*Episode 18

Setelah kepergian mata-mata tersebut, Ros pun langsung membuka amplop yang ada di tangannya dengan cepat. Lagi-lagi, ia merasa puas atas kerjaan itu.

"Tidak bisa aku bayangkan bagaimana reaksi mamanya mas Dewa saat tahu calon menantunya hanyalah seorang pembohong. Karena sebelumnya, dia begitu membanggakan perempuan itu."

Ros pun langsung teringat akan masa lalu ketika ia masih berstatus istrinya Dewa. Ketika itu, mama mertuanya begitu membanggakan Eva. Bahkan di depan para ibu-ibu komplek yang terlihat tidak nyaman dengan perempuan yang Dewa bawa ke rumah. Karena ibu-ibu itu tahu, Dewa masih punya istri sah di rumahnya.

"Apa salahnya menikah untuk yang kedua kali? Bukannya pria itu boleh punya istri dua? Ah, lagian, calon menantu aku yang ini datang dari keluarga terhormat, ibuk-ibuk. Dia yang pantas bersanding dengan Dewa anakku yang punya kerjaan bagus."

Begitulah pujiannya untuk Eva yang tak memikirkan apa tanggapan para tetangga. Bahkan, mama Dewa saat itu langsung mengatakan kalau para tetangganya itu hanya iri padanya karena dia punya calon menantu anak orang kaya.

Pujiannya untuk Eva pun semakin besar lagi dan lagi setiap harinya. Seakan, Ros tidak terlihat sedikitpun saat itu. Semua yang Ros kerjakan tidak pernah ia anggap baik.

Kini, Ros pun langsung melepas napas lega. Karena semua itu sudah berlalu. Dan kenyataan besar pun sudah ia ketahui sekarang. Dengan kenyataan itu, ia akan melihat bagaimana ekspresi terlukanya sang mantan mertua yang tidak punya hati.

"Baiklah, nikmati masa bahagia kalian sedikit saja lagi. Aku akan menunggu sampai kalian menikah, baru aku buka kedok baik wanita itu."

....

Beberapa hari berlalu, Ros terus menerima kiriman buket bunga mawar putih entah dari siapa. Ya, mawar putih dulunya adalah mawar kesukaan Ros. Tapi sekarang, dia sangat membenci bunga itu. Entah karena apa, dia tidak suka lagi bunga mawar putih yang dulunya selalu ia inginkan dari Dewa.

"Siapa lagi yang mengirim bunga ini?" Ros berucap sambil melihat buket yang ada di atas mejanya. Sayangnya, Ros hanya melihat, tapi tidak menyentuh bunga itu sedikitpun.

"Tidak tahu, nona. Kurir yang mengirim bunga tidak mengatakan siapa pengirimnya. Hanya meminta kamu menerima, lalu memberikan pada nona. Itu saja."

"Baiklah. Buang bunganya!"

"Lho, tapi nona .... "

"Aku tidak suka mawar putih. Dan lagi, tidak tahu siapa pengirimnya. Jadi, tidak boleh di terima. Lain kali, jika tidak ada nama pengirim, tolak saja. Aku tidak suka ada yang mengirim barang secara diam-diam."

"Baik, nona. Saya paham. Saya juga akan mengatakan apa yang nona katakan pada yang lain. Dengan begitu, jika saya tidak ada di tempat yang lain juga bisa menolak kiriman tanpa nama ini nantinya."

"Hm."

"Saya permisi sekarang, nona."

"Ya, silahkan."

Begitulah mood pagi Ros yang akhir-akhir ini dirusak oleh sebuah buket mawar yang tidak ia harapkan. Sebenarnya, buket itu tidak salah. Namun, saat melihat mawar putih, Ros malah langsung teringat akan masa lalunya yang kelam.

"Siapa yang sudah mengirim bunga itu? Kenapa bunga itu datang di saat aku tidak menginginkannya? Sungguh menyedihkan."

Ros pun melepas napas secara kasar. Dia sandarkan punggungnya ke sandaran kursi yang ia duduki.

"Hah .... Kenapa takdir seperti ini? Seolah sedang mempermainkan aku saja. Saat aku begitu menginginkan hal itu, aku sama sekali tidak bisa mendapatkannya. Tapi ketika aku sudah membenci hal tersebut, hal itu malah datang begitu saja."

Ros pun langsung menutup mata rapat-rapat. Berusaha menyingkirkan semua pikiran buruk yang sedang menguasai pikirannya. Dia ingin segera keluar dari bayangan masa lalu yang suram. Karena itu, dia membenci mawar putih yang tidak berdosa.

...

Waktu makan siang, Ros memilih mendatangi restoran yang agak sedikit jauh dari kantornya. Selain sudah bosan dengan makanan restoran yang dekat dengan kantor, Ros juga ingin mengubah suasana. Karena sebelumnya, suasana hati Ros sedang tidak karuan.

Saat ia keluar dari ruangannya, Ros sempat mendengar gosip soal Dewa dan tunangannya yang sedang menunda pernikahan. Entah karena alasan apa, tapi pernikahan yang akan di langsungkan dalam beberapa hari malah Dewa tunda menjadi beberapa minggu ke depan.

Ros sebenarnya tidak ingin memikirkan hal tersebut. Tapi entah kenapa, pikirannya malah terlalu jahat dengan dirinya sendiri. Malah terus saja terpikirkan soal alasan Dewa menunda pernikahan itu.

'Apa mas Dewa menunda pernikahan karena perkataan aku waktu itu? Ah, peduli apa aku dengan penundaan pernikahan mereka? Lagian, tidak akan pernah juga dia mau menunda pernikahannya hanya karena aku. Kenapa aku mendadak jadi percaya diri begini sih?' Ros malah sibuk bicara dalam hati.

'Ah, iya. Masalahnya bukan soal hati sebenarnya. Tapi, jika ia menunda pernikahan terlalu lama, maka aku juga akan terlalu lama baru bisa membalas dendam padanya. Dasar menyebalkan,' kata Ros lagi sambil memperlihatkan wajah kesal.

Yah, sejujurnya, Ros memang tidak merasakan rasa kesal atas pernikahan Dewa sedikitpun. Karena rasa cinta yang dia punya untuk Dewa sudah lama musnah. Sudah hancur sejak Dewa membawa Eva kembali ke rumah.

"Nona baik-baik saja?" Pertanyaan si sopir seperti ledakan petasan buat Roslin. Dia kaget seketika.

"Ah, ha ha ... iya, pak. Aku ... baik-baik saja. Tidak ada masalah kok." Ros berucap sambil nyengir kuda.

"Oh, syukurlah kalau nona baik-baik saja. Karena sebelumnya, nona terlihat tidak baik-baik saja."

"Ah, bapak ini bisa saja. Aku baik kok, pak. Sangat baik malahan. Kenapa bapak bisa berkesimpulan kalau aku sedang tidak baik-baik saja?"

"Ya karena nona terlihat sedang cemas tadi. Sedangkan sekarang, nona malah terlihat sedang sibuk sendiri. Oh iya, kita mau ke restoran ini kan, nona? Kita sudah sampai sejak tiga menit yang lalu, nona."

"Hah?" Ros pun langsung menoleh ke arah samping. "Iy-- iya. Kita mau ke sini."

Seketika, Ros baru sadar akan apa yang si sopir katakan. Ternyata, mereka sudah tiba di restoran yang ingin Ros tuju sejak tadi. Mobil sudah pun berhenti, tapi Ros malah sibuk sendiri dengan apa yang ia pikirkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!