Bulan mendengar ucapan adiknya pun merasa sedih apa yang di lakukannya memang benar menjual diri kepada pria kaya.
"Kamu jangan asal menuduh seperti itu nak?".
Kakakmu mati matian cari uang ke korea untuk membantu melunasi hutang kita pada rentenir itu"sergah sang ibu.
Terdengar suara ketukan pintu ternyata itu para rentenir hutang yang datang.
"Mana uang yang kamu janjikan?"ucap salah satu dari mereka.
"Aku akan mentransfer uang itu pada bos kalian,berikan aku nomer rekeningnya?"jawab risma.
Mereka pun memberikan catatan nomer rekening bos mereka dengan segera bu risma mengirim sejumlah uang untuk pelunasan hutang mereka.
"Kenapa hanya ini yang kamu kirim,bos kami bilang ada tambahan bunga sebesar 50 juta karena anda selalu meminta tempo pembayaran".
"Ini tidak ada dalam perjanjian hutang saya kemarin"protes bu risma.
"Kita hanya menerima perintah dari bos kami,kalau anda tidak bisa membayarnya sekarang maka bunganya akan semakin bertambah".
"Tapi".
"Bu,bulan masih ada sisa uangnya kirimkan saja uang 50juta itu"ucap bulan dari telepon.
"Bos kami ada pilihan lain,anak ibu di ponsel terlihat sangat cantik jadi bos kami menginginkan menjadi istrinya".
"Itu tidak akan saya lakukan,baik saya transfer uangnya lagi"potong risma sedikit kesal.
Bulan hanya menyimak pembicaraan mereka lewat telepon.
"Semua sudah saya kirim,setelah ini kita tidak ada urusan lagi,jadi jangan menganggu keluarga kami lagi".
"Baiklah senang bisa bekerja sama dengan anda,kalau anda butuh uang bos kami siap membantu"ucap rentenir itu berlalu meninggalkan rumah keluarga bulan.
Beberapa saat kemudian setelah selesai mengobrol dengan ibunya sebentar bulan mengakhiri panggilannya.
**Kini sudah memasuki waktu makan siang bulan datang terakhir ke ruang makan di sana sudah berkumpul keluarga dimas.
Dahi bulan berkerut ada orang asing seperti yang berdiri dekat dengan suaminya.
"Bulan kenalkan itu rendi asisten pribadi dimas?"ucap nyonya lisa memperkenalkan rendi.
"Ini bulan istri dimas"tambahnya lagi.
Rendi membungkuk dan bulan hanya tersenyum.
"Dimas dan bulan,mamah dan papah sudah siapkan kalian rumah baru supaya kalian saling mengenal?".
Dimas acuh tak begitu tertarik dengan ucapan ibunya.
"Mulai besok kalian bisa tempati rumah baru kalian ya?"ucapan nyonya lisa.
"Iya bu"jawab bulan.
"Rendi,tolong antarkan aku ke kamar?"pinta dimas.
"Baik tuan".
Rendi mendorong kursi roda dimas menuju kamarnya.
"Bulan kamu harus sabar menghadapi sikap cuek dan angkuh dimas,tapi sebenarnya putra mamah itu baik kok".
Di sisi lain danu yang sedari tadi memperhatikan bulan ketika melihat bulan pergi lalu mengikutinya.
"Bulan,sayang sekali kamu akan pindah dari rumah ini?"celetuk danu tersenyum smirk.
"Apa ada masalah tuan danu,bukankah anda juga tidak tinggal di sini?"tanya bulan kembali.
"Ya aku hanya sesekali menginap di sini,bulan kenapa sikapmu padaku ketus sekali?".
"Oh tidak saya tidak seperti itu"jawab bulan.
"Kalau begitu mulai sekarang kita berteman ya,bolehkan aku mengunjungi rumah kalian?".
"Maaf tapi saya tidak bisa"tolak bulan sedikit takut.
"Kenapa kamu takut denganku?.
Aku sudah jinak bulan,tidak akan mengigitmu?"timpal danu terkekeh.
"Kalau begitu saya permisi"ucap bulan segera pergi ke kamarnya.
"Hey kalau kamu diam berarti jawabannya iya"teriak danu sebelum bulan jauh.
**Sore hari bulan dan dimas pergi ke rumah barunya hanya ada satu lantai tapi rumah itu sangat luas dan mewah.
"Ren,kamu angkat semua barang barangku dan masukkan ke dalam kamarku sebelah sana?"perintah dimas.
Bulan mengikuti rendi yang mendorong kursi roda dimas masuk ke dalam kamarnya.
Dimas melihat bulan di dalam kamarnya ia melihat bulan membuka koper menaruh bajunya di lemari.
"Siapa yang menyuruhmu menaruh baju di situ?".
Dahi bulan berkerut mendengar ucapan dimas.
"Maksud kamu apa bukankah ini kamar saya juga?".
"Cih kamu pikir aku sudi satu kamar denganmu?"umpat dimas kasar.
"Tapi bukankah kemarin kita memang satu kamar?".
"Itu karena aku terpaksa menuruti perintah orang tuaku,sekarang ini rumahku jadi aku bebas melakukan apapun yang aku mau"terang dimas.
"Ada banyak kamar di sini kamu bisa menempati salah satunya"titah dimas sambil mendorong bulan keluar dari kamarnya.
"Baiklah saya keluar".Mendengar perkataan kasar dari dimas bulan segera keluar dari kamar itu.
Ada maid yang ikut mengantar mereka bernama vita.
Vita mengantar bulan ke kamarnya yang berhapan dengan kamar dimas.
"Ini kamar nona,perkenalkan nama saya vita kalau ada perlu apapun anda bisa memanggil saya,saya akan bantu nona untuk merapikan barang barang anda".
"Terima kasih ya bik,panggil saya bulan saja".
"Nona jangan di ambil hati ya perkataan tuan dimas,dia memang seperti itu dari dulu"terang vita.
"Dari dulu?jadi bibi tau dari dulu dimas seperti apa?".
"Benar nona,saya sudah bekerja di rumah keluarga anggara sudah 10 tahun ini.
Tuan dimas itu baik tapi semenjak mengenal tunangannya bernama keisha sikapnya mulai seenaknya sendiri dan menjadi dingin".
"Saya belum tau banyak tentang tunangannya itu bik,tapi kalau di lihat dimas sangat mencintainya".
"Benar nona mereka memang saling mencintai dan bahkan hampir menikah karena kecelakaan itu membuat semua gagal".
"Baiklah bik,terima kasih".
"Saya permisi nona,selamat beristirahat".
Maid itu pergi meninggalkan bulan.
Di dalam kamar terdengar suara teriakan dimas yang cukup keras.
"Keisha jangan pergi"teriak dimas lalu membuka matanya,keringat dingin sudah membasahi kening juga tubuhnya.
Dengan nafas tersengal sengal ia bangun dari tidurnya.
Dia mengusap kasar wajahnya mimpi buruk,dimas bermimpi tentang kecelakaan dua tahun lalu bersama keisha.
Dimas memejamkan mata sejenak untuk menetralkan nafasnya,setelah merasa tenang ia kemudian membuka laci dan mengambil figura foto dirinya dengan keisha.
"Kenapa kau pergi secepat ini honey,kau tau sampai saat ini aku masih mengharapkanmu untuk kembali aku masih sangat mencintaimu"teriak dimas lalu memukul lantai berulang kali.
Bulan tersentak mendengar suara teriakan dimas yang cukup keras.
Wanita itu berjalan menuju kamar dimas terlebih dulu lalu mengetuk pintu.
Karena tak ada jawaban bulan membuka pintu perlahan melihat dimas duduk di lantai dengan tangan berdarah.
"Tuan dimas kamu kenapa?"tanya bulan.
Melihat bulan masuk ke dalam kamarnya tanpa ijin, membuat dimas semakin murka.
Ia menatap bulan dengan tajam,sebab ia sangat mambenci bulan.
Karena seharusnya yang menjadi istrinya saat ini adalah keisha yang ia cintai.
"Siapa yang menyuruhmu masuk ke sini hah?.
Jangan pernah lagi kau menginjakkan kakimu di kamarku!!
Cepat keluar dari sini?teriak dimas.
"Saya hanya khawatir padamu,ada apa?".
"Pergi kau wanita sialan,jangan pernah mencampuri urusanku.
Pergi!!
bentaknya lagi.
Bukannya pergi bulan justru menyentuh tangan dimas yang terluka.
"Apa yang kau lakukan wanita sialan,tidak usah kau peduli padaku?".
"Saya hanya ingin mengobati luka di tanganmu dimas?".
Bulan mengambil kotak p3k di atas meja nakas lalu berusaha mengobati tangan dimas.
"Jangan menyentuhku brengsek"bentak dimas menepis tangan bulan.
Dimas mencengkram baju bulan lalu mendorongnya tersungkur ke lantai tepat di depannya.
"Aakkhh sakit sekali"ucap bulan meringis memegang tangannya yang terasa sakit akibat ulah dimas.
"Apa kau bilang sakit,itu akibatnya karena kau keras kepala.
Aku peringatkan jangan menyentuhku lagi dan jangan pernah mencampuri urusanku.
Kau pikir kau siapa,kau hanya wanita asing yang menginginkan harta keluargaku kan.
Kamu pikir aku tidak tau rencana busukmu itu,lebih baik kamu keluar sebelum aku bertindak lebih dari ini"ancam dimas.
Bulan berdiri meninggalkan kamar dimas dengan menangis.
"Dasar wanita cengeng,berani sekali lagi mencampuri urusanku akan aku buat perhitungan dengannya".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Kenzi Kenzi
sabotase diana... mo nyelakain dimas
2024-04-04
0