Setelah kejadian itu, hari-hari kembali berlalu seperti sebelumnya. Ros yang malang masih bertahan meski harapannya sudah pupus. Cinta yang ia harapkan, tidak sedikitpun berbalas.
Pengorbanan yang ia berikan di rumah ini, tidak dihargai sedikitpun. Si mertua malah terus membicarakan perempuan yang menjadi cinta dalam hati putranya tanpa memikirkan sedikitpun perasaan Roslin.
Bukan hanya itu, si perempuan pula malah sering datang ke rumah ini setelah kedatangan pertamanya bersama Dewa. Hubungan antara mertua Ros dengan perempuan itupun makin terlihat akrab satu sama lain.
Sejujurnya, Ros merasa sedikit iri akan perempuan itu. Dia yang baru datang saja bisa akrab dengan mama Dewa. Sementara diri Ros yang sudah lama berada di rumah ini, melakukan segala hal tanpa lelah, malah tidak dianggap ada sama sekali.
Namun, perempuan yang bernama Evaliana itu tidaklah sebaik yang Dewa katakan. Pujian yang Dewa berikan untuk perempuan tersebut sangat tidak nyata. Karena sebenarnya, perempuan itu tak lebih baik dari pada serigala berbulu domba. Baik hanya di depan Dewa saja. Sementara saat bersama Ros, perempuan itu malah terus menyudutkan Ros dengan berbagai cara.
Bukan hanya menyudutkan, tapi juga memfitnah Ros dengan lihai. Seperti beberapa hari yang lalu. Eva yang licik malah membuat drama seolah-olah Ros sudah mendorongnya hingga terjatuh. Karena ulahnya itu, Ros malah di marah habis-habisan oleh Dewa dan mama mertuanya.
Ros yang benar-benar malang tidak bisa membela dirinya sendiri. Karena semua penjelasan yang ia katakan, tidak sedikitpun di dengar oleh semua orang. Karena itu, Ros dengan putus asa membiarkan saja apa yang ingin mereka katakan tanpa melakukan apapun. Karena melakukan apapun, juga tidak berguna.
Sudah terlalu berat beban yang Ros rasakan. Harapan juga sudah tidak tersisa lagi. Karena itu, Ros berpikir untuk mengakhiri pernikahan yang tidak bisa sedikitpun memberikan ia kebahagiaan. Karena bertahan, juga tidak ada gunanya.
Ketika bertahan tidak berguna, maka keputusan terbaik adalah pergi. Karena itu, selama beberapa hari, Ros memikirkan keputusan yang telah ia ambil. Dan saat ini, dia pun sudah membulatkan tekat untuk pergi meninggalkan Dewa dan semua kisah cintanya yang tragis.
Namun, siapa sangka jika keputusan yang ia ambil tidak semulus yang ia harapkan. Baru juga dirinya berniat untuk membicarakan soal perceraian dengan suaminya, dia malah terjerumus ke dalam masalah yang lebih besar lagi.
"Aku tidak akan melakukan apa yang kamu minta, Mas! Setitik pun tidak akan rela diriku memberikan darah ini untuk perempuan itu."
Begitulah perlawanan Ros terhadap Dewa yang menginginkan Ros untuk menjadi pendonor darah buat Eva, kekasih tersayangnya itu. Dikabarkan bahwa Ros dan Eva punya golongan darah yang sama. Darah langka yang mungkin sulit untuk di dapatkan. Karena itu, Dewa bersikeras memaksa Ros untuk mendonorkan darah untuk Eva agar kekasihnya bisa selamat dari maut.
Ya. Katanya, Eva punya penyakit aneh. Selama beberapa tahun, dia menghindari Dewa hanya karena penyakitnya itu. Tapi tanpa sengaja, Dewa mengetahui kalau Eva mengindap penyakit. Dan Dewa pun bersikeras meyakinkan Eva kalau dia tidak akan pernah keberatan dengan kekurangan yang sang kekasih miliki. Karena itu, akhir-akhir ini mereka bersama kembali.
Namun saat ini, Eva malah jatuh sakit kembali. Penyebabnya adalah, karena dia tak sengaja jatuh dari tangga. Dan karena cedera itu, dia langsung membutuhkan darah dalam waktu dekat.
"Tidak ada yang bisa kamu lakukan selain memberikan darahmu secara sukarela, Roslin. Karena jika kamu menolak, aku akan memaksa kamu memberikan darah itu bagaimanapun caranya."
"Kamu tidak bisa melakukan itu padaku, Mas Dewa!"
"Kenapa tidak bisa? Bagiku, keselamatan Eva adalah segalanya."
"Bajingan. Aku ini istrimu, Mas. Setelah semua yang aku lakukan untuk kamu juga untuk keluargamu, kenapa tidak sedikitpun kamu bisa mengganggap aku ini sebagai istri, hah?"
"Jika kamu ingin aku anggap sebagai istri, maka lalukan apa yang aku katakan. Donor kan darahmu untuk Eva. Jangan buat aku semakin kesal, Roslin."
Ros tak habis pikir. Hatinya yang luka, kini semakin terasa perihnya. Sudah luka, malah disiram lagi dengan air garam. Sungguh luar biasa rasanya.
Setelah sama-sama terdiam selama beberapa saat, Ros pun angkat bicara. "Mari bercerai, mas Dewa. Dengan begitu, aku tidak akan mengganggu hidup kamu lagi. Dan aku pun tak perlu menjadi pengemis cinta dari suamiku sendiri."
Ucapan Ros barusan membuat Dewa merasa sangat kaget. Seketika, dia merasa hatinya mendadak kosong. Tapi, itu hanya buat sesaat saja. Karena detik berikutnya, wajah Eva yang sedang kesakitan pun mengisi penuh ingatan Dewa kembali.
Dengan tatapan tajam penuh dengan amarah, Dewa langsung menoleh ke arah di mana Ros saat ini sedang berdiri. Lalu, dia beranjak dengan langkah besar untuk mendekati Ros. Setelah tiba di depan Ros, dia cengkram tangan Ros dengan erat.
"Kita akan bercerai setelah kamu memberikan darah mu buat Eva. Karena aku tidak akan membiarkan kamu kabur tanpa menyelamatkan orang yang paling berharga dalam hidupku."
Kata-kata yang bagaikan pedang itu membuat jantung Roslin seakan berhenti berdetak. Tidak hanya itu saja, belum sempat Ros bernapas dengan baik, Dewa malah langsung menyeret tangannya untuk meninggalkan rumah.
"Tidak! Aku tidak mau pergi! Lepaskan aku, mas!" Ros terus berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Dewa. Tapi sayang, cengkraman itu seperti sudah terkunci. Bahkan, tenaga pria Dewa tidak mampu Ros lawan saat ini. Karena tubuhnya yang kurus itu, bukanlah tandingan Dewa yang kekar.
Tidak mampu melawan dengan tenaga, Ros pun berusaha melawan dengan kata-kata. Ia memelas agar Dewa melepaskannya. Mengatakan semua ketulusan dengan suara yang mengiba.
Tapi malang, Dewa sepertinya bukan manusia lagi saat ini. Tidak sedikitpun ia merasa tergerak untuk mendengarkan apa yang Ros katakan. Perempuan yang sudah menemani hidupnya selama beberapa tahun terakhir dengan semua ketulusan.
Dewa terus melakukan apa yang ingin ia lakukan. Membawa Ros masuk ke dalam mobil, lalu meminta pak sopir untuk menjalankan mobil tersebut menuju rumah sakit, tempat di mana Eva sedang di rawat saat ini.
Beberapa saat kemudian, mereka pun tiba ke rumah sakit yang ingin mereka tuju. Ros lagi-lagi di seret dengan paksa oleh Dewa untuk masuk ke dalam. Hingga akhirnya, mereka tiba di tempat pengambilan darah.
"Lepaskan aku! Aku tidak ingin memberikan setitik pun darahku untuk perempuan itu!" Ros berkata dengan nada tinggi sambil memberontak, melawan para petugas.
Para petugas pun terlihat enggan untuk melakukan pengambilan darah. Tapi Dewa tetap memaksa mereka melakukan tugas mereka dengan baik.
"Cepat ambil darahnya! Dia gak akan mati jika hanya kalian ambil darah, bukan? Sebaliknya, kekasihku akan meninggalkan jika kalian tidak melakukan tugas kalian dengan baik."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Rahma Inayah
suami gk pny hati .nnt klu sdh tau sifat asli evalina km akn menyesl sdh mlh dia ketimbng ros
2023-06-17
3
Patrick Khan
.nama nya dewa..tp kelakuan tidak seperti dewa.....maaf kak emosi q 😌
2023-06-16
2
Yayah
ada yah laki² ga punya otak kaya gitu
tinggalin aja udah Ros
2023-06-16
3