Mawar Putih Berubah Merah

Mawar Putih Berubah Merah

*Episode 1

"Dasar perempuan tidak tahu diri! Beraninya kamu keluyuran gak jelas di luar sana tanpa memikirkan rumah. Enak sekali hidupmu. Sudah numpang, tidak tahu malu lagi."

Begitulah sambutan sang mertua ketika Roslin terlambat pulang ke rumah jika ia pergi keluar. Padahal, dia pergi juga bukan tanpa ada sebab. Melainkan, karena di mintai membeli sesuatu atau mengurus sesuatu untuk kepentingan rumah itu juga.

Dua tahun usia pernikahannya dengan sang suami. Ros sama sekali tidak mendapatkan kebahagiaan. Malahan, yang dia dapatkan hanya penderitaan lagi dan lagi.

Diperlakukan tidak layak sebagai menantu sekaligus istri, Roslin masih berharap jika sang suami akan sadar kalau dirinya sangat mencintai suaminya itu. Tapi malang, sudah dua tahun waktu berlalu. Jangankan sadar, sikap acuh suaminya malah semakin menjadi-jadi.

Karena sikap acuh dari suaminya itu, si mertua yang sudah dasarnya tidak suka akan Ros sejak awal pernikahan, semakin bertindak semena-mena. Tidak hanya memperlakukan Ros sebagai pembantu dalam keluarga, dia bahkan memperlakukan Ros tanpa sedikitpun perasaan. Dia anggap, Ros seperti boneka yang tidak punya sedikitpun makna.

Ros yang malang hanya bisa diam saja saat diperlakukan tidak baik oleh semua orang. Karena dia berpikir, suatu hari nanti, kesabarannya akan berbuah baik. Mereka semua akan menyayangi dirinya layaknya keluarga yang sesungguhnya.

"Maafkan aku, Ma. Pergi dengan jalan kaki memang menghabiskan waktu lama. Karena tempat yang aku tuju itu sangat jauh. Mama tidak memberikan aku ongkos untuk naik angkot atau kendaraan umum lainnya."

"Lancang! Berani sekali kamu menjawab apa yang aku katakan. Kamu pikir kamu siapa, hah? Perempuan hina yang tiba-tiba menempel jadi benalu dalam keluarga kami. Ah! Entah dosa apa yang sudah aku perbuat sehingga putraku bisa menikah dengan perempuan hina seperti kamu."

Ucapan itu memang sangat menyakitkan buat Ros. Namun, dia memilih untuk diam saja sekarang. Karena jika ia menjawab, maka mungkin tidak hanya sakit hati yang akan ia dapatkan. Melainkan, sakit fisik juga.

Lelah secara fisik, Ros masih bisa bertahan dan tidak menganggap akan hal itu terlalu berarti. Namun, lelah secara batin, hal itu yang membuatnya semakin tidak kuat lagi saat ini.

Selain semua pekerjaan rumah yang ia kerjakan layaknya pembantu. Makan yang ia terima juga tidaklah baik. Karena dia hanya diberikan makanan sisa setelah keluarga suaminya selesai makan.

Jika ia mengadu pada suaminya, maka tanggapan suaminya akan sangat membuat dia semakin merasa sakit lagi.

"Kamu yang ingin menikah dengan aku, bukan? Lalu, kenapa sekarang kamu mengeluh."

Kata-kata yang sangat tidak ingin Ros ingat. Tapi terus saja terpikir dalam benaknya. Selain jarang pulang, dia juga tidak pernah menanggapi Ros jika ia ada di rumah. Ros ia nikahi mungkin hanya karena untuk dijadikan pembantu dalam rumahnya saja.

.....

Hari-hari berlalu dengan cepat. Semakin lama, Dewa yang menjadi suami Ros semakin jarang pulang. Hingga pada suatu hari, saat ia pulang, dia datang bersama seorang perempuan yang terlihat sangat cantik. Tentunya, karena dandanan yang ia kenakan membuat wajahnya terlihat begitu cantik.

Kedatangan perempuan itu membuat Ros sangat terkejut. Yang lebih parahnya lagi, mama mertua Ros malah menyambut hangat perempuan tersebut. Hal yang tidak pernah Ros terima walaupun sudah melakukan semua hal dengan susah payah selama ini.

Saat ini, Ros benar-benar tidak bisa menahan diri lagi. Jika selama ini dia mampu bertahan saat diacuhkan, tapi tidak dengan di duakan seperti sekarang. Karena itu, dia akan berontak sekarang juga.

"Siapa dia, mas Dewa! Setelah sekian lama kamu jarang pulang, setelah pulang, kamu malah datang bersama perempuan? Apa semua ini, hah?"

Ros langsung angkat bicara. Dia yang sebelumnya tidak pernah meninggikan suara, sekarang langsung melakukan hal tersebut karena sudah tidak kuat lagi. Sementara Dewa yang baru melihat hal tersebut, bukannya merasa tidak enak hati, tapi malahan langsung marah.

Dia langsung memberikan Ros tatapan tajam yang menusuk. Selanjutnya, dia cengkram tangan Ros dengan keras. Lalu, dia seret tangan itu menuju kamar mereka.

Mama mertua Ros dan perempuan yang datang bersama Dewa barusan malah memperlihatkan wajah senang akan apa yang baru saja terjadi. Sepertinya, mereka cukup puas dengan perlakuan Dewa pada Ros saat ini.

Sementara itu, Ros yang Dewa bawa ke kamar dengan cara mencengkram tangan dengan erat, langsung Dewa lepaskan dengan cara kasar. Kemudian, Dewa langsung mendorong Ros hingga terjatuh ke kasur.

"Dengar Roslin! Jangan pernah bicara dengan nada tinggi dihadapan ku. Karena kamu tidak layak berkata dengan nada tinggi. Kamu lupa siapa kamu? Yang ingin menikah dengan aku itu kamu, bukan? Jadi, jangan berani-beraninya kamu meninggikan suaramu di depanku. Mengerti?"

"Aku tidak akan meninggikan suaraku, mas. Tapi kamu sudah sangat keterlaluan. Lebih dari dua tahun usia pernikahan kita, tapi kamu tidak pernah menganggap aku ada. Pernikahan seperti apa ini?"

"Pernikahan yang kamu inginkan. Karena kamu sudah melakukan segala cara agar bisa menikah dengan aku, kan? Kamu yang mengejar aku dengan cara apapun sehingga aku tidak punya cara untuk menghindari kamu."

"Tapi, mas. Setelah semua yang aku lakukan padamu dan juga keluarga ini, apa kamu tidak punya sedikitpun rasa cinta untuk aku? Apa kamu tidak melihat sedikitpun ketulusan dalam cinta yang aku berikan? Bukan hanya untuk kamu, tapi juga buat keluargamu."

"Tidak. Tidak akan ada cinta yang bisa tumbuh dalam hatiku untuk kamu. Karena sebelum menikah, juga sampai saat ini, dalam hatiku sudah ada perempuan lain."

Ucapan itu langsung mengalirkan air mata di pipi Roslin. Sungguh, kata-kata itu begitu menyakitkan sampai membuat Ros langsung merasa sesak seakan tidak ada udara lagi yang bisa ia hirup. Namun, sekuat tenaga ia mencoba untuk tetap tegar.

Ros langsung menyeka air mata yang mengalir di pipinya. "Jadi, perempuan itu adalah orang yang kamu cintai, mas?"

Tanpa sedikitpun rasa ragu, Dewa langsung menjawab dengan mantap. "Ya. Dia adalah orang yang aku cintai. Cinta pertamaku yang selama ini mengisi hatiku. Yang membuat kamu tidak punya tempat sedikitpun dalam hati ini."

"Jadi, aku peringatkan padamu, Roslin. Jangan pernah menggunakan kata-kata kasar padanya. Atau kau akan tahu seperti apa kemarahan ku yang sesungguhnya."

Tidak hanya sekedar peringatan yang Dewa ucapkan, tapi juga pujian dengan hangat.

"Dia itu wanita yang berhati lembut. Jangan pernah membuat dia merasa bersalah sedikitpun. Aku tidak akan memaafkan mu jika sampai kamu membuat ia merasa tidak enak hati, Ros."

Setelah mengucapkan kata-kata itu, Dewa langsung meninggalkan kamar tersebut. Meninggalkan Ros yang diam membeku akibat peringatan dan juga pujian hangat yang suaminya berikan untuk perempuan lain.

Terpopuler

Comments

Sartini Dimitri Mah

Sartini Dimitri Mah

pisah aja lah Ros toh itu laki udah sering bilang dari awal sampai kapan pun ga bakalan cinta sama kamu

2023-07-14

1

Rahma Inayah

Rahma Inayah

lbh baik pish dr pada hdp tertekan bathin sdh spt pembokat dan gk di hargai sma sekali

2023-06-17

3

Patrick Khan

Patrick Khan

..maaf kak br mampir..hehehe🥰

2023-06-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!