Ussy berjalan pulang menuju rumah lebih cepat dari biasanya karena masalah yang menimpa Ussy tadi membuat Ussy dipulangkan oleh Ibu Mira, saat telah sampai depan rumah dan berjalan mendekati pintu, Ussy membukanya dengan sedikit lemas. Ussy melihat sekeliling dalam rumah dengan keadaan yang sepi. Ussy memanggil Ibu disetiap ruang, tidak lama Ussy mendapati Ibu yang sibuk dengan setumpuk cucian kotor para pelanggan.
"Eh Ussy sudah pulang nak?" Tanya Ibu saat menoleh dan tersadar keberadaan Ussy.
Kemudian Ussy langsung menghampiri sang Ibu dan mengambil beberapa helai pakaian kotor, upaya untuk membantu sang Ibu. Namun Ibu menolak bantuan Ussy.
"Biar Ussy bantu Bu," Ucapnya menawarkan bantuan.
"Sudah tidak apa-apa, Nak. Biar Ibu saja yang cuci. Kamu beristirahat saja, kamu pasti lelah'kan?" jawab Ibu penuh lembut.
Ibu tidak tega melihat wajah Ussy yang tergambar sangat lelah dengan kantung mata cukup lebar.
Awalnya Ussy bersikukuh untuk membantu Ibu, namun Ibu tetap menolak, Menyuruh Ussy untuk segera istirahat. Akhirnya Ussy mengalah walau berat hatinya, tetapi raga telah setuju untuk menerima kekalahan tersebut agar segera beristirahat.
Tubuh menghempas ranjang, menghela nafas panjang. Pikirnya masih berkecamuk, raga ikut remuk. Mata perlahan memejam, upaya untuk menghilang penat. Ussy tertidur dengan seragam yang masih memeluk erat tubuh, tidak sempat ganti karena tidak kuat menahan kelopak mata untuk terpejam.
Luna dan Lily yang asik bermain dengan mainan kayu yang dibuat Bapak, seketika ingin menuturi Ussy yang melintas masuk ke dalam bilik kamar. Luna yang pertama membuntuti Ussy dengan mainan kayu yang masih digenggam erat.
Terakhir si bungsu Lily yang melihat Luna bangkit dari duduknya dan meninggalkannya, membuat Lily ingin mengikutinya juga. Luna membuka tirai kamar Ussy. Terlihat jelas Ussy yang langsung tertidur pulas dengan seragam yang belum sempat diganti, membuat sang adik tidak tega untuk membangunkan.
"Yah ... Kak Ussy sudah tidur," ucap Luna dengan nada yang kecewa.
Tak lama Bapak pulang, membuka pintu dan duduk di kursi kayu yang reyot. Membuka Caping dan mengelap keringat. Bapak melihat Luna dan Lily yang terus berdiam dan menatap kamar Ussy lalu Bapak dengan lembut menegur.
"Una ... Lily ... kenapa kalian melihat terus kamar Kak Ussy?" Tanya Bapak.
Lalu, Luna dan Lily mendekati Bapak dan mencium tangan sang Bapak yang baru pulang dari ladang, sebuah rutinitas salam tangan yang biasa dilakukan ketika hendak keluar atau datang atau sering disebut dengan istilah Salim.
"Una dan Lily mau bermain dengan kak Ussy. Tapi ... Kak Ussy sudah tertidur pulas," Luna menjawab pertanyaan Bapak.
Kemudian Bapak mengelus puncak kepala Luna dengan lembut, Bapak membalas dan memberi penjelasan bahwa Ussy sudah terlalu lelah mungkin dilain waktu pasti bisa bermain bersama Luna dan Lily. Dua Adik tersenyum ketika mendengar penjelasan Bapak, dan kembali bermain bersama didepan teras rumah.
Ibu yang baru keluar dari kamar mandi, membawa dua ember penuh cucian yang hendak di jemur. Bapak yang melihat Ibu begitu keberatan membawa dua ember cucian membuat Bapak tak tega melihatnya dan langsung membantu membawa ember penuh pakaian basah. Juga membantu menjemur pakaian juga.
"Bu ... kenapa Ussy sudah pulang lagi?" Tanya Bapak sambil menjemurkan pakaian.
"Ussy pulang lebih awal karena kerjanya libur dan ujian sekolah telah selesai jadi Ussy pulang lebih awal dan Ibu suruh Ussy untuk segera istirahat," Jelas Ibu.
"Syukur kalau begitu, jadi Ussy lebih banyak waktu untuk beristirahat," lega Bapak.
Bapak mengucap syukur karena Ussy bisa istirahat lebih lama, sebetulnya Bapak tidak tega melihat Ussy harus bekerja paruh waktu, tapi Ussy sulit untuk menerima penolakan. Maka dari itu Ussy dapat ijin untuk bekerja dengan perjanjian Ussy tidak boleh terlalu cape.
Bapak selesai membantu Ibu menjemur pakaian, Bapak langsung berangkat kembali untuk mengayuh Becak untuk menambah penghasilan. Pulang hanya untuk minum segelas air, dan istirahat sejenak meski perut keroncongan. Tapi sudah terbiasa bagi Bapak menahan rasa lapar.
...***...
Hari mulai petang, Ussy terbangun dan membuka tirai kamar, pergi beranjak keluar kamar. Melihat kedua Adiknya yang masih bermain didepan halaman rumah. Betapa gembira dua Adik Ussy ketika melihat Ussy menghampirinya. Senyum Luna langsung tersirat dan mengajak Ussy agar bermain bersama. Dengan senang Ussy menerima ajakan dua Adik. Canda dan tawa terdengar hangat.
Ibu hendak memasak. Namun ketika melihat Bakul beras ternyata kosong, Ibu lupa membelinya. Dan berniat pergi ke kedai terdekat untuk membeli beras.
"Ibu mau kemana?" Tanya Ussy saat melihat Ibu hendak keluar.
"Ibu mau beli beras dulu di kedai depan sana,"
"Sudah sama Ussy saja belinya, sekalian mau ajak jalan-jalan sore Una dan Lily," Jawab Ussy memberi bantuan.
Awalnya ibu menolak, namun dua Adik terlanjur senang mendengar ajakan Ussy, Luna dan Lily akhirnya merayu Ibu untuk menyetujui pendapat Ussy. Akhirnya Ibu mengijinkan mereka untuk membeli beras sembari menikmati senja.
"Asik ... jalan-jalan sama Kak Ussy," Ujar Lily si Bungsu penuh riang, ketika hendak dinaikkan di jok depan sepeda.
Ussy tersenyum melihat dua Adik bahagia. Dengan semangat Ussy memboseh sepeda. Sepanjang jalan dua Adik tidak henti bercerita kepada Ussy, membuat Ussy kelelahan untuk menjawabnya.
---
Malam pun tiba, suara pagar terbuka terdengar. Bapak pulang dengan Becaknya dan memasuki depan rumah. Bapak peluh penuh keringat, matanya lelah, kulitnya kusam akan debu. Setelah seharian berjuang untuk menghidupi keluarga kecil. Ibu memberi teh hangat kepada Bapak.
"Terima kasih," ucap Bapak sambil menerima secangkir teh tersebut dan menyeruputnya.
"Oh iya Bu, apa Ibu sudah masak?" Tanya Bapak sambil mengusap perutnya, lantas ibu menjawab sudah menyajikan beberapa masakan dan menunggu Bapak pulang untuk menyantap makan malam bersama.
Kemudian Bapak beranjak dari duduknya dan menghampiri meja makan. Santapan makan malam pun dimulai, namun ada yang aneh terhadap Ussy yang tidak biasanya. Ussy selalu termenung dengan tatapan kosong. Bapak bertanya kepada Ussy perihal ke rasa gundahnya. Ussy langsung memberi penjelasan yang selama ini menghantui pikirannya.
Hal yang tidak terpikirkan oleh Ussy terjadi, Bapak memberi respon yang membuat hati sedikit terkejut lagi haru. Bapak mengusap kepala Ussy dengan lembut dia menjawab semua keresahan hati Ussy yang ingin melanjutkan pendidikannya.
"Bapak bangga punya anak cerdas, baik, dan tangguh seperti Ussy, Bapak beri ijin Ussy untuk melanjutkan kuliah dan menggunakan beasiswa tersebut, meskipun Ussy harus ke luar kota. Ingatlah peribahasa 'Tuntut lah Ilmu meski ke Negeri Cina' dan pinta Bapak cuma satu, Ussy harus bisa jaga diri ya. Jangan tinggi hati, selalu bantu yang lemah," Petuah Bapak kepada Ussy si Anak sulungnya.
Air mata yang berlinang tak mampu menahan untuk jatuh, ketika mendengar yang begitu menakjubkan di telinga Ussy. Ussy langsung memeluk Bapak dengan hangat, hingga derai air mata tanpa henti mengalir.
"Terima kasih Bapak ... Ussy sangat sayang Bapak!" ucap Ussy tersedu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
YoejaLove23
Lanjut kakak. Semangat yah,❤️
2020-11-11
0
Fairisy
Wah, sweet banget nih ketika mendengar teguran halus dari bapaknya. Lanjut ...!!!
2020-11-06
0
Rikutarou Prime
Next lagi
2020-11-06
0