mau
16
Part 16 ~ Bersama Fabian
17
Part 17 ~ Kalau Denganku?
18
Part 18 ~ Ajakan Fabian (Lagi)
19
Part 19 ~ Dalam Bahaya
20
Part 20 ~ Saya Bisa Jelaskan
21
Part 21 ~ Ulah Apa?
22
Part 22 ~ Ikut Aku
23
Part 23 ~ Serangan ....
24
Part 24 ~ Rencana Gentala
25
Part 25 ~ Gentala Vs Fabian
26
Part 26 ~Terungkap (1)
27
Part 27 ~ Terungkap (2)
28
Part 28 ~ Resign
29
Part 29 ~ SAH
30
Part 30 ~ SAH (2)
31
Part 31 ~ Mau Lanjut
32
Part 32 ~ Pisau Atau Golok
33
Part 33 ~ Pelukan Ibu
34
Part 34 ~ Tidak Tertarik
35
Part 35 ~ Hilang Selera
36
Part 36 ~ Belum Ada Judul
37
Part 37 ~ Tak Sadarkan Diri
38
Part 38 ~ Tak Sadarkan Diri (Lagi)
39
Part 39 ~ Gentala Junior
40
Part 40 ~ Super Hero
41
Part 41 ~ Pernyataan Cinta Si Playboy
42
Part 42 ~ Tidak Tertarik
43
Part 43 ~ So Sweet
44
Part 44 ~ Masa Lalu
45
Part 45 ~ Dua Keluarga
46
Part 46 ~ I Love You
47
Part 47 ~ Kondisi Ayah
48
Part 48 ~ Tidak Romantis
49
Part 49 ~ Gawat
50
Part 50 ~ Arogan Jadi Bucin
51
Part 51 ~ Pembukaan
52
Part 52 ~ Gentala Junior
53
Part 53 ~ Masa Sih
54
Part 54 ~ Bahaya
55
Part 55 ~ Buka Puasa
56
Part 56 ~ Godaan
57
Part 57 ~ Posesif
58
Part 58 ~ Macam-macam
59
Part 59 ~ Rencana
60
Part 60 ~
61
Part 61 ~ Baby Born
62
Part 62 ~ Baby Girl
63
Part 63 ~ Gentala Family (End)
64
Terjebak Cinta Bima
65
SUAMIKU BUJANG LAPUK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!