Bagian 10

Kereta yang ditumpangi Ussy kini telah sampai tujuan, berhenti disalah satu Stasiu terakhir.

"Akhirnya, sampai juga..." Ucap Ussy menghela nafas, ketika turun dari celah peron,

Ussy memulai kembali perjalanan dengan menaiki angkutan umum, bertujuan kerumah Bibi Yun. Bibi Yun adalah salah satu Saudara Ussy yang tinggal di kota tersebut, Ussy menumpang tidur beberapa hari saja untuk mencari indekos disekitar kuliahnya.

Bibi Yun merupakan satu-satunya anggota keluarga yang tersisa. Saudara Ibu yang lainnya merantau jauh dari pulau kelahiran. Berbeda dengan Bapak, yang tinggal di panti asuhan sejak lahir. Hingga sekarang Bapak tidak tahu Ayah dan Ibunya dimana dan entah memiliki Saudara atau tidak.

Bibi Yun berwatak baik hati dan tegas sekaligus mempunyai paras yang cantik serta awet muda. Namun sayang belum di karunia buah hati selama awal pernikahan hingga sekarang, kurang lebih sepuluh tahun. Bibi Yun adalah adik terakhir Ibu Ussy, paling cantik diantara Saudaranya. Kulitnya putih langsat, matanya bulat berbinar, juga berbadan ideal.

Rumah Bibi Yun sedikit besar dan cukup dibilang memenuhi segala aspek dalam perekonomian, dan setiap setahun sekali Bibi Yun selalu berkunjung kerumah Ibu.

Akhirnya Ussy telah sampai di kediaman Bibi Yun. Ussy menghampiri penjaga rumah Bibi Yun, sebut saja Pak Urip. Beliau sudah tiga tahun kerja sebagai penjaga rumah Bibi Yun.

"Maaf Pak, saya Ussy Keponakannya Ibu Yun. Apa ibu Yun nya ada?" Tanya Ussy,

"Oh ini toh yang namanya non Ussy, silahkan masuk non. Nyonya Yun sudah menunggu kehadiran non Ussy," ujarnya seraya membuka gerbang.

"Mari saya antar," lanjutnya.

Kemudian pak Urip mengatar Ussy masuk kedalam rumah. Bibi Yun yang telah menyuruh Urip untuk menunggu kedatangan Ussy dan segera menyambutnya.

Terlihat Bibi Yun yang sedang menanti didepan teras rumah, saat Ussy sedang diantar oleh Urip untuk masuk kedalam rumah, mata Bibi Yun berbinar melihatnya. Bibi Yun langsung menyambut Ussy dengan pelukan sekaligus penantian yang mereda.

"Akhirnya.. Ponakan Bibi yang cantik datang! Ayo kita masuk kedalam rumah. Bibi masak beberapa makanan enak dan Spesial untuk keponakan bibi yang cantik dan pintar." pujinya seraya memapah Ussy.

"Terima kasih Bibi Yun!" Balas Ussy dengan senyumnya yang indah.

***

Ussy membuka pintu kamar yang telah disiapkan Bibi Yun, tidak menyangka Ussy akan tidur di kamar yang cukup mewah, dengan toilet didalam kamar dan ranjang yang besar nan empuk ditambah balutan seprei lembut, juga tirai jendela yang lebar dan elegan, belum lagi Bibi Yun telah menyiapkan satu meja rias yang lengkap dengan peralatan perawatan wanita seperti beberapa cream wajah, perona bibir, dan alat rias lainnya.

Ussy tidak menyangka Bibi Yun menyiapkan segalanya dengan sempurna untuk menyambut Ussy, lalu suara ketuk pintu terdengar. Ussy langsung membukanya dan terlihat asisten rumah tangga Bibi Yun sebut saja Mbok Iyem, menyuruh Ussy untuk segera makan atas perintah Bibi Yun.

"Maaf nona, kata Nyonya Yun anda harus segera makan, beberapa masakan telah di hidangkan. Nyonya menunggu dibawah." ujarnya Mbok Iyem mempersilahkan, Ussy menganggukan kepala seraya menutup pintu kamar dan melangkah kaki menurun memijak anak tangga.

Seputar Mbok Iyem, beliau merupakan asisten rumah tangga Bibi Yun, sudah tujuh tahun bekerja sebagai pembantu di rumah Bibi Yun, usianya yang tidak lagi muda menjadikan Mbok Iyem bekerja sebagai asisten rumah tangga. Karena hanya itu yang bisa Mbok Iyem lakukan demi menyambung kehidupannya.

Mbok Iyem juga merupakan seorang janda tua, suaminya sudah lama meninggal dunia karena penyakit gagal ginjal yang diderita selama kurang lebih lima tahun, tubuhnya yang sudah tidak kuat menahan sakit hingga suaminya meninggalkan Mbok Iyem lebih dahulu.

---

Meja Makan dibuat senyaman mungkin hingga memberikan kesan kepada orang yang menempatinya. Desain-desain Meja Makan yang kental sekali terasa, mulai dari bagian besar dan detailnya semuanya menggunakan desain lekuk dipadu ornamen. Sebuah gaya klasik yang ditemukan pada abad pertengahan hingga neo-klasikal Eropa.

Bibi Yun yang telah duduk manis, menunggu Ussy untuk menyantap makanan bersama. Kemudian Ussy terduduk dan menyantap bersama makanan sambil sedikit berbincang. Sempat Ussy lontarkan pertanyaan dimana paman Robi, suami Bibi Yun.

Balas Bibi Yun hanya tersenyum dan memberi penjelasan bahwa Paman Robi masih diluar kota menyelesaikan kepentingan pekerjaannya.

"Ussy.. lebih baik kamu tinggal bersama bibi Yun saja, Bibi juga sering kesepian di rumah, suami Bibi Yun juga jarang pulang." Ajak Bibi Yun merayu Ussy,

"Maaf bukan Ussy tidak ingin, namun Ussy tidak mau merepotkan Bibi Yun. Dan juga Ussy sudah berjanji kepada Ibu untuk tinggal di indekos saja." Tolak Ussy dengan lembut.

"Hmm.. ya sudahlah kalau itu mau nya Ussy, Bibi akan membantu Ussy mencari indekos. Namun apabila Ussy perlu bantuan Bibi, katakanlah saja ya, jangan sungkan,"

"Oh iya Bibi ingin dengar bagaimana cerita Ussy si gadis pintar mendapat beasiswa." lanjut Bibi Yun memanjang percakapan.

Ussy sangat berterima kasih banyak kepada Bibi Yun yang telah menghormati keputusannya, dan Ussy kembali berbincang dengan Bibi Yun, sedikit memberi cerita perjalanan hidupnya. Tawa gurau terkadang menyirat Bibi Yun yang mendengar pengalaman lucu Ussy ketika sekolah.

'Seandainya aku bisa mempunyai anak cerdas dan cantik seperti Ussy' Puji Bibi Yun dalam hati.

'kapan Tuhan akan memberikan aku malaikat kecil?..' keluh Bibi Yun.

***

#POV JAMY

Ting.. Tong..

Bel rumah berbunyi, Jamy langsung bangkit dari tidurnya. Dan melangkah kaki menuruni anak tangga. Perlahan membuka pintu, terlihat tukang Pos dengan selembar surat di genggam olehnya. Lalu memberikan kepada Jamy.

"Selamat pagi.. dengan Tuan Jamy? Ini ada kiriman surat dari Indonesia untuk Tuan Jamy." ucap Tukang Pos dengan bahasa jepang.

"Terima kasih." balas Jamy langsung menerima surat tersebut.

Tidak perlu menunggu lama Jamy langsung menerima sepucuk surat tersebut. Hatinya senang ketika kabar Ussy telah datang lebih cepat. Jamy kembali

memasuki rumah, langkahnya mendekati ruang tamu, kemudian duduk perlahan di sofa hitam yang elegan. Membuka sepucuk surat dari Ussy dengan denyut jantung yang selalu berdetak.

---

Bandung, 29'Mei

Hallo juga manusia dingin dengan hati yang mudah rapuh..

Ussy sudah lama menunggu surat kabar dari kak Jamy, keadaan Ussy di sini baik. Bagaimana dengan keadaan kak Jamy disana? Semoga tetap baik.. dan tetap menjadi Kak Jamy yang Ussy kenal..

Hitungan Kakak memang tepat sekali, Ussy telah lulus sekolah menengah atas dan Ussy berencana untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi dengan menggunakan beasiswa ini. Namun sayang beasiswa ini hanya bisa digunakan di perguruan tinggi luar kota. Tepatnya di Jakarta, kota yang tidak terlalu jauh dengan kota kelahiran Ussy. Maka dari itu Ussy bertekad untuk kuliah di Jakarta dan tinggal sementara dengan Bibi Yun.

Sepertinya senang ya Kak tinggal di Jepang, puas melihat bunga sakura yang indah itu...

Ussy juga ingin sekali kesana bersama kak Jamy, Ussy harap janji kita untuk segera bersatu segera tercapai ya..

Ussy akan selalu menunggu kak Jamy, dengan doa yang selalu terpanjat kepada Tuhan.

Ussy juga sayang sekali dengan Kak Jamy...

Salam Rindu,

Lussy Annamartika

---

Jamy tersenyum dengan hati yang tenang setelah membaca balasan Ussy, hati Jamy sangat tulus mencintai Ussy. Meskipun hubungan Jamy dan Ussy membutuhkan perjuangan besar untuk menghadapi setiap ujian yang menerpa.

Terpopuler

Comments

Nara Ns🐈

Nara Ns🐈

aku mau

2020-10-28

0

Mega Siregar

Mega Siregar

ceritanya seru 👍😃
5 chapter sebelumnya Uda di read like 👍 ya 😃

jika sempat jgn lupa mampir,ya ✌️😄

2020-10-07

1

Yhu Nitha

Yhu Nitha

jejak lagi

2020-09-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!