Bagian 1

Matahari telah terbit, pagi terasa dingin saat itu. Ussy terbangun dari tidurnya dan bergegas bersiap diri untuk berangkat sekolah.

"Bapak kemana Bu?" Tanya Ussy melihat sekeliling rumah sambil mengucek matanya serta sedikit menguap.

"Bapak sudah pergi ke ladang, katanya disuruh cepat menyelesaikan kerjaan di ladang sama juragan Komar, memangnya ada apa?" Timbal ibu kembali bertanya dengan tangan yang sibuk menyisir rambut Lily.

Ussy hanya menggelengkan kepalanya memberi isyarat tidak ada jawaban seraya berlalu mandi, Luna dan Lily telah siap untuk bersekolah dengan baju yang rapih meski sedikit terlihat lusuh warnanya karena berulang kali dicuci dan sedikit ada jahitan di lengan baju yang sobek, belum sempat mengganti yang baru.

Ussy mengeluarkan sepedanya dan bersiap untuk berangkat sekolah, Luna yang duduk di jok belakang sepeda dan Lily duduk di depannya, seperti biasa Ussy mengantar sekolah kedua adiknya terlebih dahulu dengan sepedanya.

Ussy selalu mengantarkan dua Adiknya ke sekolah dengan sepeda kesayangan yang diberi Bapak ketika hadiah ulang tahun, selalu Ussy rawat dengan baik, dan menjadi saksi bisu perjuang dan jerih payah Ussy menjalani hidup. Setelah usai mengantar kedua Adik, kini giliran Ussy untuk berangkat ke sekolahnya. Itulah rutinitas Ussy setiap harinya ketika hendak pergi sekolah.

...***...

"Ussy...," Teriak seseorang memanggil dari kejauhan, Ussy berhenti mengayuh sepeda dan menoleh.

Terlihat dari kejauhan seseorang lelaki dengan semangat mengayuh sepeda dengan wajah yang berseri dengan membawa tas selendang.

"Umar?" Ucap Ussy saat melihatnya lebih jelas dengan sedikit mengerinyitkan dahi.

"Tunggu atuh! Bareng ke sekolahnya," pinta Umar, ussy menganggukan kepalanya dan kembali memboseh sepeda bersama dengan Umar.

Umar adalah teman dekat Ussy sejak dini, mereka berdua pasti selalu satu sekolah. Dari mulai sekolah dasar sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) pasti selalu satu sekolah yang sama. Ussy dan Umar juga mempunyai rencana untuk memasuki perguruan tinggi yang sama juga. Orang lain melihat Ussy dan Umar seperti Saudara kandung, karena wajah Ussy dan Umar yang hampir mirip hanya sikap yang membedakan mereka berdua.

Ussy yang bersikap dingin dan hanya tersenyum kepada seorang yang dikenal saja, berbeda dengan Umar yang mempunyai sifat energik dan murah senyum sehingga banyak wanita yang tersentuh hati melihat perilaku Umar yang lembut dan ramah, meski sifat jahil Umar kadang selalu kambuh. Terkadang Umar kekanakan juga.

Akhirnya mereka sampai di sekolah dan berpisah ketika hendak memasuki kelas, kelas Umar lebih jauh dari pada kelas Ussy. Kadang Umar selalu mengerjakan tugasnya yang belum selesai di kelas Ussy dan meminta bantuan kepada Ussy, hal tersebut membuat teman wanita kelas Ussy terpesona dengan ketampanan dan ramahnya Umar, sehingga banyak teman wanita Ussy yang meminta di dekatkan dengan Umar, mungkin bahasa gaulnya 'Comblang'.

---

*Bel sekolah berbunyi

Ujian akhir di sekolah Ussy akhirnya selesai, tinggal menunggu hasil kelulusan.

"Akhirnya ujian akhir sekolah selesai juga, semoga hasilnya memuaskan!" ujar Ussy dengan menghembus lega,

Para siswa keluar ruangan dan Ujian akhirnya terselesaikan, salah satu teman Ussy sebut saja Jamal si ketua kelas itu menghampiri Ussy dengan menepuk pundaknya, Ussy sedikit terkejut dan menoleh serta menanyakan mengapa menepuknya, lalu Jamal memberitahu kepada Ussy bahwa Ussy di panggil oleh Ibu Riska wali kelasnya, untuk menghadap ibu Riska di ruangannya. Ussy menganggukan kepalanya dan langsung berlalu menghampiri ruangan Ibu Riska.

#Ruang guru

"Permisi," Ucap Ussy mengetuk sambil membuka pintu perlahan.

"Oh Lussy, silahkan masuk," Jawab Ibu Riska mempersilahkan.

Ussy duduk berhadap Ibu Riska dengan wajah yang polosnya Ussy bertanya ada apa memanggilnya, Ibu Riska langsung menjabat tangannya Ussy dan memberi selamat atas nilai terbaik dan mendapat beasiswa di perguruan tinggi, mata Ussy berbinar ketika mendengar kabar gembira tersebut.

"Selamat ya Lussy kamu mendapatkan beasiswa ke perguruan tinggi, tapi hanya universitas diluar kota saja yang hanya menerima beasiswa ini. Universitas kota ini tidak menampung murid beasiswa. Jadi ibu harap kamu melanjutkan pendidikan kamu meski jaraknya cukup jauh, jangan patah semangat hanya karna jarak ya, Nak!" Ujar Ibu Riska memberi semangat.

Ussy mengangguk seraya mengucapkan terima kasih serta rasa syukur kepada Tuhan, Ussy harus memikirkan terlebih dahulu dengan matang untuk melanjutkan kuliah di luar kota. Mungkin bagi Ussy berat untuk meninggalkan kedua orang tua nya terutama kedua adiknya yang masih kecil. Tak lama Ussy keluar ruangan, dengan perasaan yang bingung. Apakah harus bahagia atau sedih?

---

Umar yang melihat Ussy berjalan dengan wajah kebingungan langsung menyapanya dan bertanya apa yang membuat Ussy bingung, lantas Ussy menceritakan semua yang terjadi saat itu. Dan ussy meminta pendapat Umar tentang keberlangsungan pendidikannya.

"Umar, kalau kamu kuliah diluar kota bakal dikasih ijin engga sama kedua Orang tua mu?" Tanya Ussy.

"Hmm ... kalau kuliah diluar kota, Orang tua Umar enggak bakal kasih ijin. Apa kamu mau mengambil beasiswa itu dan kuliah begitu jauh?" Timbal Umar bertanya sambil berjalan menuju arah sepeda.

"Ussy juga bingung," Ussy hanya menggelengkan kepalanya memberi isyarat bahwa belum ada keputusan.

Lalu Umar memberi solusi kepada Ussy dengan kuliah di kota tempat tinggalnya dan biaya kuliah bisa Umar kasih pinjam dahulu kepada Ussy, tapi Ussy tidak setuju dengan solusi Umar. Karena Ussy takut tidak mampu membayar hutangnya kepada Umar, belum lagi Ussy harus bantu pendidikan kedua Adiknya yang masih kecil.

Sepedanya langsung mengayuh arah tempat kerja, Umar dan Ussy berpisah dipertigaan jalan. Umar pergi pulang kerumahnya, sedangkan Ussy pergi berjuang kembali bekerja dengan seragam yang masih lekat di tubuhnya.

Disepanjang jalan Ussy hanya melamun memikirkan pendidikannya, apakah harus melanjutkan atau tidak? Bingung bukan kepayang dalam pikiran Ussy hingga membuatnya tidak fokus dalam memboseh sepeda yang hampir bertabrakan dengan mobil, kejadian tersebut membuat Ussy terkejut lagi tersadar agar harus tetap konsen dalam perjalanan.

"Astaga! Hampir saja!" Ujar Ussy tersontak kaget yang hampir tertabrak mobil.

---

#Tempat kerja

Bruk,

Ussy tidak sengaja menjatuhkan pesanan satu gelas minuman dingin ketika Ussy mengantar pesanan pelanggan nomor 12, seorang Pria dengan kemeja berwarna biru yang basah terkena tumpahan minuman pesanannya. Pria tersebut langsung berdiri dan memaki Ussy yang bekerja tidak benar.

"WOY... BISA KERJA ENGGA SIH! BAJU SAYA JADI BASAH KAYA GINI! KAMU TAU INI BAJU MAHAL, GAJI KAMU SAJA TIDAK BAKAL CUKUP BUAT GANTI INI BAJU!" Ucap Pria dengan penuh kesal dan arogan.

Ussy bergetar dan meminta maaf berulang kali, namun Pria tersebut hanya membalas dengan memaki Ussy dengan nada tinggi. Membuat suasana restoran menjadi tegang, akhirnya Ibu Mira datang dan melerainya. Dengan secara berat hati Ibu Mira meminta maaf atas keteledoran karyawan, namun Pria tersebut membuka kemejanya.

"Gini ya Bu, saya tidak butuh maaf Ibu! Dan sudah tidak selera buat makan juga! Tolong Ibu perhatikan kembali kinerja karyawan ibu! Karena baju saya sudah basah dan sudah tidak layak pakai!" Maki Pria tersebut dengan angkuh sambil melempar kemeja tepat kepada wajah Ussy dan berlalu begitu saja meninggalkan restoran.

"Lussy cepat ke ruangan saya!" perintah Ibu Mira dengan wajah yang penuh akan amarah yang dibendung seraya berlalu meninggalkan Ussy.

Pikiran Ussy kacau, perasaannya pasang surut. Matanya berlinang menahan air mata yang tidak bisa ditahan lagi. Langkah semakin bergetar ketika semakin mendekat ruang Ibu Mira.

Akhirnya pikiran Ussy menjadi nyata, Ibu Mira sangat marah besar kepadanya dan mengancam untuk memecat Ussy, lalu Ibu Mira juga hanya akan memberikan setengah gaji kepada Ussy selama dua bulan kedepan.

Ussy pulang lebih cepat dengan hati yang begitu remuk dan hancur, air matanya terus menetes disepanjang jalan. Lantas sepedanya berhenti ditengah jalan disalah satu tempat yang begitu luas dengan hamparan danau yang jernih dan hembusan angin. Ussy menjerit sekerasnya melepas segala rasa kesal dan amarahnya dengan terus menangis tersedu.

"KARENA KEMEJA PRIA INI! AKU JADI SIAL! ARRGHH...," teriak Ussy sambil menghempas kemeja Pria arogan tersebut, langsung terhembus angin.

Terpopuler

Comments

YoejaLove23

YoejaLove23

Kebiasaan orang kayah. Menyedihkan sekali msh aja ada ornag gak ada akhlak kyk gtu☹️

2020-11-11

0

Fairisy

Fairisy

Astaga, bajunya memang mahal, tapi emang harus memarahi orang yang telah menghancurkan benda mahal tersebut?

2020-11-06

0

Fairisy

Fairisy

Kasihan ya, si Ussy. Semoga ia bisa melakukan yang terbaik demi semua orang

2020-11-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!