Matahari mulai berganti waktu dengan bulan, hari kini menjadi gelap dan diterangi dengan lampu jalan dan beberapa lampu rumah telah menyala. Waktu menunjukan pukul 19.35 Malam
Dret.. Dret..
Suara ponsel Ussy berdering, panggilan masuk dari sang Ibu tercinta, menanyakan perihal kabar Ussy. Dan memastikan keadaan Ussy baik. Sedikit percakapan Ibu dan Ussy berlangsung. Tidak perlu waktu lama panggilan telah selesai, hati Ussy terasa sedikit tenang telah mendengar suara Ibu.
"Semoga besok Tuhan selalu melindungi Ussy." Do'a Ussy, kemudian memejam mata dan tertidur dengan balutan selimut hangat.
***
*Alarm berdering
Ussy perlahan membuka matanya dan berusaha menggapai jam beker lalu menekan tombol Off. Bangkit dari ranjang dengan usaha cukup keras begitu berat untuk meninggalkan ranjang penuh kehangatan dan kenyamanan.
Raganya belum sepenuhnya sadar namun akal memaksa segera bangkit. Ussy berjalan menuju arah toilet, dengan handuk yang disematkan pada bahu. Hari ini adalah hari kedua masa orientasi kampus atau ospek.
Semangat Ussy tidak terlalu berkobar untuk hari ini. Karena Ussy yakin akan bertemu dengan Fahrul kembali dengan tanda kutip Ussy harus lebih menguatkan mental dan menebalkan muka saat berhadapan dengan Fahrul.
Ussy membuka pintu indekos perlahan, memakai sepatu yang tersimpan di rak luar indekos. Ketika membuka gerbang terlihat Anton yang sedang berdiri dengan memandangi ponsel yang digenggamnya.
Namun Ussy tidak menegurnya hanya melewat tidak menganggap keberadaan Anton. Saat Suara langkah Ussy terdengar Anton langsung menoleh dan menyadari keberadaan Ussy lalu mengejarnya.
"Ussy tunggu..." teriak Anton sembari mengejar Ussy,
Namun Ussy tidak menggubris sahutan Anton dan terus berjalan. Akhirnya posisi Anton setara dengan langkah Ussy.
"Ussy, kamu sudah sarapan belum?" tanya Anton,
"Bukan urusan kamu!" Jawab Ussy ketus,
"Ya.. sudah, aku boleh ya jalan berangkat bareng sama kamu," tanya Anton yang tidak pasrah begitu saja dengan sikap Ussy.
"Tinggal jalan saja." jawab Ussy singkat, dengan terus berjalan.
Anton hanya bisa menghembus nafas dengan sedikit kesal atas sikap Ussy yang lebih dingin dari kutub utara, Namun Anton tidak akan mundur dengan sikap Ussy. Tekadnya kuat untuk mengenal Ussy lebih dalam.
Akhirnya gerbang kampus terlihat jelas, Ussy dan Anton memasuki langkah dengan bersamaan. Namun langkah kaki Ussy terhenti dan melayang tinggi dari tanah yang ditapaki. Ussy terkejut karena seseorang mengangkat tas gendong Ussy yang membuat tubuh Ussy ikut terangkat.
"Dugaan aku benar juga! Ternyata bakal ketemu lagi nih.. sama Bocah so kuat ini!" Ujar Fahrul dengan tangan kanan yang mengangkat Ussy.
"Woy.. PRIA GILA!! LEPASIN!!" Berontak Ussy,
"Tapi.. bentar deh aku lihat kamu dari belakang, kok berasa enggak asing ya!? Aha! Aku ingat sekarang! Jangan-jangan kamu yang kemarin jatuh dari langit menimpa badan aku sampe sakit gini!" Ujar Fahrul dengan nada tinggi sambil tangan yang masih kokoh mengangkat Ussy.
"BUKAN URUSAN SAYA! CEPAT LEPASIN!" berontak Ussy kembali.
Anton langsung membalikan badannya ketika jeritan Ussy terdengar, dengan sigap menolong Ussy.
"Tolong lepaskan Ussy.." Ucap Anton memohon.
"Siapa kamu?! Berani sama saya?!" Bentak Fahrul kepada Anton.
Membuat Anton terdiam bisu. Namun Anton tidak hanya berhenti sampai disitu saja. Usaha Anton untuk membantu Ussy semakin keras.
"Tolong.. Tolong.. ada Senior kejam.. " Teriak Anton, hingga membuat sorotan mata, membuat Fahrul terpaksa menurunkan Ussy.
"HAH!! AWAS YA!!" Ujar kesal Fahrul menunjuk jari kesal kepada Anton, lalu pergi menjauh.
Anton langsung menghampiri Ussy dan mengkhawatirkannya. Ussy yang hanya terdiam, terlihat wajah yang menggambarkan rasa kesal yang tidak mampu dilupakan. Anton berusaha menenangkan Ussy. Kemudian Anton memapah Ussy hingga masuk kelas.
***
#POV LUNA
"Una pulang..." Sahut Luna membuka pintu rumah, dan membuka sepatunya.
Perlahan masuk dan menghampiri Ibu yang sibuk membuat pesanan kue. Seperti biasa Una mencium tangan Ibu atau sering disebut Salim Tangan merupakan suatu adat kebiasaan yang memberi simbol kesopanan dan santun saat hendak berpergian atau setelah berpulang.
Luna memberikan uang hasil jualan kue di sekolah kepada Ibu. Dan berucap syukur karena teman Luna sangat menyukai kue buatan Ibu, Ibu membalas dengan senyuman dan ucapan terima kasih kepada Luna yang rela membantu Ibu.
"Loh.. Kok Ibu bikin lagi Kue? Bukannya Ibu tadi sudah berjualan keliling?" tanya Luna sambil menaruh keranjang jualan kue.
"Iya.. kebetulan jualan hari ini laku keras. Sampai ada yang tidak kebagian, jadi ada beberapa tetangga memesan kembali kue kepada ibu dan meminta diantar hari ini." Jelas Ibu,
Luna membalas dengan senyum dan ucap Syukur kepada Tuhan. Lantas Luna pergi meninggalkan Ibu, berlalu ke arah kamar untuk mengganti seragam yang masih menempel di tubuhnya.
Tiba-tiba suara ketuk pintu rumah terdengar keras, membuat seisi rumah terkejut. Ibu langsung membukanya. Ternyata pemilik kontrakan datang memberi tagihan kepada Ibu. Sudah dua bulan tidak membayar tagihan sewa rumah karena uangnya terpakai untuk pengobatan Bapak.
"BU SURNI!! MANA?? KATANYA MAU BAYAR HUTANG SEKARANG?DITUNGGU MALAH TIDAK ADA!!" Bentak pemilik rumah sewa.
Ibu sedikit gemetar dan segera memberikan uang hasil jualannya tadi. Namun uangnya hanya mampu membayar satu bulan saja. Terpaksa Ibu harus menunggak kembali.
"HAH! CUMA SEGINI?! KURANG BU!! " bentaknya kembali sembari memaki Ibu.
"Maaf... tapi saya cuma mampu membayar segitu dulu.. sisanya saya bayar nanti, suami saya sedang sakit, saya mohon beri saya waktu lagi," balas Ibu memohon.
Dengan berat hati si pemilik sewa rumah memberi waktu selama dua pekan kepada Ibu untuk melunasi hutangnya. Dengan ancaman Ibu dan keluarga akan diusir apabila tidak segera melunasi dengan segera. Ibu hanya mengangguk pasrah.
Lantas si pemilik sewa rumah pergi berlalu setelah menerima beberapa uang dari Ibu. Ibu menghela nafas lega saat diberi kelonggaran waktu untuk melunasi hutang sewa tunggakan rumah.
Luna yang tidak sengaja mendengar kejadian tersebut membuat hatinya menangis, menahan rasa sakit di bilik kamarnya. Tidak tega melihat sang Ibu tercinta dibentak secara kasar oleh orang lain.
"Kenapa Tuhan memberikan Una dan keluarga Una cobaan seperti ini !! Una lelah menjadi MISKIN!" Gerutu Luna dalam hati meringis.
***
#BACK TO USSY
*kampus
"Harap kepada para MABA untuk segera kumpul di lapangan!" suara pengumuman dari Ketua panitia.
Seluruh Mahasiswa Baru yang mengikuti masa orientasi kampus ini segera keluar menuju pusat suara dengan digiring oleh wali ruangnya masing-masing. Ketika semuanya telah berkumpul di lapangan.
Para mahasiswa berjajar sesuai ruangannya masing-masing. Lalu ketua Panitia menyuruh wali ruang untuk berkumpul dan mengambil satu bingkisan darinya untuk di berikan kepada peserta MABA.
"Saya memberikan salah satu tantangan untuk para peserta MABA.. Yaitu makan lima roti selai kacang dalam kurun waktu dua puluh detik saja!! Apabila tidak habis akan menerima Konsekuensi!! Paham!!" Ucap Ketua Panitia dengan TOA yang menggelegarnya,
"PAHAM!!" Teriak para peserta MABA serentak,
"Aduh... gawat! Aku engga bisa makan selai kacang! Perut aku bakal sakit kalau makan selai kacang." Cemas Ussy dalam hati.
"Kamu kenapa Ussy?" Tanya Anton khawatir melihat Ussy yang sedikit terkejut ketika mendengar tantangan itu. Namun Ussy menutupinya dengan hanya membungkam.
Lalu Fahrul panitia tanggung jawab ruangan kelas Ussy atau wali ruang memberikan satu per satu roti kepada para peserta MABA ruangannya.
"Hitungan mundur dimulai, Tiga.. Dua.. Satu..MULAI..." Ketua Panitia memulai.
Ussy hanya memandangi saja roti selai kacang dengan mata penuh rasa takut. Tiba-tiba Fahrul datang dan melihat Ussy belum memakan sedikitpun. Fahrul menghampiri Ussy dan mengambil roti selai kacang yang Ussy genggam.
"Cepetan makannya..!! BANTU PAKE AIR!! Jangan dikunyah langsung TELAN!" paksa Fahrul kepada Ussy dengan memasukan roti secara paksa kepada mulut Ussy.
"*BRENGS*K*!" gerutu Ussy,
Membuat mulut Ussy penuh dengan roti selai kacang. Namun Ussy tidak menalannya langsung. Saat Fahrul berlalu kembali mengawasi yang lainnya, Ussy langsung memuntahkan roti tersebut.
"KAMU KENAPA USSY?!!" Tanya khawatir Anton kepada Ussy,
"Aku alergi selai kacang, aku tidak akan memakannya, biarlah aku akan menerima hukuman saja!" jawab Ussy pasrah,
"JANGAN! Biar Anton yang memakannya!" Ucap Anton membantu Ussy, mengambil semua roti yang ada ditangan Ussy dan memakannya secara cepat
"Anton!" Ussy terkesima melihat Anton yang rela membantu Ussy.
"Syuttt.. nanti ketahuan Senior! Ini lah gunanya teman." Anton berkedip, dengan terus melahap roti.
'Semoga Tuhan membalas kebaikan mu.. Anton..' ~Ussy
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Nara Ns🐈
lanjut kak Fk 3
2020-11-02
0
Neng Yuni (Ig @nona_ale04)
Anton baik deh
2020-09-12
0
Neng Yuni (Ig @nona_ale04)
Si Fahrul Apaansih itu, pagi pagi dah ngajak gelut wae
2020-09-12
0