Bagian 9

Belajar dari seekor Siput.

Dalamnya lembut dan rapuh.

Rentan remuk bahkan mati.

Namun dia balut tubuhnya yang rapuh dengan cangkang .

Cangkangnya kuat, mampu melindungi sidalam yang rapuh.

Meski jalannya lambat.

Tapi semangat hidupnya besar.

Tekad untuk hidup selalu bulat.

Rasa sabar selalu jembar.

Sama hal nya hati.

Hati merupakan segumpal daging lembut.

Tanpa hati kita tidak akan hidup, namun fisik hati rentan remuk.

Maka kita balut dengan tubuh.

Tubuh yang tangguh.

Jiwa yang kuat.

Semangat hidup yang bergelora.

Hidup akan terasa ringan.

Apabila sabar selalu berkobar.

***

Keesokan harinya Ussy berkemas dan segera berangkat, beberapa bekal untuk disana telah disiapkan secara matang. Beberapa tas besar telah menunggu keberangkatan.

"Hati-hati ya Ussy... Do'a Ibu akan selalu menyertai mu! Jaga diri dengan baik, selalu tabah dan berdo'a, selalu jujur dalam berucap ya. Nak.." petuah Ibu terhadap Ussy yang hendak berpamitan.

Bapak hanya menatap Ussy,  lidah yang tidak mudah digerakan dan bibir sulit untuk membuka. Maka dari itu Bapak hanya mencoba tersenyum sekaligus menjatuhkan air mata haru, melihat sang Anak Sulung akan kembali berjuang menjadi bintang. Bukan Bintang biasa, namun Bintang kehidupan dari segala hidup. Do'a Bapak selalu dipanjatkan agar selalu mempermudah langkah si Sulung.

"Kak Ussy harus berjanji, Kakak harus pulang kembali dengan selamat! Dan harus menjadi Kak Ussy yang Una sayang," Ucap Luna dengan lugu.

Ussy membalas janji dengan melingkar kelingking Luna. Lalu si Bungsu Lily tidak mampu berucap hanya bisa memeluk Ussy dengan mengucap Ussy harus segera kembali. Dan Ussy membalas dengan perkataan yang halus membuat Lily menjadi tenang setelah mendengar balasan sang Kakak.

"Kak Ussy akan segera pulang dengan bintang yang teramat terang untuk Una dan Lily, asalkan Una dan Lily tidak boleh menyusahkan Ibu dan Bapak. Selalu

bantu mereka ya..." balas Ussy dengan mengelus dua Adik.

Lambai tangan perpisahan terkibar oleh Ussy, seraya tas besar dipunggung, belum lagi dua tas yang ditenteng. Balas lambai dari keluarga yang berdiam di teras rumah melihat kepergian si Sulung.

Tidak lama kemudian Umar dengan sepeda motornya yang baru dibeli oleh kedua orang tuanya. Mengantar Ussy ke Stasion kereta, upaya terakhir Umar untuk membantu sahabat dekat yang selalu membantu dalam pelajaran.

Awalnya Ussy terkejut ketika Umar akan mengantar dengan sepeda motor baru, ketika Umar mengajak agar segera berangkat. Ussy tertawa karena melihat tingkah Umar yang

So cool dengan kacamata hitam di tambah halis yang sedikit mengangkat. Ussy tertawa melihat tingkah dan perilaku Umar apalagi pakaian yang dia kenakan membuat Ussy semakin menjadi dalam tawa.

"Haha.. Umar apa kau tidak salah memakai kostum? Hahaha..." Tawa Ussy ketika melihat Umar memakai kacamata hitam dengan baju berkilau di tambah selendang merah membelit leher.

"Ini kan baju yang sedang Trend, baguskan?" Jawab Umar penuh percaya diri, Ussy hanya mengangguk geli dan langsung naik di jok belakang. Kemudian Umar langsung menjalankan motornya tanpa menunggu lama lagi.

"Berangkat..." teriaknya sambil melaju.

***

#Stasiun kereta

Siang sampai sore itu ada banyak kereta barang yang berhenti di persinggahan Stasiun. Banyak jiwa yang menunggu keretanya masing-masing pun bisa menyaksikan sistem mengatur waktu antara kereta barang dan kereta penumpang. Di stasiun ini, beberapa stasiun tampak berganti bangun. Ganti orang dari lokomotif keluar dan ganti oleh yang baru.

Ussy menghampiri loket pembelian tiket, tidak butuh waktu yang lama setelah Ussy kembali dengan tiket yang digenggamnya, lalu menghampiri Umar dan berucap terima kasih atas tumpangan. Salam perpisahan terlontar diantara persahabatan mereka.

"Hati-hati di jalan ya.. jangan lupakan sahabat mu yang baik.. tampan.. nan menawan ini.." Teriak Umar kepada Ussy sambil melambai tangan,

Ussy membalasnya tidak akan pernah melupakan sahabatnya dengan langkah semakin menjauh.

"Ussy gak akan pernah lupa sahabat yang paling gila selama hidup Ussy..." Balas Ussy bergurau.

Teriak Umar yang membuat pusat perhatian banyak orang yang sedang menunggu, seperti biasa para wanita yang memandang Umar membuat terpesona memicu mereka karena lagi-lagi tingkah lucunya yang memicu buih rasa manis.

Berjalan melintas diluar jalur penyeberangan, semua jalur sedang menuju tempat parkir sementara kereta barang sebelum melanjutkan perjalanan. Dengan bantuan petugas pengamanan khusus Stasiun, Ussy melompati pembatas jalur untuk bisa naik ke peron, Ussy duduk di kursi yang sesuai dengan nomor tiket.

Beberapa saat kemudian satu per satu kereta bergerak meninggalkan tempat persinggahan. Bentang Stasiun pun menjadi lega dan terbuka. Pemandangan menakjubkan di depan mata. 

Atap-atap peneduh jalur memanjang ditopang tiang-tiang besi besar. Bentuknya yang melengkung mengambil jalur kereta fatamorgana seperti ia bergerak menyisir dan mengiris langit.

Sementara itu di kejauhan beberapa calon penumpang berdiri dibawah payung atap dan langit yang menyatu manis. Rerumputan hijau dan samar pemandangan di belakangnya menambah cantik pemandangan. Tiang-tiang yang tegak sejajar dan rel yang memanjang di ikut ikut menambah harmoni, padahal semua benda mati.

Terlihat dibalik jendela, mentari hangat menerpa sepanjang perjalanan, pemandangan hijaunya alam terpapar indah, pandang Ussy tidak berpaling terhadap jendela. Menikmati selama perjalanan dengan mendengar beberapa musik yang menambah suasana perjalanan lebih menyenangkan.

Ussy mengeluarkan ponsel didalam tasnya lalu mengetik pesan singkat untuk Ibu,

"Ibu.. Kereta yang ditumpangi Ussy telah berangkat, Umar juga sudah pulang. Do'a kan Ussy ya, Semoga Ussy selamat sampai tujuan." secarik kabar dari Ussy kepada Ibu,

Kereta yang dia tumpangi Ussy telah memulai perjalanan. Tidak butuh waktu lama Ibu langsung menjawab pesan Ussy.

"Ibu akan selalu mendoakan Ussy. Jangan sampai ketiduran dijalan ya Nak... Peluk hangat dari Ibu." balas Ibu, Ussy tersenyum tenang setelah membaca balasan sang Ibunda tercinta.

Awal perjuangan kembali dimulai, semangat begitu bergelora dalam diri Ussy. Seorang petugas kereta datang menghampiri, memeriksa tiket penumpang.

"Permisi tiketnya?" ujarnya seraya mengulurkan tangan,

Ussy merogoh tas nya seraya memberikan selembar tiket perjalanan. Usai sudah pemeriksaan tiket. Ussy kembali memandangi jendela, menikmati sepanjang perjalanan.

Sudah lama bagi Ussy tidak menaiki kereta. Dahulu hanya untuk pergi silahturahmi saja kepada Saudara Ibu. Kini Ussy pergi untuk berjuang. Langkahnya yang dulu di papah kini berdiri tegak. Hati nya yang dulu rapuh mudah menangis kini kuat dan tangguh.

"Ibu.. Bapak.. sekarang Ussy bukan anak kecil lagi, Tidak terasa waktu cepat berlalu. Dahulu Ussy anak cengeng sekarang Ussy akan berani berjuang sendiri meski tanpa Ibu dan Bapak.. Una dan Lily juga, Kakak janji akan pulang membawa bintang yang terang.. Tuhan lindungi aku dalam setiap ayunan langkah, kuatkan hati ini untuk menghadap ujian dari mu.." ucapnya dalam hati Ussy.

Terpopuler

Comments

UCHI °OFFICIAL°

UCHI °OFFICIAL°

Hadir kak [SqA]

2020-12-11

0

Nabila Kim

Nabila Kim

semangat terus sayang

2020-10-28

1

Nara Ns🐈

Nara Ns🐈

kerene

2020-10-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!