*Episode 5

"Ros, jangan ragukan niat baikku. Ingatlah satu hal! Kalau kita tidak akan bertemu jika Tuhan tidak mengizinkan pertemuan ini terjadi. Sementara itu, pertemuan kita ini terjadi karena kita memang sudah ditakdirkan untuk saling mengenal satu sama lain. Jadi, terimalah tawaranku, Ros. Tinggallah bersamaku sampai aku tidak ada lagi di dunia ini kelak."

Ucapan itu membuat Ros tidak bisa menolak. Hingga pada akhirnya, tanpa ada rasa berat hati sedikitpun, Ros langsung menerima tawaran itu dengan rasa bahagia.

"Baiklah. Aku akan terima tawaran oma Rita ini. Aku akan tinggal bersama oma Rita sekarang."

Begitulah jawaban Ros yang langsung membuat oma Rita bahagia. Sementara di sisi lain, Eva yang sudah membaik dari sakitnya langsung menanyakan prihal Ros pada Dewa.

"Kak Dewa, aku dengar ... istrimu yang sudah mendonorkan darahnya buat aku. Apa benar itu, kak?" Eva berucap dengan nada pelan. Wajahnya pun terlihat sangat bersalah akan apa yang sudah terjadi sebelumnya.

Sementara Dewa yang mendapat pertanyaan dari perempuan yang ia cintai dengan wajah bersalah, tentu saja langsung ingin menghibur kekasihnya itu. Dengan cepat, ia sentuh tangan Eva yang kini sedang ada di atas kedua paha.

"Va, jangan merasa bersalah seperti itu. Ros juga mendonorkan darahnya dengan suka rela kok."

"Benarkah? Tapi ... aku dengar dari salah satu suster yang merawat ku, pendonornya tidak rela memberikan darahnya buat aku."

Kali ini, bukan hanya rasa bersalah yang Eva perlihatkan, kesedihan juga penyesalan pun ia curahkan pada Dewa. Mata yang berkaca-kaca seakan sangat ingin menjatuhkan air mata, juga tak luput dari pandangan Dewa. Hal itu tentu saja membuat Dewa merasa semakin tidak tega.

"Sayang. Ya Tuhan ... jangan mendengarkan apa yang orang katakan dengan sepenuh hati. Karena apa yang orang katakan itu belum tentu benar, Eva."

"Tapi, kak .... "

"Eva, dengarkan aku yah .... Awalnya, Ros memang merasa tidak terima saat aku meminta ia untuk mendonorkan darahnya buat kamu. Tapi, karena hanya dia yang punya golongan darah yang sama persis dengan darahmu, maka aku melakukan segala cara agar Ros mau mendonorkan darah itu."

"Dan ... sebagai gantinya, ia menginginkan kebebasan." Dewa mengucapkan kata itu dengan suara pelan. Entah mengapa, sepertinya ada rasa berat saat Dewa mengatakan kata-kata itu.

"Kebebasan?" Eva tahu apa yang Dewa katakan sebenarnya. Namun, dia yang sedang bertingkah polos itu tentu akan tetap mempertahankan kepolosannya saat bersama Dewa.

Sementara Dewa yang tidak tahu apa-apa, langsung menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. "Aku dan Ros sudah bercerai. Dia bukan lagi istriku sekarang. Dan saat ini, aku sudah kembali sendiri. Ah, maksudnya, aku sudah kembali menjadi pria milik Evalina seorang."

Dewa pun langsung menarik Eva ke dalam pelukannya. Entah mengapa, tiba-tiba ia ingat akan perkataan suster sebelumnya. Dan, mendadak hatinya merasa tidak nyaman juga gelisah.

"Pasien yang ada di kamar Melati dua belas sudah tidak ada di tempatnya lagi, mas. Pasien sudah pergi entah ke mana. Saya sudah mencoba mencari keberadaannya. Tapi tetap tidak bisa menemukan pasien tersebut."

"Sebenarnya, ini sangat bahaya untuk si pasien, Mas. Dia masih belum boleh meninggalkan tempat tidur, apalagi meninggalkan rumah sakit. Karena dia baru saja kehilangan cukup banyak darah. Maka dia masih butuh perawatan medis."

Begitulah penjelasan si suster yang membuat Dewa terus terpikirkan akan keadaan Roslin. Entah kenapa, pikiran akan keberadaan Ros malah terus menghantui Dewa. Meskipun sebenarnya, dia sangat tidak ingin pikiran itu terus muncul.

'Sial. Kenapa aku malah memikirkan dia saat bersama Eva? Pikiran semacam apa ini yang muncul dalam benakku? Apa karena dia pergi tanpa meminta izin aku terlebih dahulu? Atau ... agh! Persetan dengan semua itu. Yang jelas, aku harus menyingkirkan dia dari ingatan ini. Yang harus aku ingat hanyalah Eva saja. Karena dia adalah orang yang aku cintai saat ini, esok, dan nanti.' Dewa berkata dalam hati sambil terus membelai rambut Eva dengan lembut.

....

Hasil penyelidikan tentang Ros yang Rita inginkan, kini telah pun ia dapatkan. Rita begitu terkejut dengan semua masa lalu Ros yang sangat amat malang. Tanpa sengaja, air mata pun jatuh mengalir perlahan ketika Rita membaca hasil penyelidikan tersebut.

"Kasihan sekali dia. Ternyata selama ini, dia melalui banyak kesulitan sendirian. Nasib yang ia terima sangat malang."

"Iya, nyonya. Dia adalah perempuan tangguh yang sesungguhnya. Meskipun menjalani hidup yang pahit, di perlakukan secara tidak adik oleh orang-orang disekitarnya, tapi dia tetap teguh menjalani hidup. Dia perempuan yang luar biasa." Jaka pun tak bisa untuk tidak memuji Ros dengan semua kekaguman yang dia rasakan. Karena memang, menurut Jaka, Ros pantas untuk dipuji dengan setulus hati.

"Ya. Dia perempuan tangguh yang luar biasa. Jaka. Mulai dari sekarang, dia adalah anggota keluargaku. Dengan kata lain, dia adalah majikan mu. Pewaris satu-satunya keluarga Muroja. Untuk itu, persiapkan dia agar layak untuk menjadi pewaris yang sesungguhnya."

"Lakukan tugas yang aku berikan mulai dari sekarang. Tiga bulan kemudian, aku akan memperkenalkan dia sebagai cucuku kepada semua orang. Aku ingin dia sudah sangat layak saat aku perkenalkan nanti, Jaka. Kamu mengerti apa yang aku katakan, bukan?"

"Siap, Nyonya. Aku mengerti apa yang nyonya katakan barusan. Karena itu, nyonya tenang saja. Aku akan melakukan tugas yang nyonya berikan dengan sangat baik." Jaka menjawab dengan penuh semangat.

"Terima kasih banyak, Jaka."

Pria yang mungkin baru berusia tiga puluhan tahun itupun hanya tersenyum kecil saja. Ya, Jaka adalah sopir sekaligus asisten kepercayaan Rita. Dia sudah berada di sekitar Rita sejak ia berusia remaja. Karena itu, dia sangat dekat dengan Rita. Bukan seperti orang suruhan dengan majikan mereka. Melainkan, sudah seperti keluarga yang sangat dekat.

Usai dari pembahasan itu, Rita pun langsung menemui Ros untuk bicara. Awalnya, Ros menolak mentah permintaan Rita yang ingin menjadikan ia sebagai pewaris kekayaan Rita yang terbilang sangat banyak.

Namun, Rita lagi-lagi berhasil membujuk Ros untuk menerima. Karena dendam dan keinginan untuk membalas semua perlakukan mereka yang jahat padanya, Ros pun akhirnya menerima permintaan Rita dengan senang hati.

Dengan berbekal kan tekad dan keinginan yang kuat, Ros pun belajar dengan giat. Ia siap mempelajari semua tentang perusahaan. Dan tak lupa, dia juga mempelajari dengan baik bagaimana agar bisa menjadi nona muda keluarga ternama.

Begitulah usaha Ros tak pernah lelah melakukan semua yang Jaka dan guru yang mengajarinya katakan. Berkat kepintaran dan kerja kerasnya, Ros pun berhasil melewati pelajaran yang diberikan dengan baik.

Terpopuler

Comments

Wisteria

Wisteria

awas aja Sampek balikan sama si kutu kupret

2024-07-15

0

Mis Nenih

Mis Nenih

ceritanya menarik,memicu adrenalin

2024-04-19

0

Rahma Inayah

Rahma Inayah

suatu saat jika ktm sang mntn suami dia akn kaget

2023-06-17

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!