Gila Harta

Kini nesa dan anita sudah sampai di hotel tempat ia menginap beberapa selama di korea.

Memang benar apa yang di katakan oleh dimas,biaya untuk pergi ke korea tidak sedikit harus mengurus visa,memesan tiket,booking kamar hotel dan lain-lain.

"Ibu, bagaimana ini bulan pasti tidak akan memberikan uang kita lagi.

Lalu bagaimana dengan biaya kuliahku?"rengek anita.

"Huh berani sekali perempuan itu mengadu pada putrinya.

Kamu diam lah dulu,kepalaku pusing memikirkan hal ini"bentak ibunya.

Anita pun segera menutup mulutnya tak berani membantah ibunya.

"Pasti suami bulan yang kaya itu berusaha untuk melindungi ibu dan adik bulan.

Mereka memiliki uang dan kekuasaan jadi walaupun mereka tinggal di indonesia tak jadi masalah karena memilih banyak koneksi dari orang-orang suruhannya".

"Terus bagaimana lagi bu,aku gak mau hidup miskin lagi.

Semenjak ayah meninggal kita mati-matian untuk membujuk bulan tapi malah berakhir seperti ini"rengek anita kembali.

"Kalau bulan sudah tidak memberikan uang kita lagi,itu artinya kamu harus berhenti kuliah"jawab nesa.

"Tapi bu,aku gak mau berhenti kuliah nanggung tinggal beberapa semester lagi aku sudah wisuda"tolak anita memanyunkan bibirnya.

"Mau bagaimana lagi,biaya kuliah kamu tidak murah nita.

Dapat uang darimana untuk biaya kuliah kamu,kita harus lebih berhemat.

Lebih baik kamu cari kekasih yang kaya agar hidupmu bisa lebih terjamin.

Gunakan kecantikan wajahmu itu untuk menggaet pria kaya dan menghasilkan banyak uang"sarkas nesa.

"Tapi bu,aku..

"Jangan membantah nita,ayolah kamu cantik pasti di luar sana pria kaya mau denganmu.

Dan kalau bisa kamu menikah seperti bulan.

Dia bisa menikah dengan dimas anggara walaupun hanya kontrak dan dia hanya duduk di kursi roda tapi hidupnya terjamin"terang nesa.

"Kenapa bukan ibu saja yang bekerja?.

Kenapa harus aku yang menyuruhku menikah,aku masih ingin menikmati masa mudaku ibu"jawab anita tak menyetujui ucapan sang ibu.

"Kamu tau nita,ibu ini sudah cukup tua mau kerja dimana lagi coba.

Apa ibu harus jadi tukang cuci kayak risma lakukan,tentu saja aku tidak mau.

Karena itu pekerjaan yang cukup menguras tenaga.

Harapan ibu hanya kamu,jadi berusaha untuk mencari pria kaya agar kebutuhan kita bisa terpenuhi"tutur nesa.

"Baiklah bu,besok aku akan mencoba mencari pria kaya di sini kalau tidak dapat ya pria indonesia gak masalah asal kaya"jawab anita tersenyum.

"Bagus,gitu dong baru anak ibu"timpal nesa memeluk putrinya.

"Lebih baik kita keliling kota seoul sebelum besok kita kembali ke indonesia.

Bersiaplah nita dandan yang cantik ya"ajak sang ibu.

**Dimas kini sedang berada di balkon kamarnya,ia merenggangkan otot kakinya.

Pria itu memukul kakinya sendiri yang masih terasa sakit.

"Sialan padahal aku sudah tidak mengkonsumsi obat dari wanita tua itu tapi kenapa kakiku masih sakit.

Aku ingin segera berjalan normal lagi,dan bisa kembali ke perusahaan menggantikan ayahku sebagai pemimpin perusahaan anggara".

Setelah dua tahun kecelakaan itu, perusahaan di jalankan oleh sang ayah namun karena sang ayah sering sakit-sakitan jadi adik dari ayahnya dan sepupunya danu yang ada di perusahaan itu.

Walaupun hanya beberapa langkah dan kakinya masih terasa ngilu tapi dimas pantang menyerah terkadang ia berlatih dengan suster vita.

Selama beberapa saat memikirkan semua akhirnya bulan memutuskan untuk memberitahu soal kehamilannya pada dimas.

Mungkin itu lebih baik karena dimas tadi juga berjanji tidak akan menyuruhnya untuk menggugurkan kandungannya.

Ia makan lebih dulu lalu tak melihat dimas turun untuk makan siang.

"Lebih baik aku bawakan makanan ini ke kamarnya saja.

Sekalian aku akan berbicara kehamilanku"gumam bulan lalu segera menyiapkan makanan yang ia taruh di atas troli.

Setelah makanan siap ia mendorong troli itu ke kamar dimas.

Sudah beberapa kali bulan mengetuk pintu kamar dimas tapi tidak ada jawaban.

Karena pintu tak di kunci,bulan memutuskan untuk masuk ke dalam dan mendorong troli makanan itu.

Namun ia tak menemukan dimas di dalam kamar.

"Mungkin dia ada di balkon?"gumam bulan lalu berjalan menuju balkon kamar.

Pandangan bulan tak lepas dari dimas yang kini sedang berdiri tegap di depan kursi rodanya.

"Dimas"panggil bulan masih berada pada tempatnya berdiri.

Mendengar seseorang memanggil namanya lalu ia menoleh dan matanya membulat melihat bulan ada di sana.

"Sedang apa kamu di sini hah?"bentak dimas yang membuat bulan tersentak.

"Ka-mu bisa berdiri dimas,apa kamu sudah bisa jalan?.

Aduh kepalaku!"rintih bulan merasakan kepalanya berdenyut dan pandangan mulai gelap.

Menyadari bulan akan terjatuh,dimas langsung berlari menangkap tubuh bulan.

Bulan terkulai lemas dan jatuh pingsan dalam dekapan dimas.

"Bulan kamu kenapa?.

Sadar bulan?"ucap dimas menepuk pipi bulan pelan namun gadis itu masih belum membuka matanya.

Dimas menggendong bulan menuju ranjangnya dan membaringkannya perlahan.

Pria itu segera merogoh ponselnya di dalam saku celana dan menelpon dokter monik untuk segera datang memeriksa bulan.

Setelah telepon berakhir ia melihat kursi rodanya masih ada di balkon.

"Aku bisa berjalan sejauh itu"gumamnya lalu berusaha berjalan kembali dan kakinya sudah merasa baikan.

"Akhirnya tanpa obat itu lagi,aku bisa berjalan kembali"ucap dimas girang.

Dimas kembali berjalan menghampiri bulan yang masih pingsan.

Kemudian ia duduk di tepi ranjang tepat di samping gadis itu.

Dimas menatap lekat wajah bulan dari jarak yang cukup dekat.

Namun tiba-tiba pandangan tertuju pada bibir ranum milik bulan.

"Bagaimana rasanya malam itu ya,aku benar-benar tak bisa mengingatnya.

Pasti sangat nikmat apalagi dia masih perawan"batin dimas masih tak mengalihkan pandangannya sedikitpun.

Cukup lama dimas memandangi bibir bulan, hingga suara ketukan pintu seketika membuyarkan lamunannya.

Dimas berdiri dan segera membuka pintu, ternyata dokter monik sudah berdiri di depan pintu kamarnya.

"Dimana bulan,apa dia belum sadar?"tanya dokter monik.

"Belum,masuklah dokter.

Dia ada di dalam"tutur dimas.

Dokter monik tertegun melihat dimas berdiri tanpa kursi roda.

"Dimas kamu sudah bisa berjalan lagi?".

"Iya seperti yang anda lihat, silahkan masuk?".

Dokter monik mengangguk kemudian masuk ke dalam kamar.

"Bagaimana bulan bisa pingsan?".

"Aku tidak tau,yang jelas tadi ia pingsan dan aku segera berdiri dan menangkapnya tadi".

"Syukurlah,berarti syaraf-syaraf pada kakimu sudah berfungsi dengan baik"ucap dokter monik tersenyum.

"Iya, tapi aku minta sama dokter menyembunyikan perihal aku bisa berjalan lagi".

"Kenapa, pasti kedua orang tuamu senang melihat kamu bisa berjalan kembali dengan waktu cukup cepat".

"Tidak dokter,nanti ada saatnya aku memberitahu mereka".

"Baiklah kalau begitu".

"Sekarang periksa bulan saja,mungkin dia masih belum sehat atau ada masalah lain?.

Di bentak sedikit saja langsung pingsan,ckk dasar perempuan lemah"ucap dimas ketus.

"Jangan terlalu kasar padanya dim, mungkin dia kelelahan atau banyak pikiran.

Aku akan memeriksanya dulu".

Dokter monik pun mulai memeriksa bulan,dahinya berkerut seperti ada yang aneh pada bulan.

Tapi ia masih ragu,apa dugaannya benar?.

Terpopuler

Comments

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

berkat bulan.... say tx to bul

2024-04-04

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!