Bulan masuk ke dalam kamarnya tanpa mengunci pintu.
"Ibu bagaimana aku harus bisa bertahan dengan keadaan seperti ini.
Tuan dimas bahkan selalu membentak dan menyakitiku"rintih bulan.
**Di dalam kamar dimas yang kembali teringat tentang tunangannya dulu,lantas menelpon asisten pribadinya.
"Halo rendi".
"Iya halo tuan,ada yang bisa saya lakukan?".
"Bawakan aku sebotol wine, kepalaku sedang pusing".
"Tapi tuan anda sudah lama sekali tidak minum, bagaimana dengan keadaan tuan nanti?"ucap rendi cemas.
"Turuti saja permintaanku rendi,kamu tau keadaanku baik-baik saja.
Bawakan minuman yang aku minta dalam waktu lima menit dan kau harus antar ke kamarku"titah dimas langsung mematikan panggilan itu.
Tak lama terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar dimas.
Pria itu segera bangkit dari ranjang berjalan perlahan ke arah pintu.
Benar dugaannya rendi datang dengan membawa satu botol wine dan gelas kecil yang ia taruh di atas nampan.
"Ini minuman yang anda minta tuan"ujar rendi menunduk sambil menyerahkan nampan yang ia bawa.
"Bagus, terima kasih rendi.
Kamu malam ini boleh pulang karena aku ingin menikmati malam ini sendiri"ujar dimas menerima nampan itu dan langsung menutup pintu kamarnya.
Malam sudah semakin larut dimas sedang asyik menenggak minuman yang sudah sangat lama ia tak rasakan lagi.
"Keisha aku sangat merindukanmu.
Kenapa kamu pergi secepat ini"gumam dimas dalam keadaan setengah sadar.
Di rasa kurang puas dimas lalu menuangkan minuman itu yang tinggal satu gelas lagi.
"Ah kepalaku pusing sekali,tapi aku merasa lapar.
Kenapa badanku rasanya panas?.
Apa di dapur masih ada makanan dan minuman dingin"ucapnya berjalan terseok-seok keluar dari kamarnya.
Sebelum menuruni tangga pandangan dimas terarah pada sebuah kamar yang gelap dengan pintu yang sedikit terbuka.
Dimas yang tengah mabuk berat berjalan menuju kamar itu.
Perlahan ia membuka pintu itu lalu masuk dan menutupnya kembali.
"Ini kamar siapa?"tanya dimas melihat kamar di depannya
Ia tak tau kalau kamar itu adalah kamar bulan.
Lalu ia masuk dan melihat ada seorang yang tengah terlelap memakai daster.
Bulan tak menyadari daster bawahnya tersingkap sehingga terpampang paha mulusnya.
Wanita itu tengah asyik di alam mimpi tak menyadari keberadaan dimas di dalam kamarnya.
"**** pahanya mulus sekali,dasar ****** aku akan memakanmu malam ini berani sekali kamu menggodaku seperti ini"umpat dimas lalu berjalan mendekati ranjang tidur itu.
Tanpa basa basi dimas segera melucuti pakaian gadis itu sehingga membuat bulan terkejut.
"Siapa anda?"teriak bulan keras melihat seseorang di dalam kamarnya yang gelap.
"Diam jangan banyak bicara?"bentak pria itu.
"Tu-an dimas apa yang kamu lakukan di sini?"tanya bulan memundurkan badannya sambil menutupi tubuh polosnya dengan selimut.
"Dasar perempuan murahan,kamu yang memancingku untuk melakukan ini".
Dimas berhasil mengunci pergerakan bulan sehingga bulan tak dapat berkutik lagi.
Aroma alkohol sangat tercium jelas dari mulut pria itu.
"Dimas kamu sedang mabuk".
Tanpa pemanasan lebih dulu dimas melakukan penyatuan dengan bulan tanpa pengaman.
"Tolong jangan lakukan itu,aku mohon?".
Berulang kali bulan mencoba memberontak tapi tubuhnya yang kecil kalah dengan pergerakan pria itu.
Dengan nafas tersengal-sengal dimas berhasil menyembuhkan benihnya di dalam rahim bulan.
Tak hanya sakit di daerah intinya tapi hatinya juga sangat hancur.
Dia bagaikan seorang budak bagi dimas.
Apalagi ini pengalaman pertama dirinya, mahkota yang ia jaga selama ini harus di ambil paksa oleh dimas yang berstatus suaminya itu.
Namun bulan sedih dimas melakukan dengan kasar karena pengaruh minuman yang ia habiskan sebelumnya.
Pria itu langsung terlelap di kamar bulan tanpa mempedulikan keadaan bulan saat ini.
"Ya tuhan rasanya perih sekali".
Bulan merintih berjalan tertatih ke kamar mandi mengguyur tubuhnya di bawah shower.
"Aku wanita kotor,apa yang bisa aku lakukan sekarang.
Kalau aku hamil bagaimana sedangkan pria itu pasti tidak menginginkan kehadiran bayi ini.
Semoga benih yang di buang di dalam perutku tidak akan tumbuh"ucap bulan berjongkok di bawah shower.
Rasa dingin ia abaikan karena perasaannya terlanjur sakit.
Ia bisa memastikan daerah intinya terasa sakit dan pasti lecet.
Walaupun dimas melakukan hanya sekali tapi tanpa pemanasan yang cukup membuatnya terasa menyakitkan.
Apalagi ini pengalaman pertama bagi bulan.
Setelah beberapa saat berada di dalam kamar mandi bulan segera tidur di sebuah sofa kecil di dalam kamar itu.
**Pagi hari nyonya lisa sudah datang berkunjung ke rumah baru dimas.
"Bik,apa bulan dan dimas belum turun?"tanya nyonya lisa kepada asisten rumah tangga di rumah dimas.
"Belum nyonya".
"Ehmm baiklah biar saya yang ke kamar mereka".
Nyonya lisa berjalan menaiki tangga mengetuk pintu kamar dimas yang tak terkunci.
"Loh pintu gak di kunci?"gumamnya.
Wanita itu lantas membuka pintu melihat kamar itu kosong.
"Di mana mereka tidur?"tanya nyonya lisa menutup pintu kembali lalu pandangannya tertuju pada sebuah pintu kamar yang masih tertutup rapat.
Karena penasaran nyonya lisa mengetuk pintu terlebih dulu,tak lama pintu terbuka.
"Selamat pagi bulan,apa kamu tidur di sini dengan dimas?"tanya nyonya lisa.
"Tuan dimas ada di dalam nyonya"jawab bulan menunduk.
"Apa dia belum bangun, dasar pemalas biar aku yang bangunkan".
Nyonya lisa tanpa permisi langsung masuk ke dalam kamar bulan dan mendapati ranjang terlihat berantakan.
Perempuan itu tersenyum melihat sang putra tertidur tanpa mengenakan atasannya.
"Ehmm sepertinya tadi malam kalian melakukan malam pertama ya.
Bagus bulan semoga kamu segera hamil anak dimas"tutur nyonya lisa tersenyum.
"Kamu kenapa apa,apa dimas bermain dengan kasar?"tanyanya lagi melihat bulan yang berjalan tertatih.
Bulan hanya mengangguk tak mungkin ia menceritakan kalau semalam ia di paksa oleh dimas melakukan hal itu.
"Maafkan sikap anak saya bulan, nanti saya akan menyuruh bibi flo untuk membeli salep untukmu".
"Terima kasih nyonya lisa".
"Mulai sekarang kamu tidak perlu memanggilku nyonya tapi cukup panggil mamah sama seperti dimas"terang lisa.
"Baik mah".
"Mamah kenapa ada di sini?"jawab dimas yang baru bangun.
"Oh akhirnya putra kesayangan mamah bangun,ayo kita sarapan kalian pasti lapar karena pertempuran semalam.
Mamah tunggu di ruang makan ya!"ucap nyonya lisa berjalan meninggalkan kamar.
"Apa yang terjadi,malam pertempuran?"gumam dimas kembali mengingat kejadian semalam.
Lalu matanya menangkap noda darah di sprei yang di yakini milik bulan yang lecet.
"Aku khilaf melakukan semalam,aku benar-benar tidak sadar"ucap dimas berjalan memakai pakaiannya kembali.
"Bodoh sekali kamu dimas, bagaimana kalau wanita itu hamil.
Aku tak ingin benihku tumbuh pada wanita yang tak aku cintai sama sekali"ucap dimas mengacak rambutnya kasar.
Bulan tak menjawab apapun ia akan keluar kamar menuju dapur.
"Bulan apa kau tak ingin membantuku untuk turun ke ruang makan?"tanya dimas masih duduk di ranjang.
Bulan paham lalu mengambil kursi roda suaminya membantunya untuk duduk dan mendorongnya menuju lift turun ke ruang makan di lantai bawah.
Wanita itu masih nampak tak nyaman ketika berjalan namun sebisa mungkin ia menahan sakitnya.
Dimas menyadari hal itu,ia cukup terkejut kalau bulan masih segel.
Namun ia tak peduli karena ia lupa akan kenikmatan yang ia rasakan semalam karena pengaruh minuman itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments