Dahi dimas berkerut mendengar ucapan dokter monik,apa yang aneh pada bulan?.
Apa wanita itu sakit parah?.
"Ada apa dokter?"tanya dimas menatap dokter monik.
"Maksud saya aneh,karena tanda-tanda yang di alami oleh bulan seperti orang hamil.
Tapi dia bilang sedang datang bulan kan.
Biar saya memeriksanya dulu"ucap dokter monik.
"Apa dokter akan memeriksanya di sini?"tanya dimas melihat dokter monik akan menyingkap rok bulan kenakan.
"Tentu saja,kenapa?".
"Tidak aku akan keluar dulu kalau begitu?".
"Kenapa keluar?.
Bukankah kamu suaminya, tidak masalah kan kamu melihatnya.
Kalian sudah mukrim,apa kamu takut tergoda?"ucap dokter monik terkekeh.
"Tidak,aku akan mengambil kursi rodaku di balkon"putus dimas lalu berjalan ke arah balkon.
Dokter monik pun mulai menyingkap dan memastikan kebenaran apa bulan benar-benar datang bulan.
"Ternyata dugaanku benar"gumam dokter monik tersenyum tipis.
Tak lama dimas masuk ke dalam kamar itu kembali dengan menggunakan kursi rodanya.
"Apa kamu sudah memeriksanya dokter?"tanya dimas.
"Sudah dan bulan tidak datang bulan.
Saya yakin dia saat ini sedang hamil,tapi kenapa bulan harus berbohong kalau dia sedang datang bulan?"gumam dokter monik lirih.
"Jadi bulan hamil?"tanya dimas memastikan dan di jawab anggukan oleh dokter monik.
"Berani sekali dia membohongiku,dasar rubah kecil"ucap dimas geram.
"Bulan pasti punya alasan kenapa dia berbohong.
Aku akan meresepkan vitamin untuknya.
Nanti kamu beli saja resep obat ini di apotek.
Saya permisi dulu".
Setelah memberi resep vitamin dokter monik pamit pergi,lalu dimas menatap tajam ke arah bulan yang masih memejamkan matanya.
"Kurang ajar sekali,kenapa bisa-bisanya kamu berbohong?.
Apa kau sengaja agar bisa membawa lari anakku dan kamu menyetujui untuk bercerai denganku"gumam dimas mengepalkan kedua tangannya.
**Langkah kaki jenjang memasuki sebuah club hiburan malam di kota seoul.
Kristina berjalan dengan anggun menuju meja bertender,dan kemudian ia memesan wine terbaik di club itu.
"Berikan aku wine"pinta kristina pada bertender.
Seorang pria bertender itu mengangguk dan tersenyum tipis.
Lalu memberikan segelas wine pada kristina dan ia segera menikmatinya.
Tanpa kristina sadari ada sepasang mata yang terus menatapnya semenjak ia memasuki club itu.
"Ada apa?.
Kenapa kamu bengong dari tadi lihat?"tanya rendi pada antony temannya.
"Lihatlah wanita itu, cantik bukan?"jawab antony menunjuk ke arah kristina.
Rendi pun mengikuti arah pandang temannya itu dengan mata sedikit menyipit.
Nampak seorang wanita sedang duduk sendiri di depan meja bertender.
"Sepertinya wanita itu tidak asing?"gumam rendi.
"Apa kamu mengenalnya?"tanya antony penasaran.
"Entahlah aku seperti pernah bertemu dengan wanita itu,tapi lupa dimana?"ujar rendi masih mencoba mengingatnya.
"Baiklah aku akan mengajaknya berkenalan?"ucap antony berjalan meninggalkan sahabatnya itu.
Rendi menggelengkan kepalanya melihat sikap sahabatnya itu tapi memang tak heran karena antony adalah seorang playboy dan tak cukup hanya dengan satu wanita saja.
"Hai selamat malam,boleh aku duduk di sini?"tanya antony pada kristina.
"Hmm duduk saja, masih banyak kursi kosong di situ"jawab kristina sambil menyesap wine dan melirik sekilas ke arah antony.
"Berikan aku minuman terbaik di sini?"titah antony pada bertender.
"Kamu sendirian saja?"tanya antony memulai aksinya.
"Hmm apa kamu lihat aku bersama orang lain?"jawab kristina ketus.
"Oh kamu benar,aku hanya memastikan saja.
Bolehkan aku menemanimu minum dan mengobrol di sini?"tanya antony tersenyum.
"Tentu saja".
"Ah aku sampai lupa belum berkenalan.
Nama ku antony"ucap pria itu sambil mengulurkan tangannya di depan kristina.
"Nama ku kristina"jawabnya sambil membalas uluran tangan antony.
Kristina tersenyum lalu melihat penampilan pria yang sedang duduk di sampingnya saat ini dari atas sampai bawah.
"Lumayan,sepertinya dia pria kaya?"batin kristina tersenyum smirk.
Melihat penampilan antony yang terlihat keren dan berkelas.
Ia yakin kalau pria itu adalah orang kaya.
Terbukti dari barang-barang yang di pakai oleh pria itu adalah merek ternama dan terkenal.
"Kenapa wanita secantik dirimu keluar sendirian?.
Dimana kekasihmu nona kristina?"tanya antony.
"Aku single"jawab kristina singkat.
"Wah kebetulan sekali,aku juga single"timpal antony tersenyum manis.
"Benarkah, tapi aku tidak yakin anda pria single?"jawab kristina tersenyum miring.
"Kenapa tidak yakin,apa kamu menganggap aku sudah menikah padahal aku masih lajang".
"Ehmm tidak aku hanya bercanda saja tadi"ucapnya sambil tertawa kecil.
Rendi yang melihat dari kejauhan interaksi antara sahabatnya dan wanita itu hanya terkekeh.
Ia akui antony sangat pandai menggoda wanita.
"Ckk dasar playboy, sepertinya dia mendapatkan mangsa baru"gumamnya sambil meneguk wine di gelasnya.
Terdengar suara panggilan dari ponselnya lalu pria itu segera merogoh ponselnya pada saku celananya.
Tertera nama bosnya,lalu dengan segera ia mengangkat panggilan itu.
"Halo tuan".
"Kamu dimana sekarang?.
Kenapa berisik sekali?"protes dimas.
"Maaf tuan saya sedang ada di club menemani teman saya minum"jawab rendi.
"Besok tolong bawakan aku laporan proyek yang sedang di kerjakan ayahku di new york".
"Baik tuan".
"Besok jam sembilan pagi laporan itu harus ada di meja kerjaku!"titah dimas.
"Siap tuan".
"Ya sudah selamat bersenang-senang"ucap dimas lalu mematikan panggilan itu.
Rendi menghela nafas panjangnya setelah panggilan itu selesai.
Lalu ia memutuskan untuk segera pulang lebih dulu tanpa menunggu antony yang sedang asyik berbincang dengan kristina.
Karena tugas yang di berikan oleh dimas akan segera siapkan malam ini juga.
Kalau sampai besok pagi berkas itu di atas meja kerja dimas bisa kena amuk dan di pecat dari pekerjaannya.
**Dimas meletakkan ponselnya di atas nakas lalu ia melirik ke arah bulan yang masih belum sadarkan diri sampai saat ini.
"Kenapa dia belum membuka matanya, sudah hampir lima jam ia pingsan"gumam dimas melirik jam di tangannya menunjukkan pukul delapan malam.
Mata dimas terasa berat lalu ia naik di atas ranjang berbaring di samping bulan.
Pria itu kemudian memejamkan matanya dan cepat tertidur pulas.
Tepat pukul sepuluh malam,bulan terbangun dari pingsannya.
"Aduh kepalaku sakit sekali"rintih bulan memegang kepalanya.
Ia menerjapkan matanya dan menyadari dirinya ada di kamar dimas.
Lalu ia menoleh ke arah samping melihat dimas sudah terlelap di sampingnya.
Bulan melirik ke arah jam dinding ternyata sudah pukul sepuluh malam.
"Berarti aku pingsan sudah lama sekali"gumam bulan.
Kruk kruk..
Terdengar suara perut bulan yang cukup nyaring,untung saja dimas sudah tidur.
"Aduh perutku lapar sekali,aku baru ingat sejak siang belum makan apapun"lirih bulan mengelus perutnya sendiri.
Bulan segera bangkit dari ranjang dan berjalan menuju dapur.
Dimas membuka matanya saat mengetahui bulan keluar dari dalam kamarnya.
Sesampainya di dapur bulan menyalakan lampu kemudian menuju kulkas.
Bulan mengambil susu dan menuangkannya di dalam gelas.
Ia mengambil pisang dan beberapa lembar roti tawar kemudian mengoleskan selai di atasnya.
Bulan mulai memakan roti selai itu dengan segelas susu di tangannya.
Namun pundaknya di tepuk oleh seseorang yang membuatnya kaget.
"Akkkhhh"teriak bulan.
Bulan lalu berbalik lalu tak sengaja menyiram susu yang ada di tangannya pada orang itu.
Matanya membulat saat orang itu basah kuyup akibat siraman susu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments