Bagian 17

Khianat..

Satu kata menimbul sakit..

Ringan namun berat..

Mudah dijalani, sulit dilupakan..

Hati tergores ketika mendengar pengkhianatan..

Seperti tusukan belati menembus perlahan..

Sakit namun tak berdarah..

Rasa yang tidak lagi terarah..

***

Matanya terbuka perlahan, meski penglihatan sedikit kabur karena cahaya silau, seiring waktu perlahan jelas. Kepalanya pusing menahan beban cerita, nafasnya berhembus luka. Ussy tersadar dengan raga yang terkulai lemas, selang infus menjalar di nadinya.

"Syukur.. Akhirnya kamu sadar juga," Fahrul menghela nafas lega ketika Ussy telah tersadar.

"Aa-aku ada dimana?" Tanya Ussy terbata-bata karena begitu lemas untuk berucap.

Lalu Fahrul menjelaskan kejadian tersebut. Dan tubuh Ussy terlalu lemah di tambah penyakit lambung yang kambuh karena kurang asupan makanan bergizi sehingga membuat tubuhnya terkulai lemas hingga tidak sadarkan diri. Juga dokter menyarankan agar di rawat beberapa hari untuk pengobatan lebih Intensif

"Gara-gara kamu pingsan dijalan! Hampir aja aku difitnah orang karena asumsi korban tabrak lari. Untung aku baik mau menolong kamu, padahal baru sehari lepas dari kamu ehh nongol lagi bawa masalah!" Ucap Fahrul,

Namun Ussy hanya terdiam dengan tatapan kosong membuat Fahrul sedikit iba melihatnya.

"Dan kata dokter kamu harus dirawat. Nah ini makan dulu buburnya biar engga lemas," Perintah Fahrul dengan memberi satu sendok bubur menyuapi Ussy, tetapi Ussy menolak dan tetap ingin pulang.

"Iya.. nanti kamu pulang tapi setelah beberapa hari masa perawatan hingga kamu pulih kembali." Jawab Fahrul, Namun Ussy tetap bersikukuh dengan pendiriannya ingin segera pulang.

"Keras kepala banget sih nih Anak! Yaudah sekarang kita pulang tapi setelah kamu habiskan dulu bubur ini.. nanti pingsan lagi ! Nanti aku juga yang repot" Ucap Fahrul sedikit kesal dan akhirnya Ussy menerima suapan bubur.

"Biar Ussy makan sendiri saja!" Ussy tersadar dengan situasi Fahrul yang hampir menyuapi bubur kedalam mulut Ussy.

Dengan sekuat tenaga Ussy mengambil bubur di tangan Fahrul dan memakannya sendiri, berupaya duduk dengan sekuat tenaga. Fahrul hanya tersenyum melihat sikap Ussy.

Lantas Fahrul meninggalkan Ussy sendirian di ruangan, untuk berkonsultasi kepada dokter agar Ussy yang bersikukuh tidak ingin dirawat di rumah sakit untuk rawat jalan saja.

---

Fahrul kembali dengan membawa beberapa obat yang telah ditebus, lantas memberikan kepada Ussy.

"Nih obatnya, awas ya harus kamu minum! Aku sudah bertanggung jawab ya..",

"Ehh mungil memangnya kamu ada masalah apa sih?? Sampai kaya gini? Sampai kamu lupa makan terus engga perhatikan kesehatan? Ada apa sih?" tanya Fahrul dengan duduk disamping Ussy.

"Bukan urusan Senior!" jawab Ussy dingin, dan Fahrul hanya menghela nafas kesal.

Setelah bubur dalam mangkuk perlahan habis, Ussy langsung mencopot selang infus secara paksa. Membuat sakit sedikit berbekas, Fahrul terkejut melihat Ussy yang dengan gegabah bertindak. Sempat Fahrul hentikan tindakan Ussy. Namun sulit untuk dihindari bagi Ussy yang sangat bersikukuh.

"Eh Eh!! Jangan kamu copot, kamu belum sehat! Besok kamu pulang." Pekik Fahrul menahan dengan sigap.

"Tidak! Aku mau pulang sekarang!" rengek Ussy.

Fahrul hanya menggelengkan kepalanya karena benar-benar kesal dengan keras kepalanya Ussy.

"Iya iya... Pulang sekarang! Tapi jangan kaya gini caranya. Tangan kamu jadi berdarah nanti disangka aku nyiksa kamu!" tahan Fahrul, lantas Ussy terdiam.

"Bentar aku panggil dulu dokter." lanjut Fahrul berupaya menenangkan Ussy.

Fahrul memanggil dokter dan dengan berat hati dokter memberi izin Ussy untuk pulang hari ini, meski dengan resiko yang telah disepakati. Yaitu Ussy akan merasa lemas dan perih lambung maka dari itu obat harus diminum secara teratur dan pola makan yang baik.

Akhirnya dokter melepaskan perlahan selang infus ditangan Ussy, kemudian Ussy berdiri dengan lemas dan berjalan sekuat tenaganya. Kaki nya bergetar, wajahnya pucat pasi.

Fahrul yang tidak tega melihat keadaan Ussy, langsung menawarkan kursi roda kepada Ussy. Namun Ussy tidak mau dan terus berjalan dengan tertatih tatih.

Karena begitu keras kepala Ussy, Fahrul langsung menggendong Ussy dengan paksa. Meski awalnya Ussy menolak, Namun Fahrul tidak mendengarkannya dengan terus berjalan sambil menggendong tubuh Ussy.

"Ya sudah.. terpaksa aku gendong kamu, kalau kursi roda tidak mau!" ujar Fahrul, Ussy meronta namun Fahrul tidak menggubrisnya. Akhirnya Ussy terdiam lemas karena banyak tenaga yang telah terkuras.

"Nah udah diam saja, kan enak.. badan kamu ringan banget sih? Jangan bilang kamu engga pernah makan?" Tanya Fahrul menambah suasana.

"Bukan urusan Senior GI-LA.." Jawab Ussy terputus yang perlahan memejamkan matanya dan tertidur digendongan Fahrul.

"Dih... Malah tidur lagi!" Ucap Fahrul lalu berjalan lebih cepat terhadap parkiran mobil.

***

Akhirnya Ussy terbangun meski terasa pusing di bagian kepala. Ussy terkejut ketika dia tertidur di ranjang yang berukuran cukup besar dengan balutan Seprei halus dan selimut nyaman, ditambah lampu gantung yang bercorak mewah dan sangat detail.

Seseorang membuka pintu dan masuk dengan handuk yang tersemat, hanya menutupi pusar hingga lututnya saja. Seketika Ussy terkejut akan kehadirannya dan langsung berusaha menyelamatkan diri dengan melempar pajangan vas bunga yang berada disebelahnya.

"ASTAGA! APA KAMU GILA?! Ini aku Fahrul, main lempar barang aja. Ini mahal tau!" Bentaknya dengan vas bunga yang sigap ditangkap.

"Ka-kamu.. jangan-jangan.." Teriak Ussy langsung membalut seluruh tubuh dengan selimut.

"Hei! Jangan pikir yang macam-macam! Aku engga tertarik sama kamu!" ucap Fahrul sambil berjalan menuju lemari pakaian.

"Terus kenapa pakaian aku berubah? Juga kenapa aku ada disini?" Tanya Ussy,

"Pembantu aku yang ngebantuin ganti baju kamu, karena bajunya cukup kotor jadi aku suruh gantiin,"

"Dan aku mau tanya rumah kamu dimana malah tidur! Yaudah bawa kesini aja." jawab Fahrul.

Lalu membuka pintu lemari dan membawa beberapa helai pakaian seraya menyuruh Ussy untuk segera sarapan.

"Nah sekarang kamu turun kebawah sarapan dulu. Pembantu aku udah siapin sarapan, nanti aku nyusul ke bawah," perintah Fahrul, tapi Ussy masih terdiam kaku.

"apa.. Jangan-jangan kamu mau lihat aku di baju ya..?" Ejek Fahrul.

"MALES!" jawab Ussy seraya meninggalkan Fahrul.

***

"Terima kasih.." ucap Ussy kepada Fahrul dengan nada rendah.

"Apa?.." tanya Fahrul memperjelas, namun Ussy hanya menggelengkan kepala,

Lantas Fahrul melanjutkan sarapan dengan semangkuk sereal dengan susu hangat. Berbeda dengan Ussy yang sarapan dengan bubur saja tanpa Topping, karena kondisi lambung yang hanya menerima satu jenis makanan itu saja.

Awalnya Fahrul menyuruh Ussy untuk istirahat terlebih dahulu di rumahnya. Biarkan kondisi pulih secara maksimal lalu melanjutkan kuliah. Namun Ussy kekeh dengan kuliahnya. Tidak peduli kondisi badan yang kurang memadai. Fahrul hanya bisa menggeleng kepala tidak habis pikir dengan orang sekeras kepala seperti Ussy.

Dengan berat hati Fahrul mengantar Ussy ke kampus secara bersamaan, meskipun membuat gosip para mata berita panas mahasiswa kampus. Ussy yang turun dari mobil dan dipapah oleh Fahrul membuat sorotan kampus. Bisikan para lambeturah pun terdengar.

"Jaga kesehatan kamu, jangan sampai sakit lagi! Apalagi pingsan dipinggir jalan itu memalukan",

"Udah ya aku sudah bertanggung jawab, aku balik ke kelas dulu, Bye..." Ucap Fahrul melambai tangan selamat tinggal kepada Ussy,

Ussy terduduk di kursi kelas dan saat Fahrul pergi, teman kelas Ussy menatap Ussy dan menghampiri dengan melontarkan beberapa pertanyaan hubungan dengan Fahrul. Ussy hanya menjawab tidak ada apa-apa. Para penggemar Fahrul pun menghela nafas lega dan kembali ke tempatnya.

"Dasar SENIOR GILA! kenapa juga dia antar aku sampai kelas! Untung tidak timbul malapetaka dari para fans Senior GILA FAHRUL!!!" Gerutu Ussy dalam

hati.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***