Dengan terpaksa bulan mengeluarkan dompetnya dan hendak memberikan uang untuk nesa.
Namun suara menggelegar mengalihkan pandangan semua orang di sana.
"Siapa yang menyuruhmu memberikan uang kepada mereka?"sarkas dimas tiba-tiba datang dengan di dorong oleh pelayan.
"Dimas,aku..
"Mereka siapa?.
Berani sekali minta uang padamu?"tanya dimas ketus.
"Kamu yang siapa?.
Aku ini ibu bulan jadi wajar aku datang ke sini untuk meminta uang padanya"ucap nesa ketus.
"Jadi kamu memiliki dua ibu?"tanya dimas menatap ke arah bulan yang menunduk.
"Dia ibu tiri aku dim,ayahku menikah siri dengan tante nesa dan memiliki anak bernama anita"jawab bulan.
"Kamu tidak perlu memberikannya uang,semua pengeluaran di rumah ini harus dengan ijinku.
Aku memberikanmu nafkah bulanan itu untuk memenuhi kebutuhanmu sendiri.
Bukan untuk di berikan pada mereka yang bahkan hanya saudara tirimu"ujar dimas dingin.
"Siapa kamu?.
Berani sekali kamu melarang bulan memberikan uang padaku,aku selama ini yang mengurus ibu dan adiknya selama di indonesia karena bulan beberapa tahun kerja di korea.
Dia banyak hutang budi padaku,jadi wajar aku minta upah padanya"ketus nesa.
"Bulan bekerja juga untuk kalian hidup di korea kan,jangan kamu pikir aku tidak tau soal itu"timpal dimas dengan menatap tajam ke arah nesa.
"Jangan ikut campur masalahku dengan bulan".
"Aku dimas suami bulan, kenapa hah?.
Mulai sekarang aku tidak mengijinkan bulan memberikan uang pada kalian.
Soal ibu kandung dan adik bulan biar aku yang urus.
Kalian masih sehat,punya dua tangan dan kaki yang lengkap.
Jadi gunakan untuk bekerja jangan hanya meminta pada bulan yang sudah bekerja keras bertahun-tahun di korea"sahut dimas tak kalah ketus.
"Tapi dim,mereka..
"Apa kamu ingin membantah suamimu sendiri?.
Kamu mau jadi istri durhaka iya?"ujar dimas memotong ucapan bulan.
"Bukan begitu dimas,mereka memang selama ini yang telah merawat ibuku yang sering sakit-sakitan.
Karena adikku banyak kegiatan di sekolahnya.
Jadi wajar aku membantu mereka"jawab bulan lirih.
"Keluarga apa yang kamu maksud?.
Dia bahkan tak segan meminta uang pada ibu kandungmu untuk kesenangan sendiri.
Lihatlah sekarang dia bisa pergi ke korea dengan uang yang kamu kirimkan kepada ibumu"terang dimas.
"Jadi,mereka memakai uang ibuku untuk bersenang-senang di korea?"tanya bulan tak percaya.
Nesa dan anita mulai panik bagaimana dimas mengetahui semuanya.
"Tanyakan sendiri pada mereka,uang dari mana mereka bisa pergi ke korea.
Kamu tau biaya ke korea itu tidak murah apalagi mereka tidak bekerja"ucap dimas santai.
Bulan terdiam dan merasa ucapan dimas benar,nesa dan anita memang tidak bekerja.
Mereka hanya mengandalkan uang pemberiannya saja,tapi kenapa tega sekali meminta uang pada ibu kandungnya.
Ia harus menanyakan kebenaran ini pada ibunya nanti.
Melihat bulan yang diam membuat nesa panik sebisa mungkin ia mengelak agar bulan lebih percaya padanya.
"Bulan jangan percaya apa yang dia katakan.
Ayahmu memang meninggalkan banyak hutang,tapi kami tidak meminta uang tabungan dari ibumu"tutur nesa gugup.
"Maaf tante nesa,kali ini aku tidak bisa memberikan uang pada kalian lagi"putus bulan.
"Ya sudah, sebaiknya kami pergi dulu.
Besok kita harus kembali ke indonesia"ucap nesa kemudian pergi bersama anita.
Bulan lantas duduk di sofa,kepalanya mendadak berdenyut.
"Kamu jangan terlalu percaya dengan ibu dan juga adik tirimu itu.
Mereka hanya memanfaatkan mu untuk kepentingan mereka sendiri.
Ckk jangan terlalu bodoh!".
Dimas pun pergi meninggalkan bulan sendiri yang kini sedang duduk termenung.
Bulan segera menuju kamarnya,dan kemudian duduk di tepi ranjang sambil memikirkan ucapan dimas tadi.
Kemudian ia mengambil ponselnya berusaha menghubungi ibunya namun tak ada jawaban.
"Apa ibu dan andin sedang sibuk?"gumam bulan.
Namun suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya.
"Ada apa?"tanya bulan melihat dimas yang kini sudah di ambang pintu.
"Aku ingin bicara denganmu?"ucap dimas.
"Hmm masuklah"jawab bulan melihat dimas menjalankan kursi rodanya mendekat ke arahnya.
"Apa yang ingin kamu katakan dim?".
"Apa kamu saat ini sedang datang bulan?".
Mata bulan melebar jangan sampai dimas mencurigai dirinya yang hamil.
Karena tadi pagi ia mengecek tespek dan hasilnya positif.
Sialan sekali benih yang di tanam pria itu malah tumbuh begitu cepat di rahimnya.
"Ehmm kenapa kamu menanyakan hal itu?"tanya bulan berusaha untuk bersikap tenang.
"Jawab saja aku ingin memastikan,berarti kejadian malam itu tidak membuat kamu hamil".
"Memang itu yang aku harapkan,daripada kamu menyuruhku untuk menggugurkan bayi itu.
Karena aku tidak hamil jadi aku siap untuk bercerai.
Aku akan mengemasi barang-barang ku dan pergi dari rumah ini.
Nanti kalau surat cerainya sudah ada hubungi aku saja, karena aku masih ingin bekerja di seoul"terang bulan.
"Lalu uang satu milyar yang kamu dapatkan itu,apa kamu sanggup mengembalikan dengan hanya kamu bekerja sebagai buruh pabrik di sini.
Mau sampai kapan akan terkumpul,itu bukan jumlah uang yang sedikit"tanya dimas dingin.
"Tentu aku tidak mengembalikan uang itu,karena di sini kamu yang ingin bercerai bukan aku.
Dalam kontrak itu di tulis kalau pernikahan ini berakhir setelah aku memberikan keturunan untuk keluarga ini.
Tapi karena kamu yang meminta bercerai otomatis uang itu akan jadi milikku"terang bulan tersenyum getir.
"Baiklah kalau begitu,aku tidak mau membuang uang sebesar itu dengan sia-sia.
Jadi kita tidak akan bercerai dan aku memilih untuk tetap melanjutkan pernikahan kontrak ini?"terang dimas tersenyum tipis.
"Melanjutkan kontak,apa aku tidak salah dengar.
Jadi itu berarti aku harus memberikan keturunan untuk keluarga anggara"tanya bulan masih tak mempercayai ucapan dimas.
"Iya kita jalani sesuai kontrak yang tertulis".
"Tapi kemarin kamu bilang tidak menginginkan bayi dariku,kamu menyuruh ku mengugurkan bayi ini jika aku positif hamil".
"Sudah aku bilang,aku berubah pikiran,kamu harus tetap memberikan keturunan untuk keluargaku"timpal dimas ketus.
"Tapi aku tidak mau melakukan hal itu lagi denganmu,kamu terlalu kasar"sergah bulan.
"Kamu tidak perlu khawatir soal itu,kemarin aku dalam keadaan mabuk dan tidak sadar melakukannya dengan kasar.
Tapi aku berjanji akan lebih lembut".
"Tapi..
"Jangan membantah,kamu istriku bukanlah itu sudah jadi kewajibanmu.
Jadi persiapkan dirimu setelah selesai datang bulan, karena di waktu itu kamu dalam keadaan subur.
Kemungkinan besar kamu hamil lebih besar"ujar dimas lalu pergi dari dalam kamar bulan.
"Dalam keadaan tidak sangat subur saja aku bisa hamil apalagi waktu masa subur apa mungkin aku bisa hamil anak kembar"gumam bulan mengusap wajahnya dengan kasar.
"Bagaimana ini,kenapa jadinya seperti ini.
Aku bisa membesarkan bayi ini sendiri tanpa pria itu.
Dasar pria licik dan arogan,apa aku harus mengatakan jujur kalau aku sedang hamil?".
"Ya tuhan,semoga nanti dia benar-benar bisa menerima anak ini.
Karena setelah kamu lahir,bunda tidak bisa bersama mu lagi.
Semoga kamu jadi anak yang baik dan semua keluarga anggara menyayangi kamu"gumam bulan mengelus perutnya yang rata dengan air mata yang terus menetes membasahi pipinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments