Bulan menggeliat dalam tidurnya ketika sinar matahari menerobos masuk ke dalam jendela kamarnya.
Gadis itu membuka matanya perlahan tanpa sadar ia terjungkal jatuh di sofa karena seingatnya ia tidur di ranjang empuk miliknya.
Bulan mengusap punggungnya cukup keras karena menghantam lantai.
Lalu pandangannya beralih pada dimas yang masih terlelap di atas ranjang sendirian.
Tanpa bulan ketahui dimas sudah lebih dulu bangun dan melihat bulan terjatuh dari sofa membuatnya harus menahan tawanya dan pura pura masih tertidur.
Dahi bulan berkerut mengingat kembali kenapa dia ada di dalam kamar asing ini?.
Dan ia baru sadar kini sudah memiliki seorang suami.
"Ternyata semua ini bukanlah mimpi"gumamnya menepuk pipinya perlahan.
"Akhirnya kau sudah bangun"celetuk dimas sambil menatap ke arah bulan.
Bulan menoleh ke arah dimas terkejut melihat dimas sudah bangun.
"Selamat pagi tuan,anda sudah bangun ya?".
"Aku baru saja bangun,bantu aku naik ke kursi rodaku,aku ingin segera mandi?"titah dimas ketus.
Bulan mengangguk lalu bangkit membantu dimas perlahan naik ke atas kursi rodanya.
"Ambilkan pakaianku di dalam lemari berwarna coklat itu"tunjuknya pada salah satu lemari yang tak jauh dari mereka.
Bulan membuka lemari memilihkan baju untuk suaminya.
"Tuan mau pakai baju yang mana ya?".
"Ambilkan aku kemeja dan celana panjang?".
Bulan melihat dalaman dimas tertata rapi di rak dan bertanya "apa sekalian dengan ini
tuan?"dengan menjebreng dalaman boxer milik dimas.
"Yak tidak usah bertanya karena sudah pasti jawabannya iya dasar wanita bodoh"ucap dimas mendorong kursi rodanya sendiri dengan tangannya menuju kamar mandi.
"Tuan perlu aku bantu lagi"teriak bulan dari luar.
"Tidak perlu lebih baik kamu mandi di kamar mandi sebelah kita akan turun bersama untuk sarapan"ujar dimas sebelum masuk ke kamar mandi.
Tanpa menunggu lama bulan mengambil baju ganti di lemari dekat lemari dimas berada.
Dahinya berkerut mendapati banyak baju baru yang bukan miliknya.
"Ini milik siapa kenapa ada di sini?".
Bulan tak memperdulikan itu lalu bergegas menuju kamar mandi sebelah yaitu ruang tempat kerja dimas.
Dimas memang memiliki hobi menulis lagu dan melukis banyak perlengkapan musik dan lukisan lukisan tertata rapi di sana.
Selesai mandi pandangan bulan tertuju pada sebuah lukisan sketsa seorang wanita cantik memakai hijab seperti dirinya.
"Apakah ini tunangan tuan dimas dulu,bisa di lihat dari lukisan ini wanita ini pasti sangat cantik"gumam bulan kagum.
Bulan memasuki kamarnya sudah melihat dimas bersetelan rapi dengan kemeja pilihannya yang terlihat tampan.
Mereka keluar menuju ruang makan menggunakan lift khusus menuju lantai bawah.
"Akhirnya pengantin baru datang ayo kita sarapan bersama"ucap nyonya lisa.
Bulan membantu suaminya untuk duduk di kursi lalu ia duduk di sampingnya mengambilkan nasi goreng di meja.
Ketika bulan akan menyuapi suaminya tapi dimas menolaknya.
"Tidak perlu aku bisa makan sendiri,tanganku masih berfungsi dengan baik hanya kakiku yang lumpuh"ucapnya ketus.
Tak hanya orang tua dimas ternyata di sana ada tante diana beserta suaminya dan putranya bernama danu yang sengaja menginap di sana tadi malam.
"Berlagak sekali dia"ucap danu dalam hati memandang tak suka ke arah dimas.
"Nak kamu hari ini terapi di antar oleh bulan ya?"ujar nyonya lisa.
"Tidak perlu aku hanya perlu meminum obatnya saja".
"Bagus teruslah seperti ini dimas,semakin lama kamu sembuh semakin bagus aku bisa segera menguasai perusahaanmu"gumam diana dalam hati.
Diana menyuruh seseorang untuk menukar obat dimas agar memperlambat penyembuhannya.
Ketika dimas meminum obat itu berefek pada kakinya terasa nyeri luar biasa dan terasa sangat berat tapi karena dimas jarang meminum obatnya jadi efek obatnya tak terlalu ketara.
"Oh iya bulan,setelah sarapan datanglah ke ruang kerjaku.
Aku akan memberikan hadiah uang yang aku janjikan itu"ucap ayah dimas.
Bulan mengangguk lalu mengantarkan suaminya dulu menuju ruang kerjanya.
Kini dimas telah sampai di ruang kerjanya ia berdiri meluruskan kaki-kakinya yang terasa pegal karena terlalu lama duduk di kursi roda.
Dimas memang tau bahwa memang kakinya sudah bisa di gerakkan dengan sempurna.
Sudah enam bulan seperti kaki dimas sembuh.
Dimas terpaksa menerima obat dari dokter yang sengaja di tukar oleh tante diana namun ia tak pernah meminumnya.
Dirinya hanya minum vitamin yang di berikan oleh asisten pribadinya.
Ia lakukan itu agar para keluarganya tak mencurigainya kalau ia sudah sembuh.
Banyak tujuan dimas melakukan itu yaitu untuk mencari bukti kebusukan keluarga diana lakukan terhadap perusahaan yang saat ini di pegangnya.
Diam diam dimas menyuruh anak buahnya yaitu orang dalam yang merupakan orang kepercayaan keluarga diana juga.
Selain itu dia ingin mengetes seberapa tulus bulan menerimanya sebagai suami yang lumpuh.
Meskipun ia sendiri tak bisa melupakan tunangannya saat ini.
**Di pabrik tempat bulan bekerja kim jona melihat runa yang baru keluar dari kantin.
"Run,apa kau tau dengan siapa bulan menikah?".
Selama ini kenapa aku tak pernah tau bulan memiliki kekasih?"tanya kim pada runa.
"Kenapa apa kau masih mengharapkan bulan,walau kau tau bulan sudah menikah?"tanya runa.
"Jujur aku masih berharap padanya run,aku sudah mencintainya sejak dulu.
Setelah mengetahui dia akan menikah justru perasaan tak rela yang aku rasakan saat ini".
"Kim jona sadarlah,bulan sudah menikah dan memiliki suami sekarang jadi jangan mendekatinya lagi"sarkas runa.
"Entahlah run,tetap saja bulan selalu berputar - putar di kepalaku.
Tak mudah bagiku melupakannya begitu saja".
Aruna adalah saksi dimana seorang kim jona atasan mereka sangat menyukai bulan.
Sejak mereka sering jalan bersama kim jona terus mendekati bulan bahkan sering kali menyatakan perasaannya.
Tapi sayang bulan hanya menganggap kim jona sebagai kakak.
"Hatiku sakit kau selalu saja memikirkan bulan,padahal ada wanita yang benar benar mencintaimu tulus kim jona"batin aruna.
Ya wanita yang mencintai kim jona adalah aruna
Dia menyukai atasannya sendiri walaupun mereka berteman tapi perasaan itu tumbuh dengan sendirinya.
Tapi aruna memilih diam dan tak berani untuk mengungkapkannya.
"Sebaiknya kamu lupakan bulan dan buang perasaan cintamu itu,kamu tau kamu sama saja menyukai istri orang lain.
Masih banyak wanita yang mau menerimamu"ucap aruna.
Kim jona tak menghiraukan perkataan aruna ia justru pergi meninggalkan aruna.
**Bulan keluar dari ruangan ayah dimas setelah menerima uang itu ia segera mentransfer ke rekening ibunya.
Semua uang untuk melunasi hutang sudah ia kirimkan ke ibunya dan sisanya ia gunakan untuk keperluannya di sini.
Kini bulan mengambil ponselnya lalu menghubungi ibunya.
"Halo bu,bulan sudah kirimkan uang untuk membayar hutang kita pada rentenir itu".
"Bulan kamu dapat uang sebanyak itu dari mana?".
"Ada temanku yang berbaik hati meminjamkan uangnya padaku bu".
"Maafkan ibu ya nak,selama kamu jauh kamu yang menanggung semuanya.
Ibu gak bisa bantu banyak di sini".
"Itu sudah jadi kewajiban bulan juga bu,ibu sehat sehat ya di sana".
"Iya nak,ibu doakan di lancarkan semua urusanmu di sana ya,jaga kesehatan dan jangan banyak pikiran".
"Itu pasti ibu tak perlu khawatir".
"Dari mana kakak dapat uang itu apa dia menjual diri pada orang kaya?".
Terdengar suara seseorang di balik telpon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Kenzi Kenzi
kim sama runa wae
2024-04-04
0