Esok harinya anak buah dimas mendapatkan informasi mengenai latar belakang bulan.
"Selamat pagi tuan,saya membawa laporan mengenai nyonya bulan dan keluarganya?"ucap seorang pria menyerahkan sebuah berkas di meja kerja dimas.
"Katakan dengan kehidupannya selama ini?"tanya dimas dingin.
"Nyonya bulan tinggal di Indonesia bersama ibu dan adik perempuannya,ayahnya sudah meninggal satu tahun yang lalu karena sakit jantung.
Selama beberapa tahun ini nyonya bulan bekerja di korea sebagai karyawan pabrik minuman di seoul.
Nyonya bulan tinggal di mess bersama teman yang ia temui kemarin bernama aruna berasal dari Indonesia juga.
Ibu bulan membuka usaha warung kelontong sementara adiknya masih SMA sebentar lagi kuliah.
Keluarga nyonya bulan mempunyai banyak hutang pada seorang rentenir hingga menggadaikan sertifikat rumah sebagai jaminan.
Nyonya bulan menjadi tulang punggung keluarga untuk membantu melunasi hutang ibunya tuan"jelas anak buah dimas.
Dimas hanya diam mendengar semua penjelasan dari anak buahnya itu,ia nampak berfikir sejenak.
"Semua data riwayat nyonya bulan ada di berkas itu tuan, semuanya sudah lengkap".
"Baiklah kamu boleh pergi"titah dimas datar.
"Baik tuan,saya permisi"ucap anak buahnya segera pergi dari ruang kerja dimas.
Dimas menopang dagunya dengan tangan,dia tampak melamun.
Namun tak lama terdengar suara ketukan pintu.
"Masuk!"ucap dimas.
Nyonya lisa masuk me dalam ruang kerja dimas,lalu dimas menoleh ke arah ibunya.
"Mamah,ada apa?"tanya dimas.
"Aku ingin bicara denganmu dim".
"Apa yang ingin mamah bicarakan?".
"Begini dim, mungkin kamu belum menerima pernikahan kamu dengan bulan.
Tapi asal kamu tau,bulan tidak bersalah atas hal ini.
Mamah minta kamu agar mengubah sikap pada bulan.
Jangan lagi bersikap kasar dan arogan padanya"pinta nyonya lisa.
"Apa mamah sekarang membelanya?".
"Bukan membela dim,bulan gadis yang baik.
Kamu tau kami mengadakan sayembara untuk mencarikan kamu istri, yang mau memberikan keturunan untuk keluarga anggara.
Dari sekian banyak wanita di korea yang mendaftar hanya bulan saja yang mau memenuhi syarat yang mamah ajukan"terang nyonya lisa menatap ke arah putranya.
"Itu karena ia butuh uang mah.
Semua karena uang semata.
Apalagi uang yang mamah berikan tidak sedikit jadi tentu saja tidak ada yang menolak untuk hal itu"jawab dimas ketus.
"Tapi itu karena ia membutuhkan uang untuk membayar hutang keluarganya dim agar rumah peninggalan ayahnya tidak di sita".
Dimas hanya diam dan masih mendengar ucapan ibunya.
"Dimas,mamah mohon bersikap baiklah pada bulan nak.
Kamu bahkan sudah menanam benih di rahim bulan.
Bagaimana kalau bulan saat ini tengah hamil anakmu?.
Tunggulah sampai anak itu lahir karena dalam perjanjian kontrak itu kalian akan bercerai saat bulan memberikan keturunan untuk kita dan dia bisa bebas"terang nyonya lisa.
"Baiklah mah, aku akan menunggu.
Jika bulan tidak hamil jangan halangi aku untuk menceraikannya"sergah dimas.
"Iya nak,kau boleh menceraikan bulan dan mamah tidak akan meminta uang itu kembali.
Karena kamu yang memang tidak ingin meneruskan pernikahan ini bukan bulan yang meminta"ucap nyonya lisa kembali.
"Mamah pulang dulu ya, hari ini papahku sedang tidak enak badan lagi"pamit ibunya sambil mengusap punggung sang putra.
"Apa yang mamah katakan tidak meminta uang itu kembali.
Enak saja, uang sebanyak itu hanya untuk sia-sia saja.
Kalau benih yang gak sengaja itu tidak tumbuh,maka aku akan melakukan cara lain agar berhasil"ucap dimas tersenyum miring.
**Keesokan harinya suara ketukan pintu terdengar cukup keras membuat bulan menggeliat dalam tidurnya.
"Siapa sih pagi-pagi gini udah gedor-gedor pintu kamar orang?"gerutu bulan sambil membuka matanya lalu melirik jam di atas nakas yang sudah menunjukkan waktu delapan pagi.
"Astaga aku bangun kesiangan".
Bulam segera bangkit dari tidurnya lalu berjalan menuju pintu.
"Iya bik sebentar.."mata bulan melebar melihat seorang pria sudah ada di depan pintu kamarnya.
"Ada apa?"tanya bulan ketus.
"Jam berapa ini?.
Apa ini kebiasaan kamu selalu bangun siang"tanya dimas menatap tajam ke arah bulan.
"Tidak juga tapi ini masih cukup pagi.
Aku tidak ingin berdebat denganmu,katakan ada apa kamu ke kamarku?".
"Cepat siapkan air hangat untuk mandi,aku ingin berendam air hangat sekarang"titah dimas.
"Hah,kenapa harus aku bukannya ada suster vita yang biasa membantumu melakukan hal itu.
Kamu bilang aku tidak boleh masuk ke dalam kamarmu.
Apa kamu tidak ingat?"jawab bulan kesal.
"Jangan banyak tanya, cerewet sekali.
Lakukan apa yang aku perintah tadi.
Bukankah kamu ini istriku dan kewajiban untuk merawat ku bukan suster lagi".
Setelah mengucap hal itu dimas segera kembali masuk ke dalam kamarnya.
"Apa dia bilang istriku?.
Apa dia sudah menganggap aku istri?.
Dasar pria aneh!"gerutu bulan.
Gadis itu kemudian pergi ke kamar dimas lalu masuk ke dalam kamar mandi.
Ia kemudian menyiapkan air hangat untuk pria itu mandi.
Bulan keluar dari dalam kamar mandi melihat dimas tengah sibuk dengan ponselnya.
"Air hangatnya sudah aku siapkan"ucap bulan ketus.
"Bagus,sekalian kamu siapkan baju yang akan aku gunakan hari ini.
Hari ini aku ada meeting jadi siapkan pakaian formal untukku"titah dimas lalu pergi ke dalam kamar mandi.
Bulan memutar bola matanya malas,lalu berjalan menuju lemari segera memilih baju untuk dimas.
Setelah mencocokkan kemeja dan jas yang sesuai.
Bulan segera meletakkan di atas ranjang.
Tanpa menunggu dimas selesai, bulan keluar dari kamar itu.
"Aduh perutku rasanya nyeri sekali.
Lebih baik aku segera mandi dan bersiap untuk sarapan".
Setelah mandi dan bersiap bulan segera turun ke bawah menuju ruang makan.
Di ruang makan ternyata ada nyonya lisa yang sedang menunggu.
"Selamat pagi,papah dan mamah"sapa bulan tersenyum.
"Selamat pagi bulan,duduklah ayo kita sarapan bersama".
Bulan melirik kursi di sampingnya terlihat kosong karena biasanya dimas duduk di situ.
"Bulan kenapa melamun?"tanya nyonya lisa membuyarkan lamunannya.
"Oh tidak mah"jawab bulan spontan lalu segera duduk di depan nyonya lisa.
"Bagaimana keadaan kamu bulan,bibi bilang kemarin kamu gak enak badan ya?".
"Iya mah, sepertinya aku hanya masuk angin dan kelelahan saja"jawab bulan lirih.
"Nanti siang dokter monik akan datang untuk memeriksa keadaan kamu.
Apa kamu tidak merasakan tanda-tanda mual atau muntah?".
"Aku kemarin pagi hari muntah mah,tapi aku saat ini sedang datang bulan"jawab bulan meringis.
"Apa jadi kamu menstruasi ya.
Berarti kamu tidak hamil?"tanya nyonya lisa terlihat murung.
Bulan hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Nona,tuan dimas ingin sarapan di kamar dan anda di suruh untuk mengantarkan makanannya"ucap pelayan menghampiri bulan.
"Saya bik?"tanya bulan menunjuk dirinya sendiri.
"Iya nona,tuan sudah menunggu anda di kamarnya"jawab pelayan itu.
"Ya sudah, lebih baik kamu segera siapkan sarapan untuk suami mu lan.
Nanti siang dokter akan datang dan memeriksa keadaan kamu".
"Iya mah"ucap bulan meringis menahan sakit pada perutnya padahal ini datang bulan hari kedua kenapa hanya terdapat flek saja, tidak seperti bulan-bulan sebelumnya biasanya keluar cukup deras.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Kenzi Kenzi
hamidun nohhhhh
2024-04-04
0