Gugurkan Saja!

Kini mereka telah sampai di ruang makan,di dalam perjalanan menuju lantai bawah tak ada percakapan di antara keduanya.

"Selamat pagi mamah"sapa dimas pada sang ibu.

"Selamat pagi nak,ayo kita sarapan?".

"Bulan ambilkan sarapan untuk dimas"titah lisa.

"Baik bu"jawab bulan mengambil piring hendak menyiapkan sarapan untuk dimas.

"Tidak perlu,aku bisa sendiri!"ucap dimas ketus langsung mengambil piring lain dan mengambil makanannya sendiri.

"Dim,bulan itu istrimu biarkan dia melayanimu nak".

"Dia adalah wanita pilihan ibu dan ayah sendiri.

Bukan pilihan hatiku sendiri,jadi jangan menyuruhku untuk melakukan hal yang tak ingin aku lakukan.

Karena itu percuma?".

"Kami punya alasan sendiri melakukan sayembara memilih jodoh untuk kamu.

Selama beberapa tahun ini kamu tak kunjung membuka diri untuk mencari pasangan hidupmu.

Kamu adalah penerus satu-satunya keluarga anggara.

Kami sudah tua,kami selaku orang tua ingin segera menimang cucu.

Mamah yakin bulan sebentar lagi hamil karena kalian baru saja melakukan malam pertama bukan"terang lisa tersenyum manis.

Dimas seketika menghentikan makan lalu menatap ke arah sang ibu.

"Tadi malam itu hanya sebuah kesalahan mah,belum tentu dia hamil.

Kalaupun hamil gugurkan saja bayinya.

Aku gak mau punya anak dari perempuan seperti dia"sarkas dimas yang membuat ibunya geram.

"Jaga mulut kamu dimas,bulan itu wanita baik-baik"timpal lisa.

"Tau darimana dia berasal dari keluarga baik-baik mah.

Bahkan dia hanya seorang pendatang bukan asli warga korea"ucap dimas kemudian pergi meninggalkan ruang makan sambil mendorong kursi rodanya sendiri.

Bulan akan bangkit namun di cegah oleh dimas.

"Kamu mau apa, berhenti mengikutiku"bentak dimas memberikan tatapan tajam ke arah bulan.

"Mau kemana kamu dimas, habiskan sarapan kamu dulu"teriak lisa memanggil dimas namun tak di hiraukan.

Bulan menunduk tak kuasa menahan air matanya.

Apa yang di takutkan bulan benar terjadi,sikap dimas yang ketus tidak bisa menerima pernikahan ini dan begitu pun jika benih dimas tumbuh di dalam perutnya.

"Bulan kamu harus sabar ya menghadapi sikap dimas?"ucap lisa.

"Iya mah"jawab bulan tersenyum kecut.

"Ya sudah ayo lanjutkan sarapan kamu,aku yakin kamu pasti lelah akibat ulah dimas semalam".

Bulan mengangguk pelan kemudian berusaha menelan makanannya sesungguhnya ia sangat tak berselera untuk makan.

Apalagi mengingat kejadian tadi malam yang ia alami.

**Sementara dimas menuju ke dalam ruang kerjanya.

Ia sudah menunggu rendi untuk datang membawa laporan perusahaan yang di kelola oleh om-nya yang bernama leon.

Semenjak ia lumpuh dan ayahnya yang sering sakit-sakitan membuatnya menyerahkan perusahaan ia kepada om nya untuk sementara waktu.

"Arrrghh sialan kenapa aku bodoh sekali melakukan hal menjijikan itu pada wanita itu.

Keisha maafkan aku,aku benar-benar tidak sadar tadi malam"teriak dimas sambil memandangi foto keisha pada sebuah album.

"Brengsek"ucapnya geram sambil menyapu semua barang-barang yang ada di meja kerjanya hingga jatuh berantakan di bawah lantai.

Pria itu memejamkan matanya sejenak, menetralkan nafasnya yang terengah-engah.

Hingga pintu terbuka dan seseorang masuk ke dalam ruangan.

Rendi begitu terkejut melihat ruang kerja dimas yang berantakan.

"Tuan apa yang terjadi?.

Apa anda tidak apa-apa?"tanya rendi lalu berjalan perlahan mendekati meja kerja dimas.

Dimas mendongak ke arah rendi dan memberikan tatapan tajam.

"Mana laporan yang aku minta?"tanyanya ketus.

"Ini tuan laporan yang anda minta".

Rendi menyerahkan sejumlah berkas laporan beberapa bulan ini.

Karena sebelumnya ada sang ayah yang memeriksa perusahaan kini sang ayah sering jatuh sakit jadi perusahaan hanya leon dan danu yang mengelolanya.

Dahi dimas berkerut membaca laporan yang di bawa oleh rendi.

"Kenapa pemasukan dan pengeluaran tidak sebanding rendi,apa selama beberapa bulan ini om leon dan danu tidak becus bekerja?".

"Maaf tuan,om leon sepertinya memang sengaja membuat perusahaan milik keluarga tuan hancur.

Bahkan ada beberapa karyawan terbukti menggelapkan dana perusahaan.

Tapi semua sudah saya bereskan tuan, mereka yang bersalah sudah di jebloskan ke penjara"terang rendi menunduk.

"Aku melihat banyak sistem di perusahaan yang banyak berubah.

Apa ini juga pekerjaan leon dan danu?"tanya dimas mengintimidasi.

"Benar tuan, seperti yang di bilang sama ayah anda tuan leon dan danu akan berusaha menjatuhkan nama perusahaan dan perlahan akan menguasai perusahaan milik keluarga anda.

Saya harap anda segera kembali ke perusahaan tuan, mereka membutuhkan atasan yang tegas seperti anda"ucap rendi ragu-ragu.

"Aku akan memikirkan lagi,tolong lakukan tugasmu dengan baik sebelum aku kembali ke perusahaan lagi"titah dimas.

"Baik tuan,akan saya lakukan.

Saya permisi"pamit rendi lalu di balas anggukan oleh dimas.

Dimas segera keluar dari ruang kerja dimas,saat di tangga ia berpapasan dengan bulan.

Rendi melihat raut kesedihan di wajah cantik bulan.

Segera ia menuduk hormat,bulan hanya tersenyum dan berjalan menuju kamarnya.

Rendi menebak kesedihan bulan karena sikap dimas.

Tuannya itu memang keras dan tak ingin di bantah.

**Bulan masuk ke dalam kamarnya lalu duduk di tepi ranjang.

Bayang-bayang kejadian tadi malam masih melekat dalam pikirannya.

Segera ia mengganti sprei itu dengan sprei yang baru.

Perkataan dimas di ruang makan tadi masih terngiang-ngiang di pikirannya.

"Bagaimana kalau aku hamil.

Aku harusnya senang bisa hamil dan segera bercerai dengan dimas.

Tapi bagaimana kalau ia tidak bisa menerima anak ini dan tidak menganggapnya sama sekali".

Apalagi dimas berkata jika ia hamil akan menyuruhnya untuk mengugurkan bayi itu saja.

Bulan menggelengkan kepalanya ia tak mungkin tega melakukan hal sekeji itu.

"Tidak tidak aku tidak akan menggugurkan bayi ini,kalau benih dimas tumbuh di rahimku.

Semoga saja benih itu tidak tumbuh dan aku harus kuat menghadapi sikap dimas ke depannya"gumam bulan sambil mengusap air matanya.

Bulan meraih ponselnya kemudian ia mencari kontak runa.

Saat ini ia ingin menceritakan semua yang terjadi padanya pada runa agar ia lebih lega.

"Halo bulan,kamu apa kabar?".

"Aku baik run,kabarmu bagaimana?"tanya bulan balik.

"Aku juga baik lan".

"Apa kamu sibuk run?"tanya bulan karena terdengar suara cukup ramai di sana.

"Ehmm gak kok lan,aku habis makan siang di kantin.

Maaf ya pasti suaranya bising banget".

"Oh tidak masalah run,aku ingin bertemu denganmu?".

"Baiklah kita bertemu setelah aku pulang dari pabrik ya?".

"Kita ketemuan di mana runa?"tanya bulan.

"Di restoran tempat kita makan dulu,gimana kamu bisa?".

"Baiklah aku akan kesana nanti malam".

"Baiklah sampai bertemu nanti bulan".

Panggilan itu berakhir bulan nanti malam akan bertemu dengan runa di restoran halal langganannya dulu waktu tinggal bersama runa.

Memang bekerja di pabrik itu berangkat pagi dan pulang malam karena harus lembur dulu beberapa jam.

Bulan menghembuskan nafasnya perlahan selama di korea beberapa tahun ini memang ia hanya memiliki sedikit teman.

Ia lebih nyaman tinggal dan dekat dengan runa.

Selain karena mereka sama-sama berasal dari Indonesia juga karena runa sudah menganggap bulan sebagai saudaranya sendiri.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!