Mulai Cemburu

Dimas duduk di ruang tamu dengan wajah sedikit kesal lalu ia menatap ke arah managernya itu dengan tajam.

Rendi hanya menunduk tak berani menatap ke arah dimas.

Semenjak dimas kecelakaan itu,bosnya itu sekarang lebih sensitif dan suka marah-marah tanpa sebab yang pasti.

Hal itu yang membuat rendi bingung dan sangat berhati-hati dan takut membuat kesalahan yang membuat bosnya marah.

"Aku bertanya padamu, kenapa kamu sering tersenyum kepada istriku?.

Apa kamu menyukainya?"tanya dimas tiba-tiba yang membuat rendi mendongak dan terkejut.

"Saya tidak mungkin menyukai istri anda tuan.

Saya hanya menyapa nona bulan saja"jawab rendi.

"Tapi kamu terlihat seperti sedang menggodanya?.

Apa kamu tebar pesona padanya?"tanya dimas menuduh.

"Maaf tuan saya tidak bermaksud seperti itu, sungguh saya hanya menyapa nona bulan saja tidak ada maksud lain"jelas rendi.

"Mulai sekarang kamu jangan menyapanya lagi,jangan tersenyum padanya lagi!.

Kalau kamu sampai aku melihatmu melakukan hal itu lagi,aku tidak segan-segan untuk memecatmu.

Apa kamu mengerti!"ujar dimas tegas.

"Saya mengerti tuan".

Rendi tak habis pikir dengan sikap bosnya, bisa-bisanya mencurigai dirinya menyukai istri tuannya.

Dasar pengantin baru, pasti bosnya sedang di landa cemburu buta pada istrinya tapi gengsi untuk memperlihatkannya.

"Sekarang mana laporan proyek AG company,aku yakin mereka pasti akan mencari cara untuk bertemu denganku.

Mereka tidak tahu kalau ayahku sedang melakukan proyek lain di new york juga.

Kalau besok yoga datang menemuimu dan mencariku bilang padanya aku akan menemuinya"ujar dimas dengan tersenyum miring.

"Tuan apa anda akan kembali ke kantor?"tanya rendi.

"Tentu saja, sudah lama aku beristirahat dan saatnya aku kembali menguasai dunia bisnis".

"Saya senang akhirnya anda kembali ke kantor tuan".

"Persiapan segalanya ruang kerjaku dan juga keperluanku di kantor.

Lusa aku akan mulai masuk ke kantor".

"Baik tuan,apa ada lagi yang anda butuhkan?"tanya dimas lagi.

"Tidak,kamu boleh keluar dari sini".

Setelah rendi keluar,dimas menatap berkas proyek yang telah di tandatangani oleh ayahnya.

"Yoga wirawan kini saatnya kita bertemu kembali"gumam dimas dingin.

**Sementara di dapur,bulan sedang menunggu pelayan sedang mengupas dan memotong buah mangga muda itu dengan ada sedikit garam dan gula di sampingnya.

"Ini nona buah mangganya,di makan dengan sedikit garam atau gula lebih nikmat"ujar pelayan meletakkan piring di depan bulan.

"Iya bik,terima kasih"jawab bulan tersenyum.

Bulan segera memakan buah mangga yang terlihat menggoda sedari tadi.

Ia sangat menikmati buah mangga muda itu meskipun rasanya masam.

Pelayan melihat hal itu pun menelan ludahnya, bisa-bisanya nona bulan tidak merasakan masam sama sekali.

"Ehmm ini enak sekali!"gumam bulan masih asyik menikmati mangga muda itu.

"Tuan ada yang anda inginkan?"tanya pelayan melihat kedatangan dimas.

"Hemmm buatkan aku kopi!"titah dimas kemudian duduk di depan bulan.

"Apa mangga itu tidak masam,jangan terlalu makan terlalu banyak.

Aku tidak mau kamu sakit perut dan membuat bayiku celaka"ujar dimas ketus.

"Iya,tapi ini enak sekali".

"Jangan membantah,aku hanya tidak ingin terjadi sesuatu pada anakku.

Jaga makananmu selama hamil setelah anak itu lahir terserahmu mau makan mangga sebanyak apapun".

Bulan hanya diam lalu menatap tajam ke arah dimas.

Seketika menghentikan makannya lalu mendorong piring buah mangga yang hanya tersisa setengahnya.

Bulan bangkit dengan raut wajah berubah menjadi sedih kemudian meninggalkan dimas tanpa sepatah katapun.

"Ckk dasar keras kepala!.

Aku hanya mengingatkannya tapi dia justru marah"ucap dimas dingin.

"Tuan ini kopinya!"ujar pelayan itu meletakkan kopi di depan dimas tanpa sengaja mendengar percakapan antara bulan dan dimas.

"Tuan maaf kalau saya lancang,nona bulan sedang hamil.

Jadi moodnya sering berubah-ubah itu wajar tuan.

Saya sarankan jangan sering memarahi nona bulan itu bisa membuatnya stress dan bisa mempengaruhi kandungannya tuan"ucap pelayan itu menunduk kemudian pamit mengerjakan pekerjaannya.

Dimas terdiam apa yang di katakan oleh pelayan itu memang benar.

Apa lagi ia juga teringat perkataan dokter monik kalau bulan tidak boleh stress atau banyak pikiran bisa mempengaruhi kesehatan ibu dan bayinya.

Pria itu segera berdiri kemudian naik menuju lantai atas menuju kamar bulan berada.

Sesampainya di depan kamar bulan,dimas hanya mondar-mandir di depan pintu nampak ragu untuk mengetuk pintu.

Dimas sayup-sayup mendengar isakan dari dalam kamar bulan.

"Apa aku sudah keterlaluan padanya dan meminta maaf padanya saja?.

Tapi aku tidak salah,hanya sekedar menasehatinya saja.

Dia saja yang terlalu sensitif"gumam dimas lalu mengetuk pintu beberapa kali.

Di dalam kamar bulan sedang duduk di tepi ranjang sambil menangis, hatinya merasa sediy mendengar ucapan dimas yang ketus padahal ia sudah tau bahwa sikap pria itu memang arogan.

Terdengar suara ketukan pintu segera ia mengusap air matanya dan beranjak membuka pintu itu.

Pintu terbuka dimas melihat mata sembab bulan dan hidungnya terlihat memerah dengan bibir yang mengerucut membuat dimas gemas sendiri.

"Apa apa kamu ke sini?"tanya bulan ketus.

"Apa kamu habis menangis?".

Bulan hanya diam dan memalingkan wajahnya.

"Aku tadi tidak bermaksud memarahimu,aku hanya sekedar menasehatimu saja.

Jangan sering makan makanan masam itu tidak baik untuk kesehatanmu!"jelas dimas datar.

"Aku tau,tapi kamu seperti membentakku dim!".

"Baiklah aku salah,aku akan berbicara lebih lembut padamu.

Jangan menangis lagi,kasian bayi dalam kandunganmu ikut sedih"timpal dimas.

Bulan tak bergeming tak menatap sedikitpun ke arah dimas.

"Kalau di ajak bicara itu,tataplah lawan bicaramu.

Jangan memalingkan wajahmu begitu sungguh tidak sopan!"sarkas dimas.

"Kalau sudah tidak ada yang ingin kau bicarakan lebih baik kamu keluar sana.

Daripada kamu membuatku kesal"ucap bulan lalu menutup pintu kamarnya.

"Huu sabar dimas,setidaknya sampai anak itu lahir kedua kamu harus baik padanya"gumam dimas seraya mengusap dadanya.

**Pagi hari sebelum jam kerja di mulai rendi mampir dulu di sebuah cafe untuk memesan kopi.

"Hay rendi?"sapa antony melihat pria itu sedang ayik menyeruput kopi.

"Oh kamu ton, ada apa?.

Tumben kamu mampir ke sini?".

"Iya aku memang sengaja ingin menemuimu di sini?"jawab antony kemudian duduk di depan rendi sembari menunggu kopi pesanannya datang.

"Apa yang ingin kamu bicarakan?"tanya rendi.

"Bagaimana dengan kerja sama yang aku tawarkan?.

Apa kamu sudah bicara dengan bosmu?.

Kapan dia kembali dari luar negeri,aku ingin sekali bertemu dengannya?".

"Aku belum sempat membicarakannya, pekerjaanku banyak sekali.

Besok tuan dimas akan kembali dan akan aku serahkan proposal kerjasama darimu".

"Baiklah,aku akan menunggunya".

"Nampaknya kamu sedang bahagia hari ini?"tanya rendi melihat wajah antony yang berseri-seri.

"Kamu tahu wanita bernama kristina yang aku temui di club malam itu?.

Sekarang kami sudah menjadi kekasih"tutur antony.

"Apa?.

Lalu angel bagaimana?"tanya rendi heran.

"Aku sudah bosan dengan wanita itu,asal kamu tahu kristina lebih menggairahkan di banding angel?".

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!